Malam itu - 5 Tahun Lalu

“Jadi ini yang kamu namakan istri dan ibu yang baik ? Pergi dengan laki-laki lain tanpa ijin suami ?”

Eve terkejut dan hampir saja memuntahkan air putih yang ada di mulutnya saat melihat Adam berdiri di ujung tangga sambil melipat kedua tangan di depan dada.

Eve yakin kalau saat ia pulang tadi sebelum berbelok ke dapur untuk mengambil minum, tidak ada siapapun berdiri di situ.

“Saya sudah mengirim pesan untuk minta ijin tapi bapak tidak membuka pesan saya. Ada hal penting yang harus saya selesaikan sama Josh dan sebelum menemuinya saya mengirim pesan lagi ke nomor bapak untuk sekedar memberitahu.”

“Jadi ke depannya kamu akan bertindak seperti ini ?”

“Kenapa dalam hidup perkawinan banyak aturan yang merugikan pihak perempuan,” gerutu Eve.

“Maksudmu ?”

“Kemarin Pak Adam pergi tanpa mau memberitahu saya akan kemana dan baru tadi pagi pulang tanpa penjelasan apa-apa. Apa itu hanya berlaku untuk suami ?”

Adam sedikit terkejut melihat tatapan mata Eve begitu sendu dan menyimpan luka. Untung saja cahaya di sekitarnya agak redup.

“Maaf saya ingin mandi dan beristirahat dulu. Kalau bapak mau memarahi dan memberikan wejangan, jangan malam ini, ditunda sampai besok pagi saja. Saya nggak akan menghindar.”

Adam yang masih kesal menahan lengan Eve saat gadis itu melewatinya hendak naik ke lantai 2.

“Kamu bukan hanya tidak ijin tapi berani membiarkan pria lain memelukmu di depan rumah suami sendiri. Bukan tidak mungkin di belakang saya yang kamu akui sebagai suami, kalian melakukan lebih dari sekedar pelukan.”

“Saya pastikan kalau Josh adalah pria terakhir yang memeluk saya sebagai sahabat meskipun sebetulnya kami masih mengharapkan bisa melakukannya besok dan besok lagi,” sahut Eve dengan senyuman sinis.

“Saya tidak akan membiarkan perempuan semacam kamu menjadi ibu putri saya !” tegas Adam sambil mendekatkan wajahnya ke arah Eve.

“Bapak pikir saya…”

“Berhenti memanggil saya bapak di rumah ini !” bentak Adam dengan suara keras dan cengkraman tangannya semakin kuat membuat Eve meringis.

Eve menarik nafas dalam-dalam sebelum mendongakan wajahnya menatap Adam lekat-lekat dan tiba-tiba ia menghentakkan tangannya dengan keras hingga pegangan Adam terlepas.

Adam sempat mundur saat Eve mendekatinya dan langsung mencengkram kaos Adam dengan kedua tangannya.

“Sampai kapan Mas Damdam akan membenci Eve ? Kenapa selalu menghindar saat ditanya alasan

Mas Damdam membenci Eve ? Kenapa ? Sejak kapan dan apa yang membuat Eve jadi gadis pembawa sial dalam hidup Mas Damdam ? Kenapa ?!” Eve balas berteriak.

“Kenapa Mas Damdam tidak pernah mau menjawabnya ! Eve tahu kalau Mbak Erina dan Mas Damdam diam-diam menganggap Eve menjadi penyebab kecelakaan yang membuat papa, mama dan Mas Erlan meninggal. Tapi kebencian Mas Damdam yang tiba-tiba itu muncul sudah ada sebelum kecelakaan malam itu.”

Air mata Eve terus mengalir di wajahnya tanpa bisa dicegah. Matanya menatap Adam dengan perasaan penuh luka.

Adam terkesima, sudah lama ia tidak mendengar panggilan itu keluar dari mulut Eve. Panggilan yang awalnya membuat Adam kesal karena seperti ejekan akhirnya menjadi panggilan kesayangan Eve kecil padanya.

“Kalian pikir saya tidak merasa bersalah dan membenci diri sendiri karena merasa telah menjadi pembunuh orangtua dan kakak sendiri !” Eve kembali meninggikan suaranya. Sebutan dirinya berubah lagi.

