Sekitar setengah jam kemudian, di kantin lantai pertama menara.
Selain pengelolaan misi di bagian depan, ada juga kantin luas di bagian belakang. Hanya saja, sebagian apprentice lebih memilih makan pil gizi. Selain praktis dan menghemat waktu, kandungan gizi juga tidak perlu dipertanyakan.
Meski begitu, masih ada beberapa pengecualian. Masih ada beberapa orang yang ingin makan makanan biasa, entah itu karena rindu atau sekadar ingin mencicipi sesuatu yang lebih nikmat. Lagipula, rasa pil gizi sama sekali tidak enak.
Apakah itu harum? Manis? Menyegarkan? Tidak. Semua cerita yang Ethan baca itu bohong.
Campurkan saja rasa manis, asam, asin, dan beberapa rasa lain. Hasilnya tentu saja menjadi pahit dan agak aneh. Ya, seperti itulah rasa pil gizi yang dibuat dari berbagai sari bahan tertentu.
Tentu saja, kantin tidak hanya menjual makanan biasa. Karena ada di menara ‘penyihir’, tentu saja ada berbagai menu khusus yang dibuat dari bahan cukup berharga, yang berarti harga makanan juga lebih mahal.
Ethan sedang duduk menghadap meja. Di depannya, tampak beberapa makanan seperti steak, soup, dan beberapa hidangan kecil. Semua makanan tersebut dibuat dari daging magical beast tingkat dan tanaman sihir tingkat rendah.
Meski begitu, harganya sama sekali tidak murah. Untuk satu meja penuh, total menghabiskan 100 poin. Yang berarti lima hari kerja bagi Ethan tanpa mengeluarkan satu pun poin.
Bocah itu kemudian melihat ke arah remaja di seberang meja. Orang itu, Valen memintanya untuk makan bersama. Tentu saja, remaja berambut merah itu juga yang membayarnya.
“Aku rasa ini tidak terlalu pantas, Senior Valen. Maksudku, bukankah ini terlalu mahal?” ucap Ethan dengan senyum masam.
Jika ditanya apakah terlihat enak, maka dia akan berkata kalau penampilannya menggiurkan. Hanya saja, harganya terlalu mahal dan dia merasa agak ragu untuk memakannya.
“Anggap saja ini ketulusanku sebagai seorang senior,” ucap Valen santai.
“Tidak bisakah kita membicarakan permasalahannya terlebih dahulu, Senior? Bahkan jika kamu tidak mengatakan apa-apa, tetapi aku merasa tidak yakin untuk memakan hidangan ini,” balas Ethan.
Valen ingin membujuk Ethan, tetapi langsung berhenti ketika melihat tatapan tegas bocah itu.
“Tiga minggu yang lalu, Master mengatakan kalau kuota misi ke Grizado Mountain diberikan kepada Lady Catherine. Sebenarnya, aku mengubungimu untuk menawar kuota tersebut,” ucapnya.
“Menawar?” Ethan mengerutkan kening.
“Dalam satu perjalanan misi tingkat bawah seperti ini, kira-kira memakan waktu 3-4 minggu. Poin yang didapatkan minimal 1500 dan terkadang bisa mencapai 2000. Tentu saja, bisa lebih jika beruntung. Aku memiliki urusan di Grizado Mountain, jika boleh, aku akan membeli kuota itu dengan harga 2500 poin.” Valen menatap Ethan dengan ekspresi serius.
‘Eh? 2500 poin? Bukankah itu berarti aku bisa membeli 5 ramuan penambah mana, dan dipastikan bisa naik ke puncak apprentice, bahkan menembus Black-Arcanist dalam setengah tahun ke depan?’
Memikirkan itu membuat Ethan tanpa sadar tersenyum bodoh. Namun, bocah itu tiba-tiba mengingat Lady Catherine. Ekspresi bahagia sebelumnya langsung berubah menjadi ekspresi pahit.
“Maaf Senior Valen, Master telah memberiku misi ini. Aku tidak bisa mengecewakannya. Jadi aku tidak akan menjual kuota ini. Untuk makanan ini, biarkan aku membayar setengahnya,” ucap Ethan.
Melihat ke arah Ethan, Valen menggeleng ringan. “Aku tidak memintamu membayar kembali. Ini adalah suguhanku, itulah kenapa aku ingin kamu makan terlebih dahulu. Selain itu, aku juga sudah menebak kalau kamu akan menolak tawaranku.”
“Maaf?” Ethan tampak bingung.
