Hari Pertama Olahraga

"Bangun kakak, bangun!" teriakan Oliver dan Xavier terdengar di luar jendela di susul dengan suara berisik yang mereka buat agar Belinda bangun.

Belinda terkejut, dia sampai terjatuh dari atas ranjang gara-gara suara berisik kedua anak itu.

"Bangun kakak!" teriak mereka lagi. Kaca jendela diketuk dengan keras. Itulah tugas yang harus mereka lakukan jika mereka ingin mendapatkan hadiah dari Evan.

Belinda masih dalam keadaan setengah mengantuk dan dia terlihat kebingungan namun lagi-lagi suara keras seperti benturan panci atau semacamnya terdengar di luar jendela kamarnya.

“Berisik. Jangan sampai kalian berdua ditangkap!” teriak Belinda.

"Cepatkah bangun!" pinta Oliver.

"Ini masih pagi, apa yang kalian lakukan?" Belinda beranjak dari atas lantai lalu mengambil kacamata yang ada di atas meja. Yang pertama kali dia lihat sudah pasti jam dan pada saat itu waktu masih menunjukkan pukul 04.00 dini hari.

"Ya ampun, kalian benar-benar luar biasa!" Apa yang dilakukan oleh kedua anak nakal itu di luar sana. Apa Evan mengusir mereka sehingga mereka memutuskan untuk melarikan diri ke rumahnya?

Dengan malas dan mata yang masih mengantuk berat, mau tidak mau Belinda berjalan menuju jendela dan membukanya.

“Apa yang kalian lakukan? Jangan katakan kalian diusir dari rumah lalu mengganggu aku tidur!” Belinda tak melihat jika Evan juga berada di sana karena matanya masih setengah terpejam.

“Siapa yang mengusir mereka? Jangan asal bicara!”

“ Evan?” kini kedua matanya terbuka lebar setelah mendengar suara sang idola.

"Cepat bersiap-siap, kita akan berolahraga!"

"Apa? Bukankah sudah aku katakan tidak mau?"

“Tidak bisa, Belinda. Jangan lupa jika hari ini kau harus mulai berolahraga. Segera bergegas kami akan menunggumu."

“Sudah aku katakan aku tidak mau, Evan. Aku paling tidak suka berolahraga!"

"Aku tidak terima alasan jadi cepatlah berganti pakaian!"

“Ayolah kakak. Cepat bersiap-siap, kita akan melakukan hal yang menyenangkan dan kakak tidak akan menyesal karena bisa ditemani oleh kami bertiga,” Oliver mulai memainkan perannya untuk membujuk Belinda karena mereka harus mendapatkan hadiah yang mereka inginkan.

“Lain kali saja aku melakukannya!” Belinda masih menolak

“Kakak payah. Jika kakak tidak mau melakukannya maka Daddy akan menjadi milik orang lain!” teriak Xavier.

“Benar, Kakak tidak akan lagi terlihat keren hanya karena kakak tidak mau berolahraga. Lihat kami sangat bersemangat dan akan berolahraga dengan Daddy jadi cepat, kakak tidak boleh ketinggalan!”

“Tapi aku sedang malas. Lain kali saja, oke?” ucap Belinda yang sejak dulu tidak pernah mau berolahraga karena dia malas melakukannya.

"Rupanya kau seperti ini, pantas saja ada yang menghina dirimu. Aku rasa kepribadianmu yang menyebalkan inilah yang membuat seseorang tidak menyukai dirimu!" ucap Evan.

"Apa maksud perkataanmu?"

"Belinda, mulai cintailah diri sendiri. Hanya sebentar, mungkin tidak begitu berarti tapi jika kau tidak memulai maka kau akan tetap seperti ini. Aku dan mereka sudah bangun begitu pagi untuk dirimu, apa kau tidak mau menghargai usaha yang kami lakukan?"

"Tapi aku sudah mengatakan padamu jika aku tidak mau!" ucap Belinda sambil memutar langkahnya.

"Ayolah kakak, kita akan makan es cream setelahnya!" bujuk si kembar.

"Jika dia tidak mau ya sudah, kita pergi saja. Mungkin dia tidak suka ada yang peduli dengannya!" perkataan Evan justru membuat Belinda berpikir. Apa dia harus melakukanya?

"Ayo kita pergi!" ajak Evan.

"Tunggu, aku ganti baju terlebih dahulu!" Belinda  melangkah pergi,  sedangkan Evan dan si kembar mengadukan telapak tangan mereka karena mereka telah berhasil.

