Disisi lain koridor, tampak Raisa sedang berhadapan dengan Bagas yang membawanya pergi dari kelas.
Karena perbedaan tinggi badan, Raisa terpaksa memiringkan kepalanya sedikit untuk menatap mata lawan bicaranya dengan sedikit mendongak.
Meski wajah Bagas masih setampan dulu, tapi sekarang hati Raisa tak lagi bergetar hebat seperti sebelumnya.
“Apa yang kamu inginkan ?”, tanya Raisa to the point.
Ucapan Raisa yang memulai percakapan dengan wajah datar tentu saja membuat Bagas sedikit terkejut.
Bukan hanya datar, bahkan wajah Raisa saat ini dingin tanpa ada fluktuasi emosi disana seakan insiden surat cinta yang diberikannya sama sekali tak mempengaruhinya.
Cukup lama Bagas mengkerutkan keningnya sambil menatap Raisa yang tetap menampilkan wajah datarnya sebelum Bagas bersuara memecah keheningan.
“Aku baru saja melihat jika Caterine kembali menindasmu”, ucapnya sedikit canggung.
Sambil mendesah pelan, Bagas pun melanjutkan ucapannya “Aku sama sekali tak mengira jika tindakanku akan membawa petaka kepadamu. Kamu didorong kedalam kolam oleh Caterine secara sengaja itu semua adalah salahku. Karenaku, Caterine jadi terus membullymu seperti ini”
“Jika kamu tahu itu semua karenamu, kenapa kamu tak menjauh dariku agar Caterine tak terus membuat masalah denganku”, ucap Raisa acuh.
Reaksi yang diberikan oleh Raisa tentu saja mengejutkan Bagas.
Bagaimana bisa gadis culun yang penakut sekarang bisa menatap lawan bicaranya dengan penuh percaya diri seperti ini.
Nada bicara serta sikap yang ditunjukkan oleh Raisa membuat gadis itu tampak seperti orang yang berbeda dan hal itu membuat Bagas merasa terkejut dan asing.
Setelah Bagas kembali dari keterkejutannya dan bisa menguasai dirinya kembali, diapun mulai berdehem sambil mengangguk ringan.
“Aku tahu jika semua hal yang terjadi akibat kesalahanku yang telah membuat taruhan dengan Roby untuk menggodamu, jadi disini aku ingin meminta maaf kepadamu”, ucap Bagas tulus.
Bukannya mendapat balasan atas permintaan maaf yang diberikannya justru Bagas dikejutkan oleh pertanyaan yang dilontarkan oleh Raisa.
“Jadi, apakah kamu memenangkan taruhannya ?”, tanya Raisa santai.
Bagas tercengang dan membutuhkan waktu beberapa saat untuk bereaksi sebelum dia pada akhirnya hanya bisa mengangguk dengan bodoh sambil berkata “Ya"
Raisa terkekeh pelan melihat wajah Bagas yang terkejut dan tampak lucu itu sebelum dia pada akhirnya memasang wajah datarnya kembali.
“Aku akan memberi penawaran kepadamu”
“Karena kamu telah menang taruhan dan membuatku menjadi sasaran cemburu para pengemarmu, bagaimana jika aku mengambil setengah hadiah yang kamu dapatkan, cukup adil bukan”
“Karena kamu tadi dengan tulus untuk meminta maaf kepadaku maka aku akan memberimu kesempatan untuk melakukannya”
“Dan selama aku mempertimbangkan apakah akan memaafkanmu atau tidak, bagaimana jika kamu menunjukkan ketulusanmu dengan mentraktirku makan siang dikantin selama satu bulan penuh”, ucap Raisa bernegoisasi.
Setelah mendapatkan kekuatan dari kalung berliontin biru, otak Raisa yang mengalami peningkatan pesat juga membuatnya jago untuk bernegoisasi sehingga dia bisa lancar berbicara seperti ini.
Saat ini dia sedang membutuhkan banyak uang untuk menjalankan rencananya, maka dari itu makan siang gratis selama sebulan tentunya hal yang bagus.
Selain bisa menghemat pengeluarannya selama satu bulan penuh, uang makan yang ada bisa dia gunakan untuk keperluan yang lain yang lebih bermanfaat untuk kedepannya.
Mendengar ucapan Raisa, Bagas kembali terkejut karena sama sekali tak menyangka jika gadis dihadapannya itu akan meminta hal seperti itu untuk sebuah kata maaf.
Tetapi karena dia lelaki yang bertanggung jawab dan kaya maka diapun mengangguk setuju atas apa yang diminta oleh Raisa karena bagaimanapun gadis itu mengalami kerugian besar seperti itu karena dirinya.
“Hanya membayarnya makan siang selama satu bulan tak akan membuatku jatuh miskin”, batin Bagas bermonolog.
“Baiklah, jika tak ada yang ingin kamu ucapkan lagi akan akan langsung kembali karena kelas akan segera mulai”, usir Raisa secara halus.
Begitu selesai mengucapkan hal tersebut, Raisa langsung berbalik dan berjalan menuju kedalam kelasnya tanpa menoleh lagi dan membiarkan Bagas menatap punggungnya menghilang dibalik pintu.
Bagas berdiri membeku menatap koridor kosong yang ada dihadapannya untuk beberapa saat sebelum dia menghela nafas lega dan pergi menuju kearah kelasnya.
