Menjadi Mata-Mata

“Cut!” teriakan sang sutradara menghentikan akting yang sedang dimainkan oleh Evan. Sang sutradara berjalan menghampiri Evan dengan ekspresi wajah kesal karena itu sudah kesekian kali Evan tak bisa mendalami aktingnya padahal dia tidak pernah melakukan kesalahan sebelumnya tapi gara-gara kejadian pagi ini, membuatnya melakukan kesalahan yang tak pernah dia lakukan.

“Ada apa denganmu, Evan? Kenapa aktingmu hari ini begitu buruk?” tanya sang sutradara dengan ekspresi kecewa.

“Maaf, sepertinya aku kurang sehat hari ini,” ucap Evan beralasan.

“Tidak perlu beralasan. Kau sudah melakukan akting seperti itu puluhan kali dan tak pernah melakukan kesalahan tapi kenapa hari ini kau tidak bisa mendalaminya sehingga kau tak bisa memberikan apa yang aku mau!” akting yang harus Evan lakukan adalah mencium lawan mainnya namun dia selalu gagal melakukannya padahal adegan ciuman entah sudah berapa puluh kali bahkan ratusan kali Evan lakukan.

Itu karena setiap Evan ingin mencium lawan mainnya dia justru terbayang dengan bibir Belinda yang empuk dan menjijikkan baginya dan hal itu membuatnya sedikit mual sebab itulah dia jadi tidak bisa menjiwai aktingnya.

“Istirahat sebentar dan setelah itu, jangan membuat kesalahan lagi!” sang sutradara melangkah pergi setelah memberi peringatan pada Evan.

Evan tampak kesal, semua gara-gara si gendut jelek itu yang menciumnya secara tiba-tiba. Bibir empuk dan basah miliknya tak bisa dilupakan juga baunya, membuatnya merinding sehingga dia tidak bisa melupakan ciuman paling tragis di dalam hidupnya.

“Apa yang terjadi denganmu, Evan?” tanya sang Manajer yang mendekatinya dengan sebotol minuman.

“Tidak ada apa-apa, aku hanya butuh istirahat saja!” minuman diambil dan setelah itu Evan melangkah pergi. Sungguh menyebalkan, semoga ciuman itu tidak terjadi lagi.

“Jangan membuat kesalahan lagi, reputasimu sedang dipertaruhkan. Jangan sampai nama baikmu tercoreng hanya karena satu adegan saja!”

“Aku tahu, berikan es batu untukku!” pinta Evan.

Sang manajer segera pergi mengambilkan kantong es untuk Evan. Evan harap dia tidak mengulangi kesalahan yang sama sehingga kemampuannya diragukan. Anggap kejadian tadi pagi tidak pernah terjadi jadi dia harus melupakannya.

Kantong es ditempelkan ke dahi lalu ke bibir, dia harus melupakan bibir berlemak Belinda. Harus segera dia lupakan agar dia bisa melakukan aktingnya dengan benar. Lagi pula lawan mainnya adalah seorang aktris cantik. Setelah meyakinkan diri sendiri, Evan pun bisa melakukan aktingnya. Dia sangat puas, pekerjaannya pun selesai dan dia harus pergi ke lokasi lainnya.

Di luar sana, Belinda yang selalu menguntit sedang bersembunyi bersama dengan si kembar di semak-semak pohon yang ada di sisi trotoar. Dia harus pergi bekerja tapi tidak ada yang menjaga Oliver dan Xavier jadi dia membawa mereka serta.

“Kak Winnie, apa yang sedang kita lakukan di sini?” tanya Oliver.

“Benar kakak, siapa yang sedang kita intai?” tanya Xavier pula.

“Ssst… saat ini kita adalah mata-mata!” ucap Belinda. Dia yakin kedua anak itu akan senang jika menjadi mata-mata.

“Wah, jadi kita menjadi spy kids untuk memantau Daddy?”

“Yes, oleh karena itu jangan berisik jika tidak Daddy akan melihat kita lalu mengusir kita pergi!”

“Asik, kami sudah lama ingin bermain menjadi mata-mata!” ucap Oliver.

Tas ransel yang mereka bawa dibuka, dari dalam tas itu mereka mengeluarkan dua teropong mainan yang mereka bawa saat melarikan diri dari rumah.

“Lihat, sekarang kami sudah seperti spy kids belum?” tanya Xavier pada Belinda.

“Wah, kalian sangat keren!” puji Belinda.

