[ DING! ]
Mendengar suara itu di benaknya, Ethan tertegun sejenak. Bocah itu kemudian melihat ke arah kristal yang ada di tangannya.
Saat itu warna hitam muncul. Bukan hanya warna hitam, tetapi juga warna merah dan biru. Pemandangan tiga warna yang cukup aneh. Warna-warna tersebut juga cukup jelas, tidak terlihat begitu kabur.
Melihat perubahan warna pada kristal di tangannya, Ethan merasa lega. Kakinya terasa agak lunak, dan dia tiba-tiba jatuh berlutut di tanah berlumpur sambil menghela napas panjang.
Melihat sebuah kotak dialog dalam benaknya, Ethan menjadi semakin yakin.
[ Scanning ... ]
Melihat teks digital yang hanya bisa dilihatnya, Ethan sedikit bersemangat.
Apa yang dia lihat sekarang bukanlah System atau semacamnya. Data digital tersebut adalah chip yang setara dengan super komputer yang ditanam pada otak Ethan sebelum datang ke dunia ini.
Meski percobaan penanaman chip gagal dan dia harus mati, tetapi Ethan tidak menyangka kalau itu mengikutinya pergi ke dunia ini. Tentu saja, bentuk chip pun sudah tidak ada dan bergabung dengan jiwanya.
Sedangkan untuk fungsinya, itu urusan nanti karena sekarang ada ‘tamu penting’ yang datang menghampirinya.
Ethan mendongak, lalu melihat sosok Lady Catherine yang berdiri di depannya. Dia langsung terkejut ketika melihat paras wanita itu. Sebelumnya, penampilannya tidak jelas. Namun setelah dilihat dari dekat, ternyata Lady Catherine adalah wanita yang teramat cantik. Ditambah dengan tempramen misterius dan mulia, wanita itu tampak semakin memesona.
“Kecocokan tiga elemen yang cukup langka. Ketiganya di tingkat menengah, bahkan kegelapan hampir mencapai tingkat tinggi seperti gadis sebelumnya. Menarik.” Lady Catherine mengangkat sudut bibirnya. “Siapa namamu, Anak muda?”
“E-Ethan,” jawabnya gugup. “Ethan Waldstein.”
“Oh? Jadi, Ethan kan? Apakah kamu mau menerima wanita ini sebagai gurumu?” tanya Lady Catherine santai.
Meski terdengar seperti pertanyaan, tetapi bagi Ethan itu lebih mirip perintah. Dari mata wanita itu, dia merasakan bahaya yang membuat tubuhnya terus gemetar. Rasanya seperti sedang melihat gadis kecil yang menyukai sebuah mainan, dan akan marah bahkan mencoba merusaknya jika mainan tersebut diambil oleh orang lain.
Ethan tetap berlutut di tanah. Menundukkan kepalanya, dia menelan ludah lalu berkata, “Ethan menemui Master.”
“Hehehehe. Bagus, sangat bagus.”
Lady Catherine terkekeh, tampaknya sangat puas ketika melihat Ethan yang menjadi muridnya. Belum lagi, bocah itu tidak terbawa suasana dan masih bersikap rendah hati.
“Kamu berkumpul dengan anak-anak yang berhasil lolos.Tunggu di sana,” tambah Lady Catherine.
“Baik, Master,” jawab Ethan yang bangkit. Dia kemudian menyerahkan kristal kepada anak yang mengantre, lalu pergi berbaris dengan Ray dan dua anak lainnya.
Setelah menunggu cukup lama, semua anak akhirnya selesai diuji. Setelah Ethan, masih ada satu anak lagi yang cukup beruntung. Sementara itu, di antara anak-anak bangsawan yang datang, ada lima orang yang memiliki kecocokan sihir.
“Sangat baik. Aku tidak menyangka panen kali ini lebih baik daripada sebelumnya. Dibandingkan barang-barang tua itu, sepertinya aku cukup beruntung,” ucap Lady Catherine.
Setelah beberapa saat, wanita itu kembali tenang. Dia melirik ke arah jalan setapak yang menuju ke bawah. Di dinding tebing dekat jalan setapak, terdapat sebuah gua. Lady Catherine mengerutkan kening ketika melirik ke arah gua tersebut.
