“Bagaimana dia bisa ada disini ?”
“Anak itu bisa menggagalkan semua rencanaku”
“Tidak !!!"
''Tidak, aku tak ingin gagal dan kembali dengan tangan kosong”, batin Fani sambil mengeram marah.
Fani yang sejak awal melakukan permainan kasar segera melunak begitu Raymond, cucu lelakinya datang.
Dia sama sekali tak menyangka jika Raymond akan pulang karena dia sudah menyelidiki sebelumnya jika waktu kedatangannya ke rumah Reliana cucunya itu sudah berada di club sehingga dia berani datang.
Tumbuh besar ditempat kumuh dengan lingkungan yang sangat keras membuat Raymond tumbuh sebagai pemuda yang kasar dan pemberani.
Bahkan lelaki itu tak takut mati jika dia merasa benar. Maka dari itulah dia berhasil menjadi pengawal disalah satu club malam terbesar di ibukota.
Raymond yang awalnya pulang hanya ingin menjemput sang ibu karena bos ada diclub agar Reliana bisa memberi surat pengunduran dirinya secara langsung sehingga ibunya bisa fokus pada rumah makan cabang baru yang akan mereka buka sangat terkejut mendengar keributan di dalam rumah
Tapi begitu tiba didepan rumah, melihat suasana rumah memanas apalagi dia mendengar jika nenek dan pamannya sedang memojokkan sang ibu membuatnya bergegas masuk yang bertepatan keluarnya Raisa dari dalam kamar yang semakin menambah panas suasana.
Melihat tatapan tajam cucu lelakinya, Fani pun mulai berdrama sambil menitikkan air mata buaya miliknya berharap cucunya akan luluh.
“Nenek tak perlu bersandiwara lagi didepan kami karena itu tak akan membuat hati kami luluh setelah semua hal buruk yang nenek dan paman lakukan dimasa lalu”, ucap Raisa kasar.
Raisa pun mulai mengatakan semua hal yang selama ini menganjal hatinya, baik dimasa ini atau dalam kehidupannya terdahulu yang tak bisa dia ungkapkan secara gamblang seperti ini.
Gadis itu segera membuka kembali mengenai bagaimana perlakuan neneknya itu terhadap mereka ketika masih menumpang dirumah utama dulu.
Bahkan neneknya itu dengan tak berperasaan langsung mengusir dia beserta ibu dan kakaknya begitu ayah mereka meninggal.
Belum juga makan sang ayah kering, sang nenek sudah menyuruh mereka hidup dijalanan tanpa dibekali satu sen pun seperti mereka membuang sampah tak berharga.
Untung saja waktu itu mereka bertemu dengan orang baik yang menolong memberikan mereka tempat tinggal dan pekerjaan untuk ibunya sehingga dia dan kakaknya bisa bertahan hidup.
Raymond yang mendengar cerita adiknya mengepalkan kedua tangannya kuat–kuat karena mengingat peristiwa paling terburuk dalam hidup mereka waktu itu.
Fani dan Doni hanya bisa terdiam karena apa yang Raisa ucapkan adalah fakta sehingga merekapun tak bisa mengingkarinya.
Rasa bersalah kalah oleh keserakahan yang hadir waktu Fani mengingat pembicaraan teman–temannya jika kawasan tempat tinggal Reliana akan digusur untuk dijadikan mall sehingga mereka nantinya akan mendapatkan kompensasi yang besar membuat keberaniannya kembali timbul.
“Reliana, ayahmu sudah meninggal ketika adikmu masih kecil sehingga dia tak sempat mendapatkan kasih sayang seperti kalian”
“Akibat sakit -sakitan adikmu sering tidak masuk sekolah membuatnya ketinggalan banyak pelajaran yang mengakibatkannya tinggal kelas”
“Jangankan lawan jenis, teman sebaya saja adikmu tak punya jadi begitu ada wanita yang mau jadi istri Doni tentu saja ibu sangat bahagia”
“Tak bisakah kamu untuk membantunya ?”
“Jika tak memiliki uang setidaknya ijinkan adikmu dan istrinya menempati rumah ini setelah menikah”, ucap Fani sambil menitikkan air mata.
Melihat neneknya kekeh ingin menempati rumah mereka, Raisa yang sudah mengerti jika nenek dan pamannya pasti telah mendengar masalah penggusuran dan nilai ganti rugi yang akan didapatkannya membuat amarah dalam darahnya kembali berkobar.
“Tidak. Aku tak akan membiarkan kejadian buruk tersebut terjadi lagi dalam kehidupanku kali ini karena akibat meninggalkan rumah ini ibu dan kakak pada akhirnya meninggal dunia”, batin Raisa penuh dendam.
Raisa pun segera angkat bicara sebelum ibunya benar–benar memberikan rumah yang mereka tinggali meski terpaksa.
“Kenapa paman tidak tinggal dirumah yang paman miliki didesa, bukankah rumah tersebut hingga sekarang masih kosong”
“Aku sangat yakin jika istri paman akan lebih senang hidup disana selain bukan berada dilokasi kumuh rumah tersebut juga tiga kali lebih besar daripada rumah ini”, ucap Raisa memberi saran.
