Apa kamu sudah punya pacar?

Kali ini Lutfia pergi ke kampus dengan penampilan yang berbeda, jika biasanya ia berpakaian minim kali ini ia memakai pakaian yang lebih tertutup tapi, ia begitu ragu dengan penampilannya yang sekarang, ia terus saja berjalan celingak-celinguk sambil menutupi sebagian wajahnya dengan jilbab seperti seorang buronan saja. Tiba-tiba saja ia tak sengaja menabrak seseorang.

Bruk

"Heh, hati-hati kalau jalan." Kata seseorang yang tidak sengaja Lutfia tabrak.

"Maaf." Ucap Lutfia sambil menunduk.

"Tunggu sebentar! Lutfia!" Kata orang yang berada di sebelah orang yang di tabrak Lutfia tadi setelah mendengar suaranya.

"Kamu sedang apa? Kenapa memakai pakaian nora seperti itu?" Tanya orang tadi yang merupakan temanya Lutfia bernama Tika.

"Kamu udah tobat apa gimana?" Tanya teman yang satunya bernama Serli.

"Ini di kampus, Mbak. Bukan tempat pengajian, salah kostum." Kata Tika.

"Hahaha." Tawa Serli dan Tika bersama

"Diam! Puas ya ngetawain aku." Kata Lutfia kesal.

"Lagian kamu ngapain pakai kostum kaya gini?" Tanya Tika.

"Ini Zidan yang minta." Jawab Lutfia.

"Zidan lagi, kenapa sih kamu itu masih aja ngejar-ngejar Zidan? Udah tahu kalau dia gak suka sama kamu, sampai pakai kostum kaya gini, gak ribet apa?" Tanya Serli heran.

"Dia mau di jodohin sama aku asal aku turuti maunya dia." Jawab Zidan.

"Haduh, Lutfia. Jangan jadi bucin gitu kenapa sih, itu cuma menyusahakan dirimu sendiri." Kata Tika.

"Bener tuh, udahlah tinggalin aja Zidan, masih banyak cowok yang oke." Kata Serli.

"Iya, contohnya aja si Rehan dan Angga. Mereka berdua itu naksir sama kamu lo." Kata Tika.

"Gak bisa, aku udah cinta mati sama Zidan." Kata Lutfia.

"Terserah kamu aja deh, tapi aku saranin cari cowok itu yang bisa menerima kamu apa adanya." Kata Serli.

"Iya, jangan menyiksa dirimu sendiri begini." Kata Tika kemudian pergi bersama Serli meninggalkan Lutfia.

"Bener juga kata mereka, ngapain aku nyusahin diriku sendiri begini. Lagi pula yang ada di hati dan pikirannya Zidan hanya cewek kampungan itu. Aku bisa memilikinya tapi tidak dengan hatinya juga percuma." Batin Lutfia memikirkan kata-kata kedua temannya tadi sambil berjalan menuju kelasnya, namun di tengah jalan ia melihat Zidan dan Lina.

#

Zidan dan Lina berjalan berlawanan arah dengan terburu-buru dan pada akhirnya mereka tak sengaja saling bertabrakan.

Bruk

"Aduh." Kata Lina terjatuh.

"Eh maaf, Lin. Aku gak sengaja, apa kamu baik-baik saja?" Tanya Zidan.

"Iya, aku tidak apa-apa." Jawab Lina sambil berdiri dan hendak pergi.

"Em, Lina. Tunggu!" Kata Zidan menghentikan langkah Lina.

"Iya, ada apa?" Tanya Lina.

"Em, tidak. Lupakan saja." Jawab Zidan tidak jadi mengatakan sesuatu pada Lina, kemudian pergi meninggalkan Lina. Sedangkan Lina menatap kepergian Zidan sebentar dan melanjutkan perjalanannya.

#

"Jengkelin amat sih tuh cewek." Kata Lutfia kesal.

"Gak, aku gak bisa mundur gitu aja. Mau di taruh di mana harga diriku, aku sudah menerima tantangan itu. Aku gak rela jika Zidan bersama cewek kampungan itu. Aku harus terus maju, aku yakin setelah aku menikah dengan Zidan pasti aku bisa meluluhkan hatinya."

"Awas aja itu cewek masih berani menampakkan diri di depan Zidan, aku yakin tadi dia pasti sengaja untuk mencari perhatian dari Zidan."

.....

Rida sedang berjalan bersama Aris sambil asik mengobrol, sedangkan Riyan tidak tahu pergi kemana.

"Rida, aku ingin tanya sesuatu." Kata Aris.

"Iya, silahkan. Kak Aris ingin bertanya apa?" Tanya Rida.

"Kamu terlihat dekat dengan Riyan, apa kalian punya hubungan sepesial?" Tanya Aris.

"Tidak, Kak. Kami hanya berteman." Jawab Rida.

