Meminta Maaf

Setelah si kembar dan Belinda pergi, mereka belum juga kembali padahal Evan menunggu mereka untuk makan malam bersama tapi kedua anak nakal itu dan Belinda tak juga kunjung kembali.

Evan berjalan menuju jendela dan mengintip sesekali tentunya yang dia lihat adalah rumah Belinda karena dia tahu mereka pasti berada di sana.

Tidak ada suara teriakan anak kecil. Suasana terlihat hening di rumah Belinda. Tidak biasanya setenang itu karena Oliver dan  Xavier bukanlah anak yang bisa diam kecuali ketika mereka tidur.

Aneh, apa yang sedang mereka lakukan? Evan jadi penasaran namun dia kembali melangkah pergi dan pura-pura tidak mau peduli walau sesungguhnya rasa penasaran yang dia rasakan bisa membunuhnya sebab dia sangat ingin tahu apa yang sedang mereka lakukan di rumah Belinda.

Dia yakin mereka pasti akan kembali saat mereka sudah lapar tapi sayangnya Evan sudah menunggu begitu lama dan makanan yang ada di atas meja pun sudah dingin, tak ada satu pun dari mereka yang kembali. Evan kembali melangkah menuju jendela, dia jadi semakin gusar.

“Sial!” Evan mengumpat dan mau tak mau dia pun pergi ke rumah Belinda untuk mencari tahu apa yang sedang mereka lakukan di sana sampai-sampai tidak kembali dan seperti melupakan dirinya.

Seharusnya dia senang sebab tidak ada yang mengganggu dirinya dan tak ada yang membuatnya sakit kepala tapi entah kenapa dia justru merasa terganggu dengan tidak kembalinya mereka bertiga.

“Kau sungguh bodoh, Evan. Padahal kau bisa mengabaikan mereka dan tidur dengan nyaman tapi apa yang kau lakukan?" tanyanya pada diri sendiri ketika berjalan menuju rumah Belinda.

“Belinda, buka pintunya!” pinta Evan sambil mengetuk pintu.

Belinda yang ada di dalam bersama si kembar diam saja dan tak langsung membukakan pintu untuk Evan. Suara ketukan kembali terdengar disusul dengan suara teriakan Evan yang meminta Belinda untuk membukakan pintu baginya.

“Buka, kita bicara sebentar!” pintanya.

“Jangan, Kakak. Biarkan saja Daddy berada di luar, jangan biarkan Daddy masuk ke dalam!” ucap Oliver.

“Sepertinya dia ingin menjemput kalian, jadi pulanglah. Jangan membuat Ayah kalian khawatir.”

“Tidak apa-apa, biarkan saja Daddy khawatir karena dia tidak sayang pada kami!” kali ini Xavier yang berkata seperti itu.

“Jangan berbicara seperti itu pada ayah kalian. Bukakan pintu untuknya dan pulanglah. Dia pasti khawatir pada kalian berdua sebab itu dia datang untuk menjemput kalian pulang, Jadi lakukan," pinta Belinda pada si kembar,

“Yaah... padahal kami ingin menginap dengan kakak dan membiarkan Daddy kesepian seorang diri di rumah.”

“Benar. Daddy harus diberi pelajaran agar dia tidak memarahi Kakak lagi!" mereka berdua tampak kecewa.

“Terima kasih atas perhatian kalian berdua tapi aku sudah tidak apa-apa jadi pergilah, buka pintu itu dan biarkan ayah kalian masuk ke dalam!”

“Baiklah,” mau tidak mau, si kembar melangkah menuju pintu lalu membukakan pintu untuk Evan. Mereka berdua tak mengatakan apa pun karena mereka sedang marah pada Evan yang baru saja membentak Belinda.

“Apa yang kalian lakukan di sini, apa kalian tidak ingin pulang makan?”

“Kami tidak mau makanan milik Daddy!” ucap Oliver.

"Benar, mulai sekarang kami akan tinggal dengan kakak saja!"

"Jangan asal bicara, segera pulang!" Evan hendak meraih tangan si kembar tapi mereka berdua berlari masuk ke dalam rumah Belinda.

"Daddy jahat, kami tidak suka!"

“Hei, pulang denganku. Kalian harus makan. Jangan sampai kalian jatuh sakit lalu merepotkan aku jadi segera pulang!” teriak Evan.

“Tidak mau. Jika Daddy tidak meminta maaf kepada kakak, maka kami tidak akan pulang dan kami akan membuat keributan sampai Daddy mau meminta maaf dengan kakak!” teriak Oliver.

