Saat kembali, Evan terlihat begitu kusut karena hari ini dia mendapatkan pekerjaan yang lain dari biasanya. Sesungguhnya dia bisa menolak namun desakan sang manager agar dia menerima pekerjaannya itu tak bisa dia tolak. Lagi pula profesionalismenya sebagai aktor sangat dipertaruhkan sehingga dia tidak bisa menolak tawaran film baru yang harus dia perankan.
Sepertinya karma menghampiri dirinya karena dia menghina bibir Belinda yang berlemak waktu itu bahkan sampai sekarang dia belum bisa melupakan ciuman tragis yang terjadi di antara mereka tapi sekarang dia dihadapkan dengan pekerjaan yang tak terduga di mana dia harus berakting adegan romantis dengan artis gemuk yang sudah senior di dalam sebuah film.
Gara-gara pekerjaan baru yang harus dia lakukan, Evan terlihat tak bersemangat sama sekali bahkan dia memandangi Belinda sesekali dan menghela nafas. Sepertinya dia harus memanfaatkan Belinda untuk hal lainnya karena dia dituntut untuk mendalami peran agar tidak melakukan kesalahan.
Dia bisa memanfaatkan Belinda untuk menjadi rekan saat latihan. Asal dia bisa melakukan beberapa adegan seperti adegan ciuman juga memeluk badan gemuk Belinda tanpa merasa jijik maka semua akan mudah di atasi tapi dia tahu tidak akan mudah saat mempraktekkannya karena dia ingin melakukannya secara spontan tanpa Belinda tahu.
Lagi-lagi Evan menghela nafas saat memandangi Belinda. Belinda dibuat keheranan, dia bahkan melihat kanan dan kiri lalu melihat dirinya sendiri. Apa ada sesuatu yang aneh pada dirinya?
“Ada Apa denganmu? Kenapa kau melihat aku seperti itu?” tanya Belinda tak mengerti.
"Tidak, tidak ada apa-apa!” Evan melangkah pergi sambil menggaruk kepalanya. Sepertinya dia benar-benar sudah gila karena hendak menjadikan Belinda sebagai Partnernya dalam berakting.
“Aneh!” ucap Belinda seraya mengangkat bahunya.
Mungkin Evan terlalu lelah dalam bekerja. Sedikit minuman penambah semangat mungkin akan membuat Evan kembali bersemangat seperti biasanya. Belinda pergi ke dapur untuk membuatkan minuman. Dia juga akan memanaskan makanan agar si kembar dan Evan bisa makan malam.
Mereka sudah seperti keluarga sesungguhnya. Anak-anak yang begitu berisik saat bermain karena si kembar selalu membuat keributan sehingga rumah itu begitu ramai. Suami yang baru pulang bekerja dan dia sebagai seorang istri yang membuatkan makanan untuk keluarganya.
Semua terasa seperti nyata meski pernikahan mereka hanya tipuan Semata. Seperti itu saja sudah membuatnya bahagia dan dia merasa jika dia tidak membutuhkan yang lainnya apalagi berpenampilan cantik dan menarik, semua itu hanyalah sia-sia.
Penghinaan yang dia dapatkan dari seseorang yang spesial dulu telah menorehkan sebuah luka yang tak bisa dia lupakan dan dia merasa apa yang dia lakukan untuk mempercantik diri atau apa pun hanya sia-sia semata. Tapi dia sudah berjanji pada Evan akan melakukannya maka dia akan berusaha meskipun hasilnya tak akan memuaskan nantinya.
“Kakak, kami mau es cream!” teriak si kembar yang berlari ke dapur untuk mencari Belinda.
“Sebentar lagi makan malam, jadi kalian akan mendapatkannya setelah makan!”
“Kenapa, kakak? kami membutuhkan banyak makanan manis agar kami memiliki tenaga yang cukup untuk bermain!” ucap Oliver sambil mengangkat kedua lengan untuk memperlihatkan otot tangannya pada Belinda.
“Benar, Kakak. Anak-anak membutuhkan banyak makanan manis jadi jangan mencegah kami untuk makan es cream!” ucap Xavier pula.
“Tidak boleh. Kalian tidak boleh makan es krim sebelum kalian makan malam karena anak-anak juga butuh nutrisi selain makanan manis jadi pergilah memanggil Daddy dan ajak dia makan malam bersama jika kalian menginginkan es cream!” tiba-tiba dia jadi merasa sudah seperti Ibu si kembar saja.
Seandainya kedua anak itu adalah putranya, pasti dia sangat beruntung tapi sayangnya mereka anak dari wanita lain yang sudah pasti akan dinikahi oleh Evan nantinya.
Jika mengingat perpisahan mereka yang akan terjadi rasanya jadi sedih tapi dia tidak bisa melakukan apa pun selain memainkan perannya saat ini sebagai istri Evan.
“Tidak mau, kami mau es cream!” Oliver mulai merengek disusul dengan Xavier.
Apa yang mereka inginkan harus mereka dapatkan. Oleh sebab itu mereka mulai berteriak Bahkan mereka berguling di atas lantai sambil berteriak agar Belinda memberikan es cream yang mereka inginkan.
