Suara berisik itu akhirnya berpindah ke rumah Belinda. Evan merasa dunianya kembali lagi sebab kehidupan yang tenang telah kembali meski dia tahu hanya untuk sesaat saja karena saat Oliver dan Xaier kembali maka dunianya yang tenang akan kembali kacau oleh si kembar itu.
Anak-anak seusia mereka memang sedang dalam masa pertumbuhan di mana mereka ingin tahu banyak hal sebab itulah si kembar mulai beraksi di rumah Belinda. Padahal Belinda mengajak mereka membuat sarapan yang mereka inginkan. Daging ham dan telur mata sapi tapi tidak ada yang bisa menghentikan kenakalan mereka berdua karena Oliver dan Xavier mulai beraksi di rumah Belinda.
“Hei, jangan lempar telurnya!” teriak Belinda karena mereka mulai bermain perang telur.
“Winnie the Pooh tidak mau membagi madu, jadi harus kita serang!” teriak Oliver yang mulai melempar telur ke arah Belinda.
“Aku belum pergi membeli madu, nanti akan aku belikan jadi jangan lempar!” teriak Belinda mencegah.
“Bohong, Daddy berkata Kakak Winnie the Pooh memiliki satu gentong madu. Jadi jangan bohong !” teriak Xavier pula. Semua itu tentu saja karena perkataan Evan.
“Apa?” Belinda belum mengerti dengan apa yang mereka katakan tapi sayangnya sebuah telur sudah melayang ke arahnya. Belinda berteriak dan dia tidak bisa menghindar sama sekali sehingga dia menjadi sasaran empuk dari aksi si kembar yang mulai melempari dirinya dengan telur.
Mereka berdua tertawa sedangkan Belinda meminta mereka untuk berhenti. Oliver dan Xavier sudah kehabisan amunisi karena telur yang ada di atas meja sudah habis namun mereka tidak kehabisan akal untuk bermain. Padahal mereka berkata jika mereka sedang lapar tapi energi yang mereka miliki sungguh luar biasa.
“Tertangkap, aku sudah menangkapnya!” teriak Oliver yang sudah melompat ke atas tubuh Belinda.
“Jangan lakukan ini, tubuhku kotor!” teriak Belinda namun Xavier pun melompat ke atas tubuhnya.
Belinda jatuh ke atas lantai, dia berusaha meronta bahkan dia sudah seperti kura-kura yang tak bisa bergerak karena si kembar berada di atas tubuhnya lalu menungganginya bagaikan kuda. Belinda hanya bisa pasrah, dia harus tahan demi sang idola.
Setelah selesai melakukan hal itu, si kembar melakukan hal yang lainnya. Mereka berlari ke sana ke mari sampai membuat Belinda kerepotan sendiri.
“Tunggu!” pinta Belinda yang sudah tak kuat mengejar. Belinda mengatur napasnya sebentar, dia harus menghentikan Oliver dan Xavier agar tidak masuk ke dalam kamarnya sebab mereka bisa menghancurkan koleksi yang dia kumpulkan secara diam-diam selama ini.
“Jangan masuk ke dalam kamarku!” teriak Belinda tapi terlambat karena Oliver dan Xavier sudah masuk ke dalam kamarnya.
“Wuaaah… banyak foto Daddy!” teriak mereka berdua.
“Jangan… jangan lihat!” Belinda berlari ke kamarnya meski dia sangat lelah. Koleksi kesayangan yang dia dapatkan dengan susah payah, jangan sampai rusak karena tidak mudah lagi dia dapatkan.
“Kakak… apa kau juga penggemar Daddy?” tanya Oliver.
“Ya, jadi jangan menyentuh apa pun!” ucap Belinda yang mulai mengamankan barang-barang koleksi yang ada di atas meja.
“Kakak tidak perlu khawatir, ibu kami juga seperti kakak!” ucap Xavier.
“Oh, yeah? Apa dia juga seorang penggemar seperti aku?”
“Tidak tahu tapi Mommy juga memiliki foto Daddy dan beberapa barang yang memiliki wajah Daddy.”
“Oh, di mana ibu kalian saat ini? Kalian berasal dari mana?” tanya Belinda.
Si kembar saling pandang namun tidak ada yang menjawab di antara mereka.
“Kenapa diam saja?” tanya Belinda yang memandangi Oliver dan Xavier dengan tatapan heran.
“Lapar kakak, kami lapar!” ucap Mereka berdua.
“Makanan sudah ada di atas meja, pergilah makan. Aku harus mengganti baju terlebih dahulu!” sangat aneh karena mereka tidak mau menjawab di mana ibu mereka dan dari mana mereka berasal. Tapi sebaiknya dia tidak banyak bertanya karena dia tidak mau perjanjiannya dengan Evan cepat berakhir. Selama si kembar masih berada di sana maka selama itu pula dia masih menjadi istri Evan meski hanya begitu saja tapi itu sudah cukup baginya.
Belinda segera membersihkan diri karena badannya bau amis telur. Dia juga mengganti bajunya barulah Belinda keluar. Selain membuatkan sarapan untuk di kembar, dia juga membuatkan sarapan untuk Evan.
Oliver dan Xavier Seperti membicarakan sesuatu tapi mereka langsung dia ketika Belinda menghampiri mereka. mereka bahkan kembali menikmati sarapan yang Belinda buatkan tanpa mengatakan apa pun.
“Bagaimana, apa masih kurang?” tanya Belinda pada mereka berdua.
“Sudah cukup kakak. Apa kakak juga membuatkannya untuk Daddy?”
