“Karena aku sudah menikah dengan Pak Adam sebelum Mbak Erina menutup mata.”
“Bohong !”
Eve terkejut karena Josh berteriak sambil menggebrak meja. Seorang pelayan yang berdiri dekat situ sampai menoleh tapi melihat keributan itu tidak disertai kekerasan fisik, ia pura-pura tidak tahu.
“Kenapa kamu mengambil keputusan itu tanpa bicara dulu denganku, Eve ? Apa hubungan kita selama 2 tahun ini tidak ada artinya bagimu ? Apa kamu masih belum bisa mencintai aku ?”
“Bukan begitu, Josh. Maaf karena aku tidak memberitahumu sebelumnya. Awalnya Mbak Erina hanya minta aku menjadi ibu untuk Lusia karena Mbak Erina tidak ingin ada perempuan lain yang mengurus dan membesarkan putrinya,” lirih Eve yang sudah tidak bisa menahan air matanya.
“Aku tidak keberatan kalau kamu mau mengakui Lusia sebagai anak kita, tapi tidak perlu sampai mengorbankan diri dengan menikahi juga ayahnya. Apalagi kamu pernah cerita kalau Pak Adam membencimu. Apa kamu tidak berpikir kalau dia akan semakin menyakitimu bukan hanya perasaan tapi bisa saja sampai KDRT karena merasa dia berhak atas hidupmu sebagai suami ?”
“Pak Adam tidak akan melakukan KDRT padaku,” ujar Eve dengan suara pelan.
“Bagaimana kamu begitu yakin ? Atau jangan-jangan selama ini kamu dan Pak Adam…”
“Stop Josh ! Aku sudah pernah menceritakan padamu tentang hubungan Pak Adam dengan keluarga kami bahkan sejak sebelum aku lahir, jadi sedikit banyak aku tahu bagaimana sifatnya.”
“Tapi kamu tidak pernah tahu kenapa dia membencimu, kan ?” sindir Josh dengan senyuman sinis.
“Aku lelah mencari jawabannya, Josh dan bagiku sudah tidak penting lagi. Aku tidak mengerti kenapa Mbak Erina memaksaku menikah dengan Pak Adam kalau tujuannya hanya ingin memastikan akan ada orang yang menjagaku setelah ia tiada.”
“Aku bisa menikahimu saat itu juga kalau memang bisa membuat hati kakakmu tenang. Orangtuaku tidak keberatan menjadikanmu sebagai menantu mereka.”
”Aku sudah mengatakan hal itu pada Mbak Erina meski aku belum bertanya padamu tapi ia menolaknya. Mbak Erina bersikeras sampai memohon padaku berkali-kali supaya aku menikah dengan Pak Adam. Mbak Erina bilang suatu saat aku akan mengerti alasannya.”
“Jadi selama ini kakakmu tidak pernah setuju aku menjadi kekasihmu,” keluh Josh dengan wajah sedih.
“Aku rasa tidak begitu, Josh. Mbak Erina sempat bilang kalau ia saat senang karena akhirnya aku memiliki kekasih yang baik dan tulus seperti kamu, ia selalu mendoakan agar kita berdua bisa bahagia bersama.”
“Lalu kenapa kakakmu mendadak berubah pikiran, Eve ? Maaf kalau aku menganggap kakakmu sungguh egois. Di saat-saat terakhir hidupnya, ia hanya memikirkan kebahagiaan suami dan anaknya dengan mengorbankan hidup adiknya sendiri.”
“Aku mengerti Josh, tapi biar bagaimana pun dia adalah kakak kandungku, satu-satunya keluarga yang aku miliki setelah kedua orangtuaku meninggal. Kakakku sudah berjuang untuk mengantar aku sampai di titik ini. Bagiku permintaannya adalah bentuk balas budiku atas segala kebaikannya.”
Suasana sempat hening, tidak ada satu kata keluar dari mulut keduanya hanya terdengar helaan nafas panjang dan berat.
“Eve, apakah kalian sudah….”
Eve sempat menautkan alisnya menatap Josh yang ragu-ragu meneruskan kalimatnya lalu membuang muka ke lain arah.
“Hidup sebagai suami istri sungguhan maksudmu ?”
Josh menoleh, menatap Eve penuh luka dan menganggukan kepalanya.
“Sampai detik ini aku hanyalah seorang adik ipar yang dibencinya, yang terpaksa dibiarkan tinggal di rumah itu untuk membuat putrinya yang masih kecil tidak kesepian karena ditinggal pergi oleh maminya. Kami bahkan tidur di kamar yang terpisah, Josh.”
“Eve,” Josh menggenggam jemari Eve yang ada di atas meja dan wajahnya sedikit lebih cerah seperti menemukan setitik harapan baru.