Oliver dan Xavier pun menunggu Belinda sampai Belinda siap. Belinda bergegas keluar meski dia masih sangat mengantuk dan tidak bersemangat sama sekali tapi dia harus melakukannya.

"Cepat kakak!" teriak si kembar yang sudah mengikuti Evan.

Belinda menghela napas, sudahlah. Hanya sebentar saja tapi jujur dia masih sangat mengantuk bahkan kedua matanya terpejam sesekali ketika mengikuti Evan dan si kembar yang berlari di depannya. Dia bahkan terhenti akibat tertidur lalu kembali berlari setelah sadar.

"Tunggu!" teriak Belinda karena Evan dan si kembar sudah cukup jauh tapi mereka tidak mendengar karena mereka sedang serius berbincang.

“Daddy, apa menjadi artis itu menyenangkan?” tanya Oliver.

“Jika kita mencintai profesi yang kita lakukan, maka akan terasa menyenangkan!”

“Apakah dikejar oleh banyak wanita itu menyenangkan?” kini Xavier yang bertanya padanya.

“Tentu saja, itu adalah kebanggaan seorang laki-laki!” jawab Evan dengan begitu bangga.

“Wah, jika begitu kami akan tumbuh menjadi anak yang keren lalu kami akan menjadi artis terkenal seperti Daddy. Kami juga akan memiliki banyak pacar yang cantik seperti Kak Winnie the Pooh!”

“Hei, seleramu sungguh aneh. Winnie the Pooh begitu gemuk dan jelek tapi kenapa kau menginginkan pacar seperti dirinya?” Evan melihat ke arah Oliver yang mengucapkan perkataan itu.

“Kakak tidak jelek, tapi Kakak lucu!” jawab Oliver.

“Benar.. benar, kak Winnie sangat lucu!” Xavier pun menyetujui perkataan adiknya.

“Ck, selera kalian berdua benar-benar aneh!” sambil menggeleng.

“Selera Daddy saja yang payah!” teriak mereka berdua.

“Ya… ya, seleraku yang payah!” Evan kembali menggeleng padahal selera si kembarlah yang payah.

Mereka masih berbincang dengan serius dan mengira jika Belinda ada di belakang mereka namun setelah sekian lama berlari, Oliver berpaling untuk melihat Belinda karena dia ingin mereka berlari bersama tapi ternyata Belinda tidak ada di belakang mereka.

“Mana kak Winnie?” pertanyaannya membuat Evan menghentikan langkah.

“Bukankah tadi dia ada di belakang kita?” Evan pun mencari keberadaan Belinda yang tak terlihat sama sekali.

“Daddy, jangan katakan Kak Winnie diculik!” ucap Xavier.

“Jika ada yang berani menculiknya, aku akan memuji nyali penculik itu!” ucap Evan yang kembali melangkah untuk mencari keberadaan Belinda yang tak terlihat sama sekali.

“Jika begitu di mana kak Winnie?” tanya Oliver.

“Ayo kita cari!” dia sangat yakin Belinda mengikuti mereka dari belakang dan tidak mungkin dia pulang untuk tidur lagi.

Mereka berlari dengan perlahan untuk mencari keberadaan Belinda di jalanan yang sepi dan yang hanya diterangi oleh cahaya lampu taman saja. Si kembar pun berteriak memanggil Belinda sambil mencarinya, mereka bahkan berpencar.

“Ketemu Daddy… katemu!” teriak Oliver yang berada cukup jauh berada di depan.

“Cepat Daddy, cepat!” teriak Xavier.

Evan segera berlari menghampiri si kembar untuk melihat apa yang terjadi dengan Belinda. Dia tampak terkejut mendapati Belinda sedang duduk di kursi taman dan tampak tidak bergerak.

“Belinda, apa yang terjadi denganmu?” Evan buru-buru menghampiri dan berjongkok di hadapannya. Dia mengira Belinda pingsan akibat tak kuat berlari sebab bagi orang yang tak terbiasa berolahraga pasti tidak akan mudah.

“Belinda!” Evan memegangi bahu Belinda dan menggoyangnya.

“Kakak!” si kembar juga memanggil dan tampak khawatir tapi nyatanya?

“Grrookkk!” terdengar suara dengkuran Belinda. Dia tertidur saat berhenti untuk beristirahat.

