NEGOISASI

Suasana hening dan canggung langsung buyar ketika suara tangisan Caterine memecah kesunyian yang ada.

“Papa”

“Selamatkan aku, pa”

“Aku tak ingin masuk penjara”, teriak Caterine sambil berlari menghambur kedalam pelukan sang papa.

Karena semuanya telah terbongkar, Caterine pun tak perlu lagi berpura–pura duduk dikursi roda dan pemandangan tersebut membuat bu Lina menatapnya dengan sinis karena tak menyangka jika Caterine akan melakukan trik licik seperti itu demi bisa menjatuhkan Raisa.

Wu Xiang menepuk punggung putrinya dengan nyaman sambil berkata “Tenanglah, ada papa disini jadi jangan khawatir”

Tak lama kemudian, pihak kepolisian memanggil Raisa dan anggota keluarganya untuk masuk kedalam ruang interogasi.

Didalam, keluarga Raisa diberi tekanan yang cukup oleh salah satu penyidik mengingat latar belakang keluarga Wu yang cukup berpengaruh dinegera itu hingga membuat Raisa merasa geram.

“Ternyata uang dan kekuasaan sangat berpengaruh dalam semua hal. Maka dari itu akan mendapatkan keduanya sehingga tak ada lagi yang berani mengusikku”, batinnya penuh emosi.

Melihat wajah ketakutan sang ibu, Raisa yang memang sejak awal mentargetkan kompensasi yang tinggi setelah melihat siapa papa Caterine pun mulai bersuara untuk menyelesaikan semuanya.

“Baik, saya akan menyelesaikannya secara kekeluargaan jika mereka setuju dengan penawaran yang saya berikan tapi jika tidak maka saya akan meneruskannya sesuai hukum yang berlaku”, ucap Raisa santai.

Penyidik cukup terkejut dengan ucapan Raisa karena dia sama sekali tak menyangka jika gadis itu yang akan mengambil keputusan dalam masalah sebesar ini.

Reliana dan Raymond terdiam beberapa saat karena jujur saja mereka masih belum memikirkan apapun saat ini karena cukup terkejut dengan kejadian yang ada.

Melihat ibu dan kakaknya tampak gelisah, Raisa pun mengenggam tangan keduanya sambil berbisik pelan.

“Bu, kak, percayalah padaku. Aku akan menyelesaikan semuanya dengan baik”, bisik Raisa membuat keduanya mengangguk patuh.

Penyidik tak bisa menyembunyikan kembali rasa terkejut dalam hatinya ketika melihat ibu dan kakak Raisa membiarkan gadis itu mengambil keputusan yang mungkin akan sangat berdampak besar bagi kehidupan mereka jika gadis itu salah mengambil keputusan.

Raisa tak menanggapi tatapan sinis salah satu penyidik yang tadi sangat menekannya agar mau berdamai dan tak memperpanjang masalah ini.

"Dasar penjilat", batin Raisa dengan tatapan penuh permusuhan.

Salah satu penyidik yang bersifat netral sejak tadi segera menyenggol lengan temannya agar tak membuat keributan yang tak perlu sehingga laki-laki itupun membuang wajahnya dengan geram.

Ketika salah satu penyidik yang ada dalam ruangan hendak memanggil keluarga Caterine karena dirasa jika permintaan keluarga Wu telah dituruti, Raisa segera menginterupsinya.

“Saya hanya ingin berbicara dengan tuan Wu Xiang, tidak dengan yang lainnya”, ucap Raisa tegas.

Salah satu petugas yang sejak tadi menatapnya sinis dan tak suka tercengang beberapa saat, namun ketika dia  ingin menginterupsi ucapan Raisa temannya pun mendahului.

"Baik, jika itu yang nona inginkan", ucap petugas tersebut yang langsung bergegas memanggil Wu Xiang untuk masuk.

Ketika petugas itu masih tak terima dan ingin menghampiri Raisa, temannya kembali mencekalnya "Sudahlah, lagi pula hanya tuan Wu Xiang yang bisa mengambil keputusan disini. Jadi sudah tepat nona itu memintanya untuk bernegoisasi"

Meski merasa tak senang tapi lelaki itupun mengikuti rekannya keluar bersama ibu dan kakak Raisa ketika Wu Xiang masuk dan membiarkan keduanya untuk melakukan negoisasi.

