Bab 14. Mulai Awal

Kilas balik wajah cantik itu seolah mengisi seluruh hatinya. Pernah menjadi pria yang sangat memuja dan paling setia, tetapi kemudian berakhir dengan kekecewaan. Sungguh wajah cantik itu sempat membuat Zack hilang kendali, tetapi beberapa detik kemudian dia menyadari kekeliruannya.

“Zack?” Ruby tampak terkejut melihat kehadirannya.

Sebagai seorang mantan, tentu saja ada hal yang sangat aneh. Setelah berpisah, Ruby memang selalu mencari kabar mengenai mantan yang sama sekali tidak diinginkan. Lebih tepatnya Ruby masih sangat berharap memiliki kesempatan kedua.

Interaksi itu jelas membuat Pearl menatapnya dari jauh. Terasa kecanggungan sampai membuat gadis itu tanpa sadar malah berjalan mendekat. Tepat berada di samping Zack kemudian Pearl bertanya.

“Zack, kau mengenalnya?”

Zack seketika menyadari kehadiran Pearl. Dia langsung menarik maju gadis itu sehingga sejajar dengannya. Berniat membalas kelakuan adik dan istrinya, justru dia malah mendapatkan kesempatan untuk membalas perbuatan Ruby di masa lalu.

“Hai, Ruby. Dia istriku.”

Sontak hal itu membuat Ruby terkejut. Sekelas keluarga besar Zack tidak akan mungkin melangsungkan pernikahan tanpa diketahui oleh orang lain. Bisa saja Zack hanya memanfaatkan kesempatan itu untuk mengelabui Ruby dengan mematahkan hatinya.

Pearl menyodorkan tangannya sebab refleks dari pergerakan Zack yang menariknya. Ruby membalas jabatan tangan itu secara terpaksa sebab bukan pertemuan ini yang diinginkan. Ruby menginginkan Zack, tetapi dia tidak memiliki kekuatan untuk itu. Semuanya terhalang oleh mama Zack sendiri.

“Pearl.”

“Ruby.”

Sebentar saja, tetapi penuh arti. Pertama kalinya Pearl merasa tersanjung diakui sebagai istri sebelum terkuak hal yang sesungguhnya. Sebagai pasangan yang baik dan ramah, Pearl tidak akan mungkin bersikap buruk kepada orang yang baru saja dikenal.

“Kapan kalian menikah?” tanya Ruby dengan nada suara bergetar karena sesuatu hal.

“Kami ….”

“Kami baru menikah beberapa minggu lalu.” Zack sengaja memotong ucapan istrinya sebab khawatir kalau Ruby akan berbicara yang tidak-tidak.

“Oh, ya? Mengapa aku tidak tahu kabar itu? Bukankah seharusnya pernikahan keluarga besar diumumkan ke hadapan publik?” Ruby belum mau menyerah.

Kini genggaman tangan Zack begitu kuat pada tangan Pearl. Gadis itu benar-benar tidak dilepaskan dengan mudahnya. Tentunya dia mencoba melirik ke arah suaminya, tetapi sepertinya tidak terganggu sama sekali. Sikap Zack memang sangat tenang sehingga tidak menimbulkan kecurigaan apa pun.

“Tidak semua privasi keluarga besar kami harus diumbar, Ruby. Ayo, Sayang, kita pergi dari sini,” ajak Zack kepada istrinya membuat Pearl pun menurut saja, padahal acara belum usai.

Ruby agak aneh menanggapi kelakuan mantan kekasihnya itu. Rasa penasarannya semakin tinggi. Jika tidak ingat kalau dia masih menghadiri pesta ulang tahun, mungkin dia akan mengejarnya.

Sementara itu, Sam merasa ada yang tidak beres. Mereka pergi bersama-sama, tetapi sepertinya pasangan pengantin itu meninggalkannya seorang diri. Sebenarnya tidak menjadi masalah sebab kunci mobil dia yang memegang. Kalau mau, kakaknyalah yang pasti akan mencari dirinya.

Sedikit mabuk, tetapi dia masih sadar. Dia berjalan keluar arena pesta, berniat untuk mencari kakaknya lalu pulang ke rumah. Sudah bisa diduga sebab pergi dengan Zack akan menimbulkan banyak masalah. Dia berjumpa dengan seorang wanita yang samar-samar dia kenal.

“Hai, apa kabar?” sapa Sam.

Ruby hampir lupa dengan adik mantan kekasihnya itu, tetapi karena Sam terlihat sangat tampan membuat Ruby tidak ingin melewatkan kesempatan itu. Dalih menolong, tetapi dia ingin masuk terlalu jauh ke dalam kehidupan laki-laki di hadapannya itu.