“Aku akan menemui Pak Adam dan minta beliau menceraikanmu karena aku akan menjadi satu-satunya pria yang akan membuatmu bahagia sebagai seorang suami. Aku tidak keberatan kalau kamu mau membawa Lusia dan membesarkan anak itu sebagai anak kita berdua. Kamu hanya perlu bilang ya dan aku akan menyelesaikan semua ini secepatnya.”
“Tidak semudah itu Josh.” Eve tersenyum getir.
“Lusia adalah anak kandung Pak Adam dan tidak ada alasan yang bisa membuat aku memisahkan mereka. Saat ini aku sudah mengikatkan diri untuk menjadi pengganti Mbak Erina sebagai ibunya Lusia, dengan atau tanpa pengakuan dari Pak Adam.
Tolong relakan aku Josh dan carilah wanita lain yang lebih baik dariku. Kamu pria yang baik, tulus dan memiliki banyak kelebihan, pasti banyak wanita cantik yang suka padamu.”
“Eve aku…”
“Aku benar-benar minta maaf padamu, Josh. Terima kasih atas 2 tahun yang kita lewati. Aku benar-benar bahagia dan bersyukur mendapatkan cintamu yang membuatku berani membuka hati.”
”Eve, dengan atau tanpa persetujuanmu aku akan mengawasi Pak Adam. Jika dalam setahun dia masih belum berubah, aku akan merebutmu dari sisinya, tidak peduli apapun kondisimu.”
“Josh please,”pinta Eve dengan wajah memohon.
“Niatmu itu malah membuat aku makin merasa bersalah. Lupakan aku Josh, hubungan kita berakhirsampai di sini.”
Eve yang putus asa dengan sikap Josh beranjak bangun.
“Aku pulang dulu, Josh.”
“Aku antar,” Josh menahan lengan Eve.
“Tidak usah.”
Josh tidak menggubris penolakan Eve malah menarik lengannya menuju kasir dan tidak memberikan kesempatan pada gadis itu untuk menjauh.
Tidak ada percakapan selama perjalanan pulang, hanya terdengar alunan musik instrumental dari audio mobil.
“Terima kasih, Josh,” ujar Eve sambil tersenyum saat mobil Josh sudah berhenti di depan gerbang rumah Adam.
“Eve, aku sungguh-sungguh dengan ucapanku.”
“Josh, aku mohon…” Josh meletakkan telunjuknya di bibir Eve.
“Kita lihat bagaimana Pak Adam menjalani permintaan istrinya. Kalau dia tidak sanggup atau malah menyakitimu, aku janji akan membawamu pergi menjauh darinya dan menjadikanmu wanita paling bahagia sebagai istriku.”
Eve hanya tersenyum tipis. Ia membuka pintu mobil diikuti oleh Josh yang mengantarnya sampai ke gerbang.
Tanpa terduga Josh menarik tubuh ramping Eve ke dalam pelukannya. Gadis itu mencoba melepaskan diri namun Josh malah mengeratkan pelukannya.
“Eve, jangan memaksakan diri. Tinggalkan Pak Adam kalau kamu sudah tidak sanggup lagi dan pergilah kepadaku. Ingatlah kalau masih ada pria yang mencintaimu dan bisa membuatmu bahagia.”
Eve kembali meneteskan air mata, perasaannya makin campur aduk.
“Jangan menangis,” Josh melerai pelukannya lalu mengusap pipi Eve dengan punggung tangannya.
“Masuklah dan istirahat. Jangan blokir nomorku,” ujar Josh mengacak rambut Eve sambil tersenyum.
“Terima kasih Josh,” Eve balas tersenyum meski sedikit terpaksa.
Eve bergegas masuk karena sudah sejak tadi bibi menunggu di balik gerbang. Ia tidak lagi menoleh untuk sekedar melambaikan tangan pada Josh karena hatinya semakin sakit saat harus melepaskan pria yang sudah mencuri sebagian hatinya 2 tahun terakhir.
Sementara di luar, Josh yang sudah berdiri di samping pintu mobil melirik ke lantai 2 sambil menarik satu sudut bibirnya. Ia tahu kalau Adam sedang mengawasi dari jendela kamar atas.
itu sebabnya Josh sengaja mengejar Eve dan memeluknya supaya Adam melihat kalau gadis yang dibencinya begitu berharga untuk pria lain.
Saya tidak akan menyerah Pak Adam, kalau perlu saya akan merebut Eve dengan cara yang lebih gila lagi. Jangan sampai anda lengah karena saya akan mengambil kesempatan di setiap celah yang terbuka.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 116 Episodes
Comments
Sweet Girl
Gua dukung lu Josh...
2024-02-08
1