Provokasi Dokter Cinta

“Gimana kabar istri CLBK lo ? Udah sembuh kan ? Atau malah udah otw hamidun ?” ledek Romi saat bertemu dengan Adam di salah satu kafe usai jam kerja.

“Elo sendiri yang bilang kalau Eve cuma demam biasa kan ? Kalau sudah 3 minggu ini Eve belum sembuh juga, gue akan pergi ke rumah sakit elo kerja kalau perlu lapor ke IDI supaya mereka meninjau ulang apakah gelar dokter elo beneran atau fiktif.”

“Welcome back my Adam,” ledek Romi sambil tergelak.

“Mulut elo udah berani menyebut namanya lagi. Posesif elo balik tingkat dewa kalau udah bicara soal Eve.”

“Dasar dokter somplak ! Gue rasa elo punya maksud terselubung saat memilih jadi dokter SPOG. Jangan bilang elo pilih jadi dokter kandungan karena tahu bakalan punya pasien cewek semua ?”

“Faktanya begitu dan cuma elo satu-satunya pasien cowok yang selalu setia datang berobat sama gue,” sahut Romi sambil mecebik lalu kembali tergelak.

Adam melengos sebal tapi dia tidak bisa membantah karena faktanya memang begitu. Adam rutin meminta bantuan Romi untuk sesuatu yang berhubungan dengan profesinya.

”Jadi ?”

“Jadi apa ?” tanya Adam sambil menautkan alisnya, pura-pura tidak mengerti maksud pertanyaan Romi.

“Elo masih mau menjalankan pernikahan dengan Eve hanya karena permintaan terakhir Erina yang sedang sekarat tanpa berniat membereskan masalah kalian di masa lalu ?”

Adam tidak langsung menjawab. Tangannya meraih gelas kopi dan menikmatinya sedikit demi sedikit.

”Gue udah dengar dari Leo kalau elo minta dia menunda melaporkan pernikahan kalian untuk disahkan negara.”

“Dasar asisten bermuka dua, elo sogok Leo pakai apa ? Obat pencegah hamil supaya dia bebas jadi kutu loncat dari satu perempuan ke perempuan lainnya ?” omel Adam dengan wajah cemberut.

“Leo pria baik-baik, Bro dan semoga dia tidak mengalami nasib buruk seperti bossnya,” sahut Romi sambil tertawa pelan.

Adam kembali terdiam dan menghela nafas berat beberapa kali. Ucapan Romi membuatnya kesal karena ingat dengan nasib buruk yang menimpanya dan itu semua gara-gara EVE.

“Kalau elo masih keras kepala dan ingin bertahan dengan pikiran elo sendiri lebih baik pernikahan ini selesai sampai di sini dan lupakan soal permintaan Erina.

Tanggungjawab elo sudah selesai saat Erina meninggal dan tidak ada satu orang pun yang berhak mengatakan elo pecundang atau manusia berdosa karena memutuskan untuk tidak melanjutkan permintaan istri lo yang sekarat.

Akhiri pernikahan elo dengan Eve atau pada akhirnya kalian akan sama-sama jadi manusia yang tersakiti dan hidupnya akan selalu pahit karena cinta.”

”Elo cenayang ?” ejek Adam sambil menarik satu sudut bibirnya.

“Dam, sampai detik ini pendapat gue masih sama seperti 5.5 tahun yang lalu. Apa yang terjadi antara elo dan Eve hanya kesalahpahaman, bukan kesalahan Eve. Berapa kali gue suruh elo untuk memastikannya, tapi elo kepala batu sekaligus bodoh. Elo hanya mau melihat dan mendengar berdasarkan ego elo bukan fakta yang sebenarnya.”

“Elo itu selalu pintar menasehati orang tapi sampai detik ini, elo belum juga menemukan perempuan untuk dijadiin pacar. Jangan bilang elo bosan sama yang namanya perempuan karena terlalu banyak yang elo temuin setiap hari sampai membuat elo ingin muntah,” ejek Adam sambil tertawa.

“Gue masih minat dan cinta sama yang namanya perempuan, Dam. Apa elo nggak tahu yang sedang tren saat ini kalau janda lebih menggoda ?” sahut Romi sambil menaik turunkan alisnya.

“Dasar gila !”

“Dan sepertinya gue punya target yang cukup menjanjikan.”

“Siapa ?” tanya Adam sambil mengerutkan dahi.

“Evelyn,” sahut Romi penuh keyakinan.

Adam langsung melotot dan meraih gelas kopinya lalu meneguknya sampai tandas.