“Sebenarnya aku sudah menghubungi orang lain dan membeli kuotanya dengan harga 2000 poin besok. Aku bertanya kepadamu untuk memastikan sesuatu, dan sekarang aku semakin yakin.” Valen tersenyum. “Aku perlu bantuanmu, Ethan. Tentu saja, aku tidak akan membiarkan kamu melakukannya secara Cuma-Cuma.”
“Maksudmu?” Ethan menatap tepat ke mata Valen.
“Seperti yang aku katakan sebelumnya, aku memiliki urusan di Grizado Mountain. Buatlah tim denganku, dan aku akan membayarmu. Tentu saja, ini tidak akan membahayakan nyawamu. Kamu hanya perlu membantuku dan bisa meninggalkanku jika situasi benar-benar diluar kendali.” Valen tersenyum ramah.
“Kenapa aku? Dengan kekuatanku sekarang, aku tidak bisa banyak membantu. Kamu berada di level puncak apprentice. Selain kebugaran yang agak lebih baik, cadangan mana (energi sihir) sepertinya hanya sepertiga milikmu,” ucap Ethan dengan wajah serius.
Valen terkekeh. Remaja itu menggelengkan kepalanya lalu mulai menjelaskan. “Jujur saja. Karena bekerja sama denganmu lebih murah. Maksudku, aku bisa bekerja sama dengan orang lain tanpa membayar, tetapi itu cukup berbahaya. Mereka bisa berbalik menyerang, berkhianat kapan saja.”
“Maksudmu, aku tampak bisa dipercaya, Senior?” Ethan memiringkan kepalanya.
“Tidak juga.” Valen menggelengkan kepalanya. “Kamu mendapatkan kuota denga cara khusus dan bisa dianggap levelnya paling rendah. Bahkan jika kamu mencoba berbalik melawan, itu tidak terlalu berbahaya.”
Ethan tertegun di tempat, senyum di wajahnya langsung menjadi kaku. Dia jelas mengerti apa yang Valen maksud.
EQ rendah, kamu masih muda dan tidak terlalu berbahaya. EQ tinggi, kamu terlalu lemah dan bisa dikalahkan kapan saja.
‘Siapa yang kamu pandang rendah, Senior? Apakah itu sopan?’
Ekspresi Ethan agak muram. Cadangan energi sihirnya hampir separuh milik Valen, tetapi dia tidak ingin menjelaskannya. Menurutnya, menyembunyikan kekuatan masih cukup berguna. Bisa mengejutkan lawan pada saat kritis.
Bocah itu menggeleng ringan, lalu fokus pada hal yang lebih penting. Membuat gerakan isyarat dengan tangannya, dia bertanya, “Berapa banyak kamu akan membayar, Senior?”
Valen tertegun sejenak. Dia kemudian tertawa. Remaja itu menatap ke arah Ethan dengan ekspresi penuh minat. “Kamu benar-benar realistis, Junior.”
“Siapa yang membuatku begitu miskin,” gumam Ethan dengan ekspresi penuh keluhan.
Valen tidak begitu memperhatikan gumaman Ethan. Dia langsung menjawab, “Ini bukan misi yang sulit, jadi bayarannya tidak terlalu tinggi. Aku lihat kamu belum membeli pedang kan? Jangan membeli yang murah karena itu hanya merugikan. Omong-omong, bagaimana kalau satu pedang berkualitas baik? Walau tidak baru, pedang itu kira-kira masih berharga 250 poin.”
“Eh?” Ethan tampak terkejut.
“Tentu saja, jika misi berhasil, aku akan menambahkan beberapa poin. Maaf, tetapi aku hanya bisa memberi paling banyak 50 poin,” tambahnya.
Ekspresi malas, enggan, dan agak suram di wajah Ethan langsung sirna. Dengan ekspresi serius, bocah itu duduk tegap sambil memukul dadanya dengan senyum meyakinkan.
“Tenang saja, Senior. Bahkan jika aku tidak begitu kuat, aku akan melakukan yang terbaik! Kamu tidak akan kecewa!”
Ethan yang merasa miskin jelas kesulitan membeli perlengkapan baik. Bukankah itu seperti memberi bantal ketika dia mengantuk? Jika dia menolak, bukankah itu munafik? Sama sekali tidak sopan!
Melihat ekspresi di wajah Ethan, Valen tertegun. Sudut bibirnya berkedut keras, dan akhirnya hanya bisa berkata dengan nada tanpa daya.
“Kamu benar-benar realistis, Junior.”
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
MILLERA
seperti biasa, MC author kei selalu sangat realistis
2024-03-04
1
Nekoo~
"sangat realistiss" 🗿
2024-02-16
0
Luthfi Afifzaidan
up lanjutkan
2023-12-18
1