“Kami memang sudah keren sejak lahir!” ucap Oliver dan Xavier sambil tersenyum lebar. Belinda tersenyum, mereka memang menyukai pujian jadi sangat mudah mengambil hati si kembar.

“Lihat kakak, ada yang mendekati Daddy!” ucap Xavier yang mulai mengintai menggunakan teropong mainannya.

“Benar kakak, dia cantik sekali. Kakak harus waspada jika tidak Daddy akan diambil oleh wanita itu!” ucap Oliver pula yang mengintai mengikuti kakaknya.

“Mana… mana?” Belinda pun melihat dan benar saja, Evan sedang dikelilingi oleh beberapa wanita cantik bahkan salah seorang dari mereka begitu menempel pada Evan.

“Kakak, kau harus bertindak karena wanita itu begitu dekat dengan Daddy!” ucap Oliver.

“Benar kakak, Daddy hanya boleh jadi milik kakak saja jadi kakak harus bertindak!” kedua anak itu mulai memanasi sehingga membuat Belinda terbuai.

“Apa benar Daddy kalian hanya boleh jadi milikku saja? Bagaimana dengan ibu kalian?” tanya Belinda.

“Tidak perlu khawatir kakak, Mommy pasti setuju dan tidak melarang!” ucap salah satu dari mereka.

Belinda memandangi mereka berdua. Kenapa mereka berbicara seperti itu?  Entah kenapa terasa aneh mendengar mereka berbicara seperti itu padahal seharusnya mereka mencegah ada yang mendekati ayah mereka.

“Kakak, kau harus bertindak cepat karena mereka semakin menjadi!” ucap Oliver yang semakin memanasi.

“Benar Kakak, kau harus segera mengambil tindakan!”

“Apa yang harus aku lakukan,  aku tidak mungkin memukulnya!” kini perhatian Belinda teralihkan pada para wanita yang mendekati Evan dan berfoto dengannya secara bergiliran.

“Tabrak mereka seperti banteng!” ucap Xavier.

“Apa?”

“Benar kakak, badanmu besar sedangkan mereka kecil jadi tabrak saja seperti banteng agar mereka tidak dekat-dekat dengan Daddy!” Oliver pun menyetujui perkataan kakaknya makan.

“Tidak, aku tidak mau!” tolak Belinda.

“Kakak payah. Bukankah Daddy adalah suami kakak jadi kakak berhak menyingkirkan para wanita itu agar tidak dekat dengan Daddy!”

Belinda diam memikirkan perkataan si kembar. Apa yang mereka katakan memang benar, dia berhak mengusir para wanita yang mendekati Evan. Lagi pula tidak tertera di surat perjanjian jika dia tidak boleh melakukan hal itu jadi Evan tidak akan marah jika dia melakukannya.

“Cepat kakak, cepat!”  si kembar begitu heboh bahkan mereka mengguncang tubuh gemuk Belinda dengan sekuat tenaga.

“Baiklah. Kalian tunggu di sini baik-baik. Aku akan menyingkirkan para wanita itu!” Belinda beranjak dan berdiri  sambil berkacak pinggang.

“Woah, kak Winnie memang keren!” puji Oliver dan Xavier. Belinda jadi semakin tersanjung sebab ini kali pertama dia mendapatkan pujian.

“Oke, sekarang waktunya beraksi!” ucap Belinda.

“Hajar dia, kakak!” si kembar sudah seperti kompor panas yang siap meledak dan Belinda pun menghampiri Evan dengan cara mengendap-endap. Beberapa orang melihatnya dengan tatapan curiga sebab dia bersembunyi sebisa mungkin dan setelah dekat dengan Evan, Belinda langsung berlari ke arah Evan sepeti seekor banteng yang menemukan mangsa.

Evan sangat heran melihat wanita gemuk yang berlari ke arahnya namun memakai sebuah masker sehingga wajahnya tak terlihat jelas. Sepertinya tidak asing dengan wanita gemuk yang berlari ke arahnya itu. Dia masih tidak mengerti dengan apa yang akan Belinda lakukan begitu juga dengan para penggemarnya yang masih ingin berfoto dengannya bahkan salah seorang dari mereka masih begitu menempel pada Evan.

Belinda berlari semakin dekat dengan Evan dan penggemarnya lalu tanpa ragu, Belinda langsung menabrakkan tubuh gemuknya ke arah penggemar Evan.

“Hei, apa yang kau lakukan?” teriak para penggemar Evan namun mereka semua terpental akibat ditabrak oleh Belinda yang berlari seperti banteng seperti ide si kembar bahkan beberapa dari mereka terjatuh ke bawah namun Belinda terus berlari karena dia takut Evan menangkapnya.