“Berharaplah dalam mimpi !” omel Adam sambil beranjak bangun.

Romi tertawa sambil bergegas menyusul Adam yang sudah berjalan menuju pintu kafe.

“Sepertinya gue harus menambah gelar gue, Dam,” ujar Romi sambil merangkul bahu Adam saat mereka berjalan menuju parkiran.

“Apa lagi ?”

“Dokter cinta,” kelakar Romi sambil tergelak.

***

Leo menggerutu kesal karena tidurnya terganggu oleh suara getaran handphone yang diletakkannya di atas nakas.

Hari ini dia cukup bahagia karena Adam mengijinkannya pulang lebih awal tanpa embel-embel tugas ini dan itu di luar urusan kantor.

Leo bangun sambil mengomel dan meraih handphonenya. Waktu menunjukkan pukul 10.30 malam dan wajahnya makin ditekuk saat membaca tulisan MY BOSS di layarnya.

“Kebiasaan !” gerutu Leo. “Nggak rela banget kasih orang kesempatan buat istirahat lebih lama.”

Semula Leo berniat mengacuhkannya tapi melihat sudah ada 10 panggilan tak terjawa akhirnya ia langsung menekan ikon warna hijau begitu panggilan ke-11 muncul di layar.

“Kamu masih bernafas dengan hidung dan nggak pakai alat bantu kan, Leo ?”

Leo menjauhkan handphonenya dari telinga dan menggerutu mengomeli Adam yang memulai panggilan teleponnya dengan kalimat sindiran.

“Jangan mengomel Leo, nanti jodohmu makin jauh,” ledek Adam sambil terkekeh.

“Apa penting banget sampai bapak mengganggu waktu istirahat saya hampir tengah malam begini ?”

“Tentu saja penting ! Besok tolong lanjutkan pendaftaran pernikahan saya di kantor catatan sipil dan pastikan saya bisa datang saat harus menghadap ke sana.”

“Bapak habis minum berapa gelas sama dokter Romi ?”

“Saya sadar sepenuhnya, Leo, bukan sedang mabuk. Sejak kapan minum secangkir kopi pahit bisa membuat orang mabuk ?”

Leo tersenyum, matanya sudah terbuka lebar. Hatinya ikut merasa bahagia mendengar keputusan bossnya yang sudah menunda masalah ini lebih dari 1 bulan sejak menikah secara agama.

“Kalau begitu besok pagi saya ambil dokumennya di kantor dan langsung pergi ke kantor catatan sipil.”

“Jangan ditunda lagi. Biarkan Mira mengurus pekerjaanmu dulu.”

“Siap Pak.”

“Terima kasih Leo.”

“Sama-sama, Pak.”

Leo menarik nafas lega. Semoga keputusan bossnya ini membuat pria yang hidupnya datar dan monoton itu bisa lebih berwarna setelah pernikahan keduanya.

***

Adam senyum-senyum sendiri saat masuk ke dalam rumah. Suasana sudah temaram dan Adam yakin hampir semua penghuninya sudah tidur, hanya tinggal Bik Asih yang masih terjaga karena wanita baya itu baru saja membukakan pintu gerbang untuknya.

Langkah Adam terhenti saat melihat lampu di ruang makan masih terang benderang.

“Non Eve menunggu Tuan sejak setengah jam yang lalu karena katanya Tuan belum makan malam,” ujar Bik Asih yang baru saja masuk dan harus melintasi dapur menuju kamarnya.

“Terima kasih. Bibi tidur aja duluan, saya mau membangunkan Eve dulu.”

“Baik Tuan.”

Adam mendekati Eve yang tertidur di atas meja makan dengan kedua lengannya sebagai bantal kepala. Di depannya laptop milik Eve masih menyala dan terlihat sederetan tulisan di layarnya. Rupanya Eve menunggu Adam sambil menyelesaikan tugas skirpsi yang masih perlu diperbaiki.

“Eve,” Adam menyentuh bahu gadis itu perlahan.

Eve langsung terbangun dan kaget saat melihat Adam sudah berdiri di depannya.

“Maaf saya ketiduran, Pak. Saya akan siapkan makan malamnya sekarang.”

Adam menahan lengan Eve yang sudah beranjak bangun dan bergegas hendak ke dapur.

“Siapa yang bilang padamu kalau saya belum makan malam ?”

“Belum lama Leo telepon dan bilang kalau bapak belum makan malam, jadi dia minta saya menunggu dan menyiapkan makan malam.”