Wu Xiang cukup terkejut karena Raisa meminta untuk bernegoisasi dengan dirinya sendiri tanpa didampingi ibu dan kakaknya.

Bahkan aura intimidasi yang sedari tadi dia keluarkan sama sekali tak mempengaruhi gadis yang ada di hadapannya itu yang masih menampilkan wajah datar tanpa ekspresi.

“Namamu Raisa kan ?”, tanya Wu Xiang memecah kesunyian.

Sebagai orang dewasa dan pengusaha Wu Xiang memilih untuk berbicara dahulu karena ini mengenai masalah financial, dia rasa bernegoisasi dengan gadis muda tak akan sulit selama dia memberikan nilai yang pantas.

“Apapun yang terjadi, saya tetap harus berterimakasih kepada anda karena telah membuka mata saya”

“Baru saja saya berbincang dengan bu Lina dan mengetahui jika keluarga anda berada disituasi yang tidak terlalu baik”

“Bagaimana dengan ini, aku akan memberimu dua ratus juta sebagai kompensasi sehingga kamu tak akan memikirkan biaya pendidikan hingga lulus universitas”, ucap Wu Xiang menawarkan.

Nada bicara Wu Xiang relative tenang dan nilai yang ditawarkan pun dia rasa cukup untuk keluarga miskin seperti Raisa.

Tapi pandangan Raisa berbeda, dia yang telah dua kali hidup tentunya bisa melihat jika uang dua ratus juta sangatlah sedikit jika digunakan untuk membeli nyawanya yang sebenarnya telah hilang pada saat jiwa masa depannya mengantikannya.

"Sesuai dugaan, lelaki arogan ini memandangku remeh hanya karena aku berasal dari keluarga miskin dan berusaha mengintimidasiku", batin Raisa sinis.

Raisa yang merasa jika Wu Xiang terlalu meremehkannya pun mulai bersuara dengan nada mengejek “Saya tidak menyangka jika anda menghargai putri anda dengan sangat murah”

Meski sedikit tersinggung atas perkataan Raisa, namun sebagai lelaki dewasa dia tak ingin terpancing oleh perkataan anak kecil yang ada di hadapannya sehingga Wu Xiang pun berusaha untuk menahannya.

“Dengan kondisi keluarga anda, saya rasa nilai segitu sangat masuk akal. Bukankah akan lebih baik berkompromi hari ini daripada anda menderita kerugian dimasa depan”, ucap Wu Xiang dengan nada tenang tapi tersirat ancaman didalamnya.

“Tuan Wu, jangan coba untuk mengancamku”, ucap Raisa penuh penekanan.

Mendengar ucapan Raisa, Wu Xiang mengkerutkan kening cukup dalam dan tak mengira jika gadis belia yang ada di hadapannya itu langsung menantangnya seperti itu.

Dua ratus juta itu setara dengan penghasilan keluarga miskin seperti Raisa selama empat hingga lima tahun jadi tak ada alasan untuk menolaknya.

Dan Wu Xiang sangat yakin jika keluarga miskin seperti Raisa bahkan tak akan pernah melihat uang dalam jumlah banyak seperti itu, jadi apa yang salah dalam ucapannya.

Melihat Wu Xiang tampak binggung, Raisa pun memajukan tubuhnya dan menatap tajam pria dihadapanya dengan berani.

“Apakah tuan pikir dua ratus juta cukup untuk membuat putrimu terbebas dari sebutan mantan narapidana yang akan tersematkan dalam namanya sepanjang hidupnya”

“Apakah harga diri dan kebebasan putrimu hanya senilai segitu”, ucap Raisa dengan tatapan sinis.

“Dua ratus juta bukanlah jumlah sedikit untuk keluarga miskin sepertimu”, jawab Wu Xiang menginterupsi.

Sebelum Wu Xiang kembali bersuara, Raisa sudah menginterupsinya sambil menggelengkan kepala beberapa kali.