Sementara Zack sendiri sudah pulang menggunakan taksi yang dicari agak jauh dari hotel. Berjalan begitu cepat, menarik tangan istrinya secara paksa kemudian meminta masuk ke dalam taksi tanpa alasan yang jelas.

“Kau ini kenapa, Zack? Kita bahkan sudah meninggalkan Sam sendirian di sana.”

“Sam itu sudah dewasa. Kau tidak perlu memberikan perhatian berlebihan kepadanya. Dia bisa pulang sendiri. Kau harus lebih perhatian kepada suamimu sendiri. Apakah pantas seorang istri lebih perhatian kepada adik iparnya? Sangat tidak wajar dan aneh!” Nada suara Zack terdengar sangat tegas sekali. Namun, bukan Pearl namanya kalau dia tidak menjawab ucapan itu dengan fakta yang dilihatnya barusan.

“Kau yang aneh. Kau bertemu dengan seorang wanita kemudian mimik mukamu berubah. Sebenarnya siapa wanita itu? Kau terlihat sekali menghindar darinya. Katakana saja kalau kau pernah bersamanya di masa lalu. Itu tidak akan menjadi masalah bagiku.”

Justru Zack belum siap untuk membuka masa lalunya kepada siapa pun. Dia juga tidak bercerita kepada mama, papa, bahkan adiknya sendiri. Dia memikul rasa sakit itu seorang diri, bahkan sekadar membuka hati saja teramat sulit.

Dia terdiam sampai turun dari taksi. Tak lekas menjawab, justru Zack langsung masuk ke kamar. Suara Pearl mencegahnya malah sama sekali tidak dipedulikan.

“Zack, tunggu! Kau belum menjawab pertanyaanku.” Lengkingan suara itu membuat para pelayan yang kebetulan bekerja pada malam itu langsung memandang ke arah mereka.

Sampailah keduanya di dalam kamar. Zack melepas jasnya lalu melihat Pearl sibuk dengan gaun dan juga sepatunya. Gadis itu terlihat sangat kesal diabaikan seperti itu. Pernikahan macam apa yang tidak bisa jujur kepada istrinya sendiri, padahal Pearl sangat ingin berkomunikasi dengan baik.

“Mulai besok aku akan tinggal di rumah orang tuaku, Zack. Terserah apa pun yang kau inginkan dengan pernikahan ini. Kalau mama dan papa bertanya, katakan saja kalau aku merindukan orang tuaku.” Usai berucap demikian, Pearl masuk ke dalam kamar mandi.

Menjadi istri Zack bukanlah perkara yang mudah. Pria itu menyimpan banyak misteri dan tak satu pun yang Pearl tahu. Dia malah terlihat seperti partner kerja, ketimbang pasangan yang terikat status.

Zack duduk di sofa. Dia menyandarkan tubuhnya lalu menatap langit-langit kamar. Sesaat kemudian dia memejamkan mata untuk mencoba menyadari kekeliruannya itu. Dia tidak seharusnya kabur dari pesta lalu membuat kebodohan baru. Mendengar Pearl telah kembali ke kamar, dia mengubah posisi duduknya.

“Kalau kau berniat untuk pulang ke rumah orang tuamu, aku ikut.”

Sontak pendengaran Pearl menajam. Tatapannya ke depan seakan tidak percaya dengan apa yang dia dengarkan barusan. Agak aneh, terdengar lucu, dan tidak masuk akal. Pria introvert itu akan keluar dari rumahnya lalu pindah ke rumah orang lain meskipun itu mertuanya sendiri.

Pearl berbalik badan, menatap ke arah Zack yang juga sedang menatapnya. Terlihat sekali wajah keberatan dari Pearl sendiri. Jika Zack ikut ke rumahnya, itu artinya akan tinggal di kamar miliknya sendiri. Sungguh bukan itu yang dia inginkan.

“Bukan itu maksudku. Aku hanya akan berada di sana beberapa hari saja.” Cuma itu alasan yang tepat untuk menggagalkan keinginan Zack.

“Tidak, Pearl. Aku serius. Aku bersalah kepadamu. Mari kita mulai dari awal lagi.”

Terpopuler

Comments

martina melati

martina melati

hahaha... sdh main air nanggung kalo gk basah y... asal gk main hujan aja

2024-02-06

0

martina melati

martina melati

iy hrs dpepet zack... s7 bingit lho

2024-02-06

0

martina melati

martina melati

hahaha... mulai cembokur nih zack

2024-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!