Adam menghela nafas dan menggerutu dengan wajah menoleh ke samping. Sepertinya Leo berniat balas dendam dengan mengisengi Eve gara-gara Adam menbangunkannya malam-malam.

“Saya sudah makan malam. Kamu langsung tidur aja dan teruskan tugas skripsimu besok lagi.”

Eve terlihat ragu menatap Adam lekat-lekat untuk memastikan ucapan pria itu. Adam mengangguk sambil tersenyum tipis sebagai jawaban.

Eve pun menurut. Ia mematikan laptop dan merapikan buku serta alat tulis miliknya yang berserakan di atas meja makan.

“Saya tidur dulu, Pak. Selamat malam.”

“Eve.”

Tangan Adam menahan lengan Eve yang baru saja melewatinya. Eve membalikan badannya dan jantungnya kembali berdebar saat melihat tatapan Adam yang teduh dan berbeda.

“Ada apa, Pak ?”

Adam bergeming sambil menatap mata Eve lekat membuat debar jantung Eve makin tidak karuan.

Terpopuler

Comments

Herman Lim

Herman Lim

Masi penasaran sama sinopsis nya nanti Adam akan bw cew plg ke rmh 🙈

2023-12-09

1

Luh Kertiasih

Luh Kertiasih

senyum2 sndiri baca..tmbh pnasaran..lnjut Thor..👍😊

2023-12-09

1

Tri Handayani

Tri Handayani

duch jd ikut deg-deg serrr nich'mau ngomong ap y pak adam'kayanya udah mulai menuju bucin nich....