Evan beranjak, kesal. Padahal dia sudah khawatir tapi nyatanya, Belinda tertidur.

“Kakak Payah!” teriak si kembar.

“Daddy harus memanggil buldozer!” ucap Xavier.

“Ya, aku akan memanggil buldozer dan meninggalkannya di atas pohon!” ucap Evan kesal.

Si kembar justru tertawa namun Evan mengajak mereka meninggalkan Belinda pergi.

“Bagaimana jika kakak diculik, Daddy?” pertanyaan itu kembali terlontar.

“Sudah aku katakan, tidak akan ada penculik yang mau menculik dirinya. Ayo pergi, saat kita selesai dia pasti  masih berada di sana!” Biarkan saja si gemuk itu berada di sana dan dia yakin tidak akan ada yang berani menculik Belinda tapi si kembar tidak mau meninggalkan Belinda.

"Kakak, ada ular!" Mereka berteriak dengan keras sampai membuat Belinda terkejut dan terbangun.

"Apa? Mana?" Belinda berteriak ketakutan dan melompat naik ke atas kursi. Oliver dan Xavier tertawa, sedangkan Evan memijit pelipis melihat kelakuan Belinda.

Terpopuler

Comments

ཞơ

ཞơ

🤣🤣🤣🤣

2024-04-14

1

LENY

LENY

Pantes aja gemuk olabraga gak mau tidur pula yg dibanyakin.HRS NYA BELINDA SEMANGAT

