Bab 6. Zack Pulang

Berada di sinilah Pearl dan Zack berada, yaitu di sebuah kamar hotel. Usai pernikahan, rupanya Vincent menyediakan mobil pengantin khusus yang akan mengantarkan pasangan tersebut ke hotel supaya Zack tidak meminta pulang ke rumah.

Tidak ada persiapan secara khusus untuk kedua pengantin tersebut. Zack tidak membawa apa pun, selain pakaian yang dia kenakan saat ini. Sama halnya dengan Pearl yang mulai frustrasi dengan high heels yang dia kenakan. Dia menenteng high heels itu untuk mengikuti langkah panjang Zack menuju ke kamar mereka.

Pearl tidak berani menghentikan langkah pria itu dengan menegurnya atau memintanya berjalan beriringan. Meskipun dengan menggerutu, Pearl sampai juga di belakang suaminya. Zack berhenti sejenak lalu membuka pintu kamar hotel kemudian masuk tanpa berbicara lagi.

Pearl sempat memelototi punggung pria itu, tetapi tidak ada gunanya lagi. Dia merasa kalau baru saja menikah dengan manekin daripada manusia. Zack masih terdiam ketika Pearl sampai di kamar tersebut. Ruangan yang dipesan cukup luas dengan berbagai sekat di sana. Pearl tidak tahu lagi ke mana pria itu sekarang, sedangkan dirinya sudah merasa gerah dengan gaun yang dia kenakan.

“Oh my God, ponselku ketinggalan di rumah. Bagaimana aku bisa memberi tahu mama kalau aku berada di kamar ini tanpa pakaian ganti?” Pearl mengeluhkan kebodohannya.

Sementara Zack telah melepas tuxedonya. Dia hanya mengenakan kemeja saja tanpa pakaian ganti lainnya. Dia sama sekali tidak mengeluh, seperti yang dilakukan istrinya.

“Istirahatlah! Aku akan keluar sebentar.”

Sontak Pearl mendongak lalu mendapatkan pemandangan berulang, punggung suaminya lagi. Dia merasa gemas telah menikah dengan pria yang ternyata sangat dingin dan tidak banyak bicara, sedangkan Pearl menyukai sosok Sam yang lebih ramah dan mudah sekali diajak berbicara.

“Oh, ya ampun! Sampai kapan aku menghadapi patung seperti itu?” Pearl terduduk di lantai ruangan itu tanpa berani masuk ke dalam kamar.

Kamar bulan madu mereka dipesan secara khusus oleh Vincent. Hiasan bunga, hadiah pernikahan, dan masih banyak yang belum dilihat Pearl. Begitu juga dengan Zack yang mengabaikan isi kamar itu sebab dia langsung pergi entah ke mana.

Tidak lama, seseorang mengetuk pintu. Dia mengatakan kalau itu adalah layanan kamar hotel. Bergegas Pearl menyambut orang tersebut yang ternyata membawakan pakaian ganti untuknya. Seperti sebuah kebetulan, tetapi dia tidak tahu itu dari siapa.

“Maaf, ini dari siapa?” Pearl tidak merasa memesan apa pun.

“Ini titipan dari Tuan Zack, Nyonya. Anda diminta segera bersiap lalu turun untuk makan siang.”

Pearl merasa terkejut dengan sikap Zack. Pria yang tidak pernah keluar dari mansion itu mendadak menunggunya di restoran hotel. Agak aneh, tetapi rasa penasarannya tinggi. Juga rasa penasaran tentang pernikahannya hari ini. Sangat lumrah kalau dia tidak mempersiapkan buket bunga pengantin, tetapi yang lebih aneh lagi tidak ada fotografer di sana. Jangankan fotografer, untuk dokumentasi pernikahan melalui ponsel saja sepertinya tidak ada yang memotret pernikahan mereka.

“Nyonya, apa Anda baik-baik saja?” tanya orang yang masih berdiri di hadapannya yang melihat Pearl sedang melamun.

“Ah, tidak apa-apa. Aku baik-baik saja. Sampaikan pada Tuan Zack, sekitar 15 atau 20 menit lagi aku akan turun.” Ya, Pearl terlalu percaya diri. Dia tidak tahu aka nada kerumitan yang membuatnya batal turun ke restoran.

“Baik, Nyonya. Pesan Anda akan aku sampaikan.”

Pearl kembali menutup pintu kamar, tetapi tidak menguncinya. Dia hanya tidak ingin ritual mandinya terganggu ketika Zack ingin masuk ke kamar sementara dirinya sedang sibuk. Ternyata dia harus berhadapan dengan gaun pengantinnya sendiri. Resleting gaun pengantin itu berada di paling atas gaun itu. Dia mencoba meraihnya supaya bisa dibuka, tetapi karena buru-buru malah berujung tidak bisa dibuka.