2023-12-09

2

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Sadar
3 Permintaan Sulit
4 Kesepakatan
5 Tamu Pagi
6 Resah
7 Perubahan
8 Aku Sudah Menikah
9 Tidak Akan Melepasmu
10 Malam itu - 5 Tahun Lalu
11 Sakit
12 Nasehat Dokter
13 Provokasi Dokter Cinta
14 Pria Ken-tang
15 Ternyata Kamu Tahu
16 Mode Siaga : ON
17 Istri Bisa Cemburu
18 Bertemu Mertua
19 Nasehat Papa
20 Di Kamar yang Sama
21 Mami Eve
22 Potongan Puzzle
23 Karena Mama
24 Nasehat Mama
25 Beri Aku Waktu
26 Suami Bukan Kakak
27 Tunggu Sebentar Lagi
28 Suami vs Kerupuk
29 Potongan Puzzle Lain
30 Pertemuan di Kafe
31 Belum Saatnya
32 Surat Biru Muda
33 Cerita 7 Tahun Lalu
34 Aku Sayang Kamu
35 Kamu Pria Normal ?
36 Pelakor Lama
37 Malam yang Menyakitan
38 Mencari Bantuan
39 Wanita Menikah
40 Para Pendukung
41 Akan Aku Buktikan
42 Teguran untuk Adam
43 Orang Ketiga
44 Pemandangan Terburuk
45 Jangan Menyerah Eve
46 Kekecewan Papa dan Mama
47 Pria Baru
48 Kepergiaan Eve
49 Ujian Kesabaran
50 Bertemu Josh
51 Nasehat Sahabat
52 Mendadak Lebay
53 Adam yang Putus Asa
54 Musibah Pembawa Berkat
55 Beri Aku Kesempatan (Lagi)
56 Mulai Menyusun Puzzle
57 Hidup dan Kebahagianku
58 Bertemu Pebinor
59 Pengakuan Pebinor
60 Bertemu Dokter Julia
61 Alasanku Ragu-ragu
62 Kekesalan Darren dan Eve
63 Kejutan untuk Eve
64 6 Tahun yang Lalu
65 Istri 2 Milyar
66 Eve yang Menyebalkan
67 Potongan Puzzle Baru
68 Kencan Hari Pertama
69 Frustasinya Darren
70 Semut Kepala Hitam
71 Kegelisahan Romi
72 Calon Istri
73 Keresahan Adam
74 Gencatan Hati
75 Hadiah Memaafkan
76 Permintaan Maaf
77 Pengakuan
78 Pertemuan Tak Terduga
79 Keputusan Romi dan Julia
80 Racun Erina
81 Wanita Tanpa Identitas
82 Kegilaan Siska
83 Alasan Romi
84 Penolakan Adam dan Darren
85 Tentang Romi
86 Kecemasan Eve
87 Perhatian untuk Lusia
88 Ayah Biologis
89 Fakta untuk Adam
90 Kepastian
91 Daddy Romi
92 Bertemu Siska
93 Kekesalan Adam
94 Pertengkaran Pertama
95 Mencari Potongan Puzzle
96 Dimana Kamu Eve ?
97 Menemukanmu
98 Pergumulan Erlan (Flashback)
99 Keputusan Erlan (Flasback)
100 Maafkan Aku (Flashback)
101 Pria-pria Kepo
102 Kecemasan Romi
103 Berdamai dengan Masa Lalu
104 Bertemu Masa Lalu
105 Hati yang Jujur
106 Hanya Sahabat
107 Nafas Cintaku
108 Yang Dinanti
109 Wanita-wanita Galau
110 Bahagia dan Kecewa
111 Dokter Tulalit
112 Beda Mulut dan Hati
113 Gara-gara Nama
114 Wanita Penggoda
115 Cinta Selamanya
116 Novel Baru
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Kecelakaan
2
Sadar
3
Permintaan Sulit
4
Kesepakatan
5
Tamu Pagi
6
Resah
7
Perubahan
8
Aku Sudah Menikah
9
Tidak Akan Melepasmu
10
Malam itu - 5 Tahun Lalu
11
Sakit
12
Nasehat Dokter
13
Provokasi Dokter Cinta
14
Pria Ken-tang
15
Ternyata Kamu Tahu
16
Mode Siaga : ON
17
Istri Bisa Cemburu
18
Bertemu Mertua
19
Nasehat Papa
20
Di Kamar yang Sama
21
Mami Eve
22
Potongan Puzzle
23
Karena Mama
24
Nasehat Mama
25
Beri Aku Waktu
26
Suami Bukan Kakak
27
Tunggu Sebentar Lagi
28
Suami vs Kerupuk
29
Potongan Puzzle Lain
30
Pertemuan di Kafe
31
Belum Saatnya
32
Surat Biru Muda
33
Cerita 7 Tahun Lalu
34
Aku Sayang Kamu
35
Kamu Pria Normal ?
36
Pelakor Lama
37
Malam yang Menyakitan
38
Mencari Bantuan
39
Wanita Menikah
40
Para Pendukung
41
Akan Aku Buktikan
42
Teguran untuk Adam
43
Orang Ketiga
44
Pemandangan Terburuk
45
Jangan Menyerah Eve
46
Kekecewan Papa dan Mama
47
Pria Baru
48
Kepergiaan Eve
49
Ujian Kesabaran
50
Bertemu Josh
51
Nasehat Sahabat
52
Mendadak Lebay
53
Adam yang Putus Asa
54
Musibah Pembawa Berkat
55
Beri Aku Kesempatan (Lagi)
56
Mulai Menyusun Puzzle
57
Hidup dan Kebahagianku
58
Bertemu Pebinor
59
Pengakuan Pebinor
60
Bertemu Dokter Julia
61
Alasanku Ragu-ragu
62
Kekesalan Darren dan Eve
63
Kejutan untuk Eve
64
6 Tahun yang Lalu
65
Istri 2 Milyar
66
Eve yang Menyebalkan
67
Potongan Puzzle Baru
68
Kencan Hari Pertama
69
Frustasinya Darren
70
Semut Kepala Hitam
71
Kegelisahan Romi
72
Calon Istri
73
Keresahan Adam
74
Gencatan Hati
75
Hadiah Memaafkan
76
Permintaan Maaf
77
Pengakuan
78
Pertemuan Tak Terduga
79
Keputusan Romi dan Julia
80
Racun Erina
81
Wanita Tanpa Identitas
82
Kegilaan Siska
83
Alasan Romi
84
Penolakan Adam dan Darren
85
Tentang Romi
86
Kecemasan Eve
87
Perhatian untuk Lusia
88
Ayah Biologis
89
Fakta untuk Adam
90
Kepastian
91
Daddy Romi
92
Bertemu Siska
93
Kekesalan Adam
94
Pertengkaran Pertama
95
Mencari Potongan Puzzle
96
Dimana Kamu Eve ?
97
Menemukanmu
98
Pergumulan Erlan (Flashback)
99
Keputusan Erlan (Flasback)
100
Maafkan Aku (Flashback)
101
Pria-pria Kepo
102
Kecemasan Romi
103
Berdamai dengan Masa Lalu
104
Bertemu Masa Lalu
105
Hati yang Jujur
106
Hanya Sahabat
107
Nafas Cintaku
108
Yang Dinanti
109
Wanita-wanita Galau
110
Bahagia dan Kecewa
111
Dokter Tulalit
112
Beda Mulut dan Hati
113
Gara-gara Nama
114
Wanita Penggoda
115
Cinta Selamanya
116
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!