DUNIA SEMPIT

Malamnya Ifal pergi bekerja, sudah berangkat dari sore. Dia mungkin pulangnya sore besok karena menggantikan temannya yang sempat lembur ulah Ifal sempat pulang cepat.

Baru saja motor Ifal melaju pergi, Ibunya sudah datang lagi ke rumah Relin, dia membongkar bawaan Ibu Relin.

"Maaf Bu, kenapa dibongkar," tegur Relin masih menggendong Nia.

"Apa urusan kamu, lagian kamu punya uang bisa beli lagi." Ibu mengambil satu karung beras, telur hanya menyisakan dua, mie juga diambil setengah kardus.

"Kalian jahat ya Bu, apa begini cara kalian memperlakukan Ratna. Pantas saja dia meninggal soalnya bain."

Tamparan mendarat di wajah Relin, matanya melotot melihat Ibu yang begitu kasar kepadanya bahkan di depan Nia.

Tangisan Nia terdengar, Relin bergegas ke kamar meletakkan putrinya mencoba mendiamkan Nia.

"Menantu kurang ajar, apa kamu menuduh Ibu membunuh Ratna," bentaknya dengan suara yang sangat tinggi.

Setelah Nia tenang, Relin menutup pintu perlahan melangkah ke dapur melihat bawaan ibu sangat banyak.

Pergelangan tangan ditarik paksa Ibu berteriak meminta Relin melepaskannya. Dia sangat tidak sopan dengan orang tua.

"Lepaskan Lin, apa kamu gila."

"Kalian yang gila, kurang ajar." Ibu didorong keluar rumah secara paksa, tatapan Relin tajam.

Teriakkan Ibu terdengar membuat tetangga keluar mendengar suara pertengkaran menantu dan mertua.

"Lihat Ibu bapak betapa kasarnya wanita ini."

"Aku berprilaku sesuai tindakan ibu, anak memberi orang tua itu wajar, tapi sebagai orang tua juga harus punya malu dan harga diri." Relin menegaskan dia tidak terima Ibu main ke rumahnya saat Ifal tidak di rumah.

Apa yang ada di rumah tidak boleh diambil tanpa izin, dia akan memberikan pelajaran jika masih melanggar aturan.

"Ibu akan melaporkan kamu kepada Ifal!"

"Silahkan, sekalian laporkan aku ke polisi, aku tidak takut. MInta Ifal menceraikan aku, dan kita akan bertarung d pengadilan. Apa ayah kandung yang menang atau ibu pengganti yang akan mendapatkan hak asuh." Relin pastikan Rania jatuh ke tangannya karena dia memiliki banyak uang tidak setara dengan Ifal yang hanya karyawan biasa.

Ucapan Relin tidak mampu ibu terima, dia pasti akan memberikan pelajaran. Pintu rumah ditutup kuat, membuat tetangga mulai berbisik.

Teriakkan Relin terdengar di dalam rumah, hatinya capek melihat semua kekacauan ini. Dia menginginkan hidupnya yang tenang.

"Ratna, kenapa kamu tidak pernah cerita sama Mbak atas perlakuan mereka, bagaimana kamu bisa betah tiga tahun berumah tangga." Air mata Relin menetes, hatinya tidak sekuat Ratna yang sanggup.

Berjam-jam Relin berdiam diri sambil menjaga putrinya, dia tidak bisa fokus membuat desain gaun. Pikirannya masih khawatir jika Ifal menyalahkannya atas tindakan terhadap ibunya.

"Ifal tidak pulang pagi ini, bagiamana dengan Nia? Besok aku harus ke kantor." Lin melihat jam sudah menunjukkan pukul dua malam.

Sudah waktunya dia tidur, besok Nia dibawa ke kantor, dia tidak mungkin rewel selama bersama.

Baru saja mata Relin terpejam, suara gedoran terdengar, dia beranjak bangun berdiri di depan pintu.

"Mbak Ratna buka pintu, hari ini Mas Ifal tidak ada di rumah, izinkan Afdal tidur Mbak."

"Kenapa dia ingin tidur di sini tiap kali Ifal tidak ada di rumah." Perasaan Relin jadi tidak enak.

Pintu terbuka, Relin menatap tajam pemuda yang berusia dua puluhan sudah mabuk-mabukan hampir tiap malam.

"Kenapa kamu ke sini saat Ifal tidak ada di rumah?" tanya Relin dengan nada pelan.

"Soalnya Mas Ifal pemarah, beda dnegan Mbak Ratna yang baik. Dia suka memberi uang, sehingga aku bisa mabuk tiap malam."

"Kamu mengancam Ratna?"

Tawa terdengar, kepala Afdal mengangguk, tepat sekali tebakan Relin jika dia suka mengancam Ratna.

Jika dia memberitahu Ifal maka rumah tangganya akan hancur, tubuh Afdal tumbang jatuh tersungkur.

Betapa kagetnya Relin mendengar ucapan Afdal yang hanya sedikit, tapi menyimpan rasa penasaran yang begitu besar.