“Tuan, pertimbangkanlah lagi semuanya demi kebaikanmu bukan aku”

“Jika aku tak setuju maka berkas putrimu akan langsung diproses dan aku pastikan masyarakat akan mengawal jalannya persidangan sehingga akan sulit bagimu untuk memanipulasi keadaan”

“Jika putrimu masuk penjara, saham perusahaanmu akan turun dan pencalonan dirimu sebagai wakil rakyat kemungkinan akan gagal. Anda tahu sendiri kan bagaimana masyarakat sangat sensitive jika sudah menyangkut masalah perundungan disekolah”

“Kurasa tuan Wu mengerti apa maksudku bukan”, ucap Raisa santai.

Kata–kata yang sudah Wu Xiang persiapkan sebagai bantahan seakan menyangkut di tenggorokannya, seperti tulang ikan hingga membuatnya hanya bisa terdiam dengan mulut sedikit terbuka begitu Raisa mengatakan semuanya.

Dia secara alami memahami dengan jelas setiap kata yang Raisa ucapkan kepadanya, tapi dia masih merasa tak percaya jika gadis semudah itu bisa memiliki kata–kata tajam dan beracun seperti itu.

Saat ini Wu Xiang merasa jika dia sedang berhadapan dengan negosiator ulung, bukan gadis SMP biasa pada umumnya diapun mulai waspada.

Bahkan sikap tenang yang diperlihatkan oleh Raisa dibawah intimidasi auranya cukup membuatnya takjub sesaat.

Hanya dengan beberapa kalimat, Raisa bisa mengubah keadaan yang ada dimana sekarang dirinyalah yang dominan memegang kendali dalam negosiasi sore ini.

Bagi Wu Xiang dua ratus juta bukanlah apa–apa dan hanya seperti debu yang berterbangan diudara, sama sekali tak berarti.

Dan itulah yang dilihat oleh gadis belia di hadapannya sehingga dia bisa memberikannya beberapa kalimat yang cukup membuat lawannya langsung bungkam.

“Semua hasil kerja keras anda untuk memupuk citra baik akan langsung lenyap seketika begitu video perundungan Caterine viral di dunia maya”

“Para wartawan akan langsung mencari kebenarannya dan laporan yang saya ajukan akan menjadi berita eksklusif bagi mereka untuk menguliti anda"

"Belum lagi dengan lawan politik anda, mereka akan dengan senang hati menggunakan moment ini untuk menjatuhkan anda”

“Sekarang semua terserah kepada anda bagaimana menyikapi permasalahan ini dengan bijak”, ucap Raisa penuh penekanan.

Merasa tidak memiliki pilihan lain maka Wu Xiang pun segera meluruskan pembicaraan dan langsung menuju intinya “Karena kamu merasa kurang puas, mengapa kamu tidak langsung menyebutkan angkanya”

“Baiklah tuan Wu, aku akan membantu anda untuk menganalisisnya”, ucap Raisa tersenyum tipis.

Dia segera memberikan rincian berapa kerugian yang akan pria itu dapatkan jika sampai Caterina masuk kedalam penjara.

Penilaian Raisa yang lugas dan masuk akal tentunya membuat Wu Xiang lagi–lagi tercengang saat melihat Raisa sudah seperti pakar ekonomi yang berpengalaman.

“Baiklah, karena tuan Wu sudah kooperatif maka saya hanya akan menagih senilai dua milliar. Kurasa itu adalah angka yang pantas untuk menyelesaikan masalah ini”, ucap Raisa tenang.

“Apa !!!”

“Du-dua milliar !!!”, ucap Wu Xiang dengan mata melotot.

Wu Xiang merasa ada yang salah dengan pendengarannya sehingga dia mendengar angka fantastis yang disebutkan oleh Raisa sambil mengorek–gorek kupingnya.

“Itu benar, saya meminta dua milliar tidak kurang satu sen pun”, ucap Raisa santai.

Saat ini Wu Xiang seperti hendak memuntahkan seteguk darah melihat bagimana Raisa mengatakan angka dua milliar dengan sangat santainya.

“Apa kamu tahu akibat dari ucapanmu barusan. Kamu bisa dianggap telah melakukan pemerasan”, ucap Wu Xiang tajam.

“Aku tak perduli anda menganggap ini pemerasan atau tidak. Yang jelas aku menginginkan angka segitu sebagai kompensasi untuk menyelesaikan masalah ini secara kekeluargaan. Jika tidak maka hukum yang akan berbicara”, Raisa berucap dengan penuh ketegasan.

