Sesuai kesepakatan, sore ini Raisa akan pergi ke mall bersama Draco untuk membeli laptop setelah mendapatkan ijin dari Reliana.
Raisa tak mengajak Raymond karena dirinya lebih merasa leluasa jika pergi bersama Draco ketimbang kakaknya yang super cerewet itu.
Ditambah lagi, Raisa ingin membahas mengenai balap liar yang akan kembali dia ikuti dua minggu kedepan karena hadiah yang dijanjikan cukup besar.
“Apa kamu yakin ingin ikut balapan lagi ?”, tanya Draco penasaran.
“Tentu saja kak, kenapa tidak. Lagipula hadiahnya sangat besar sehingga aku nantinya tak perlu risau memikirkan lagi untuk biaya sekolahku hingga menjadi sarjana”, ucap Raisa bersemangat.
Draco hanya bisa menghembuskan nafas dengan berat atas keinginan adik sahabatnya itu yang sangat antusias menentang bahaya.
“Tapi kali ini lawanmu sangat tangguh, bahkan dia terkenal sangat licik diantara para pembalap liar yang ada di ibukota jadi berhati–hatilah”, ucap Draco menasehati.
Raisa hanya mengangguk patuh atas nasehat yang Draco berikan kepadanya. Kali ini pembalap yang dibawah oleh Akmal dan Fandi sebagai sponsor acara memang tidak main–main.
Tujuan dua lelaki itu tentu saja Raisa, mereka ingin menjajal sampai sejauh mana kemampuan gadis belia itu.
Dan untuk menarik minat Raisa tentunya kedua pengusaha muda yang masih lajang dan kaya itu memberikan hadiah besar dalam pertandingan tersebut.
Pada saat keduanya berjalan menuju toko elektronik tanpa sengaja kedua mata Raisa menangkap siluet lelaki yang tak asing baginya.
Sosok yang telah membuat nyawanya melayang dalam kehidupannya terdahulu sehingga wajahnya tak mungkin bisa Raisa lupakan sampai kapanpun.
Bahkan Raisa masih ingat dengan jelas jika lelaki itulah yang memerintahkan anak buahnya untuk memperkosa dirinya dengan brutal hingga menyebabkan kematiannya.
Draco yang melihat tubuh Raisa bergetar segera mengenggam tangannya untuk menenangkannya sambil mengikuti arah pandang adik sahabatnya itu.
“Larick”, batin Draco terkejut.
Melihat aura pembunuh keluar dari dalam tubuh Raisa membuat Draco tanpa sadar bergidik ngeri.
Melihat Raisa menatap Larick dengan penuh amarah membuat Draco mengerutkan keningnya cukup dalam karena penasaran.
“Ada masalah apa Raisa dengan Larick ?”
“Bagaimana bisa Raisa mengenal lelaki itu ?”, batin Draco penuh tanya.
Mungkin bagi Draco atau Raymond yang sudah terbiasa dengan dunia malam tentunya tak asing dengan Larick.
Tapi Raisa, gadis itu yang dia tahu sama sekali tak pernah pergi jauh apalagi keluar malam bisa mengenal Larick bahkan terlihat sangat dendam terhadapnya tentunya menjadi tanda tanya besar baginya.
“Hal besar apa lagi yang sebenarnya Raisa sembunyikan selama ini selain dia ahli mengendarai motor sport ?”, batin Draco curiga.
Sebenarnya Draco sangat terkejut jika Raisa bisa mengendarai motor sport miliknya dengan sangat baik.
Padahal seingatnya, adik sahabatnya itu sama sekali tak pernah mengendarai motor sport yang tentunya sudah banyak dia modifikasi terutama dalam hal kecepatan larinya.
Dan kini gadis itu mengenal Larick, sang penguasa ibukota wilayah bagian Timur. Ketua preman paling kejam diibukota sehingga tak ada yang berani mengusik wilayahnya.
Suatu hal yang membuatnya terkejut sekaligus merasa cemas akan masa depan Raisa jika sampai bersinggungan dengan Larick.
“Apa kamu mengenal Larick ?”, tanya Draco dengan tatapan penuh selidik.
“oh, namanya Larick”, ucap Raisa dengan nada dingin.
“Kamu tak tahu namanya ?”
“Tapi kenapa kamu terlihat sangat marah waktu melihatnya ?”, Draco bertanya dengan tatapan penuh kecurigaan.