“Jangan asal bicara. Pulang sekarang juga!” Evan masih berteriak di luar tanpa melangkah masuk.

“Jika Daddy tidak mau, sebaiknya Daddy pulang sendiri. Mulai saat ini kami akan tinggal dengan Kak Winnie the Pooh jadi jangan salahkan kami jika kami semakin berbuat nakal!” kali ini Xavier yang berteriak.

“Ayolah. Aku hanya berteriak saja dan membentak sedikit. Jadi jangan terlalu berlebihan. Sekarang pulang, aku akan memanaskan makanan lagi untuk kalian."

“Tidak mau, kami tidak mau!” tolak Oliver dan Xavier lagi.

Evan menghela nafas. Dia tahu drama itu tidak akan selesai jika dia tidak menuruti permintaan kedua anak nakal itu. Evan melangkah masuk ke dalam rumah Belinda karena pintunya masih dalam keadaan terbuka. Hanya meminta maaf saja, itu bukan perkara yang sulit. Lagi pula dia masih membutuhkan si gendut itu yang bisa dia manfaatkan untuk beberapa hal.

“Hei, bisa bicara sebentar?” pinta Evan pada Belinda yang saat itu ingin mengambil bantal dan selimut yang akan dia berikan pada si kembar yang hendak menginap.

“Ada apa? Kau bujuklah mereka berdua agar mereka mau pulang!”

“Mereka hanya mau pulang jika aku meminta maaf padamu!” Evan melangkah mendekati Belinda yang saat itu sedang berdiri tidak jauh dari pintu kamar.

Belinda memandangi Evan yang melangkah mendekat, sedangkan si kembar mengintip dari balik pintu yang sedikit terbuka. Mereka ingin melihat apakah ayah mereka akan meminta maaf atau tidak pada Belinda.

“Apa Daddy akan meminta maaf pada kakak?” tanya Oliver dengan pelan.

“Tentu saja, Mommy selalu berkata jika Daddy adalah pria sejati. Dia pasti akan meminta maaf dengan kakak agar kita pulang,” Xavier pun mengucapkan perkataan itu dengan pelan. Mereka kembali mengintip untuk melihat apa yang akan dilakukan oleh Evan yang saat itu sudah berdiri di hadapan Belinda.

“Dengar, aku sedang pusing dengan pekerjaanku dan teriakan mereka semakin membuat aku sakit kepala. Oleh sebab itu aku jadi membentak dirimu karena kau membiarkan mereka membuat keributan hanya karena es cream. Sebagai istriku, bukankah kau harus menenangkan mereka dan bisa membujuk mereka agar mereka tidak berteriak seperti itu?”

“Karena perankulah, aku ingin mereka menjadi anak yang lebih baik. Kau tidak harus selalu menuruti permintaan mereka apalagi mereka memintanya dengan merengek seperti itu. Itu tidak baik untuk anak-anak. Jika kau tidak mengajarinya mulai sekarang, maka kau tidak akan bisa mengajari mereka saat mereka dewasa!”

“Baiklah, aku yang salah. Aku memang belum pantas menjadi seorang ayah Jadi maafkan aku.”

“Bukan masalah kau pantas atau tidak, Evan. Semua orang harus belajar untuk menjadi orang tua yang baik. Jadi kau pun harus belajar agar kau bisa menjadi ayah yang baik untuk Oliver dan Xavier.”

“Oke, aku akan belajar sesuai dengan perkataan. Apa sekarang kau masih marah denganku?”

“Tidak, aku harap kau lebih memperhatikan mereka dan tidak membiarkan mereka berbuat sesuka hati karena kau yang akan kerepotan sendiri di kemudian hari.”

“Baiklah," Evan melangkah mendekati Belinda dan memegangi kedua tangannya, "Mulai sekarang aku akan berusaha menjadi ayah yang baik bagi mereka,” entah dia bisa atau tidak, tapi yang Belinda katakan sangat benar jika dia harus belajar untuk menjadi ayah yang baik bagi si kembar.

“Aku senang mendengarnya,” Belinda tersenyum karena memang itulah yang harus dilakukan oleh  Evan.

Tatapan Evan tak lepas dari Belinda dan entah karena apa, Evan menarik Belinda mendekat. Meski yang dilakukan oleh Evan bukan yang pertama kali tapi Belinda lagi-lagi terkejut dengan apa yang Evan lakukan.

Jantung Belinda berdegup tak kala tangan Evan berada di dagunya. Belinda bahkan salah tingkah dan hendak memalingkan wajahnya yang memerah tapi Evan menahannya.

