Saat Evan kembali suasana rumah sudah begitu sepi karena si kembar sudah tidur sebab dia kembali pukul 01.00 pagi. Evan masuk ke dalam rumahnya dengan sepelan mungkin agar tidak menimbulkan suara karena dia tidak mau tidur Xavier dan Oliver jadi terganggu. Jangan sampai hal itu terjadi, bisa-bisa malam ini dia tidak tidur sama sekali.
Jadwal syuting hari ini begitu padat, setelah mandi dia ingin langsung tidur karena sangat lelah. Evan berjalan masuk namun suara dengkuran seseorang menghentikan langkahnya. Rumahnya cukup gelap, hanya beberapa lampu yang menyala dan suara dengkuran yang terdengar bagaikan suara hantu di antara kegelapan malam dan dia tahu itu suara dengkuran siapa.
Evan melangkah menuju sofa dan benar saja tebakannya, Belinda tidur di sana dan suara dengkuran yang dia dengar sudah pasti suara Belinda. Sedang tidur saja wanita jelek itu sungguh berisik dan dia benci wanita yang mendengkur saat sedang tidur.
Evan melangkah pergi karena dia butuh mandi. meski dia tidak suka dengan maniak itu tapi berkat dirinya masalahnya sedikit terselesaikan karena ada yang menjaga Oliver dan Xavier. Dia tidak peduli dengan apa yang mereka lakukan di rumah asalkan semua baik-baik saja, itu tidak cukup.
Setelah selesai mandi yang Evan lakukan adalah menghitung celana dalamnya karena dia curiga Belinda akan mencuri celana dalamnya seperti yang sudah pernah dia lakukan dan beruntungnya celana dalam yang dia tinggalkan masih aman. Mulai besok akan dia beri nomor agar dia tidak lupa berapa jumlah celana dalm yang dia miliki sehingga dia bisa langsung tahu jika ada yang hilang.
Entah kenapa dia Jadi tidak ingin tidur setelah mandi. Sepertinya bukan ide buruk jika dia membangunkan Belinda dan mengajaknya berbincang sebentar sambil menikmati minuman. Dia yakin Belinda bisa menikmati minuman alkohol karena biasanya wanita seperti Belinda bisa menipu dengan penampilannya.
Belinda yang sedang tidur pun terkejut saat Evan menempelkan botol dingin ke pipinya. Belinda membuka mata dan hampir saja berteriak melihat Evan seperti hantu di kegelapan namun Evan menutup mulutnya dengan cepat.
"Jangan berisik!" ucap Evan. Bisa celaka jika si kembar terbangun.
“Kau mengejutkan aku. Aku kira kau hantu,” Belinda segera bangun dari tidurnya dan duduk di atas sofa.
“Tidak ada hantu, jangan mengada-ngada!” Evan pun duduk di sisinya tanpa ragu dan meletakkan botol minuman yang dia bawa ke atas meja.
“Apa kau baru kembali?” Belinda melihat sekitar seperti ingin mencari sesuatu.
“Yeah, tapi aku tidak bisa tidur jadi temani aku minum. Kau bisa minum minuman beralkohol, bukan?”
Belinda sedikit ragu namun dia segera menjawab dan mengatakan jika dia bisa padahal sesungguhnya dia tidak pernah mengkonsumsi minuman seperti itu sebelumnya tapi demi sang idola maka dia akan melakukannya.
“Bagus!” Evan menuangkan minuman untuk Belinda lalu memberikan gelas minuman yang sudah terisi Whisky pada Belinda. Meski ragu tapi Belinda mengambilnya karena dia tidak mau mengecewakan Evan.
“Apa kau tinggal sendiri?” tanya Evan basa-basi.
“Yeah, kedua orang tuaku tidak ada di sini,” Belinda melirik ke arah Evan dan tentunya dia sangat senang karena ini pertama kali dia bisa berbincang dengan sang idola.
“ Oh, pantas saja kau bisa mengikuti aku sesuka hati dan mencuri barang-barangku!”
“Itu hobi!” ucap Belinda membela diri.
“Sungguh hobi yang sangat aneh, Belinda. Tapi ngomong-ngomong kenapa kau bisa mengidolakan aku?” tanya Evan sambil meneguk minumannya secara langsung dari botolnya.
“A-Aku melihatmu di cafe dan jatuh hati padamu. Aku mulai mencari tahu semua tentang dirimu. Saat kau pindah dan tinggal di samping rumahku aku sangat senang, karena idola yang aku puja tinggal di samping rumahku,” Belinda mengatakan hal itu sambil tersipu malu.
“Hm, aneh!” ucap Evan karena dia tidak senang diidolakan oleh seorang wanita jelek dan tidak menarik seperti Belinda. Seandainya Belinda sedikit cantik, maka dia tidak akan menolak.
Jantung Belinda berdebar sebab Evan begitu dekat dengannya. Bagi seorang penggemar seperti dirinya dapat dekat dengan sang idola itu sudah sangat luar biasa. Sebab itu dia gugup dan tangannya terasa gemetar.
“Kenapa tidak minum?”
“A-Aku akan minum!” tanpa menunggu Belinda langsung meneguk Minuman itu sampai habis. Evan menambahkannya lagi ke dalam gelas Belinda dan lagi-lagi Belinda meneguknya sampai habis namun tidak lama kemudian Belinda merasa pandangannya berputar dan kepalanya sakit luar biasa.
