Terungkapnya inisial N

Bukan hanya mereka yang merasa penasaran namun beberapa orang yang ada di kantin tersebut, terlebih para penggemar Iqbal dan lupa juga dengan Monica dan kedua temanya yang menyaksikan kejadian tadi.

"Kenapa Iqbal menemui cewek tengil itu? Dan dia bicara apa sampai berbisik begitu." Tanya Monica penasaran.

"Jangan-jangan, inisial N adalah Nahda." Kata Vero sedikit berteriak hingga banyak yang mendengar.

"Gak mungkin lah, Ver. Mana mungkin Iqbal suka sama cewek tengil itu." Protes Monica.

"Kalau mau tahu, ya cari tahulah." Kata Racel.

"Tentu saja aku pasti akan mencari tahu." Kata Monica.

"Wah, apa benar begitu?"

"Mungkin saja benar."

"Gak mungkinlah."

"Lalu tadi apa?"

"Iqbal juga terlihat bahagia saat bersamanya tadi."

"Benar juga."

Ucap para penggemar Iqbal yang ada di kantin tersebut.

"Inisial N itu siapa?" Tanya Aris yang mendengar ucapan beberapa orang yang ada di sana.

"Teman dekatnya Iqbal." Jawab Rida.

"Sepertinya mereka tidak bisa bersembunyi lagi." Batin Lina

"Memangnya Iqbal itu siapa sih?" Tanya Jevan penasaran.

"Iqbal itu anak dari CEO terkenal di kota ini dan dia dulu bintang sekolah di SMAN BINTANG." Jawab Viona.

"Oh jadi dia dari keluarga Irawan." Kata Jevan.

"Iya." Kata Viona.

"Nahda mana, kenapa lama sekali?" Tanya Jevan sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Nahda.

"Nahda pasti tidak akan kembali, entah apa yang di katakan Iqbal membuat Nahda ngumpet di toilet." Jelas Viona.

"Apa mungkin Nahda di ancam." Kata Jevan.

"Tentu saja tidak." Protes Viona.

"Hm kalau begitu benar, Nahda teman dekatnya Iqbal." Lanjut Jevan.

"Entahlah." Kata Viona.

"Kaliankan sahabat, masa tidak tahu." Kata Jevan.

"Kamu mau kemana?" Tanya Jevan melihat Viona berdiri.

"Menyusul Nahda." Jawab Viona kemudian pergi begitu saja dan di susul oleh Elin.

"Rida, kamu ingin pergi juga?" Tanya Aris.

"Iya." Jawab Rida.

"Kalau begitu aku ikut." Kata Aris sambil berdiri hendak ingin menyusul Rida namun di hentikan oleh Riyan.

"Heh, mau kemana? Tetap di sini, jangan jadi anak ayam yang selalu mengikuti induknya." Kata Riyan sambil memegang tangan Aris.

"Lina, apa kamu ingin pergi juga?" Tanya Ifan melihat Lina berdiri.

"Iya, aku mau memeriksa Nahda, mungkin dia tidak berani keluar seperti waktu di SMA dulu." Jawab Lina.

"Memangnya apa yang terjadi padanya?" Tanya Ifan.

"Lain kali aku ceritakan." Kata Lina.

"Ternyata Nahda itu terkenal juga." Kata Ifan kemudian ikut pergi juga dari sana, hanya tinggal Riyan dan Aris saja di sana.

"Jadi ini adalah cerita yang populer kali ini, apa judulnya? Aku tidak pernah punya cerita populer." Kata Aris.

"Mau punya cerita populer, gantung diri sana di bawah meja. Hahaha." Kata Riyan kemudian tertawa.

"Apaan sih gak lucu tahu." Kata Aris.

......

Nahda sudah keluar dari toilet, ia berjalan-jalan sambil celingak-celinguk melihat sekitar mencari tahu apakah Iqbal mengikutinya tanpa ia sadari hampir saja menabrak seseorang di depannya.

"Adik kecil!" Panggil orang yang ada di depan Nahda.

"Eh, astaghfirulloh, Kak Yusuf. Hampir saja." Kata Nahda hampir saja menabrak Yusuf.

"Sedang apa? Kok seperti jadi buronan saja." Tanya Yusuf.

"Hehe tidak kok, Kak. Tidak apa-apa." Jawab Nahda sambil tersenyum nyengir.

"Em, Kakak mau pergi kemana?" Tanya Nahda.

"Ke perpustakaan." Jawab Yusuf.

"Boleh aku ikut." Kata Nahda.

"Tentu saja boleh." Kata Yusuf.

"Pergi kemana Nahda? Kenapa menghilang begitu saja." Kata Iqbal sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Nahda.

"Nah itu dia, bersama siapa lagi dia? Apa dia masih marah kepadaku? Dia menghindariku terus." Kata Iqbal melihat Nahda berjalan bersama Yusuf.

.....

Para sahabatnya Nahda masih sibuk mencari keberadaan dirinya yang menghilang begitu saja, seperti teleportasi ke dimensi lain.

"Pergi kemana Nahda, dia menghilang begitu saja." Kata Viona.