“Oh, ya ampun! Drama apalagi ini? Mengapa aku selalu kena masalah setelah bersama Zack? Apakah pria itu reinkarnasi pangeran yang sedang dikutuk?” Pearl menyesali ucapannya kepada pelayan tadi. Dia memiliki waktu untuk bersiap, tetapi tidak sedetik pun dia gunakan dengan baik.

Sampai Zack kembali, Pearl masih berada pada posisi semula. Mengenakan gaun pengantin karena resletingnya bermasalah. Zack yang melihat posisi istrinya masih memakai gaun pengantin itu tidak langsung bertanya. Dia mengamati wajah Pearl yang terlihat kesal.

“Kau tidak lapar?”

“Lapar?” Pearl mendongak. “Kau tidak tahu usahaku untuk menahan rasa lapar hanya gara-gara gaun pengantin sialan ini. Aku tidak tahu, siapa yang sengaja menukar gaun pengantin sederhanaku dengan gaun pengantin bermasalah ini?”

Zack tidak bertanya lagi. Dia segera memposisikan diri untuk berjongkok di belakang Pearl, tetapi gadis itu refleks mengamuk tanpa kejelasan.

“Apa yang akan kau lakukan?”

“Menyelamatkanmu dari rasa lapar.”

Zack langsung membantu menurunkan resleting gaun pengantin yang mengalami masalah itu. Melihat punggung mulus istrinya, dia merasakan getaran yang cukup hebat di dalam tubuhnya. Setelah itu, dia menyingkir dan membiarkan Pearl mengerjakan pekerjaannya sendiri.

“Dasar pria aneh!” ujar Pearl pelan.

Zack cepat sekali menghilang membuat Pearl leluasa masuk ke kamar mandi. Setelah itu, dia membersihkan diri di dalam sana. Berlama-lama berendam lalu mengguyur tubuhnya di bawah shower. Seketika Pearl kembali memikirkan malam ini. Haruskah dia menyerahkan sesuatu yang selama ini tidak pernah terpikirkan sebelumnya?

Seketika Pearl melupakan rasa lapar. Menikah dengan orang yang tidak pernah terpikirkan dalam hidupnya membuat dirinya merasa terpenjara. Bukan karena tempat, tetapi cara dia berinteraksi dengan Zack sangat sulit rasanya, extrovert versus introvert.

Pearl kembali ke kamar. Sekali lagi, Zack mendapatkan nilai tambah sebab pria itu bisa membelikan pakaian yang pas untuk istrinya. Pearl melihat ke beberapa arah, tetapi tidak menemukan keberadaan suaminya.

“Huft, ke mana lagi pria itu?”

Zack tidak ada di kamar. Dia memutuskan kembali ke mansion tanpa sepengetahuan Pearl. Namun, sebelum pergi, dia meninggalkan beberapa makanan yang diminta dari hotel. Setidaknya dia sudah bertanggung jawab pada istrinya.

Sesampainya di mansion, Vincent terkejut ketika mendapati putranya pulang seorang diri sehingga pria tua itu langsung menghadangnya. Bukan ini yang diinginkan Vincent, tetapi perubahan pada diri putranya.

“Di mana istrimu?”

“Masih di hotel.”

“Kau meninggalkannya seorang diri?” Nada suara Vincent naik agak tinggi.

“Tidak.”

“Lalu?” Vincent rasanya seperti diuji oleh anak kecil, padahal sebenarnya Zack merupakan sosok pria yang cerdas dan terpelajar.

“Aku meninggalkannya bersama rasa tanggung jawabku. Dia lapar. Jadi, aku memesankan dia makanan supaya bisa mengisi perutnya. Tidak ada salahnya kalau aku pulang ke mansion sebentar.” Bagi Zack, tempat paling nyaman memang mansionnya sendiri. Terlebih kamar pribadinya. Dia harus menyiapkan segala sesuatunya agar bisa berbagi dengan Pearl dalam jangka waktu yang lama.

“Sam!” teriak Vincent menggema di seluruh ruangan itu.

Sam yang kebetulan berada di sekitaran papanya, dia langsung mendekat ke sumber suara. Dia juga terkejut melihat kakaknya kembali, tetapi belum sempat bertanya, Sam sudah mendapatkan perintah.

“Sam, jemput Pearl di hotel! Bawa dia ke mansion ini!”

Terpopuler

Comments

Bismillah sukses💫

Bismillah sukses💫

kok aku gak ikhlas ya klo akhirnya Pearl malah sama si Sam🥺
Smoga Zack bisa segera memberi kenyamanan pada Pearl

2024-02-04

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!