Mengapa semuanya mulai terlihat setelah Ratna tiada, sesakit apa menjadi dirinya sehingga dia begitu rapat menutupi masalah.

"Ya allah, aku harap apa yang terpikir tidak benar adanya. Tidak mungkin Ratna menyimpan dosa yamg tidak termanfaatkan." Relin berjalan ke kamarnya mengunci pintu kamar.

Suara berdesah terdengar, Relin terbangun kembali mendengar suara Afdal yang sangat menjijikan. Dia sedang menonton film yang tidak pantas di rumah iparnya yang kebetulan sedang sendiri.

"Allahu akbar, ternyata otaknya begitu kotor." Relin merasa takut, tapi dia menahan diri agar tidak keluar dan terjadi hal buruk.

Rengekan NIa terdengar, dia haus. Relin takut keluar kamar karena suara Afdal mendesah masih terdengar jelas.

"Mbak tidak mau keluar, aku sudah tidak tahan Mbak." Ketukan pintu di kamar sebelah terdengar.

Bulu kuduk Relin merinding, dia takut sekali dengan Afdal ya g bersuara lebih kencang, bagiamana jika tetangga mendengar.

'Ya allah, mohon lindungi kami, jauhkan segala hal buruk." Relin memeluk Nia, dia ingin menghubungi Ifal, pasti akan terjadi keributan besar.

Suara Afdal menghilang, perlahan Relin memberanikan diri untuk keluar kamar membuatkan susu, tubuhnya masih lemas mendengar suara menjijikan Afdal.

"Alhamdulilah sudah azan subuh," gumam Relin merasa lega.

Panggilan masuk dari Ifal, cepat Relin menjawabnya melihat adik ipar yang sudah menjadi suaminya sedang bertugas.

"Mbak kenapa, terlihat cemas sekali."

"Tidak ada, aku hanya tidak terbiasa sendiri. Boleh tidak jika kamu kerja malam, kita tetap melakukan panggilan soalnya perasaan tidak aman."

Kepala Ifal mengangguk, dia tidak akan mematikan panggilan sampai matahari terbit. Relin bisa sholat memberikan susu kepada Nia dengan hati tenang.

"Fal, pagi ini kau kerja, Nia kau bawa soalnya Ibu tidak mengizinkan ada pengasuh."

"Yakin tidak merepotkan, titip sama Ibu saja soalnya jarak rumah dekat."

Kepala Relin menggeleng, dia akan jauh lebih tenang jika Nia bersamanya. Lagian mereka tidak boleh menyusahkan ibu Ifal yang sudah tua.

Senyuman Ifal terlihat, dia mengizinkan Relin membawa Nia bekerja selama tidak menganggu.

Panggilan akhirnya mati, Relin bergegas mandi bersama Nia, sebelum ada keributan lagi dia harus segera pergi bekerja.

"Maafkan Bunda Sayang, kamu harus ikut Bunda kerja." Relin menyiapkan segala kebutuhan Nia saat di kantornya.

Jam menunjukkan pukul tujuh, Relin sudah masuk dalam mobilnya melihat ibu dan Bapak Ifal datang, sengaja diabaikan langsung pergi.

"Tidak tahu malu, sungguh mereka tidak punya malu." Relin menarik napas panjang.

Rasanya menyenangkan menyetir mobil sambil menggendong bayi, Relin menjadi seorang ibu yang sesungguhnya.

"Bunda tidak mengandung dan melahirkan, tapi Bunda pastikan hidup kamu bahagia, Nak."

Senyuman Nia terlihat, dia nampak senang bisa jalan pagi meskipun tujuannya bekerja. Sampai di kantor banyak karyawan Relin yang kaget melihat ada bayi.

"Pagi Bu, lucunya," sapa sekretaris Relin.

"Jangan disentuh, dia masih sensitif."

"Iya, maaf Bu. Kita sudah menyiapkan ranjang yang Ibu minta, jadi bayinya bisa istirahat di ruangan kerja Bu Relin."

"Terima kasih An, aku masuk dulu." Relin balik badan melihat seseorang yang nampak tidak asing.

Dia bergegas masuk, menatap Ifal yng sedang menyapu di bawah pohon, pertama kalinya dia melihat Ifal di kantornya.

"Siapa dia?" tanya Relin.

"Oh, dia Ifal. Satpam di kantor kita Bu, dia pekerja keras dan tidak pilih pekerjaan, tapi kabarnya istrinya baru meninggal," jelas Staf Relin tidak tahu jika orang yang sedang mereka bicarakan suaminya.

Mata Relin tidak berkedip, dia tidak paham mengapa dunia begitu sempit, bisa-bisanya dia bertemu Ifal. Selama ini adik iparnya bekerja di kantornya.

***

Follow Ig vhiaazaira

Terpopuler

Comments

Mus Zuliaka

Mus Zuliaka

ebuset gmna jdinya klo ifal tau, hemm

2024-03-05

0

icece

icece

jangan² si Ratna di perkosa adek ny lagi diiih keluarga aneh

2024-01-04

0

Suky Anjalina

Suky Anjalina

astaga dikantor relin

2024-01-03

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!