Bab 11. Drama dalam Mobil

“Aku tidak ingin ada orang lain yang akan memperhatikan, kecuali diriku.”

Tenggorokan Pearl rasanya tercekat. Haruskah dia tanda tangan surat kontrak kerjanya itu? Jika tidak, kemungkinan Pearl akan terus terjebak di dalam mansion itu seumur hidup. Daripada bingung sebaiknya segera memutuskan hal itu.

“Baik, aku akan tanda tangan dengan konsekuensi setiap hari bertemu dengan Sam. Aku harus ke kantor untuk mengerjakan pekerjaan dari sana.”

Perubahan begitu cepat terlihat. Usai menandatangani kontrak perjanjian kerja, perubahan yang besar terjadi di meja makan. Sarapan pagi yang biasanya hanya dihadiri beberapa orang saja, kini tampak terlihat penuh. Ada yang berbeda, yaitu kehadiran Zack di sana.

Setelah resmi menjadikan Pearl partner bisnis, dia juga harus aktif ke kantor meskipun dengan caranya sendiri. Penampilan Zack memang terlihat luar biasa dengan jas warna senada dengan sang istri.

“Ma, lihatlah meja makan ini! Rasanya ada yang berbeda. Apakah kau bisa menebaknya?” tanya Vincent penuh dengan senyuman.

Bagi pria tua itu, kehadiran Zack di meja makan sudah menjadikan kemajuan usahanya. Putranya akan dikenal publik sebentar lagi. Semuanya pasti akan berubah begitu cepat. Tentang putra pertama Vincent dan menantunya. Itu akan menjadi sorotan utama di setiap media massa.

“Kalau Papa pikir aku akan mudah sekali untuk dimata-matai, Papa salah. Aku akan pergi ke kantor dengan pengawalan ketat. Jadi, tak seorang pun bisa meliputku ataupun istriku. Hubungan pernikahan kita harus tetap menjadi rahasia,” ujar Zack yang diangguki oleh semua orang yang ada di sana.

Sam tidak heran kalau drama ini akan terjadi. Secara tidak langsung, kakaknya sudah terikat dengan Pearl. Tinggal menunggu waktunya saja kapan pria itu akan mulai menjadi budak cinta istrinya sendiri.

“Kalau begitu kita bisa pergi bersama-sama. Nanti malam ada pesta perayaan ulang tahun di sebuah hotel. Klienku yang mengundang. Berhubung kalian sudah menjadi bagian dari perusahaan secara resmi, kalian bisa ikut denganku,” ujar Sam dengan semringah.

“Zack tidak akan pergi ke sana, Sam. Dia tidak akan mau.” Sarah menimpali.

“Mam, tidak ada salahnya dia mencoba mengenal rekan bisnis kita secara langsung. Bukankah ide Zack selalu brilian? Sedangkan aku hanya pelaksana lapangan saja.” Sam mencoba merendah untuk merayu sang kakak.

“Dan kau pasti akan membawa Victoria dalam acara tersebut,” sahut Vincent cepat.

Sam memang sangat merindukan gadis itu. Sudah lama sekali mereka tidak bertemu ketika Victoria memutuskan untuk mencoba peruntungan menjadi seorang model. Setidaknya untuk mensejajarkan diri dengan calon suaminya meskipun sama-sama belum membuat komitmen.

“Pa, ini urusan hati. Jadi, tolong jangan ikut campur!” Teguran ini dilayangkan Sam untuk kesekian kali.

Sarah tidak berkomentar. Pemikiran Sarah sama dengan suaminya. Dia tidak ingin Victoria yang manja itu menjadi pendamping putranya. Diam-diam dia mulai mengagumi Pearl yang berhasil membawa perubahan pada Zack.

“Zack, sebaiknya kau dampingi adikmu. Kau bisa pergi bersama Pearl juga.” Sarah sangat setuju.

“Ma, aku tidak akan pergi.” Pearl menolak. Rasanya akan sangat aneh bergaul dengan teman-teman Sam atau siapa pun itu. Lagi pula, dia tidak tahu klien wanita atau pria yang sedang berulang tahun.

“Kita akan pergi,” ujar Zack yakin.

Sarah sangat bahagia sekali melihat perubahan ini. Semua orang akan memandang Zack cukup takjub. Selain tampan, sudah sejak lama Sarah ingin agar anak sulungnya tahu dunia luar. Selain itu, dia berharap perubahan ini akan mengubah trauma Zack di masa lalu.