“Satu hal lagi yang harus anda ingat, negoisasi ini hanya berlaku ditempat ini. Begitu kita meninggalkan ruangan ini tanpa ada kata sepakat maka saya akan meneruskan masalah ini secara hukum. Dan jika hal itu terjadi maka saya akan membuat masyarakat mengawal jalannya sidang yang akan berlangsung sehigga anda tak bisa melakukan kecurangan”, ucap Raisa menambahkan.

Setelah mengucapkan kata–kata tersebut, Raisa segera bangkit dari tempat duduk dan berjalan menuju pintu keluar .

Wu Xiang merasakan situasi yang membuatnya merasa sangat tertekan, situasi yang baru pertamakali dia rasakan selama menjadi pengusaha dan politisi yang biasanya selalu bersikap dominan kini harus tunduk dihadapan gadis kecil berusia empat belas tahun.

Dia secara alami mengaku kalah demi reputasi perusahaan beserta kelancarannnya dalam pencalonannya sebagai wakil rakyat yang akan dilangsungkan pada periode berikutnya.

“Baiklah, aku akan memberimu dua milliar tapi secara dua tahap”, ucap Wu Xiang pasrah.

“Tidak masalah, anda bisa menuliskan cek untuk saya dalam dua tahap sekarang”, ucap Raisa menghentikan langkahnya.

Dada Wu Xiang kembang kempis menahan amarah yang mulai menjalar ditubuhnya dan mengeluarkan cek dari balik saku jasnya.

Dia menulis cek satu milliar didua kertas dan langsung dia tandatangani dengan cepat sebelum dirinya berubah pikiran.

Melihat dua cek didepan matanya, Raisa langsung menyimpannya karena takut Wu Xiang menariknya kembali dengan sudut bibir melengkung sempurna.

Raisa merasa sangat puas atas hasil yang didapatkan sementara Wu Xiang terdiam lesu tak menyangka jika dia bisa dikalahkan dengan mudah oleh gadis belia dalam bernegoisasi sore ini.

Terpopuler

Comments

Siti Nur Imamahh

Siti Nur Imamahh

wahhh bisa ditiru ini jika ada masalah di sekolah yg sampai menyangkut NYAWA.

Karena uang tidak bisa mengembalikan nyawa apalagi sampai meninggal..

2024-12-01

0

Siti Shiro

Siti Shiro

good Raisa

2025-03-30

0

Neneng Zakiyah

Neneng Zakiyah

kereenn raisa...

2024-12-01

0

lihat semua
Episodes
1 AKHIR YANG TRAGIS DAN AWAL YANG BARU
2 KEMBALI KESEKOLAH
3 BERSELISIH
4 KEUNTUNGAN AWAL
5 BERKELAHI
6 PEMIKIRAN MENDALAM
7 BALAPAN LIAR
8 KEMARAHAN NYONYA WU
9 MEMINTA KEADILAN
10 KANTOR POLISI
11 NEGOISASI
12 AWAL YANG BAIK
13 KECURIGAAN
14 FOKUS
15 PERTEMUAN TAK TERDUGA
16 UJIAN
17 PERDEBATAN PART 1
18 PERDEBATAN PART 2
19 PERSETERUAN
20 MEMANAS
21 PERINGAATAN
22 KERJASAMA
23 TERJEBAK
24 SALAH MENILAI
25 MENGALAHKAN JESSEN
26 TANGKAPAN BAGUS
27 AMBISI
28 PERDEBATAN KECIL
29 SALAH MEMILIH LAWAN
30 KABAR BAHAGIA
31 MEMBUJUK
32 SYOK
33 TABRAK LARI
34 GERAM
35 KENYATAAN PAHIT
36 MENJADI BURONAN
37 RASA YANG ADA
38 AKHIR HIDUP LAURA
39 WASPADA
40 PENGKHIANAT
41 PENUH KETEGANGAN
42 TAK TERDUGA
43 BADMOOD
44 TERKENA IMBAS
45 PANIK
46 PENUH PERHITUNGAN
47 PERTEMUAN TAK TERDUGA
48 KEJUTAN
49 MENOLONG SESEORANG
50 RESAH
51 PERTEMPURAN MALAM
52 KARTU AS
53 TARGET SASARAN
54 BERKEJARAN DENGAN WAKTU
55 MENGATUR STRATEGI
56 MEMULAI RENCANA
57 LICIK
58 HEBOH
59 PANIK
60 IDE BRILIAN
61 KECOLONGAN
62 DATANG KEPERUSAHAAN
63 RAPAT DIREKSI
64 GALAU
65 BOOMERANG
66 KEKACAUAN
67 RAHASIA WU XIAO
68 CURAHAN HATI
69 MENGUMPULKAN BUKTI
70 AKHIR HIDUP LARICK
71 LICIK
72 FRUSTASI
73 KABAR MENGEJUTKAN
74 BERUBAH DRASTIS
75 BUKA MULUT
76 PENJELASAN
77 ALYSA ?
78 BUKTI BARU
79 MENABUR PERSELISIHAN
80 CEKCOK
81 SALING MENGIGIT
82 KESEDIHAN CATERINE
83 PENGAKUAN ALYA
84 MENGHUKUM PELAKU
85 PENYIKSAAN KEJI
86 AKHIR YANG TRAGIS
87 KECOA PENGANGGU
88 KABAR MENGEJUTKAN
89 MENYINGKIRKAN TANPA MENYENTUH
90 BERUSAHA MENERIMA SEMUANYA
Episodes