Cengkramannya melemah dan akhirnya terlepas. Eve langsung berjongkok dan menangkup wajah di antara kedua lututnya. Isaknya makin keras membuat hati Adam tercubit.

Keduanya bergeming di posisinya, hanya terdengar isak tangis Eve yang perlahan mulai reda.

Adam maju mundur ingin menyentuh bahu Eve dan sebelum ia mengambil keputusan, Eve sudah berdiri lagi dan sempat terhuyung.

Kedua tangannya mengusap pipinya yang basah tapi tidak bisa kering karena air matanya masih terus mengalir.

“Maaf saya sudah seperti Lusi yang merengek dan hanya bisa menangis. Saya tidak bermaksud mencari simpati seperti yang pernah bapak bilang pada saya. Saya permisi dulu, badan saya benar-benar capek dan perlu mandi.”

Setengah berlari Eve langsung naik ke lantai 2 dan masuk ke kamarnya sedangkan Adam masih berdiri di ujung tangga menatap gadis itu sampai menghilang dari pandangannya.

Adam berjalan ke arah ruang tengah dan duduk di sofa. Beberapa kali ia menghela nafas berat, hatinya kembali diacak-acak, bayangan masa lalu yang indah dan menyakitkan membuat Adam memijat pelipisnya.

Kecelakaan yang merenggut 3 nyawa keluarga inti Eve bukan salah gadis itu. Hanya Adam yang tahu kenapa Eve mengalami demam tinggi di hari pernikahannya dengan Erina.

(Flashback)

“Memangnya Eve kenapa, Ma ?” tanya Erina dengan nada kesal dan raut wajah kecewa.

Pesta pernikahan Adam dan Eve baru saja berakhir di salah satu hotel bintang 3 yang ada di Jakarta. Mengingat jadwal acara yang padat sejak jam 3 subuh, Adam sudah menyiapkan 2 kamar untuk keluarga Erina.

“Daripada pulang lebih baik dia tidur di sini, di luar sedang turun hujan,” ujar Erina masih dengan nada kesal.

Eve sendiri sedang duduk di sofa dan menyandarkan kepalanya pada pegangannya.

“Papa juga bilang begitu, tapi Eve tidak mau katanya udara di kamar tetap dingin meskipun AC sudah dimatikan. Eve mau pulang naik taksi tapi mana mungkin mama dan papa tega membiarkannya sendirian di rumah dalam keadaan sakit begitu.”

“Mau jalan sekarang ?” Erlan, papa dan Adam yang sempat membahas soal kondisi Eve bergabung dengan mama dan Erina.

“Mas Erlan mau pulang juga ? Kamarnya sia-sia dong,” gerutu Erina.

“Mana aku tega membiarkan papa dan mama mengurus Eve di rumah,” sahut Erlan sambil tersenyum.

“Kamu tahu sendiri bagaimana kondisi Eve kalau sudah demam, dia nggak akan berhenti mengigau kayak anak balita. Lagipula kalau nanti malam panasnya makin tinggi, Mas Erlan akan membawanya ke rumah sakit.”

Adam hanya menjadi pendengar, tidak memberikan komentar apapun meskipun ia tahu apa yang menyebabkan Eve demam tinggi.

2 hari yang lalu Eve nekad datang ke rumah Adam hanya untuk menanyakan alasan pria itu mendiamkannya bahkan membangun medan perang di antara mereka yang sebelumnya sangat dekat.

Adam menolak bertemu dengan Eve meskipun kedua orangtuanya terus membujuk pria itu. Gilanya, Adam melarang siapapun membiarkan Eve masuk ke dalam rumah hingga gadis itu hanya bisa memanggil-manggil Adam dari halaman persis di bawah jendela kamarnya.

Adam yang mendengarkan musik di kamarnya tidak sadar kalau hujan turun begitu derasnya. Saat ia melepaskan headset, suara Eve tidak lagi terdengar hingga Adam berpikir gadis SMA itu akhirnya menyerah. Saat ia berjalan ke jendela, Adam baru tahu kalau hujan turun malam itu dan matanya membola saat melihat Eve baru saja keluar dari gerbang dalam keadaan basah kuyup.

