Bertemu lagi

Di saat waktu yang bersamaan Nahda ingin mengambil buku, ada tangan seseorang yang memegang buku tersebut. Nahda pun terkejut langsung saja melepaskan buku itu.

"Maaf, Kak." Ucap Nahda sambil menunduk malu.

"Tidak apa-apa jika kamu membutuhkannya. Ini ambil saja." Kata orang tersebut.

"Tidak apa-apa, Kak. Kakak saja yang ambil." Kata Nahda mendongakkan kepalanya.

"Eh ternyata adik kecil." Kata orang itu setelah melihat wajah Nahda.

Orang itu tidak lain adalah Yusuf yang sering memanngil Nahda dengan sebutan adik kecil.

"Kak Yusuf." Kata Nahda melihat siapa orang tersebut.

"Kita bertemu lagi dan di perpustakaan lagi. Wah, sepertinya kita memang berjodoh." Kata Yusuf mengingat dulu di SMA pertama kalinya bertemu dengan Nahda di perpustakaan juga dan dia teringat kata-kata Nahda saat ia menyatakan perasaannya dulu.

Nahda hanya tersenyum kemudian menunduk menanggapi perkataan Yusuf.

"Bagaimana kabarmu?" Tanya Yusuf.

"Alhamdulillah baik, Kak. Bagaimana dengan, Kakak." Jawab Nahda kemudian bertanya kembali.

"Alhamdulillah, baik juga." Jawab Yusuf.

"Hari ini hari pertama kamu kuliah ya?" Tanya Yusuf.

"Iya, Kak." Jawab Nahda.

"Mengambil jurusan apa?" Tanya Yusuf.

"Ekonomika dan bisnis, Kak." Jawab Nahda.

"Kamu ingin jadi pembisnis?" Tanya Yusuf lagi.

"Iya, Kak."

"Sama kalau begitu. Oh iya ini bukunya buat kamu aja." Kata Yusuf menyodorkan buku yang ia ambil tadi.

"Tidak, Kak. Ambil aja." Tolak Nahda.

"Aku tidak terlalu membutuhkannya, untukmu saja." Kata Yusuf

"Ya sudah kalau kakak memaksa. Terima kasih." Kata Nahda pasrah dan mengambil buku tersebut.

"Sama-sama."

"Emmm, kamu sendirian aja kesini?" Tanya Yusuf.

"Tidak, aku bersama Lina tadi." Jawab Nahda.

"Nahda!" Panggil Lina sambil berjalan menghampirinya.

"Apa kamu sudah selesai?" Tanya Lina.

"Iya ini sudah selesai." Jawab Nahda sambil menunjukkan sebuah buku.

"Ya sudah, ayo kita kita ke kantin, aku sudah lapar." Kata Lina.

"Iya."

"Em, Kak. Kami pergi dulu ya, assalamualaikum." Kata Nahda berpamitan.

"Iya, waalaikumsalam."

"Dia semakin manis saja." Kata Yusuf sambil memandangi kepergian Nahda.

.....

Rida dan Aris berjalan bersama ingin pergi ke kantin dengan jarak yang dekat, tiba-tiba Riyan datang dan menyela dan membelah jarak di antara mereka.

"Apaan sih, Yan. Jangan menyela dong." Protes Aris.

"Terserah guelah." Kata Riyan.

Aris merasa kesal dengan tingkah adiknya itu, ia pun berpindah ke samping kanan Rida, agar tetap bisa dekat dengan Rida. Sedangkan Rida sendiri berada di tengah-tengah di antara mereka.

"Hihihi, kalian ini lucu sekali." Kata Rida terkekeh melihat tingkah kakak adik itu.

.....

Nahda dan Lina berjalan bersama sambil asik mengobrol tanpa sadar mereka melewati Iqbal yang sedang mengobrol dengan stevan menghadap ke arah lain, sehingga ia tidak tahu jika Nahda melintas di belakangnya. Namun ia masih bisa mendengar suaranya, karena itu ia langsung menoleh ke belakang dan mencari-cari suara yang ia rindukan.

"Kenapa aku merasa Nahda ada disini." Batin Iqbal sambil celingak-celinguk mencari seseorang namun tidak ia temukan.

"Mencari siapa, Bal?" Tanya Stevan.

"Tidak, tidak ada. Ke kantin yuk aku lapar!" Jawab Iqbal.

"Iya, aku juga merasa lapar." Kata Stevan.

....

Di kantin

Nahda dan Lina masing mengantri untuk mengambil makanan, ya karena kantin di universitas itu menyediakan menu prasmanan. Tanpa sengaja ada seseorang yang menyela antrian di belakang Nahda dan Ia terdorong ke depan menabrak seorang pria yang juga mengantri di depannya.

"Astaghfirulloh maaf, Kak. Aku tidak sengaja, ada orang yang mendorongku dari belakang." Ucap Nahda.

"Iya tidak apa-apa." Ucap pria itu sambil tersenyum ramah kepada Nahda.

