Meski Evan dan Belinda sudah menikah tapi mereka sepakat untuk tidak tinggal bersama sebab jarak rumah mereka yang tidaklah jauh. Lagi pula mereka bukan suami istri sesungguhnya jadi mereka tidak perlu bertingkah seperti suami istri pada umumnya. Keputusan itu pun diambil agar tidak ada yang curiga dengan hubungan mereka berdua.
Evan yang merasa jika dia sudah menemukan solusi atas masalah yang terjadi masih pulas dengan tidurnya namun itu tidak berlangsung lama karena si kembar yang membuatnya sakit kepala berteriak masuk ke dalam kamarnya seperti yang mereka lakukan semenjak mereka datang. Evan mengambil bantal untuk menutupi telinga namun tidak lama kemudian ranjangnya bagai diterpa oleh gempa.
“Bangun Daddy, bangun!” teriak Oliver sambil melompati ranjang.
“Makan Daddy, kami lapar!” teriak Xavier yang melompat seperti yang adiknya lakukan.
“Di kulkas ada susu dan di atas meja ada roti, kalian bisa memakan itu dan jangan ganggu aku tidur,” ucap Evan yang tak mau tidurnya terganggu oleh mereka berdua.
“Kami tidak mau roti, Daddy. Kami ingin daging Ham dan telur mata sapi. Jadi cepat bangun dan buatkan kami makanan," pinta mereka tanpa berhenti melompat.
"Sudah aku katakan, aku masih ingin tidur. Pergi ke rumah Winnie The Pooh, dia yang akan membuatkan makanan untuk kalian berdua!"
"Winnie The Pooh sedang pergi mencari madu!" ucap salah satu dari mereka.
"Dia sudah kembali dan membawa satu gentong madu untuk kalian jadi pergi cari dia!"
“Tidak mau, kami takut pergi ke rumah kakak Winnie the Pooh!”
“Apa? rumahnya begitu dekat, untuk apa kalian takut?” tidak mungkin mereka takut karena mereka berdua datang mencarinya tanpa adanya rasa takut dan sekarang hanya untuk pergi ke rumah Belinda saja yang jaraknya begitu dekat mereka berkata jika mereka merasa takut? Sungguh luar biasa!
“Di sana ada anjing galak, Daddy. Aku tidak mau pergi ke sana karena rumah kakak Winnie the Pooh ada anjing galak!” ucap Oliver beralasan.
“Tidak ada yang seperti itu. Sekarang pergi dan minta makan dengannya. Jika tidak mau maka makan saja roti yang ada di atas meja!”
“Daddy jahat!” Oliver dan Xavier kembali melompat di atas ranjang. kepala Evan terasa mau meledak namun dia menahannya karena dia tidak mau menuruti permintaan kedua anak kecil itu. Oliver dan Xavier terus melompat dan tanpa sengaja salah satu dari mereka menginjak kaki Evan. Teriakan Evan terdengar dan setelah itu dia kembali mendapat satu injakan di bagian pahanya dan lagi-lagi Evan berteriak kesakitan.
“Hentikan kalian berdua!” teriaknya sambil menahan rasa sakit.
“Lari! Daddy akan marah!” teriak Xavier yang sudah melompat turun dari atas ranjang di susul oleh Oliver.
“Kembali kalian berdua, jangan lari!” teriak Evan yang masih memegang kaki dan pahanya di mana baru saja diinjak oleh si kembar yang benar-benar membuat harinya kacau serta kepalanya sakit.
Oliver dan Xavier pergi ke dapur untuk mencari makanan. Evan tinggal sendiri dan dia tidak menggunakan pelayan meski dia seorang aktor. Itu karena dia tidak mau privasinya terganggu karena jika dia tinggal sendiri maka dia bisa membawa kekasihnya pulang dan melakukan apa yang mereka mau tanpa ada yang mengganggu.
Oliver dan Xavier membuka kulkas dan mencari apa yang mereka inginkan yaitu daging ham Juga 2 butir telur sudah mereka dapatkan. Evan kembali tidur namun dia curiga sebab tidak ada suara sama sekali. Evan mencoba mendengar sejenak, sepertinya mereka pergi ke rumah Belinda untuk mencari makan. Bagus, akhirnya paginya yang tenang kembali dan dia bisa kembali tidur karena hari ini dia begitu banyak pekerjaan jadi dia memerlukan istirahat yang cukup namun belum lama dia memejamkan kedua matanya, teriakan Oliver dan Xavier yang membuatnya sakit kepala terdengar begitu keras.
“Asap!! Banyak asap Daddy!” teriak si kembar nakal itu yang ternyata sedang bereksperimen membuat sarapan yang mereka inginkan. Evan begitu terkejut dan melompat dari atas ranjang. Dia pun berlari keluar sebab Oliver dan Xavier masih meneriakkan hal yang sama. Jangan sampai rumahnya terbakar gara-gara anak laki-laki yang dia tampung untuk sementara.
