Bab 19. Menemui Wanita Misterius

Ucapan Zack menyadarkan Pearl bahwa dia sama sekali tidak cemburu meskipun dari lubuk hatinya memang demikian. Gadis itu lantas mendorong suaminya untuk mundur sehingga keduanya kini telah duduk berdampingan di ranjang. Pearl pun membetulkan posisi pakaian kerjanya yang sedikit berantakan.

“Tuduhan palsu! Kau sengaja membawaku ke kamar ini karena ingin menyudutkan aku, bukan? Maaf, aku bukan gadis seperti itu.” Pearl menunjukkan pembelaan terhadap dirinya sendiri.

Zack menoleh sejenak, memikirkan ucapan sang istri lalu beranjak dari ranjang di mana dia duduk dengan sang istri. Dia sudah melewatkan banyak hal hanya untuk meratapi masa lalu. Namun, ucapannya untuk membuat hubungan baru dengan Pearl bukan isapan jempol belaka. Terbukti dengan kehadirannya di rumah mertua dan tinggal di sana untuk sementara waktu.

“Aku tidak akan merenggut kegadisanmu sebelum kita sepakat.” Cuma ucapan itu yang ditinggalkan Zack sebelum menghilang, meninggalkan Pearl seorang diri.

Gadis itu bisa bernapas lega. Seandainya Zack melakukan hal itu, sudah bisa dipastikan kalau Pearl akan membela diri. Hubungan suami istri yang terjalin bukan hanya untuk kepentingan salah seorang saja. Mereka harus selalu kompak terlebih apabila mereka menginginkan keturunan.

Pearl tidak tahu ke mana Zack pergi sehingga dia memutuskan untuk segera pulang ke rumah orang tuanya. Lagi pula, pria itu pasti akan menyusulnya ke sana ketika tahu keberadaan sang istri.

Belum ada kata maaf atau apa pun, sepertinya Zack mengulang kesalahan kedua. Pria itu terlihat berbincang dengan seorang wanita dengan pakaian yang cukup seksi terlihat dari jauh. Pearl menyadari semakin Zack berulah, gadis itu seolah sedang bermain-main dengan perasaannya sendiri. Ingin membalas hubungan yang terjadi, tetapi sepertinya ini bukan waktu yang tepat.

Berniat untuk kabur dari kenyataan, sepertinya kehidupan Pearl tidak pernah luput dari pengawasan. Seseorang terpaksa menahannya sebab mendapatkan perintah langsung dari atasannya.

“Nyonya, Anda mau ke mana?” tanya pria berkacamata dengan jas hitam yang dia kenakan.

“Tolong lepaskan aku! Aku mau pergi.” Pearl mencoba menyelamatkan dirinya dengan tidak peduli apa pun yang dilakukan sang suami. Pada kenyataannya, yang dia tampik menunjukkan bahwa ada kecemburuan di dalamnya. Pearl tidak kuat melihat Zack berbicara atau sekadar bertemu dengan wanita lain.

“Tolong jangan mempersulit pekerjaanku, Nyonya. Lebih baik kalau Anda dekati Tuan Zack lalu menyelesaikan masalah bersama-sama.”

Huft, Pearl hampir lupa kalau Zack adalah sosok penguasa. Tidak sulit menemukan keberadaan Pearl apalagi sampai dia kabur. Setelah melakukan sedikit negosiasi dengan orang dengan tinggi besar dan berwajah khas bodyguard, Pearl berjalan menuju ke dekat Zack berdiri.

Pearl berdeham. “Kau melupakan istrimu rupanya.”

Zack menoleh kemudian menyunggingkan senyumnya. Wanita dengan pakaian seksi itu langsung pergi tanpa berkata apa-apa lagi. Tentunya hal itu membuat Pearl merasa aneh. Mungkin saja suaminya sedang menguji seberapa besar Pearl memiliki perasaan kepadanya. Sungguh ini bukan yang diinginkan Pearl, tetapi dia juga tidak tahu apa yang dilakukan Zack sebenarnya.

“Sudah selesai?” tanya Pearl.

“Hanya teman lama. Jangan kau anggap kalau ini adalah alasanku untuk meninggalkan dirimu. Aku berniat untuk turun sebentar, tetapi beberapa waktu sebelumnya, wanita itu menyapaku. Kebetulan aku mengenalnya. Jadi, tak—”

“Aku tidak peduli, Zack. Aku mau pulang sekarang.”