“TIDAK !!!”, teriak Fani spontan.
“Kenapa tidak, bukankah paman selama ini tak pernah menganggap rumah tersebut ada jadi tidak ada salahnya dipergunakan daripada roboh sia–sia”
“Selain lebih besar dan berada dilingkungan yang nyaman, bukankah keluarga istri paman akan lebih menghargai paman jika menempatkan anak mereka disana daripada memaksa untuk tinggal dirumah kita yang berada dilokasi kumuh seperti ini”, ucap Raymond menambahkan.
Fani terlihat gelisah melihat anak bungsunya seperti tertarik dengan apa yang kedua keponakannya ucapkan.
Meski kakak lelakinya tak bisa membantu tapi dia memiliki banyak rumah kosong yang tak dihuni yang salah satunya berada didesa tempat tinggalnya.
Mengingat letak rumah yang sangat strategis dan sangat besar membuat Doni diam–diam mengangguk setuju dan menatap ibunya untuk mendapatkan persetujuan.
“Tidak, itu rumah kakakmu Doni dan ibu tak berani untuk mengambilnya”, ucap Fani menolak tegas.
“Kenapa ibu tak berani. Bukankah kak Adit selama ini tak pernah menganggap rumah itu ada. Lagipula dia masih memiliki banyak rumah untuk dihuni oleh istri beserta anaknya. Bahkan dia juga baru saja membeli dua unit apartemen mewah di ibukota, jadi aku rasa dia tak akan keberatan sedikit pun jika rumah kosong itu ditinggali Doni dan istrinya nanti”, ucap Reliana menjelaskan.
“ Benar bu. Disana lebih layak daripada harus tinggal disini. Nama baik keluarga kita juga pastinya akan lebih terjaga jika istriku ditempatkan dirumah yang besar seperti itu”, ucap Doni merajuk.
Fani terlihat tertekan sesaat karena dia sama sekali tak menyangka jika kedua cucunya akan menyinggung rumah kosong milik Adit didesa.
Rumah tersebut memang terbengkalai karena Adit sama sekali tak berencana untuk menempatinya sehingga kosong sejak selesai dibangun.
Hanya saja Fani masih memiliki keyakinan cukup besar untuk membawa anak kesayangannya itu pulang kedesa beserta keluarganya sehingga dekat dengannya.
Hal mustahil yang terjadi namun Fani terus saja membohongi diri sendiri dan meyakinkan dirinya jika anak sulungnya itu sangat menyayanginya dan bisa dia jadikan sandaran dimasa tua.
“Karena masalah adik sudah selesai, ibu dan Doni sebaiknya segera pulang sebelum semakin larut dan aku juga harus segera pergi untuk bekerja”, ucap Reliana bangkit dari tempat duduknya.
Tak perduli apakah ibunya akan tetap duduk dan menunggunya kembali bekerja atau pulang sekarang Reliana pun segera berias untuk pergi ke club malam ini sebelum terlambat.
Melihat jika nenek dan pamannya masih tampak enggan untuk beranjak maka Raisa pun kembali bersuara untuk mengusir mereka secara halus.
“Jika nenek dan paman akan menginap maka aku akan siapkan selimut dan tikar diruang tamu karena kamar milik ibu dan kakak masih bocor dan belum diperbaiki sehingga aku takut jika kalian menginap dan tinggal dikamar akan kehujanan ditengah malam”, ucap Raisa datar.
Melihat gadis itu bangkit dari tempat duduknya dan kembali dengan membawa tikar beserta selimut membuat Fani dan Doni pun buru–buru bangkit dari duduknya.
“Karena masalah sudah selesai maka kami akan pulang sekarang juga”, ucap Doni yang langsung membawa ibunya bangkit dari duduknya dan bergegas keluar.
Setidaknya tidur didalam bus akan lebih nyaman jika dibandingkan jika mereka tidur beralaskan tikar dirumah Reliana karena keduanya sangat tahu jika lantai rumah tersebut sangat lembab.
Melihat nenek dan pamannya pulang dengan tergesa–gesa Raymond pun segera menjitak kepala adiknya sabil berkata “Dasar nakal”
“Awww, sakit kak !!!”, teriak Raisa mengadu sambil mengusap keningnya yang merah akibat jitakan Raymond.
Raisa yang tak terima pun segera mengejar kakaknya untuk membalas. Reliana yang sudah berpakaian rapi hanya bisa menggelengkan kepala perlahan melihat kelakuan kedua anaknya itu.
Meski begitu dia merasa bangga karena kedua anaknya sudah tumbuh dewasa dan bisa melindunginya dengan baik seperti apa yang keduanya lakukan malam ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Daniela Whu
duit 1m dri raisa di pake apa ya sm ibukx kok msih kerja
2024-03-09
0
Cahaya yani
bukn ny dah di ksih duit koq msih kerja
2023-12-20
0