“Tentu saja, setelah ini kita antar sarapannya untuk Daddy dan katakan padanya jika yang membuat sarapan itu kalian berdua agar dia semakin sayang pada kalian nantinya.”
“Baik, Kakak. Terima kasih untuk sarapannya!” ucap Oliver dan Xavier.
Belinda hanya memperhatikan mereka dengan tatapan curiga karena dia yakin ada yang disembunyikan oleh Oliver dan Xavier. Evan juga aneh, bukannya bertanya siapa ibu mereka tapi dia justru tidak melakukannya. Tapi itu bukan masalahnya karena selama dia bisa dekat dengan si idola maka dia akan pura-pura tidak tahu bahkan dia berharap Evan tidak terlalu cepat menemukan Ibu si kembar.
Makanan untuk Evan ditaruh ke dalam sebuah keranjang dan setelah Oliver dan Xavier selesai sarapan mereka kembali ke rumah Evan. Begitu mendengar suara mereka sakit kepala langsung melanda Evan. Waktu tenang yang dia miliki benar-benar sangat singkat sebab perusuh telah kembali.
“Daddy, kami sudah pulang!” teriak si kembar.
Evan jadi ingin berkata dalam hati jika mereka tidak perlu pulang dan tinggal di rumah Belinda saja sebab dia merasa Jika dia tidak mampu tinggal terlalu lama dengan mereka.
“Daddy, kami buat makanan untuk Daddy. Cepat dimakan!” Oliver dan Xavier berlari menghampiri Evan dengan keranjang makanan yang dibawa oleh Belinda.
“Kalian membuatkannya untukku?” Evan tanpa tidak percaya
“Tentu saja, Kakak Winnie the Pooh yang mengajari kami membuat makanan dan ini untuk Daddy!” keranjang makanan pun diberikan. Evan mengambilnya dan terlihat ragu. Dia curiga dengan isi makanan itu. Jangan sampai dia sakit perut setelah memakannya karena hari ini dia harus pergi syuting.
“Cepat dimakan, Daddy!” si kembar mulai merengek karena mereka menantikan pujian dari Evan. Evan tak bisa menolak dan mau tidak mau pun dia menikmati makanan itu yang ternyata di luar dugaan karena rasanya cukup enak.
“Bagaimana, Dadddy. apa enak?” si kembar semakin tidak sabar saja.
“Yeah, ini enak. Apa benar kalian yang membuat makanan ini?” tanya Evan tidak percaya karena kedua anak itu selama ini hanya bisanya membuat ulah saja.
“Tentu saja!” Oliver dan Xavier tersenyum dengan lebar.
“Bagus, lain kali buatkanlah lagi!” Evan berkata seperti itu sambil melihat ke arah Belinda karena dia tahu pasti Belinda yang membuat makanan itu.
"Daddy… Daddy. Di kamar kakak Winnie the Pooh banyak foto Daddy!” ucap Oliver memulai.
“OLiver, jangan mengatakannya!” cegah Belinda karena dia malu.
“Tidak apa-apa, Kakak. Mommy juga banyak menyimpan foto Daddy jadi kakak tidak perlu malu,” ucap Xavier pula.
“Oh yeah, jadi karena foto itu kalian mengira jika aku adalah Ayah kalian?” jangan-jangan ibu mereka hanya seorang penggemar seperti Belinda.
"Tidak, kami sudah memberikan buktinya jadi Daddy harus percaya!”
“Baiklah, aku akan percaya karena aku malas berdebat!”
“Tapi Daddy, kakak Winnie the Pooh memiliki koleksi yang luar biasa!” ucap Oliver.
“Oh yeah, apa itu?” Evan melihat ke arah Belinda yang saat itu terlihat bingung karena dia tidak tahu apa saja yang telah dilihat oleh si kembar saat mereka berada di dalam kamarnya.
“Apa Daddy tahu? Kakak Winnie the Pooh menyimpan cel*na dalam Daddy di dalam kotak kaca!” teriak Oliver.
“Bruussshh!!” makanan yang ada di dalam mulut Evan menyembur semuanya, sedangkan Belinda berteriak,
“Oliver!” dia tidak menduga anak itu melihat koleksi keramatnya yang memang dia simpan di kotak kaca dan dia beri foto Evan sebab itulah si kembar bisa tahu.
“Belinda?” Evan menyeka mulutnya dan beranjak, “Jadi Kaulah pelaku yang mencuri pakaian dalamku selama ini?” teriak Evan.
“Tidak, Aku tidak melakukannya!” Belinda membela diri.
“Tidak boleh menipu. Sekarang juga kembalikan cel*na dalamku!” pinta Evan sambil berteriak.
“Tidak mau!” Belinda pun berteriak menolak mengembalikan pakaian dalam Evan yang dicurinya dengan susah.
“Kembalikan!” kali ini Evan mengajar dan Belinda berlari untuk menghindarinya.
“Kakak Winnie The Pooh, Cepat lari!” teriak Oliver.
“Daddy, jangan sampai ada gempa!” teriak Xavier pula.
"Kembalikan, Belinda!" pinta Evan namun Belinda menolak. Oliver dan Xavier menertawakan mereka berdua yang sedang meributkan cel*na dalam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
im3ld4
hahahaha belinda dadut tpi gercep🤣🤣🤣
2024-09-02
0
im3ld4
BELINDAAAAAA KAMU RUARRR BIASAAA🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2024-09-02
0
im3ld4
Evan 🤣🤣🤣
2024-09-02
0