“Aku mau es cream… aku mau es cream!” Oliver berguling di atas lantai sambil berteriak.
"Kakak jahat, aku mau es cream!” teriak Xavier pula yang juga berguling seperti adiknya.
Belinda menutup kedua telinganya sebab teriakan anak-anak yang begitu keras. Kedua anak itu benar-benar sulit diajak bicara dan akan terus berguling sampai mereka mendapatkan apa yang mereka inginkan. Oliver dan Xavier mengambil panci dalam lemari lalu membuat keributan dengan panci yang mereka ambil.
"Berhenti, kalian tetap tidak akan mendapatkannya!" teriak Belinda.
"Jika begitu kami tidak akan berhenti!" Oliver dan Xavier memukul panci semakin keras.
"Hentikan Oliver, Xavier. Jangan sampai para tetangga terganggu!" pinta Belinda.
"Tidak mau sebelum kakak memberikan es cream pada kami!"
“Aku mau es cream, mau es cream!” mereka masih saja merengek dan memukul panci tiada henti.
“Apa yang kalian lakukan?” kedatangan Evan membuat si kembar berhenti sejenak.
"Kami mau es cream, Daddy. Tapi kakak tidak mau memberikannya!" ucap Xavier.
"Sudah aku katakan, kalian akan mendapatkannya setelah kalian makan!"
“Berikan saja, apa kau tidak pusing mendengar teriakan mereka dan kegaduhan yang mereka ciptakan?” ucap Evan pada Belinda.
“Aku akan memberikannya tapi setelah mereka makan malam. Biarkan saja, mereka akan berhenti saat mereka lelah!”
“Ck, sudah sana berikan. Jangan membuat aku semakin sakit kepala!”
“Tapi Evan, kau tidak boleh terus-menerus menuruti keinginan mereka. Kau adalah ayahnya jadi kau harus bersikap tegas jadi nasehatilah mereka agar mereka tidak bertindak sesuka hati!"
"Aku tidak peduli, cepat berikan saja!” ucap Evan kesal.
Dia lelah dengan pekerjaan juga pusing dengan peran baru yang akan dia lakukan tapi Belinda dan kedua anak nakal itu semakin membuatnya sakit kepala.
“Tidak boleh, Evan. Jika kau terus menuruti keinginan Oliver dan Xavier, maka mereka akan melakukan hal yang sama saat mereka menginginkan sesuatu karena mereka akan berpikir jika mereka akan mendapatkan apa yang mereka mau dengan cara melakukan hal itu.”
“Astaga, Belinda. Berikan saja!” Evan mulai kesal karena Belinda terus membantah perkataannya.
“Aku tetap tidak akan?”
“Berikan saja!” bentak Evan dengan keras.
Belinda sampai terkejut, dan rengekan si kembar pun terhenti. Mereka berdua saling berpelukan dan terlihat ketakutan. Kedua mata Belinda berkaca-kaca karena Evan membentaknya dengan begitu keras padahal dia memiliki niat baik agar Evan tidak selalu menuruti perkataan si kembar agar mereka tidak berbuat sesuka hati tapi Evan justru membentaknya seperti itu.
“Maaf!” ucap Belinda lalu dia melangkah pergi meninggalkan Evan.
“Belinda, tunggu!” pinta Evan namun Belinda sudah berlari pergi.
“Daddy jahat!” teriak si kembar.
“Semua gara-gara kalian berdua!”
“Daddy yang memarahi kakak, bukan kami!” teriak Xavier.
“Daddy jahat!” teriak Oliver lagi. Mereka berlari pergi, meninggalkan Evan seorang diri di dapur.
“Tunggu!” teriak Evan namun mereka sudah berlari keluar untuk mengikuti Belinda tapi sebelum itu Oliver dan Xavier mengambil mainan mereka dan kembali ke dapur.
Evan mengira kedua anak itu kembali untuk berbicara dengannya sebab mereka berlari mendekati dirinya tapi nyatanya Oliver melemparkan mainan ke arahnya disusul oleh Xavier tanpa Evan duga. Mainan yang dilempar oleh Oliver mengenai tepat ke dahinya. Evan berteriak namun mainan lain mendarat tepat di bagian terlarangnya.
“Daddy jahat!” teriak Oliver dan Xavier yang kembali berlari pergi.
“Kalian berdua?” Evan berteriak marak dan semakin kesal dengan kedua anak nakal itu.
“Lari, Daddy menjadi monster!” Oliver dan Xavier berlari pergi meninggalkan Evan yang kesakitan akibat mainan yang dilemparkan oleh kedua anak nakal itu.
Teriakan Evan kembali terdengar, meminta si kembar untuk tidak lari tapi kedua anak nakal itu sudah berlari pergi ke rumah Belinda karena Belinda pulang ke rumahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
LENY
BELINDA BAGUS SDH BENER CARA DIDIKNYA KL DITURUTIN TERUS NNT MRK AKAN SEMAUNYA TINDAKANNYA
2024-02-29
1
Liana❣️¹²
wkwkwk kasian sekali kamu Evan hati hati supaya itu gak lecet karena di lempar dengan mainan 🤣
2024-01-13
0
ᥫᩣ 🕳️ Chusna
rumah tangga yang harmonis
2023-12-30
0