“E-Evan?” Belinda memanggil sebab Evan terlihat aneh.

"Hm?" Evan tak berhenti karena dia sedang mengasah kemampuannya untuk memperdalam aktingnya.

"Ka-kau mau apa?" tanya Belinda yang semakin gugup. Seperti ada yang salah pada diri Evan, Belinda tidak mengerti sama.

"Ssttts!" Evan mengangkat dagu Belinda semakin tinggi dan mendekatkan bibir mereka berdua.

Belinda menahan nafas dengan kedua mata melotot. Apa Evan ingin menciumnya? Apa pria itu ingin menciumnya? Dia sampai menanyakan hal itu dua kali dalam hati namun jantungnya tak bisa diajak berkompromi. Belinda masih menahan nafas namun kedua matanya mulai terpejam dengan perlahan. Dia siap menerima ciuman Evan namun sebelum dia mendapatkannya?

“Gabruk!” tubuh Belinda tumbang ke belakang sehingga membuat Evan terkejut.

“Belinda!” Evan berteriak dan mengguncang tubuh Belinda yang tak bergerak.

"Yeah, kakak payah!" teriak si kembar yang keluar dari tempat persembunyian.

Evan mengusap wajah dan menggeleng saat melihat ke arah Belinda yang tak sadarkan diri. Apa dia terlalu berlebihan sampai membuat Belinda pingsan? Mungkin lain kali harus langsung dia lakukan.

Terpopuler

Comments

Ran Aulia

Ran Aulia

hahaha malah pingsan

2024-03-07

0

Amy Suratmi

Amy Suratmi

wkwkwkkk......

2024-01-27

0

Liana❣️¹²

Liana❣️¹²

wkwkwk adegan romantis jadi hancur karena Belinda pingsan dibuat dag Dig dug oleh Evan 🤣