“Dooland! Keluarlah! Apakah kamu tidak tahu kalau semua sudah disortir dan siap dikirim?” teriak wanita tersebut dengan ekspresi muram.
Saat itu sosok bungkuk yang mengenakan jubah abu-abu muncul dari gua dan berjalan menaiki tangga secara tergesa-gesa.
Itu adalah sosok lelaki tua berkeriput. Rambutnya sangat jarang, berwarna abu-abu dan kusut. Wajahnya tampak mengerikan dengan satu mata terpejam, satu lagi melotot, dan gigi tidak rata. Penampilannya cukup mengerikan dan bisa membuat anak-anak bermimpi buruk.
“M-Maafkan hamba ini yang tidak melakukan tugasnya dengan baik, Yang Mulia!”
Pria aneh bernama Dooland itu bersujud di depan Lady Catherine, sama sekali tidak mempedulikan tanah berlumpur di bawahnya.
Sebagai tanggapan, Lady Catherine menggeleng ringan. “Sudah kubilang panggil aku Lady Catherine, jangan samakan aku dengan barang-barang tua yang suka menyebut mereka Yang Mulia itu!”
“B-Baik, Lady Catherine!” ucap Dooland tanpa berani mengangkat kepalanya.
“Lupakan saja. Sekarang suasana hatiku sedang baik. Segera bayar lalu bawa mereka ke tempat biasanya,” ucap Lady Catherine.
“Dimengerti.” Dooland menjawab sambil gemetar.
“Kalian, 10 anak yang beruntung. Mulai sekarang kalian adalah apprentice di Tower of Oblivion. Tidak peduli masa lalu kalian, sekarang kalian memiliki status yang sama. Ikuti aku, aku akan menjelaskan semuanya sambil berjalan,” ucap Lady Catherine.
“Baik, Lady Catherine!” jawab sepuluh anak serempak.
Mereka kemudian berbaris mengikuti sosok Lady Catherine yang berjalan di depan.
Saat itu, Ethan melihat Ray yang berjalan mendekatinya lalu berbisik kepadanya.
“Aku benci orang sepertimu. Kamu jelas mengetahui semuanya, tetapi membiarkan mereka bertarung sampai mati,” bisik Ray.
Ethan tertegun sejenak. Dia kemudian melirik Ray yang sudah berjalan agak jauh di depan. Bocah itu tahu apa yang dimaksud, yaitu diam ketika melihat anak-anak lain berebut bola kristal. Namun dia memilih pura-pura tidak tahu.
Saat berjalan menuruni anak tangga menuju lembah, suara Lady Catherine kembali terdengar.
“Sebelum sampai di menara, aku akan menjelaskan dasar-dasar kepada kalian.”
“Pertama, meski orang-orang menyebutnya penyihir, tetapi kami sering memanggil kami sendiri dengan sebutan Arcanist. Kami memang melakukan keajaiban, tetapi bukan hanya itu. Kami meneliti banyak hal, entah itu mantra, ramuan, array, makhluk ajaib, dan bahkan misteri tentang sihir itu sendiri!”
“Kami, Arcanist, adalah orang-orang bijak!”
Mendengar itu, Ethan langsung merasa sangat akrab. Entah ekspresi bersemangat Lady Catherine, atau bahkan obsesi yang dibawanya. Rasanya, dia kembali ke saat pertama kali dirinya masuk ke dalam lab dan bertemu para profesor/peneliti itu.
Entah peneliti di lab yang melakukan segala cara demi ilmu pengetahuan, entah itu para pejuang yang membunuh semena-mena demi kemuliaan negara atau kerajaan (patriot), entah itu orang suci yang membunuh atas nama kebenaran dan kebajikan.
Sebenarnya tujuan mereka baik, tetapi orang-orang itu melakukannya secara berlebihan. Ethan merasa kalau mereka lebih berlebihan daripada para penderita gangguan obsesif kompulsif. Jika ada kalimat yang lebih berterus terang.
‘Perasaanku tidak mungkin salah.’
‘Sudah dipastikan, mereka adalah sekumpulan orang-orang gila!’
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
MataKatra
terus...
2024-11-25
0
Yorfinn
jejk
2024-04-30
0
MILLERA
MC yg dibikin master kei emang unik2
2024-03-02
3