Updated 90 Episodes

1
AKHIR YANG TRAGIS DAN AWAL YANG BARU
2
KEMBALI KESEKOLAH
3
BERSELISIH
4
KEUNTUNGAN AWAL
5
BERKELAHI
6
PEMIKIRAN MENDALAM
7
BALAPAN LIAR
8
KEMARAHAN NYONYA WU
9
MEMINTA KEADILAN
10
KANTOR POLISI
11
NEGOISASI
12
AWAL YANG BAIK
13
KECURIGAAN
14
FOKUS
15
PERTEMUAN TAK TERDUGA
16
UJIAN
17
PERDEBATAN PART 1
18
PERDEBATAN PART 2
19
PERSETERUAN
20
MEMANAS
21
PERINGAATAN
22
KERJASAMA
23
TERJEBAK
24
SALAH MENILAI
25
MENGALAHKAN JESSEN
26
TANGKAPAN BAGUS
27
AMBISI
28
PERDEBATAN KECIL
29
SALAH MEMILIH LAWAN
30
KABAR BAHAGIA
31
MEMBUJUK
32
SYOK
33
TABRAK LARI
34
GERAM
35
KENYATAAN PAHIT
36
MENJADI BURONAN
37
RASA YANG ADA
38
AKHIR HIDUP LAURA
39
WASPADA
40
PENGKHIANAT
41
PENUH KETEGANGAN
42
TAK TERDUGA
43
BADMOOD
44
TERKENA IMBAS
45
PANIK
46
PENUH PERHITUNGAN
47
PERTEMUAN TAK TERDUGA
48
KEJUTAN
49
MENOLONG SESEORANG
50
RESAH
51
PERTEMPURAN MALAM
52
KARTU AS
53
TARGET SASARAN
54
BERKEJARAN DENGAN WAKTU
55
MENGATUR STRATEGI
56
MEMULAI RENCANA
57
LICIK
58
HEBOH
59
PANIK
60
IDE BRILIAN
61
KECOLONGAN
62
DATANG KEPERUSAHAAN
63
RAPAT DIREKSI
64
GALAU
65
BOOMERANG
66
KEKACAUAN
67
RAHASIA WU XIAO
68
CURAHAN HATI
69
MENGUMPULKAN BUKTI
70
AKHIR HIDUP LARICK
71
LICIK
72
FRUSTASI
73
KABAR MENGEJUTKAN
74
BERUBAH DRASTIS
75
BUKA MULUT
76
PENJELASAN
77
ALYSA ?
78
BUKTI BARU
79
MENABUR PERSELISIHAN
80
CEKCOK
81
SALING MENGIGIT
82
KESEDIHAN CATERINE
83
PENGAKUAN ALYA
84
MENGHUKUM PELAKU
85
PENYIKSAAN KEJI
86
AKHIR YANG TRAGIS
87
KECOA PENGANGGU
88
KABAR MENGEJUTKAN
89
MENYINGKIRKAN TANPA MENYENTUH
90
BERUSAHA MENERIMA SEMUANYA

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!