Evan bahkan hampir terjatuh. Rasanya ingin berteriak sebab dia tahu pelakunya. Belinda pun kembali ke arah si kembar yang masih mengintai.

“Gawat kakak, bantengnya lari ke arah kita dan Daddy mengejar!” teriak Oliver.

“Lari!” Xavier menggandeng tangan adiknya dan mengajaknya untuk lari.

“Tunggu!” teriak Belinda.

“Hei, awas kalian!” teriak Evan. Ternyata benar tebakannya. Pelakunya si gendut jelek dan kedua anak nakal itu. Awas saja nanti.

"Cepat kakak!" teriak si kembar.

"Pengkhianat, jangan lari!" Belinda berhenti sejenak karena dia tidak kuat lagi untuk berlari tapi dia kembali berlari agar tidak tertangkap.

"Kakak payah!" teriak Oliver dan Xavier. Si Winnie The Pooh tak bisa diajak bermain mata-mata tapi mereka akan kembali bermain menjadi mata-mata dengan si Winnie the pooh lagi karena menyenangkan.

Terpopuler

Comments

Alexandra Juliana

Alexandra Juliana

Ratusan bibir yg kau rasakan dr lawan mainmu kau cepat melupakannya laaah br di cium sekali oleh Belinda msh terbayang2 trs...😄😄😄

2024-03-17

0

Muh. Yahya Adiputra

Muh. Yahya Adiputra

entah darimana datangnya mereka berdua, karena aku yakin kalau mereka sebenarnya bukan anak evan. tapi.. apa tujuan mereka yg mengaku sebagai anak evan🤔🤔🤔

2024-01-04

1

soso

soso

🤣🤣🤣🤣🤣

2024-01-04

0

lihat semua
Episodes
1 Stalker Yang Beruntung
2 Awal Mula Munculnya Masalah
3 Si Gendut Yang Dimanfaatkan
4 Hanya Bermain
5 Koleksi Keramat
6 Pengganti Koleksi Yang Disita
7 Ciuman Yang Tak Bisa Dilupakan
8 Menjadi Mata-Mata
9 Balasan Dari Si Kembar Nakal
10 Rasa Penasaran
11 Sudah Ada Idola Baru
12 Akibat Obat Jerawat
13 Hanya Ingin Menggoda
14 Harus Diet
15 Jadi Peduli
16 Hari Pertama Olahraga
17 Ingatan Yang Tak Menyenangkan
18 Akibat Rengekan Si Kembar
19 Meminta Maaf
20 Kita Harus Menyelamatkan Daddy
21 Tidak Perlu Berterima Kasih
22 Taman Bermain
23 Korban Bullying
24 Tidak Akan Memaksa
25 Akan Membantu
26 Sedikit Pujian
27 Stalker Lain
28 Pria Pertama Yang Peduli
29 Tidak Ingin Pulang
30 Sarah Yang Tak Menyerah
31 Rasa Penasaran
32 Belum Mengambil Keputusan
33 Sebuah Ciuman Sebagai Ucapan Terima Kasih
34 Pacar Daddy Datang
35 Hinaan Sarah
36 Ancaman Dari Sarah
37 Kita Berpisah
38 Perasaan Tidak Rela
39 Kakak Sudah Pergi
40 Merasa Kehilangan
41 Jawaban Evan
42 Kami Hanya Anak-anak
43 Licik Dan Pandai Menipu
44 Hari Yang Penuh Masalah
45 Lagi-lagi Berpisah
46 Ada Yang Salah
47 Rindu Denganmu
48 Rahasia Si Kembar
49 Ingin Menyangkal
50 Aku Yang Akan Mengubahmu
51 Visual
52 Konferensi Pers
53 Rasa Takut Si Kembar
54 Uncle Dan Aunty Yang Jahat
55 Inilah Kenyataannya
56 Tak Berdaya
57 Kalian Harus Bercerai
58 Tidak Perlu Khawatir
59 Harus Percaya
60 Kau Sudah Gila
61 Tak Ingin Menutupinya Lagi
62 Akan Aku Lakukan
63 Satu Masalah Yang Teratasi
64 Bersabarlah
65 Tidak Mau Kembali
66 Akhirnya Kembali
67 Supaya Kau Tidak Malu
68 Ayah Dan Ibumu Datang
69 Tidak Percaya
70 Lebih Baik Jujur
71 Akan Selalu Menyayangi Mereka
72 Tidak Akan Ragu
73 Jangan Mengganggu Mereka
74 Kejutan Untuk Sarah
75 Tidak Perlu Ragu Untuk Menyerang
76 Kesalahpahaman Si Kembar
77 Kedatangan Ayah Dan Ibu Yang Tiba-Tiba
78 Hasil Tes Itu Palsu
79 Hasil Persidangan
80 Bawa Dia Kembali
81 Maka Biarkan Dia Berusaha
82 Jangan Terlalu Bodoh
83 Pria Dari Masa Lalu
84 Jangan Menyentuh Istriku
85 Tidak Bisa
86 Sumpah Sebagai Laki-laki
87 Pertemuan Kedua Keluarga
88 Hari Pernikahan Dan Hasil Tes
89 Harta Yang Berharga
90 Kabar Gembira
91 Akan Tetap Mencintai Mereka
92 Cinta Bisa Mengubah Segalanya
93 Promo
Episodes