Terpopuler

Comments

Sweet Girl

Sweet Girl

Ye...ye ye ye... pak Adam akhirnya minta dipanggil Mas Adam.

2024-02-08

1

Luh Kertiasih

Luh Kertiasih

spertinya mmg Adam mmpunyai prasaan istimewa kpda eve...tp brusaha utk memungkiri...lnjut Thor...👍

2023-12-07

3

Novi Sri

Novi Sri

apa mungkin adam mencintai eve dlm diam

2023-12-07

1

lihat semua
Episodes
1 Kecelakaan
2 Sadar
3 Permintaan Sulit
4 Kesepakatan
5 Tamu Pagi
6 Resah
7 Perubahan
8 Aku Sudah Menikah
9 Tidak Akan Melepasmu
10 Malam itu - 5 Tahun Lalu
11 Sakit
12 Nasehat Dokter
13 Provokasi Dokter Cinta
14 Pria Ken-tang
15 Ternyata Kamu Tahu
16 Mode Siaga : ON
17 Istri Bisa Cemburu
18 Bertemu Mertua
19 Nasehat Papa
20 Di Kamar yang Sama
21 Mami Eve
22 Potongan Puzzle
23 Karena Mama
24 Nasehat Mama
25 Beri Aku Waktu
26 Suami Bukan Kakak
27 Tunggu Sebentar Lagi
28 Suami vs Kerupuk
29 Potongan Puzzle Lain
30 Pertemuan di Kafe
31 Belum Saatnya
32 Surat Biru Muda
33 Cerita 7 Tahun Lalu
34 Aku Sayang Kamu
35 Kamu Pria Normal ?
36 Pelakor Lama
37 Malam yang Menyakitan
38 Mencari Bantuan
39 Wanita Menikah
40 Para Pendukung
41 Akan Aku Buktikan
42 Teguran untuk Adam
43 Orang Ketiga
44 Pemandangan Terburuk
45 Jangan Menyerah Eve
46 Kekecewan Papa dan Mama
47 Pria Baru
48 Kepergiaan Eve
49 Ujian Kesabaran
50 Bertemu Josh
51 Nasehat Sahabat
52 Mendadak Lebay
53 Adam yang Putus Asa
54 Musibah Pembawa Berkat
55 Beri Aku Kesempatan (Lagi)
56 Mulai Menyusun Puzzle
57 Hidup dan Kebahagianku
58 Bertemu Pebinor
59 Pengakuan Pebinor
60 Bertemu Dokter Julia
61 Alasanku Ragu-ragu
62 Kekesalan Darren dan Eve
63 Kejutan untuk Eve
64 6 Tahun yang Lalu
65 Istri 2 Milyar
66 Eve yang Menyebalkan
67 Potongan Puzzle Baru
68 Kencan Hari Pertama
69 Frustasinya Darren
70 Semut Kepala Hitam
71 Kegelisahan Romi
72 Calon Istri
73 Keresahan Adam
74 Gencatan Hati
75 Hadiah Memaafkan
76 Permintaan Maaf
77 Pengakuan
78 Pertemuan Tak Terduga
79 Keputusan Romi dan Julia
80 Racun Erina
81 Wanita Tanpa Identitas
82 Kegilaan Siska
83 Alasan Romi
84 Penolakan Adam dan Darren
85 Tentang Romi
86 Kecemasan Eve
87 Perhatian untuk Lusia
88 Ayah Biologis
89 Fakta untuk Adam
90 Kepastian
91 Daddy Romi
92 Bertemu Siska
93 Kekesalan Adam
94 Pertengkaran Pertama
95 Mencari Potongan Puzzle
96 Dimana Kamu Eve ?
97 Menemukanmu
98 Pergumulan Erlan (Flashback)
99 Keputusan Erlan (Flasback)
100 Maafkan Aku (Flashback)
101 Pria-pria Kepo
102 Kecemasan Romi
103 Berdamai dengan Masa Lalu
104 Bertemu Masa Lalu
105 Hati yang Jujur
106 Hanya Sahabat
107 Nafas Cintaku
108 Yang Dinanti
109 Wanita-wanita Galau
110 Bahagia dan Kecewa
111 Dokter Tulalit
112 Beda Mulut dan Hati
113 Gara-gara Nama
114 Wanita Penggoda
115 Cinta Selamanya
116 Novel Baru
Episodes

