Abis akhi ini lucu

Teman-teman Nahda sedang berkumpul membicarakan foto yang sedang viral pagi ini.

"Apa-apaan ini, siapa yang menyebarkan foto ini?" Kata Rida.

"Tapi anak kecil ini, Azizkan." Kata Lina.

"Iya bener, bagaimana Nahda bisa sama laki-laki ini." Kata Rida.

"Kalian kenal dengan laki-laki itu?" Tanya Elin.

"Sepertinya dulu satu sma deh, gak tahu juga." Jawab Rida.

"Pelakunya pasti Monica." Kata Viona.

"Siapa Monica?" Tanya Rida.

"Monica itu sejak sma benci sama Nahda di tambah sekarang dekat dengan Iqbal. Udah pasti dia akan berbuat apa pun untuk menghalangi hubungan Nahda dan Iqbal." Jawab Viona.

"Wah kalau begitu, Nahda pasti bakalan jadi sasaran empuk sama pengemarnya Iqbal karena foto-foto ini. Pasti ini yang di rencanakan Monica." Kata Elin.

"Tumben kamu pinter." Kata Viona.

"Ini bukan waktunya untuk bercanda, Vi. Kita cari Nahda sekarang." Kata Elin.

"Benar juga." Kata Viona.

"Tunggu apa lagi, ayo!" Kata Rida.

Mereka pun segera pergi mencari Nahda.

.....

"Hei berhenti! Ada apa ini!" Teriak seorang dosen pria menghampiri mereka.

"Begitukah cara kalian menjadi mahasiswi? Kalian sudah mulai dewasa bukan smp atau sma lagi. Apa kalian ingin mempermalukan universitas ini?" Kata dosen tersebut memarahi para mahasiswi yang melempari Nahda dan Yusuf dengan makanan dan minuman tadi.

"Kenapa masih ada di sini? Bubar!" Kata dosen tadi.

Para mahasiswi itu pun segera membubarkan diri.

"Apa kalian baik-baik saja?" Tanya dosen tersebut.

"Iya, Pak. Hanya pakaian kami saja yang kotor." Jawab Yusuf.

"Baiklah, kalau begitu saya tinggal." Kata dosen itu kemudian pergi dari sana.

"Nahda, kamu tidak apa-apakan?" Tanya Yusuf.

Nahda menjawabnya dengan menganggukkan kepalanya sambil membersikan pakiannya dengan tangan.

"Sebenarnya apa yang terjadi, kenapa mereka begitu?" Tanya Yusuf binggung.

"Sepertinya ada yang memfitnah kita, Kak. Saat kemarin kita di taman." Jawab Nahda sambil membersihkan pakainnya yang kotor.

"Siapa dan mengapa?" Tanya Yusuf.

"Kemarin aku tidak sengaja melihat seseorang yang sedang memantau kita." Jawab Nahda.

"Siapa?" Tanya Yusuf.

"Sebentar lagi orangnya pasti datang, kita tunggu saja." Jawab Nahda sudah hafal dengan kelakuan orang yang di maksud. Dan benar saja orang tersebut datang bersama kedua temannya.

"Wah coba lihat ada sepasang pengantin yang kotor." Kata Monica.

"Hahaha." Tawa Monica dan kedua temannya.

"Oh jadi mereka pelakunya, aku mengerti sekarang. Mereka seperti Angel dan Bela saja." Batin Yusuf.

"Oh iya anaknya mana, kok gak di ajak kuliah. Nanti nangis loh." Kata Monica lagi.

"Hahaha."

"Haduh, Monica. Mereka tidak bisa kuliah kalau anaknya di bawa, yang ada malah jadi sibuk main kejar-kejaran." Kata Racel.

"Hahaha."

"Nahda!" Teriak teman-temannya sambil berlari menghampirinya.

"Nahda, apa yang terjadi denganmu? Kenapa bajumu kotor begitu?" Tanya Rida.

"Hah, kalian telat kenapa baru datang. Tadi ada acara yang seru." Jawab Nahda.

"Kamu ini, aku serius." Kata Rida.

"Aku juga serius." Kata Nahda.

"Sudahku duga pelakunya pasti kamu." Kata Viona sambil menunjuk Monica.

"Pelaku apa maksudmu?" Tanya Monica.

"Gak usah pura-pura gak tahu deh. Kamukan yang menyebarkan foto ini." Jawab Viona sambil menperlihatkan foto yang lagi viral pagi ini.

"Oh jadi begitu ya, kamu yang menyebarkan foto-foto itu." Kata Iqbal tiba-tiba datang.

"Apaan sih, Bal. Aku gak tahu apa-apa." Protes Monica.

"Halah gak usah pura-pura deh, kalau bukan kamu siapa pelakunya." Kata Viona.

"Ya mana aku tahu." Kata Monica.