Zack tahu betul kalau rumah orang tua atau mertuanya bukan tempat yang cocok untuk mereka tinggali sekarang. Sudah seharusnya Zack memikirkan masa depannya bersama sang istri. Dia mengirimkan pesan kepada seseorang untuk menyiapkan apartemen untuk mereka.

Drama suami istri yang masih malu-malu itu berlanjut. Duduk di jok belakang bukan malah membuat mereka akur, tetapi malah fokus kepada pikiran masing-masing. Pearl mencoba untuk bisa memahami sang suami, tetapi tidak dengan Zack yang mencoba berdamai dengan sang istri.

“Pearl, aku ingin kita pergi berbulan madu. Untuk sementara waktu, urusan kantor akan menjadi tanggung jawab Sam sepenuhnya. Bagaimana menurutmu?”

“Kurasa tidak perlu. Lagi pula, kita juga belum saling mencintai, Zack. Kita pasti akan merasa bosan meskipun tujuannya jelas.” Pearl segera menutup mulutnya sebab merasa malu. Apalagi tujuan berbulan madu kalau bukan untuk memenuhi permintaan papanya? Mungkin saja Zack sudah tahu semuanya.

Ketika mereka mencoba menjauh, semesta seakan tidak membiarkan. Gara-gara sebuah mobil ugal-ugalan membuat sopir terjebak drama adu kejar-kejaran. Gara-gara kejadian itu, posisi duduk Pearl bergeser tepat di samping Zack. Cukup dekat sehingga gadis itu mampu menghirup aroma maskulin serta kemisteriusan yang ditunjukkan Zack selama ini.

Bukan hanya itu saja, tangan Zack sempat menopang tubuh Pearl agar gadis itu tidak bergeser dari tempatnya saat ini. Semula Zack ingin mengumpat karena kelakuan sang sopir, tetapi keuntungan besar sudah didapatkan. Jadi, pria itu melupakannya begitu saja.

Setelah keadaan kembali kondusif, Zack memerintahkan kepada sopir untuk membawa mereka ke suatu tempat. Bukan ke hotel melainkan ke butik di mana Pearl akan diminta mencari gaun yang paling indah untuk digunakan pada dinner romantis malam nanti.

“Kenapa kau mengajakku kemari?” tanya Pearl yang enggan untuk turun dari mobil.

“Turunlah! Aku mau kau mencari gaun yang paling indah. Malam ini aku akan mengajakmu ke suatu tempat. Pergilah!”

Kalau dipikir Pearl akan turun bersama Zack, rupanya dia salah. Pria itu tetap berada di dalam mobil kemudian meninggalkannya begitu saja. Tak lama, pelayan butik segera menghampiri kemudian memintanya untuk masuk.

“Nyonya, mari silakan masuk. Tuan Zack sudah memintaku untuk menunjukkan beberapa gaun yang harus Anda pilih.”

Pearl menghela napas. Kalau pria itu sudah memilih gaun, mengapa dia harus memilih lagi? Rasanya sangat malas dengan keadaannya sekarang. Pergi ke kantor pun tidak ada gunanya karena drama receh yang baru saja dibuat orang asing. Pearl juga tidak tahu tujuannya apa selain untuk membuat hubungan Pearl dan Zack renggang.

“Kenapa aku jadi cemburu begini?” Pearl bergumam.

Sementara itu, Zack tengah menuju ke sebuah hotel yang dimaksud. Dia hanya ingin tahu, siapa wanita yang sudah berani bermain-main dengannya. Tentunya bukan tanpa alasan.

“Tuan, apa aku perlu ikut ke dalam?” tanya bodyguard yang merangkap sopirnya kali ini.

“Tidak perlu. Kau tunggu saja di basemen. Aku pergi sendiri.”

Zack segera naik ke kamar yang dimaksud. Wanita itu pasti sedang menunggunya di sana. Kenal atau tidak, Zack merasa kalau itu bukan orang jauh. Sudah pasti dia memiliki tujuan lain ketika mengajaknya bertemu. Kalaupun itu tentang masa lalu, Zack siap berdamai lalu membiarkan wanita itu pergi.

Ketika sampai di depan pintu kamar yang dimaksud, Zack sempat ragu. Demi masa depannya dengan Pearl, Zack mulai menekan bel pintu kamar tersebut. Tidak lama, seseorang membuka pintu.

“Zack,” sapa wanita itu dengan manja.

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

apakah ruby?

2024-02-06

0

Bismillah sukses💫

Bismillah sukses💫

hadewh, Zack!!!malah main³😌

2024-02-04

0

Abian Arka

Abian Arka

semoga Zack aman dari ulat bulu

2024-01-20

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!