"Hm aku tidak tahu jika di kampus kakekku ada gadis semanis dia, mungkin baru masuk kuliah." Batin pria tadi.

Setelah selesai mengantri Nahda dan Lina mencari tempat duduk yang kosong, kemudian tak jauh dari sana Viona melambaikan tangan memberi kode agar bergabung bersama dengannya. Nahda dan Lina pun segera menghampiri Viona.

"Sendiri aja, Vi?" Tanya Nahda duduk du hadapan Viona.

"Iya nih, gak tahu Elin kemana." Jawab Viona.

"Rida juga gak kelihatan, ada di mana ya." Kata Lina sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Rida.

"Mencari Rida ya, itu ada di sana." Kata Viona menunjuk ke arah Rida berada, sedang bersama Riyan dan Aris.

"Wah Rida dapat gebetan baru tuh." Kata Nahda.

"Hm kamu tahu, mereka itu saudara kakak dan adik. Lihat saja mereka berebut mencari perhatian dari Rida." Kata Viona.

"Wah cerita yang menarik." Kata Nahda sambil terkekeh.

"Hai, apa aku boleh bergabung dengan kalian?" Tanya seorang pria dengan membawa nampan berisi makanan.

"Iya tentu saja boleh, Kak." Jawab Viona.

"Kalian baru masuk kuliah hari ini ya?" Tanya pria tadi duduk di samping Viona.

"Iya, Kak." Jawab Viona.

"Kenalin aku Jevan." Kata pria tadi memperkenalkan diri.

"Hah, Jevan Angga Brahmawijaya? Cucu pemilik universitas ini?" Tanya Viona tak percaya.

"Iya."

"Wah gak nyangka bisa berkenalan dengan, Kakak." Kata Viona begitu bahagia.

"Oh iya namaku Viona dan ini teman-teman ku Lina dan Nahda." Lanjut Viona memperkenalkan diri dan ke dua temannya.

"Iya, senang berkenalan dengan kalian." Kata Jevan.

"Iya, Kak. Sama-sama." Ucap Nahda.

"Kamu manis sekali." Kata Jevan memuji Nahda.

"Terima kasih." Ucap Nahda sambil menunduk.

.....

Iqbal dan Stevan juga sudah memesan makanan dan sedang mencari tempat duduk, dan tak sengaja Iqbal melihat Nahda di sana. Namun karena belum yakin ia pun berhenti dan memperhatikannya dengan serius yang membuat Stevan menabraknya karena berhenti mendadak.

"Iqbal, kenapa berhenti mendadak?" Tanya Stevan.

"Itu memang Nahda, akhirnya kita bisa betemu lagi." Batin Iqbal sambil tersenyum bahagia.

"Liatin siapa sih, Bal?" Tanya Stevan melihat Iqbal yang memandangi seseorang sambil tersenyum.

"Siapa sih?" Tanya Stevan lagi karena belum menemukan seseorang yang di pandangi oleh Iqbal.

"Yang jelas ceweklah." Jawab Iqbal masih memandangi Nahda.

"Ya tapikan punya nama." Kata Stevan.

"Nanti kamu juga tahu, sekarang kita makan dulu." Kata Iqbal.

"Iya, tapi duduk di mana?" Tanya Stevan.

"Iqbal sebelah sini!" Teriak monica sambil melambaikan tangan

"Kita kesana saja." Jawab Iqbal.

"Sama Monica lagi." Kata Stevan.

"Sudahlah jangan cerewet, hanya sementara." Kata Iqbal.

Stevan pun pasrah mengikuti Iqbal, sebenarnya dia sangat malas bertemu dengan monica dan kedua temannya. Karena sifatnya yang lebay, banyak gaya dan sombong, terlebih Monica yang selalu saja mencari perhatian kepada Iqbal.

.....

Dengan samar-samar Nahda mendengar suara Monica memanggil Iqbal, ia pun segera menoleh ke arah sumber suara tersebut.

"Apa itu kak Iqbal?" Batin Nahda sambil memandangi seorang pria yang duduk di samping Monica. Dan secara kebetulan Iqbal juga menoleh ke arah Nahda, karena mengetahui itu Iqbal pun melambaikan tangan ke Nahda.

Nahda hanya tersenyum kemudian segera mengubah pandangannya kembali fokus pada makanannya namun senyumannya masih jelas terlihat.

"Ternyata memang kak Iqbal." Batin Nahda sambil masih tersenyum.

"Ada apa Nahda?" Tanya Viona bingung melihat tingkah Nahda.

"Tidak, tidak ada apa-apa." Jawab Nahda menetralkan ekspresinya.

"Heleh, tidak mungkin jika tidak ada apa-apa. Pasti ada sesuatu." Batin Viona yang sudah hafal dengan sifat Nahda.

Bersambung....

Terpopuler

Comments

Itoh Masitoh

Itoh Masitoh

ceritanya bagus kak, menarik

2024-03-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!