“Ingat, jangan mencuri barang-barang pribadiku lagi!” ucap Evan mengingatkan.
“Hi… hi… hi… hi!” tiba-tiba saja Belinda tertawa seperti hantu. Evan berpaling ke arah Belinda dan sangat heran melihat tingkahnya.
“Apa yang terjadi denganmu?” tanya Evan pada Belinda namun Belinda kembali tertawa.
“Sial. Kau mabuk!” ucap Evan setelah menyadari apa yang terjadi dengan Belinda.
Belinda yang memang sedang mabuk tak menyadari apa yang dia lakukan, gelas yang ada di tangan sudah terjatuh.
"Seharusnya aku tahu jika kau tidak bisa minum!” Evan hendak beranjak namun naas baginya karena tiba-tiba saja Belinda langsung melompat ke atas tubuhnya.
Evan terkejut dan berteriak namun dia tidak bisa melakukan apa pun karena dia sudah seperti tertimpa sebuah batu besar dan Belinda memeluknya dengan erat.
“Idolaku.. idolaku jangan pergi!” racau Belinda di sela mabuknya.
“Lepaskan, kau bisa membunuh aku!” Evan meronta dan mendorong tubuh Belinda namun dia gagal dan sekarang dialah kura-kuranya karena dia tidak bisa bergerak dari pelukan Belinda yang kuat serta dari tind*han tumbuhnya yang besar.
“Lepaskan aku, Belinda. Lepaskan!” pinta Evan.
“Idolaku, hi.. hi… hi..!” Belinda sudah mabuk berat gara-gara dua gelas minuman sehingga dia tidak lagi peduli dengan apa pun.
Evan yang malang terus meronta di bawah tubuh Belinda tapi sayangnya apa pun yang dia lakukan tak berhasil karena dia benar-benar sudah seperti tertimpa sebuah batu besar dan pada akhirnya Evan kehabisan tenaga sebab dia tidak mampu lagi menyingkirkan tubuh gemuk Belinda.
Evan bahkan terengah-engah dan menyerah. Mungkin saja sebentar lagi Belinda akan menyingkir dari atas tubuhnya tapi sayangnya pelukan Belinda tak melonggar sama sekali sampai pada akhirnya dia menyerah dan tertidur di bawah tind*han tubuh Belinda.
Saat pagi Belinda terkejut karena dia terbangun sambil memeluk Evan. Baginya Itu adalah sebuah keberuntungan namun tidak bagi Evan karena seluruh badannya mati rasa karena dia tidak bisa bergerak semalaman. Belinda yang mendapati Evan yang masih tertidur pun memiliki sebuah ide cemerlang. Dia buru-buru beranjak lalu mengambil ponselnya untuk mengambil foto sang idola. Itu kesempatan langkah yang tak boleh disia-siakan apalagi foto seperti itu bisa dia jual dengan harga yang tinggi karena itu akan menjadi foto limited edition yang tak akan pernah bisa didapatkan oleh siapa pun selain dirinya.
Setelah puas mengambil foto Evan, Belinda pun hendak melakukan aksi gilanya. Belinda mendekati Evan yang masih tidur karena dia berniat memberikan ciuman selamat pagi untuk Evan.
“Selamat pagi suamiku,” ucap Belinda sambil memajukan bibirnya dan mendekatkannya ke bibir Evan.
Evan yang terbangun pun terkejut melihat bibir Belinda yang sudah seperti sesuatu yang ada di unggas. Bibir Belinda semakin dekat dan dekat dan hal itu membuatnya merinding.
“Apa yang mau kau lakukan?” teriak Evan yang hendak mendorong Belinda. Jangan sampai Belinda mencium bibirnya sebab itu akan menjadi momen menakutkan namun sayangnya sebelum dia dapat mendorong Belinda, tiba-tiba saja terdengar suara Oliver dan Xavier.
“Tertangkap!” teriak mereka berdua yang melompat ke atas tubuh Belinda.
Belinda terkejut, begitu juga Evan. Mereka berdua saling menatap dengan tatapan melotot karena bibir mereka saling beradu. Bibir Belinda menekan bibir Evan dengan kuat dan Evan merasa akan pingsan sebentar lagi.
“Tertangkap, kami menangkap Winnie The Pooh-nya!” teriak Oliver dan Xavier yang sesungguhnya sedari tadi sudah bangun dan menghampiri Belinda dengan cara mengendap karena mereka ingin mengejutkan Belinda.
“Belinda!” teriak Evan setelah dia berhasil menyingkirkan Belinda darinya. Akhirnya bibirnya ternoda oleh wanita jelek untuk pertama kalinya.
“Yahooo!!” Belinda kegirangan dan berguling di atas lantai karena dia dapat mencium bibir Evan dan itu adalah ciuman pertamanya.
“Asik… horeee!!” teriak Oliver dan Xavier yang juga berguling dengan Belinda di atas lantai meski mereka tidak mengerti dengan apa yang terjadi. Evan berlari pergi sambil memegangi bibirnya yang sudah ternoda, sungguh pagi yang buruk dan ciuman yang tak akan dia lupakan!
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Ran Aulia
🤣🤣🤣🤣 ide bagus Van 👍👍
2024-03-06
0
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
dapttt rejeki nomplok KK ituu 🤭🤣
2023-12-30
0
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
kasiannn 🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-12-30
0