2024-02-29

0

Liana❣️¹²

Liana❣️¹²

wkwkwk si Belinda aneh aneh aja, memang sih kalau lari itu hal paling buat malas

2024-01-13

1

lihat semua
Episodes
1 Stalker Yang Beruntung
2 Awal Mula Munculnya Masalah
3 Si Gendut Yang Dimanfaatkan
4 Hanya Bermain
5 Koleksi Keramat
6 Pengganti Koleksi Yang Disita
7 Ciuman Yang Tak Bisa Dilupakan
8 Menjadi Mata-Mata
9 Balasan Dari Si Kembar Nakal
10 Rasa Penasaran
11 Sudah Ada Idola Baru
12 Akibat Obat Jerawat
13 Hanya Ingin Menggoda
14 Harus Diet
15 Jadi Peduli
16 Hari Pertama Olahraga
17 Ingatan Yang Tak Menyenangkan
18 Akibat Rengekan Si Kembar
19 Meminta Maaf
20 Kita Harus Menyelamatkan Daddy
21 Tidak Perlu Berterima Kasih
22 Taman Bermain
23 Korban Bullying
24 Tidak Akan Memaksa
25 Akan Membantu
26 Sedikit Pujian
27 Stalker Lain
28 Pria Pertama Yang Peduli
29 Tidak Ingin Pulang
30 Sarah Yang Tak Menyerah
31 Rasa Penasaran
32 Belum Mengambil Keputusan
33 Sebuah Ciuman Sebagai Ucapan Terima Kasih
34 Pacar Daddy Datang
35 Hinaan Sarah
36 Ancaman Dari Sarah
37 Kita Berpisah
38 Perasaan Tidak Rela
39 Kakak Sudah Pergi
40 Merasa Kehilangan
41 Jawaban Evan
42 Kami Hanya Anak-anak
43 Licik Dan Pandai Menipu
44 Hari Yang Penuh Masalah
45 Lagi-lagi Berpisah
46 Ada Yang Salah
47 Rindu Denganmu
48 Rahasia Si Kembar
49 Ingin Menyangkal
50 Aku Yang Akan Mengubahmu
51 Visual
52 Konferensi Pers
53 Rasa Takut Si Kembar
54 Uncle Dan Aunty Yang Jahat
55 Inilah Kenyataannya
56 Tak Berdaya
57 Kalian Harus Bercerai
58 Tidak Perlu Khawatir
59 Harus Percaya
60 Kau Sudah Gila
61 Tak Ingin Menutupinya Lagi
62 Akan Aku Lakukan
63 Satu Masalah Yang Teratasi
64 Bersabarlah
65 Tidak Mau Kembali
66 Akhirnya Kembali
67 Supaya Kau Tidak Malu
68 Ayah Dan Ibumu Datang
69 Tidak Percaya
70 Lebih Baik Jujur
71 Akan Selalu Menyayangi Mereka
72 Tidak Akan Ragu
73 Jangan Mengganggu Mereka
74 Kejutan Untuk Sarah
75 Tidak Perlu Ragu Untuk Menyerang
76 Kesalahpahaman Si Kembar
77 Kedatangan Ayah Dan Ibu Yang Tiba-Tiba
78 Hasil Tes Itu Palsu
79 Hasil Persidangan
80 Bawa Dia Kembali
81 Maka Biarkan Dia Berusaha
82 Jangan Terlalu Bodoh
83 Pria Dari Masa Lalu
84 Jangan Menyentuh Istriku
85 Tidak Bisa
86 Sumpah Sebagai Laki-laki
87 Pertemuan Kedua Keluarga
88 Hari Pernikahan Dan Hasil Tes
89 Harta Yang Berharga
90 Kabar Gembira
91 Akan Tetap Mencintai Mereka
92 Cinta Bisa Mengubah Segalanya
93 Promo
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Stalker Yang Beruntung
2
Awal Mula Munculnya Masalah
3
Si Gendut Yang Dimanfaatkan
4
Hanya Bermain
5
Koleksi Keramat
6
Pengganti Koleksi Yang Disita
7
Ciuman Yang Tak Bisa Dilupakan
8
Menjadi Mata-Mata
9
Balasan Dari Si Kembar Nakal
10
Rasa Penasaran
11
Sudah Ada Idola Baru
12
Akibat Obat Jerawat
13
Hanya Ingin Menggoda
14
Harus Diet
15
Jadi Peduli
16
Hari Pertama Olahraga
17
Ingatan Yang Tak Menyenangkan
18
Akibat Rengekan Si Kembar
19
Meminta Maaf
20
Kita Harus Menyelamatkan Daddy
21
Tidak Perlu Berterima Kasih
22
Taman Bermain
23
Korban Bullying
24
Tidak Akan Memaksa
25
Akan Membantu
26
Sedikit Pujian
27
Stalker Lain
28
Pria Pertama Yang Peduli
29
Tidak Ingin Pulang
30
Sarah Yang Tak Menyerah
31
Rasa Penasaran
32
Belum Mengambil Keputusan
33
Sebuah Ciuman Sebagai Ucapan Terima Kasih
34
Pacar Daddy Datang
35
Hinaan Sarah
36
Ancaman Dari Sarah
37
Kita Berpisah
38
Perasaan Tidak Rela
39
Kakak Sudah Pergi
40
Merasa Kehilangan
41
Jawaban Evan
42
Kami Hanya Anak-anak
43
Licik Dan Pandai Menipu
44
Hari Yang Penuh Masalah
45
Lagi-lagi Berpisah
46
Ada Yang Salah
47
Rindu Denganmu
48
Rahasia Si Kembar
49
Ingin Menyangkal
50
Aku Yang Akan Mengubahmu
51
Visual
52
Konferensi Pers
53
Rasa Takut Si Kembar
54
Uncle Dan Aunty Yang Jahat
55
Inilah Kenyataannya
56
Tak Berdaya
57
Kalian Harus Bercerai
58
Tidak Perlu Khawatir
59
Harus Percaya
60
Kau Sudah Gila
61
Tak Ingin Menutupinya Lagi
62
Akan Aku Lakukan
63
Satu Masalah Yang Teratasi
64
Bersabarlah
65
Tidak Mau Kembali
66
Akhirnya Kembali
67
Supaya Kau Tidak Malu
68
Ayah Dan Ibumu Datang
69
Tidak Percaya
70
Lebih Baik Jujur
71
Akan Selalu Menyayangi Mereka
72
Tidak Akan Ragu
73
Jangan Mengganggu Mereka
74
Kejutan Untuk Sarah
75
Tidak Perlu Ragu Untuk Menyerang
76
Kesalahpahaman Si Kembar
77
Kedatangan Ayah Dan Ibu Yang Tiba-Tiba
78
Hasil Tes Itu Palsu
79
Hasil Persidangan
80
Bawa Dia Kembali
81
Maka Biarkan Dia Berusaha
82
Jangan Terlalu Bodoh
83
Pria Dari Masa Lalu
84
Jangan Menyentuh Istriku
85
Tidak Bisa
86
Sumpah Sebagai Laki-laki
87
Pertemuan Kedua Keluarga
88
Hari Pernikahan Dan Hasil Tes
89
Harta Yang Berharga
90
Kabar Gembira
91
Akan Tetap Mencintai Mereka
92
Cinta Bisa Mengubah Segalanya
93
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!