"Itu dia." Kata Elin menunjuk keberadaan Nahda.

"Nahda apa kamu baik-baik saja?" Tanya Viona.

"Iya aku baik, kenapa memangnya?" Jawab Nahda kemudian kembali bertanya.

"Kenapa tidak kembali ke kantin?" Tanya Elin.

"Tidak apa-apa." Jawab Nahda.

"Ya baguslah kalau begitu. Tapi apa yang di katakan kak Iqbal tadi? Aku penasaran." Kata Rida.

"Iya Nahda. Apa yang Iqbal katakan kepadamu." Kata Viona.

"Tidak, bukan apa-apa." Jawab Nahda.

"Hmm main rahasia-rahasiaan nih sama sahabatnya sendiri." Kata Viona.

"Bukan gitu, nanti ajalah aku beri tahu." Kata Nahda.

"Beri tahu apa?" Tanya Monica tiba-tiba saja muncul bersama kedua temannya.

"Bukan apa-apa." Jawab Nahda.

"Gak usah sok-sokan deh. Kamu punya hubungan apa dengan Iqbal?" Tanya Monica.

"Tidak ada." Jawab Nahda.

"Benarkah? Bukankah kamu itu inisial N?" Tanya Monica lagi.

"Kalau iya, memang kenapa?" Kata Iqbal tiba-tiba saja muncul dari belakang.

"Apa? Serius? Cewek tengil itu." Kata Monica dan kedua temannya bersama terkejut sambil menunjuk Nahda.

"Iya, inisial N adalah Nahda." Lanjut Iqbal.

"Hah, yang benar saja. Iqbal apa kamu tidak bisa melihat dengan jelas, bagaimana bisa kamu suka dengan cewek tengil itu." Kata Monica.

"Aku melihat bukan dari mata tapi dari hati. Lagi pula dia memang perfect luar dalam." Kata Iqbal.

"Perfect kamu bilang, Iqbal lihatlah dengan jelas, lebih baik aku dari pada dia." Kata Monica.

"Biasanya orang yang buruk itu mengatakan dirinya lebih baik, dari orang yang di katakannya buruk ." Kata Iqbal.

"Maksudnya?" Tanya Monica.

"Pikirlah sendiri." Jawab Iqbal.

"Sudahlah, Mon. Ayo kita pergi dari sini!" Ajak Racel sambil menarik tangan monica.

"Chieee.. yang lagi pada merindu." Kata Viona sambil menyenggol sikut Nahda.

"Apaan sih." Kata Nahda.

"Baiklah kalau begitu, selamat melepas rindu." Kata Viona lagi kemudian pergi dari sana, di susul oleh temannya untuk memberi waktu untuk Nahda dan Iqbal.

"Heh kalian mau pergi kemana?" Tanya Nahda kepada teman-temannya yang pergi meninggalkan dirinya.

"Nahda." Panggil Iqbal.

"Apa?" Tanya Nahda sambil mengalihkan pandangannya ke arah lain.

"Apa kamu masih marah kepadaku?" Tanya Iqbal.

"Tidak." Jawab Nahda singkat.

"Aku minta maaf soal kemarin, aku hanya ingin melihat reaksimu saja. Habis kamu tidak mau menyapaku sama sekali, aku pikir kamu sudah melupakan aku." Jelas Iqbal.

"Hmm."

"Hanya hmm?" Tanya Iqbal tidak terima Nahda menanggapi penjelasannya begitu

"Kenapa?" Tanya Nahda.

"Katanya tidak marah, kenapa cuek begitu?" Jawab Iqbal kemudian bertanya kembali.

"Tidak apa-apa." Jawab Nahda.

"Hm atau kamu ingin menikah denganku sekarang?" Tanya Iqbal menggoda Nahda.

"Apa? Tidak. Aku baru saja masuk kuliah." Jawab Nahda melihat Iqbal sebentar lalu kembali pada posisi sebelumnya sambil melipat kedua tangannya.

"Hihihi. Ya aku pikir." Kata Iqbal terkekeh melihat tingkah Nahda.

Karena kesal, Nahda pun langsung pergi begitu saja tanpa berpamitan.

"Heh mau kemana, kenapa aku di tinggal?" Tanya Iqbal melihat Nahda pergi begitu saja.

"Nahda!" Teriak Iqbal sambil mengejar Nahda.

"Wah jadi bener inisial N adalah Nahda."

"Aku gak nyangka deh."

"Iya, ada apanya sih tuh cewek. Bintang idola semua yang menyukainya."

"Bener juga, beruntung banget sih tuh cewek."

"Dulu Rizal, kemarin Jevan, sekarang Iqbal. Kok bisa sih, apa rahasianya ya."

Kata para mahasiswi yang mengetahui hal tersebut. Dan kini sudah terungkap siapa inisial N yang sebenarnya, membuat heboh para penggemarnya Iqbal. Terlebih Monica yang sejak SMA menyukai Iqbal, ia merasa tidak terima jika Iqbal menyukai Nahda, karena sejak dulu ia sangat membenci Nahda.

Bersambung.....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!