Terlalu berlebihan

Riyan dan Aris selalu saja bertengkar agar bisa dekat dengan Rida, karena merasa bosan Rida pun pergi meningalkan mereka untuk mencari Lina.

"Lina!" Panggil Rida.

"Iya, Rida." Sahut Lina.

"Kamu sendiri aja, Lin. Nahda kemana?" Tanya Rida.

"Iya nih, tuh lagi sama Viona dan Jevan." Kata Lina menunjuk ke arah orang yang di sebutkan oleh Lina.

"Itu Jevan Angga Brahmawijaya." Kata Rida tidak percaya.

"Iya."

"Wah Nahda itu ada apanya sih, bintang kampus bisa juga deket sama dia." Kata Rida kagum.

"Gak usah iri, bukannya kamu sendiri sudah punya dua pengawal. Di mana mereka?" Goda Lina.

"Apaan sih." Kata Rida.

.....

"Hmm, dia didekati bintang idola lagi. Mungkin karena dirimu terlalu istimewa. Apa aku pantas mendapatkanmu?" Batin Yusuf yang sejak tadi memperhatikan Nahda dari jauh.

.....

"Hei, Mon. Lihat itu." Kata Racel sambil menunjuk ke arah Nahda.

"Apa?" Tanya Monica.

"Cewek tengil itu, bagaimana bisa dia dekat dengan Jevan." Kata Monika melihat Nahda akrab dengan Jevan.

"Lo lupa apa, dia itukan licik." Kata Vero.

"Iya bener juga. Dasar cewek munafik." Kata Monica.

.....

"Mencari siapa sih, Bal. Dari tadi sibuk clingak-clinguk mulu?" Tanya Stevan heran dengan tingkah laku sahabatnya itu.

"Adalah." Jawab Iqbal masih sibuk mencari seseorang.

"Nah itu dia. Tapi kenapa Jevan sejak tadi ada bersamanya? Hmm dan Nahda juga akrab dengannya, apa Nahda sudah melupakan aku? Bagaimana cara mencari tahunya?" Batin Iqbal sambil melihat Nahda.

"Siapa sih yang kamu lihatin? Viona? Atau temannya Viona?" Tanya Stevan bingung kepada sahabatnya itu, namun tidak di respon.

"Aku punya ide." Kata Iqbal tiba-tiba sambil tersenyum senang dan pergi begitu saja meninggalkan Stevan tanpa berpamitan lebih dulu.

"Heh, di tanya malah pergi. Entah ada apa dengannya, menjadi aneh sejak tadi pagi." Gerutu Stevan.

.....

"Assalamualaikum." Salam seseorang kepada Lina dan Rida.

"Waalaikumsalam." Balas Lina dan Rida bersama.

"Zidan, kamu kuliah di sini juga?" Tanya Rida.

"Iya, bagaimana kabarmu?" Tanya Zidan duduk di bangku sebelah Lina.

"Alhamdulillah, baik. Bagaimana denganmu?" Jawab Rida kemudian bertanya kembali.

"Alhamdulillah, baik juga." Jawab Zidan.

"Kelihatan lebih kalem, beda banget sama yang dulu." Kata Rida.

"Alhamdulillah, sedikit-sedikit aku belajar berubah." Kata Zidan.

"Hmm, bagus kalau begitu." Kata Rida.

Sedangkan Lina hanya menyimak saja.

"Rida, ternyata kamu ada di sini." Kata Aris duduk di samping Rida namun tetap menyisakan celah untuk menjaga jarak.

"Iya." Kata Rida.

"Zidan, gak nyangka kita bisa bertemu di sini. Gimana kabarnya, bro?" Tanya Riyan duduk di samping Zidan.

"Alhamdulillah, baik. Bagaimana denganmu?" Jawab Zidan kemudian bertanya kembali.

"Alhamdulillah, baik juga." Jawab Riyan.

"Sekarang kamu sudah berubah ya." Kata Riyan.

"Iya, dan kamu masih sama aja kaya dulu." Kata Zidan.

"Hahaha." Tawa Zidan dan Riyan bersama.

.....

Iqbal sudah kembali dengan membawa sebuah gitar, ia kemudian duduk di sebuah bangku halaman kampus tidak jauh dari Nahda berada.

"Mau ngapain kamu, Bal?" Tanya Stevan.

"Konser." Jawab Iqbal.

Du dururururu dururururuu rurururu

Iqbal mulai memetik gitarnya dan menarik perhatian beberapa orang yang ada di sana terutama para wanita, termasuk Nahda.

"Nahda, itu Iqbal. Tenyata dia kuliah di sini juga." Kata Viona.

"Siapa Iqbal?" Tanya Jevan.

"Iqbal adalah..." Jawab Viona namun di sela oleh Nahda.

"Teman lamanya Viona." Kata Nahda sambil menatap Viona.

"Iya benar, dulu aku dengannya satu SMA." Jelas Viona.

"Ooo begitu." Kata Jevan mengerti.

"Lina, lihat itu Kak Iqbal." Kata Rida menunjuk ke arah Iqbal.

"Iya benar juga, ternyata kuliah di sini juga." Kata Lina.

Satu persatu para wanita mendekati Iqbal ketika ia mulai bernyanyi, Nahda dan teman-temannya pun tidak mau kalah ikut mengerumuni Iqbal. Bahkan Monica malah duduk di samping Iqbal, namun Iqbal malah memanfaatkan situasi ini untuk melihat reaksi Nahda.