"Kapan drama ini akan selesai." Batin Nahda.

"Nahda, apa kamu baik-baik saja. Apa yang terjadi, kenapa bajumu kotor begitu?" Tanya Iqbal menghampiri Nahda.

"Ya, aku baik." Jawab Nahda.

"Aku jadi baigon nih ceritanya, tidak ada yang bertanya padaku. Iyalah merekakan gak ada yang kenal denganku, nasip-nasip." Batin Yusuf yang sedari tadi hanya menyimak saja, tanpa ada yang peduli dengannya padahal dia juga jadi korban.

"Yusuf, kamu kenapa? Kok bajumu kotor begitu?" Tanya Dinda tiba-tiba datang.

"Kenapa dia muncul sekarang." Batin Yusuf.

"Temanmu seperti ini, gara-gara dia tuh." Kata Monica sambil menunjuk Nahda.

"Oh kamu rupanya. Kenapa kamu masih bertingkah sok-sokan?" Tanya Dinda kepada Nahda.

"Dinda, jangan bicara begitu." Kata Yusuf.

"Kenapa? Memang seperti itukan kenyataannya dan sudahku bilang tidak usah dekat-dekat dengan dia. Lihat ini akibatnya, kamu ikut menanggung kesalahan dia." Kata Dinda.

"Kamu ini bicara apa? Jangan menyalahkan dia." Kata Yusuf.

"Kenapa kamu malah membelanya?" Tanya Dinda.

"Karena aku mencintainya." Batin Yusuf uang sebenarnya ingin mengatakannya secara langsung, namun ia tidak berani.

"Kerena dia tidak bersalah." Jawab Yusuf.

"Sudahlah, ayo kita ke kelas!" Kata Yusuf mengajak Dinda pergi dari sana.

"Wah wah coba lihat itu, ternyata dia pelakor." Kata Monica sambil menunjuk Nahda.

"Kamu tuh yang pantas di sebut pelakor." Kata Viona tidak terima Nahda di sebut pelakor.

"Cerita apa sih ini, membosankan." Batin Nahda.

"Sedang apa kalian masih di sini? Cepat masuk!" Kata seorang dosen wanita menghampiri mereka.

"Iya, Bu." Kata mereka bersama.

Mereka pun akhirnya membubarkan diri menuju kelas masing-masing, karena kelas akan segera di mulai.

.....

Pelajaran telah usai kini waktunya untuk istirahat, Iqbal langsung saja pergi untuk menemui Nahda.

"Kak Iqbal, sedang apa di sini?." Tanya Nahda melihat Iqbal berdiri di depan pintu kelas.

"Menunggumu." Jawab Iqbal.

"Aku ingin bicara denganmu." Kata Iqbal.

"Soal apa, Kak?" Tanya Nahda.

"Laki-laki itu siapa?" Tanya Iqbal mengintrogasi Nahda.

"Kak Yusuf." Jawab Nahda.

"Bagaimana kamu bisa bersamanya di foto itu?" Tanya Iqbal penasaran.

"Ya gak sengaja aja ketemu waktu aku ngajak main Aziz." Jawab Nahda.

"Aziz itu siapa?" Tanya Iqbal lagi.

"Adik sepupuku." Jawab Nahda.

"Oh, anaknya om kamu ya?" Tanya Iqbal.

"Iya." Jawab Nahda.

"Sekarang kamu mau kemana?" Tanya Iqbal.

"Ke kantin, aku lapar." Jawab Nahda.

"Ya sudah kalau begitu, mari ukhti kita ke kantin." Kata Iqbal.

"Iya, Akhi." Kata Nahda sambil tersenyum senang Iqbal memanggilnya ukhti.

"Kita satu meja ya ukhti." Kata Iqbal.

"Iya Akhi." Kata Nahda.

"Silahkan mengantri lebih dulu Ukhti." Kata Iqbal mempersilahkan Nahda mengantri lebih dulu sedangkan ia di belakangnya.

"Terima kasih, Akhi." Kata Nahda.

Setelah mengambil makanan seperti katanya tadi mereka duduk di meja yang sama.

"Em kemarin kamu sama Yusuf sedang apa?" Tanya Iqbal.

"Kenapa membahas itu lagi?" Kata Nahda bertanya kembali.

"Ya tentu saja Akhi ini cemburu, seharusnya Ukhti ngajak Akhi ini aja kemarin." Kata Iqbal.

"Hihihi." Nahda tertawa kecil mendengar perkataan Iqbal

"Kok malah ketawa sih?" Tanya Iqbal heran.

"Abis Akhi ini lucu." Jawab Nahda.

"Lucunya dimana coba, masa orang cemburu di katain lucu." Protes Iqbal sambil manyun yang membuat Nahda tertawa lagi.

Bersambung....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!