Berita tentang Bagas yang mencari Raisa ke kelasnya menyebar dengan cepat sehingga hampir semua penghuni sekolah mengetahuinya.
Berbagai macam rumor dan dugaan mulai berkembang diantara para siswa karena mereka sama sekali tak tahu apa yang keduanya bicarakan dikoridor samping kelas yang sengaja disterilkan oleh Bagas sebelum menemui Raisa.
Dan siangnya dikantin yang terletak dilantai tiga yang menyerupai seperti café di rooftop sekolah terlihat Bagas berdiri didepan pintu menunggu kedatangan Raisa guna memenuhi permintaan gadis itu atas sebuah kata maaf untuknya.
Dari jauh Raisa terlihat sangat bersinar dengan kulit putih mulus yang terkena sinar matahari dimana hal itu berbanding terbalik dengan gadis berkacamata dengan rambut dikepang dua yang berdiri disampingnya.
Sesuatu yang dulu tak pernah sekalipun bisa dia lihat karena gadis itu selaku berjalan menunduk dan menyembunyikan sosoknya dalam kerumunan, tidak seperti sekarang.
Ketika Raisa sudah berada dihadapannya, Bagas pun segera mengajaknya untuk masuk kedalam kantin dengan ramah
“Ayo masuk sebelum semuanya habis tak bersisa", ucapnya bercanda.
Senyum lebar diwajah Bagas langsung sirna melihat Raisa tak menanggapi leluconnya dan tetap menampilkan wajah datar andalannya sekarang.
Begitu ketiganya melangka masuk, mata semua orang terbelalak dan tak lama kemudian bisik–bisik pun mulai terdengar.
“Hey, apa itu nyata ?”
“Apakah Bagas benar-benar bersama Raisa sekarang ?”
“Apa yang terjadi ?”
“Bagaimana bisa Bagas menyukai Raisa dan berpacaran dengannya ?”
“Dia seperti Cinderella yang disukai pangeran tampan”
“Tapi kurasa hubungan ini tak akan bisa berlangsung lama”
“Benar juga, perbedaan diantara mereka terlalu besar”
“Apalagi para fans Bagas tak akan membiarkan Raisa hidup tenang mulai sekarang”
Bisik-bisik terus menemani langkah mereka hingga berada diarea pengambilan makanan berada.
Bukan hal baru bagi mereka melihat pasangan baru, tapi hubungan yang terjadi antara Bagas dan Raisa tentu saja tak bisa diterima oleh sebagian besar orang.
Bukan hanya status sosial mereka saja yang berbeda jauh, bahkan hubungan sosial keduanya pun dinilai tak sejalan dimana Bagas yang humble dan aktif berorganisasi bersanding dengan Raisa yang kutu buku dan anti sosial sangat tak pantas untuk bersama.
Mendengar kasak kusuk yang ada, dalam hati kecil Bagas kembali merasa bersalah jika karena kedekatan mereka akan membuat Raisa kembali celaka.
“Apakah kamu tak takut seseorang akan mencari masalah denganmu setelah melihat kita bersama seperti ini ?”, tanya Bagas pelan.
“Tak masalah. Mendapat makan siang gratis selama sebulan lebih menarik daripada semua hal yang baru saja kamu ucapkan tadi”, jawab Raisa acuh.
Mulut Bagas terbuka lebar dengan kedua mata melotot tak percaya bagaimana Raisa bisa mengatakan semua itu tanpa rasa malu sedikitpun didepannya.
Meski dia tahu jika Raisa berasal dari keluarga miskin tapi dia tak menyangka jika gadis itu akan dengan gamblang mengatakan semua itu seolah–olah tak ada siapapun disana selain mereka berdua.
Ibu kantin yang menyiapkan pesanan Raisa hanya tersenyum tipis mendengar kejujuran gadis tersebut.
Bagi orang kaya mungkin mengatakan hal tersebut akan sangat memalukan, tapi bagi orang miskin tentu saja hal itu adalah anugerah karena tak selamanya mereka bisa makan enak jika tidak mendapatkan traktiran seperti ini karena mahalnya harga makanan yang ada disana.
Bahkan Raisa dengan tanpa malu meminta semua makanan mahal yang ada disana tanpa ada perasaan sungkan kepada Bagas dan langsung membawanya kemeja begitu mendapatkannya.
Dia tak menghiraukan tatapan sinis dan iri semua orang yang tersenyum mengejeknya karena baginya perut kenyang adalah yang utama daripada kelaparan hanya demi menghindari tatapan nyinyir para pembencinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Helen Nirawan
iya lah makan gratis kok ,sapa yg gk mau,gk usah sirik , makan doank aj ,ribet pake sirik ,isshh
2024-04-07
0
Nyonya_Park
untuk apa mendengarkan nyinyiran orang2 yang tidak menguntungkan..
Lebih baik makan mumpung gratis😄
perut kenyang yang lebih penting ketimbang mendengar mulut orang2 yang iri juga dengki
perut kenyang
hati senang
isi kantong aman😂
2024-01-26
2
Ezar Faruq
daripada menanggapi nyir nyiran orang.lebih baik makan mumpung gratis!!!!!!!!!! perut kenyang kantong aman
2023-12-25
0