Updated 116 Episodes

1
Kecelakaan
2
Sadar
3
Permintaan Sulit
4
Kesepakatan
5
Tamu Pagi
6
Resah
7
Perubahan
8
Aku Sudah Menikah
9
Tidak Akan Melepasmu
10
Malam itu - 5 Tahun Lalu
11
Sakit
12
Nasehat Dokter
13
Provokasi Dokter Cinta
14
Pria Ken-tang
15
Ternyata Kamu Tahu
16
Mode Siaga : ON
17
Istri Bisa Cemburu
18
Bertemu Mertua
19
Nasehat Papa
20
Di Kamar yang Sama
21
Mami Eve
22
Potongan Puzzle
23
Karena Mama
24
Nasehat Mama
25
Beri Aku Waktu
26
Suami Bukan Kakak
27
Tunggu Sebentar Lagi
28
Suami vs Kerupuk
29
Potongan Puzzle Lain
30
Pertemuan di Kafe
31
Belum Saatnya
32
Surat Biru Muda
33
Cerita 7 Tahun Lalu
34
Aku Sayang Kamu
35
Kamu Pria Normal ?
36
Pelakor Lama
37
Malam yang Menyakitan
38
Mencari Bantuan
39
Wanita Menikah
40
Para Pendukung
41
Akan Aku Buktikan
42
Teguran untuk Adam
43
Orang Ketiga
44
Pemandangan Terburuk
45
Jangan Menyerah Eve
46
Kekecewan Papa dan Mama
47
Pria Baru
48
Kepergiaan Eve
49
Ujian Kesabaran
50
Bertemu Josh
51
Nasehat Sahabat
52
Mendadak Lebay
53
Adam yang Putus Asa
54
Musibah Pembawa Berkat
55
Beri Aku Kesempatan (Lagi)
56
Mulai Menyusun Puzzle
57
Hidup dan Kebahagianku
58
Bertemu Pebinor
59
Pengakuan Pebinor
60
Bertemu Dokter Julia
61
Alasanku Ragu-ragu
62
Kekesalan Darren dan Eve
63
Kejutan untuk Eve
64
6 Tahun yang Lalu
65
Istri 2 Milyar
66
Eve yang Menyebalkan
67
Potongan Puzzle Baru
68
Kencan Hari Pertama
69
Frustasinya Darren
70
Semut Kepala Hitam
71
Kegelisahan Romi
72
Calon Istri
73
Keresahan Adam
74
Gencatan Hati
75
Hadiah Memaafkan
76
Permintaan Maaf
77
Pengakuan
78
Pertemuan Tak Terduga
79
Keputusan Romi dan Julia
80
Racun Erina
81
Wanita Tanpa Identitas
82
Kegilaan Siska
83
Alasan Romi
84
Penolakan Adam dan Darren
85
Tentang Romi
86
Kecemasan Eve
87
Perhatian untuk Lusia
88
Ayah Biologis
89
Fakta untuk Adam
90
Kepastian
91
Daddy Romi
92
Bertemu Siska
93
Kekesalan Adam
94
Pertengkaran Pertama
95
Mencari Potongan Puzzle
96
Dimana Kamu Eve ?
97
Menemukanmu
98
Pergumulan Erlan (Flashback)
99
Keputusan Erlan (Flasback)
100
Maafkan Aku (Flashback)
101
Pria-pria Kepo
102
Kecemasan Romi
103
Berdamai dengan Masa Lalu
104
Bertemu Masa Lalu
105
Hati yang Jujur
106
Hanya Sahabat
107
Nafas Cintaku
108
Yang Dinanti
109
Wanita-wanita Galau
110
Bahagia dan Kecewa
111
Dokter Tulalit
112
Beda Mulut dan Hati
113
Gara-gara Nama
114
Wanita Penggoda
115
Cinta Selamanya
116
Novel Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!