Usai sarapan pagi, Pearl membantu Sarah untuk mengembalikan barang-barang ke dapur. Sebenarnya ada pelayan, tetapi Sarah ingin berbicara sebentar pada Pearl. Setidaknya ini upaya pertama untuk memberikan kesempatan kepada gadis itu untuk menunjukkan betapa bergunanya dia bagi mertua dan suaminya.

“Pearl, tunggu sebentar!” panggil Sarah pelan.

”Ada apa, Ma?” Pearl ragu. Sejak dia masuk ke mansion ini, hanya Sarah yang tidak merespons dengan baik.

“Mama titip Zack, ya. Tolong pastikan dia baik-baik saja ketika berada di luar.”

Pearl langsung sensitif soal itu. Dia tidak menyangka selain sebagai istri, dia juga menjadi perawat pribadi suaminya. Meskipun diam, tetapi bukan seperti itu caranya.

“Aku tidak bisa janji apa pun, Ma. Zack sudah dewasa. Sudah sewajarnya dia bisa menjaga dirinya sendiri. Malah seharusnya dialah yang harus bertanggung jawab kepada istrinya.”

Sarah merasa dibungkam oleh menantunya. Dia memang tidak suka, tetapi setelah mendengarkan jawaban Pearl, dia semakin yakin kalau gadis pilihan suaminya sudah cukup tepat untuk menghadapi Zack yang bebal itu.

Daripada berlama-lama di dapur, Pearl segera kembali ke ruang makan. Pastinya suami dan adik iparnya sudah menunggu di sana. Tak ada kata pamit yang disampaikan kepada mama mertuanya sehingga Sarah sempat menggerutu sejenak.

Zack dan Sam menoleh bersamaan. Ketika melihat Pearl sudah kembali, mereka segera berdiri. Bukan karena ingin menyambut, tetapi ingin segera pergi ke kantor. Sam sudah menyiapkan satu mobil untuk membawa mereka bersama-sama.

Ketiganya langsung menuju ke halaman. Kali ini Sam ingin mengemudikan mobilnya sendiri tanpa sopir. Sam bergegas membukakan pintu belakang supaya kakaknya masuk terlebih dahulu. Setelah Zack masuk, Sam pikir kalau Pearl akan mengikuti suaminya. Ternyata dia salah. Justru Pearl memilih duduk di depan membuat Zack langsung protes.

“Pearl, kenapa kau duduk di situ?”

“Aku bukan majikan, Zack. Jadi, tolong jangan buat aku merasa tidak nyaman untuk tinggal di sini.” Pearl benar-benar kesal.

“Turun lalu pindah ke belakang! Ini bukan keinginanmu, tetapi Sam yang mau. Cepat!”

Sam hanya melihat perseteruan itu dari luar tanpa mau ikut campur. Daripada nanti kakaknya tersinggung lalu membatalkan rencananya. Rasanya lucu sekali. Apakah dia dan Victoria bisa seperti itu nantinya? Ah, Sam malah memikirkan dirinya sendiri. Dia bahkan tidak tahu bagaimana cara Pearl pindah ke belakang.

“Sam, ayo, berangkat!” perintah Zack.

Sam menurut saja. Sepanjang perjalanan menuju ke kantor, dia ingin sekali mengumpat. Bagaimana tidak, pasangan suami istri itu lebih terlihat seperti patung. Tak ada interaksi sama sekali, kecuali sama-sama memandang ke luar jendela.

Sesekali Sam berdeham untuk mengurai ketegangan di antara mereka. Nyatanya hal itu sama sekali tidak mengusik. Malah Sam yang terlihat tidak fokus. Segera setelah menyadari kekeliruannya, Sam kembali melajukan mobilnya dengan tenang.

“Pearl, bagaimana nanti malam? Apakah kau jadi ikut?” tanya Sam yang hampir lupa kalau Zack menatapnya dari balik kacamata hitamnya.

“Pearl akan ikut bersamaku. Tinggal kau tunjukkan saja di mana alamat hotelnya,” sahut Zack cepat.

Kalaupun Pearl ikut, tentunya dia tidak perlu sibuk mempersiapkan diri. Semuanya sudah tersedia di mansion apa pun yang dibutuhkan istrinya.

“Kalau begitu, berdandanlah yang cantik, Pearl,” pungkas Sam.

“Sam!” Lengkingan suara Zack membuat Sam cekikikan.

Terpopuler

Comments

Senna kim

Senna kim

Kehidupan Zack penuh misteri


Semangat seng

2024-05-09

0

martina melati

martina melati

hahaha... blm lama sdh terliat bucinny

2024-02-06

0

martina melati

martina melati

sudah dseleksi tuan vincent lho, bunda sarah😁

2024-02-06

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!