Raisa yang menyadari jika Draco mulai mencurigai nya pun berusaha berkelit “Aku tidak mengenalnya, hanya saja aku pernah melihatnya melakukan hal yang sangat buruk terhadap seorang gadis”
Mendengar penjelasan Raisa, Draco sedikit merasa lega. Melihat jika Raisa tak tahu nama Larick saja sudah membuat hati Draco merasa tenang.
“Apapun yang pernah kamu lihat atau dengar, jika itu berhubungan dengan Larick sebaiknya lupakan dan jauhi karena apapun yang berhubungan dengan lelaki itu tak ada satupun yang baik”, ucap Draco menasehati.
“Terimakasih kak. Aku akan selalu ingat pesan kakak”, jawab Raisa patuh.
Keduanya pun segera melanjutkan rencana mereka untuk mencari laptop seperti yang diinginkan oleh Raisa.
Jika laptop sudah berada ditangannya Raisa akan mencari tahu sendiri mengenai lelaki itu dan bersumpah untuk menghancurkannya seperti apa yang dia lakukan dalam kehidupannya dimasa lalu.
Sementara itu Larick yang tak menyadari jika dia mendapatkan musuh yang bahkan didalam kehidupannya sekarang tak dikenalnya ingin menghancurkannya saat ini sedang menikmati maka siang mewah bersama klien yang ingin menyewa jasanya.
Setelah memilih dan memesan sesuai spek yang dia inginkan, Raisa yang sedang antri untuk membayar tanpa sengaja mendengar percakapan dua orang lelaki yang tak jauh dari tempatnya berdiri.
“ Hey, apa kamu sudah dengar jika wilayah kumuh bagian Selatan akan dilakukan penggusuran besar–besaran untuk membuat jalan tol disana l”, ucapnya antusias.
“Dengar–dengar juga kompensasi yang pemerintah berikan juga sangat besar sehingga bisa membuat warga kumuh disana untuk membeli rumah di posisi sedikit ketengah meski hanya tipe kecil", ucap temannya menimpali.
Mendengar obrolan kedua lelaki paruh baya tersebut tanpa sengaja membuat Raisa kembali membuka memori ingatannya.
Raisa pun sedikit ingat jika pamannya tiba–tiba menjadi orang kaya setelah rumah yang dia tinggali oleh Reliana diberikan kepada adiknya sebagai syarat agar bisa menikah.
Reliana yang terusir dari rumahnya sendiri pada akhirnya harus pindah dari satu tempat ke tempat lainnya setiap tahunnya demi mencari rumah kontrakan yang murah untuk dia dan kedua anaknya tinggali.
“Jadi paman waktu itu bisa menjadi kaya karena mendapatkan ganti rugi akibat pengusuran”
“Kali ini tak akan kubiarkan mereka mendapatkan rumah itu dan memperoleh keuntungan dengan mudah”, batin Raisa geram.
Waktu itu Raisa sudah menaruh rasa curiga kenapa nenek dan pamannya kekeh menginginkan rumah Reliana yang kecil dan sempit serta berada dilokasi kumuh dibandingkan rumah besar yang kakak pertama Reliana miliki dan sekarang dia mendapatkan jawabannya.
Tampaknya nenek dan pamannya itu sudah mengetahui jika lokasi rumah mereka akan digusur dan mendapatkan ganti rugi yang lumayan banyak sehingga terus mendesak sang ibu untuk menyerahkan rumahnya dalam kehidupannya terdahulu.
“Kali ini aku yang akan maju sehingga mereka tak akan bisa membuat ibuku merasa tak enak hati dan terbebani oleh drama menjijikkan keluarganya”, batin Raisa penuh dendam.
Raisa sedikit melupakan jika keluarga ibunya merupakan parasit yang harus secepatnya dimusnahkan sebelum menggerogoti keluarga kecilnya hingga ketulang.
Jika dalam kehidupan sebelumnya keluarganya terus menerus membantu nenek serta pamannya dengan dalih sebagai bakti sang ibu kepada keluarganya kali ini hal seperti itu tak akan Raisa diamkan begitu saja.
Merekalah yang telah membuang ibunya hanya karena dia anak perempuan dan ayahnya telah meninggal dunia sehingga tak bisa lagi membantu perekonomian keluarga.
Tapi setelah Reliana bangkit dan menunjukkan kepada semua orang dia mampu berdiri dengan kakinya sendiri, mereka terus merongrongnya dengan berbagai permintaan yang tak masuk akal.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 90 Episodes
Comments
Daniela Whu
la hadiah motor yg menag kl itu dijual y thor gk ada kabr soalx
2024-03-09
0
Yunita Widiastuti
☘️☘️
2023-12-24
0