*

Saatku jumpa dirinya

Di suatu suasana

Terasa getaran dalam dada

*

Di lirik ini, Iqbal masih fokus melihat gitarnya.

*

Kucoba mendekatinya

Kutatap dirinya

Oh dia sungguh mempesona

*

Di lirik ini Iqbal sambil melihat Nahda yang membuatnya tersenyum kemudian menunduk karena malu. Iqbal yang mengetahui itu pun ikut tersenyum kemudian mengalihkan pandangannya di lirik berikutnya.

*

Ingin aku menyapanyanya

Menyapa dirinya

Bercanda tawa dengan dirinya

Namun apa yang ku rasa

Aku tak kuasa

Aku tak tahu harus berkata apa

Inikah namanya cinta

Oh inikah cinta

Cinta pada jumpa pertama

Inikah rasanya cinta

Oh inikah cinta

Terasa bahagia saat jumpa

Dengan dirinya

*

Di lirik berikutnya Iqbal pura-pura mencuri pandangan dengan Monica untuk memanas-manasi Nahda.

*

Kujumpa dia berikutnya

Suasana berbeda

Getaran itu masih ada

Aku dekati dirinya

Kutatap wajahnya

Oh dia tetap mempesona

Ingin aku menyapanya

Menyapa dirinya

Bercanda tawa dengan dirinya

Namun apa yang ku rasa

Aku tak kuasa

Aku tak tahu harus berkata apa

Inikah namanya cinta

Oh inikah cinta

Cinta pada jumpa pertama

Inikah rasanya cinta

Oh inikah cinta

Terasa bahagia saat jumpa

Dengan dirinya

*

Di lirik berikutnya Iqbal berjalan sambil berkeliling mencari perhatian dari para wanita yang ada di sana.

*

Rindu terasa

Dikala diri ini ingin jumpa

Ingin selalu bersama

Bersama dalam segala suasana

*

Di lirik ini Nahda mulai merasa kesal kerena tingkah Iqbal yang mencari perhatian dan tebar pesona kepada semua wanita yang ada di sana. Sedangkan Iqbal semakin bersemangat saja melihat reaksi Nahda.

*

Inikah namanya cinta

Oh inikah cinta

Cinta pada jumpa pertama

Inikah rasanya cinta

Oh inikah cinta

Terasa bahagia saat jumpa

Dengan dirinya

Dengan dirinya

*

"Dasar playboy, katanya cinta tapi malah tebar pesona ke semua wanita. Huh." Kata Nahda kesal kemudian langsung pergi begitu saja.

Plok plok plok

Semua orang bertepuk tangan sebagai apresiasi atas penampilan Iqbal yang mampu menghibur mereka.

"Eh, Nahda mana?" Tanya Rida.

"Sepertinya dia cemburu." Jawab Viona berbisik.

"Wah benar juga, kisah ini pasti akan sangat seru." Kata Rida berbisik kepada Viona.

"Ya kamu benar." Kata Viona berbisik juga.

"Kalian ngapain bisik-bisik?" Tanya Lina heran.

"Ada deh." Jawab Rida dan Viona bersama.

"Hmm, aku di lupain nih." Kata Lina tersinggung.

"Hahaha." Tawa Viona dan Rida bersama.

"Gak kok, Lin. Ayo kita cari Nahda!" Kata Rida.

"Untuk apa?" Tanya Lina.

"Nanti juga tahu." Kata Rida menarik tangan Lina.

"Iqbal kamu sangat keren. Nyanyi lagi dong." Kata Monica.

Karena acara konser itu selesai Iqbal pun bergegas mencari Nahda tanpa memperdulikan Monica.

"Iqbal, mau kemana?" Tanya Monica.

"Iqbal!" Teriak Monica memanggil Iqbal yang pergi begitu saja tanpa memperdulikan dirinya, namun tidak di respon.

"Kok aku di cuekin sih. Kenapa pergi gitu aja? Mau pergi kemana coba." Gerutu Monica.

.....

Dengan langkah cepat Nahda berjalan sambil mengoceh karena kesal.

"Dih, nyebelin banget sih tuh cowok. Aku kira dia berbeda dari yang lain, tapi sama aja. Playboy."

"Apa maksudnya coba, tadi sok-sokkan melihat aku segala. Sengaja ya tuh orang, buat menunjukkan dirinya itu populer gitu."

"Kenapa aku bisa suka dengan cowok munafik kaya dia. Menyebalkan." Gerutu Nahda sepanjang perjalanannya, tanpa dia sadari Iqbal mengikutinya dari belakang dan mendengar ocehannya sabil menahan tawa.

"Tunggu sebentar." Kata Nahda tiba-tiba berhenti mendadak hingga membuat Iqbal terkejut dan hampir saja menabrak Nahda.

"Kenapa aku ke arah sini?" Kata Nahda bingung karena tanpa sadar dia salah arah kemudian ia membalikkan badannya.

"Hai." Ucap Iqbal sambil tersenyum.

Nahda hanya menatap tajam Iqbal sebentar dan pergi begitu saja tanpa mengucapkan satu kata pun.

"Sepertinya aku terlalu berlebihan." Kata Iqbal melihat kemarahan Nahda.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!