"Baguslah kalau begitu." Batin Aris.

"Em, apa kamu sudah punya pacar?" Tanya Aris lagi.

"Tidak, Kak. Aku tidak punya pacar dan tidak ingin pacaran." Jawab Rida.

"Kenapa?" Tanya Aris.

"Karena pacaran itu harom hukumnya, Kak." Jawab Rida.

"Oh begitu ya, aku baru tahu." Kata Aris sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.

"Iya, Kak. Karena Allah melarang kita untuk menjauhi perbuatan yang mendekati zina seperti pacaran." Jelas Rida.

"Tapi itu tergantung bagaimana orangnyakan, asal bisa mengendalikan diri untuk tidak berhubungan 1nt1m." Kata Aris.

"Kakak belum tahu ya, zina itu banyak macamnya, Kak. Ada zina hati, zina mata, zina mulut, zina tangan dan zina kaki." Jelas Rida.

"Hah, maksudnya gimana?" Tanya Aris bingung.

"Zina hati itu adalah ketika seseorang memikirkan atau berimajinasi tentang lawan jenis dengan perasaan senang, contohnya ketika orang sedang jatuh cinta dan membayangkan kebersamaan dengan orang yang di cintai. Zina mata itu adalah ketika seseorang memandang lawan jenisnya dengan perasaan senang, contohnya ketika seseorang saling pandang memandang dengan perasaan senang, memandang lawan jenisnya dengan di penuhi hawa nafsu. Zina mulut adalah ketika seseorang membicarakan lawan jenisnya dengan perasaan senang, contohnya ketika seseorang sedang berbicara dengan lawan jenisnya dengan perasaan senang, bahkan hanya lewat chat. Zina tangan adalah ketika seseorang dengan sengaja memegang bagian tubuh lawan jenisnya dengan perasaan senang, seperti bergandengan tangan dan lain sebagainya. Zina kaki adalah saat seseorang melangkahkan kakinya menuju perzinaan." Jelas Rida.

"Oh, jadi begitu saja sudah termasuk zina ya." Kata Aris memahami apa yang di katakan Rida.

"Iya, Kak." Kata Rida.

"Aku masih jauh banget soal begini, jadi malu deh." Batin Aris.

"Em, tapi kalau gak pacaran pas mau nikah bagaimana?" Tanya Aris lagi.

"Lewat taaruf, Kak." Jawab Rida.

"Taaruf itu apa?" Tanya Aris.

"Taaruf itu adalah perkenalan, saling mengenal lebih dulu sebelum menikah. Tapi tidak seperti pacaran, yang sering bertemu berdua dan saling mengungkapakan cinta. Contohnya begini misalnya kak Aris ingin bertaaruf dengan si A, kalian bertemu dengan membawa pendamping, saudara atau teman jangan bertemu berdua. Kalian bisa saling tanya jawab untuk mencari kecocokan diantara kalian. Kalian juga bisa menanyakan tentang orang yang di ajak taaruf lewat orang lain seperti tetangganya, saudaranya, temannya dan lain sebagainya untuk mengetahui bagaimana orang tersebut sebelum memutuskan untuk menikah." Jelas Rida.

"Begitu ya, baiklah aku mengerti. Terima kasih atas ilmunya, Rida." Ucap Aris.

"Iya, Kak. Sama-sama." Ucap Rida.

.....

Nahda sedang berjalan-jalan di sekitar kampus dengan Viona sambil mengobrol, dan Viona sendiri asik menggoda Nahda yang akan nikah muda dengan Iqbal.

"Nahda, jadi bagaimana? Kapan kalian akan menikah?" Tanya Viona.

"Apaan sih, aku belum mau menikah." Jawab Nahda.

"Tapi kalau Iqbal langsung datang kerumahmu dan melamarmu bagaimana?" Tanya Viona.

"Itu dia yang sedang aku pikirkan, jujur saja aku belum siap menikah. Entah mengapa aku di pertemukan dengan kak Iqbal secepat ini." Jawab Nahda.

"Ya katakan saja, apa susahnya sih. Tapi gak apa-apa juga nikah muda, banyak kok yang nikah muda." Kata Viona.

"Entahlah." Kata Nahda.

"Coba saja bicara dulu sama Iqbal, aku temani mumpung masih jam istirahat nih." Kata Viona.

"Di kampus." Kata Nahda.

"Dimana lagi, setelah ngampus aku bekerja gak bisa keluar kalau gak libur." Kata Viona.

"Eh tapi, kalau Monica tahu bisa kacau sih. Kamu bisakan minta di temani Rida, Lina atau Elin." Kata Viona.

"Hm, aku akan ajak Elin sajalah." Kata Nahda.

"Pas baget tuh orangnya nongol. Eh kok Elin sama cowok siapa itu?" Kata Viona sambil menunjuk Elin.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!