"Apa yang terjadi?" Evan sangat terkejut ketika melihat asap mengepul di dapurnya.
“Kebakaran Daddy, cepat hubungi pemadam!” teriak mereka berdua
“Apa yang kalian lakukan, cepat keluar!” teriak Evan seraya meraih tubuh Xavier dan Oliver lalu dia berlari membawa mereka keluar sebab dapurnya mengeluarkan asap. Evan tampak panik, dia harus menyelamat si kembar terlebih dahulu barulah menghubungi pemadam kebakaran karena dia mengira jika sudah terjadi kebakaran seperti yang dikatakan oleh si kembar tapi nyatanya itu hanya asap saja yang dibuat oleh kedua anak nakal itu
"Tolong... rumahku terbakar. Siapa pun, tolong panggilkan pemadam kebakaran!" teriak Evan sambil berlari keluar sambil membawa si kembar.
"Asap... hore ada asap!" sorak si kembar.
"Kebakaran, tolong hubungi pemadam!" teriak Evan lagi. Belinda yang mendengar tentu saja berlari keluar untuk melihat apa yang terjadi bahkan beberapa tetangga mereka pun keluar untuk melihat apa yang terjadi.
"Apa yang terjadi, Evan?" tanya Belinda yang berlari ke arahnya.
"Rumahku terbakar, rumahku terbakar! Cepat panggil pemadam kebakaran sekarang juga!" ucap Evan dengan panik.
"Mana?" tanya Belinda heran sebab tidak ada api.
"Apa kau buta? Rumahku?" Evan menunjuk ke arah rumahnya lalu terdiam. Mana apinya? Mana asapnya? Evan melihat si kembar lalu melihat rumahnya lagi karena tidak ada api yang keluar dari dapurnya bahkan asap saja tidak ada sebab asap yang dibuat oleh si kembar sudah disedot dengan sebuah alat yang ada di dapur. Pantas saja dia menjadi pusat perhatian dari para tetangga.
"Rumahmu tidak terbakar, apa kau bermimpi?" tanya Belinda heran sebab Evan masih terlihat berantakan seperti baru saja bangun dari tidurnya.
Evan melihat ke arah si kembar kembali dan pada saat itu mereka buru-buru berlari ke belakang Belinda untuk bersembunyi. Evan menepuk dahi lalu dia melihat sekitar di mana para tetangga masih melihatnya. Sungguh, dia sangat malu luar biasa.
"Maaf... maaf," pinta Evan pada mereka. Sial, ternyata dia hanya dikerjai oleh dua anak nakal itu. Asap yang mereka buat tentu saja dari es aneh yang mereka temukan begitu banyak di kulkas lalu mereka mulai bereksperimen dengan es itu karena penasaran sehingga dapur Evan dipenuhi dengan gumpalan asap. Akibat panik, Evan tidak lagi melihat situasi dengan baik.
"Kalian berdua?" Evan tampak kesal.
"Kami hanya bermain," ucap si kembar yang bersembunyi di belakang Belinda.
Evan hanya bisa menahan diri agar tidak emosi. Dunianya benar-benar kacau semenjak mereka datang. Padahal dia sengaja pindah ke sana untuk menikmati waktunya yang tenang tapi apa yang dia inginkan justru tak dia dapatkan. Beruntungnya tidak ada paparazi sebab tidak ada yang tahu dia pindah ke sana dan beruntungnya para tetangga yang ada di sana masa bodoh jika tidak, maka dia sudah masuk berita hari ini dan dia akan sangat malu apalagi jika mengingat kebodohannya. Sepertinya dia membutuhkan penjaga mulai sekarang.
"Awas kalian berdua!" ancamnya seraya kembali ke rumahnya.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Belinda pada si kembar.
"Kami lapar kakak, tapi Daddy tidak mau membuatkan makanan jadi kami bermain," jelas Oliver.
"Ya sudah, ayo kita buat makanan bersama," ajak Belinda.
"Horeee" Mereka berdua bersorak dan mengikuti Belinda sedangkan Evan melihat mereka sejenak sebelum masuk ke dalam rumah. Sungguh pagi yang memalukan dan semua itu gara-gara si kembar yang hadir secara tiba-tiba di dalam hidupnya. Apakah benar mereka adalah putranya? Lagi-lagi pertanyaan itu tapi dia tidak bisa mengingat apakah ibu si kembar mantan pacarnya atau bukan karena mantan pacar yang begitu banyak dan hal itu semakin membuatnya sakit kepala.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Hilmiya Kasinji
🤣🤣🤣🤣
2024-07-10
0
mbak mimin
🤣🤣🤣🤣🤣
2024-06-11
0
mrsdohkyungsoo
panggilan sayang evan/Facepalm//Facepalm//Facepalm//Facepalm/
2024-03-14
1