Updated 93 Episodes

1
Stalker Yang Beruntung
2
Awal Mula Munculnya Masalah
3
Si Gendut Yang Dimanfaatkan
4
Hanya Bermain
5
Koleksi Keramat
6
Pengganti Koleksi Yang Disita
7
Ciuman Yang Tak Bisa Dilupakan
8
Menjadi Mata-Mata
9
Balasan Dari Si Kembar Nakal
10
Rasa Penasaran
11
Sudah Ada Idola Baru
12
Akibat Obat Jerawat
13
Hanya Ingin Menggoda
14
Harus Diet
15
Jadi Peduli
16
Hari Pertama Olahraga
17
Ingatan Yang Tak Menyenangkan
18
Akibat Rengekan Si Kembar
19
Meminta Maaf
20
Kita Harus Menyelamatkan Daddy
21
Tidak Perlu Berterima Kasih
22
Taman Bermain
23
Korban Bullying
24
Tidak Akan Memaksa
25
Akan Membantu
26
Sedikit Pujian
27
Stalker Lain
28
Pria Pertama Yang Peduli
29
Tidak Ingin Pulang
30
Sarah Yang Tak Menyerah
31
Rasa Penasaran
32
Belum Mengambil Keputusan
33
Sebuah Ciuman Sebagai Ucapan Terima Kasih
34
Pacar Daddy Datang
35
Hinaan Sarah
36
Ancaman Dari Sarah
37
Kita Berpisah
38
Perasaan Tidak Rela
39
Kakak Sudah Pergi
40
Merasa Kehilangan
41
Jawaban Evan
42
Kami Hanya Anak-anak
43
Licik Dan Pandai Menipu
44
Hari Yang Penuh Masalah
45
Lagi-lagi Berpisah
46
Ada Yang Salah
47
Rindu Denganmu
48
Rahasia Si Kembar
49
Ingin Menyangkal
50
Aku Yang Akan Mengubahmu
51
Visual
52
Konferensi Pers
53
Rasa Takut Si Kembar
54
Uncle Dan Aunty Yang Jahat
55
Inilah Kenyataannya
56
Tak Berdaya
57
Kalian Harus Bercerai
58
Tidak Perlu Khawatir
59
Harus Percaya
60
Kau Sudah Gila
61
Tak Ingin Menutupinya Lagi
62
Akan Aku Lakukan
63
Satu Masalah Yang Teratasi
64
Bersabarlah
65
Tidak Mau Kembali
66
Akhirnya Kembali
67
Supaya Kau Tidak Malu
68
Ayah Dan Ibumu Datang
69
Tidak Percaya
70
Lebih Baik Jujur
71
Akan Selalu Menyayangi Mereka
72
Tidak Akan Ragu
73
Jangan Mengganggu Mereka
74
Kejutan Untuk Sarah
75
Tidak Perlu Ragu Untuk Menyerang
76
Kesalahpahaman Si Kembar
77
Kedatangan Ayah Dan Ibu Yang Tiba-Tiba
78
Hasil Tes Itu Palsu
79
Hasil Persidangan
80
Bawa Dia Kembali
81
Maka Biarkan Dia Berusaha
82
Jangan Terlalu Bodoh
83
Pria Dari Masa Lalu
84
Jangan Menyentuh Istriku
85
Tidak Bisa
86
Sumpah Sebagai Laki-laki
87
Pertemuan Kedua Keluarga
88
Hari Pernikahan Dan Hasil Tes
89
Harta Yang Berharga
90
Kabar Gembira
91
Akan Tetap Mencintai Mereka
92
Cinta Bisa Mengubah Segalanya
93
Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!