2024-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 Stalker Yang Beruntung
2 Awal Mula Munculnya Masalah
3 Si Gendut Yang Dimanfaatkan
4 Hanya Bermain
5 Koleksi Keramat
6 Pengganti Koleksi Yang Disita
7 Ciuman Yang Tak Bisa Dilupakan
8 Menjadi Mata-Mata
9 Balasan Dari Si Kembar Nakal
10 Rasa Penasaran
11 Sudah Ada Idola Baru
12 Akibat Obat Jerawat
13 Hanya Ingin Menggoda
14 Harus Diet
15 Jadi Peduli
16 Hari Pertama Olahraga
17 Ingatan Yang Tak Menyenangkan
18 Akibat Rengekan Si Kembar
19 Meminta Maaf
20 Kita Harus Menyelamatkan Daddy
21 Tidak Perlu Berterima Kasih
22 Taman Bermain
23 Korban Bullying
24 Tidak Akan Memaksa
25 Akan Membantu
26 Sedikit Pujian
27 Stalker Lain
28 Pria Pertama Yang Peduli
29 Tidak Ingin Pulang
30 Sarah Yang Tak Menyerah
31 Rasa Penasaran
32 Belum Mengambil Keputusan
33 Sebuah Ciuman Sebagai Ucapan Terima Kasih
34 Pacar Daddy Datang
35 Hinaan Sarah
36 Ancaman Dari Sarah
37 Kita Berpisah
38 Perasaan Tidak Rela
39 Kakak Sudah Pergi
40 Merasa Kehilangan
41 Jawaban Evan
42 Kami Hanya Anak-anak
43 Licik Dan Pandai Menipu
44 Hari Yang Penuh Masalah
45 Lagi-lagi Berpisah
46 Ada Yang Salah
47 Rindu Denganmu
48 Rahasia Si Kembar
49 Ingin Menyangkal
50 Aku Yang Akan Mengubahmu
51 Visual
52 Konferensi Pers
53 Rasa Takut Si Kembar
54 Uncle Dan Aunty Yang Jahat
55 Inilah Kenyataannya
56 Tak Berdaya
57 Kalian Harus Bercerai
58 Tidak Perlu Khawatir
59 Harus Percaya
60 Kau Sudah Gila
61 Tak Ingin Menutupinya Lagi
62 Akan Aku Lakukan
63 Satu Masalah Yang Teratasi
64 Bersabarlah
65 Tidak Mau Kembali
66 Akhirnya Kembali
67 Supaya Kau Tidak Malu
68 Ayah Dan Ibumu Datang
69 Tidak Percaya
70 Lebih Baik Jujur
71 Akan Selalu Menyayangi Mereka
72 Tidak Akan Ragu
73 Jangan Mengganggu Mereka
74 Kejutan Untuk Sarah
75 Tidak Perlu Ragu Untuk Menyerang
76 Kesalahpahaman Si Kembar
77 Kedatangan Ayah Dan Ibu Yang Tiba-Tiba
78 Hasil Tes Itu Palsu
79 Hasil Persidangan
80 Bawa Dia Kembali
81 Maka Biarkan Dia Berusaha
82 Jangan Terlalu Bodoh
83 Pria Dari Masa Lalu
84 Jangan Menyentuh Istriku
85 Tidak Bisa
86 Sumpah Sebagai Laki-laki
87 Pertemuan Kedua Keluarga
88 Hari Pernikahan Dan Hasil Tes
89 Harta Yang Berharga
90 Kabar Gembira
91 Akan Tetap Mencintai Mereka
92 Cinta Bisa Mengubah Segalanya
93 Promo
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Stalker Yang Beruntung
2
Awal Mula Munculnya Masalah
3
Si Gendut Yang Dimanfaatkan
4
Hanya Bermain
5
Koleksi Keramat
6
Pengganti Koleksi Yang Disita
7
Ciuman Yang Tak Bisa Dilupakan
8
Menjadi Mata-Mata
9
Balasan Dari Si Kembar Nakal
10
Rasa Penasaran
11
Sudah Ada Idola Baru
12
Akibat Obat Jerawat
13
Hanya Ingin Menggoda
14
Harus Diet
15
Jadi Peduli
16
Hari Pertama Olahraga
17
Ingatan Yang Tak Menyenangkan
18
Akibat Rengekan Si Kembar
19
Meminta Maaf
20
Kita Harus Menyelamatkan Daddy
21
Tidak Perlu Berterima Kasih
22
Taman Bermain
23
Korban Bullying
24
Tidak Akan Memaksa
25
Akan Membantu
26
Sedikit Pujian
27
Stalker Lain
28
Pria Pertama Yang Peduli
29
Tidak Ingin Pulang
30
Sarah Yang Tak Menyerah
31
Rasa Penasaran
32
Belum Mengambil Keputusan
33
Sebuah Ciuman Sebagai Ucapan Terima Kasih
34
Pacar Daddy Datang
35
Hinaan Sarah
36
Ancaman Dari Sarah
37
Kita Berpisah
38
Perasaan Tidak Rela
39
Kakak Sudah Pergi
40
Merasa Kehilangan
41
Jawaban Evan
42
Kami Hanya Anak-anak
43
Licik Dan Pandai Menipu
44
Hari Yang Penuh Masalah
45
Lagi-lagi Berpisah
46
Ada Yang Salah
47
Rindu Denganmu
48
Rahasia Si Kembar
49
Ingin Menyangkal
50
Aku Yang Akan Mengubahmu
51
Visual
52
Konferensi Pers
53
Rasa Takut Si Kembar
54
Uncle Dan Aunty Yang Jahat
55
Inilah Kenyataannya
56
Tak Berdaya
57
Kalian Harus Bercerai
58
Tidak Perlu Khawatir
59
Harus Percaya
60
Kau Sudah Gila
61
Tak Ingin Menutupinya Lagi
62
Akan Aku Lakukan
63
Satu Masalah Yang Teratasi
64
Bersabarlah
65
Tidak Mau Kembali
66
Akhirnya Kembali
67
Supaya Kau Tidak Malu
68
Ayah Dan Ibumu Datang
69
Tidak Percaya
70
Lebih Baik Jujur
71
Akan Selalu Menyayangi Mereka
72
Tidak Akan Ragu
73
Jangan Mengganggu Mereka
74
Kejutan Untuk Sarah
75
Tidak Perlu Ragu Untuk Menyerang
76
Kesalahpahaman Si Kembar
77
Kedatangan Ayah Dan Ibu Yang Tiba-Tiba
78
Hasil Tes Itu Palsu
79
Hasil Persidangan
80
Bawa Dia Kembali
81
Maka Biarkan Dia Berusaha
82
Jangan Terlalu Bodoh
83
Pria Dari Masa Lalu
84
Jangan Menyentuh Istriku
85
Tidak Bisa
86
Sumpah Sebagai Laki-laki
87
Pertemuan Kedua Keluarga
88
Hari Pernikahan Dan Hasil Tes
89
Harta Yang Berharga
90
Kabar Gembira
91
Akan Tetap Mencintai Mereka
92
Cinta Bisa Mengubah Segalanya
93
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!