“T-Terima kasih banyak, Master.”
Setelah merasa canggung sesaat, Ethan langsung membalas dengan sopan. Alasannya sederhana, dia bingung harus merespon bagaimana.
“Sepertinya apa yang kamu alami beberapa waktu ini membuat kondisimu agak berantakan.” Lady Catherine menggeleng ringan. “Aku akan mengantarmu ke kamar.”
“Baik, Master.” Ethan tidak menolak, karena dia sendiri sebenarnya sudah kelelahan.
Setelah itu, Ethan mengikuti Lady Catherine melewati gerbang raksasa.
Setelah masuk ke dalam, Ethan langsung disambut dengan pemandangan luar biasa. Di lantai pertama, tampak sebuah ruangan yang sangat luas. Ada tempat resepsionis yang menerima dan mencatat laporan, entah itu misi atau hal-hal lain.
Ethan merasa agak takjub, walau disebut menara, tetapi besar dan tinggi tempat ini tidak kalah dengan gedung-gedung di kehidupan sebelumnya. Bukan hanya setiap lantai sangat luas, tetapi langit-langitnya juga tinggi.
Tidak tahu berapa banyak lantai di menara ini, tetapi Ethan merasa kalau tempat ini sangat luar biasa.
“Ikuti aku,” ucap Lady Catherine.
Ethan mengikutinya dengan patuh. Mereka berdua kemudian pergi ke resepsionis lalu mendaftar. Lady Catherine kemudian memberikan sebuah kunci kamar kepada Ethan setelah data tentang bocah itu dicatat.
Mereka berdua kemudian pergi ke sudut dimana ada beberapa lingkaran sihir aneh dengan batu-batu penuh ukiran misterius ditempatkan di sekitar lingkaran tersebut.
“Ini adalah lingkaran teleportasi jarak pendek, salah satu keajaiban array. Setiap lingkaran menuju ke lantai yang berbeda, dari lantai 6 sampai lantai 10,” ucap Lady Catherine santai.
“Bagaimana dengan lantai sebelumnya, Master?” tanya Ethan penasaran.
“Lantai 1 sampai lantai 5 dihubungkan oleh anak tangga,” jawab Lady Catherine dengan sabar.
Ethan mengangguk ringan. Dia berdiri tidak jauh dari wanita itu samping mengawasi sekitar dengan ekspresi penasaran.
Saat itu, lingkaran sihir di bawah kaki mereka menyala. Dalam sekejap, cahaya putih menyilaukan mata Ethan. Sesaat kemudian ketika pandangannya kembali, dia berada di tempat yang berbeda. Namun, rasa sakit kepala tiba-tiba membuatnya agak goyah.
“Itu hanya sedikit efek samping. Kamu akan segera terbiasa,” ucap Lady Catherine sambil menatap ke arah Ethan.
“Dimengerti, Master.” Ethan mengangguk ringan.
“Mulai sekarang, kamu akan tinggal di lantai 7. Nomor kamarmu ada di kunci yang kamu bawa. Aku akan mengirimkan seseorang agar menjadi pemandumu di awal agar segera terbiasa dengan wilayah Tower of Oblivion,” tambah Lady Catherine.
“Baik, Master.”
“Kalau begitu aku akan pergi, istirahat yang baik. Aku memiliki harapan besar padamu, Ethan,” ucap Lady Catherine dengan senyum misterius di wajahnya.
Ethan yang sudah keluar dari susunan teleportasi mengangguk ke arah Lady Catherine dengan ekspresi serius. “Terima kasih atas bimbingan anda, Master.”
Lady Catherine tersenyum tanpa mengatakan apa-apa, hanya tersenyum sebelum menghilang.
Setelah melihat wanita itu pergi, Ethan segera pergi mencari kamarnya. Sama seperti lantai pertama, lantai 7 juga sangat luas, terdiri dengan banyak lorong dan pintu. Tampaknya masih cukup banyak kamar di lantai ini.
Setelah cukup lama mencari, dia akhirnya menemukan kamarnya. Namun, anehnya dia tidak bertemu sesama apprentice seperti dirinya.
Tidak terlalu memedulikan hal tersebut, Ethan masuk ke dalam kamar. Di sana, pemuda itu menatap dengan ekspresi heran di wajahnya.
Kamar tempat Ethan berada tidak bisa dibilang sangat luas, tapi cukup luas yaitu 3 x 4 meter. Ada sebuah ranjang untuk tidur, sebuah meja belajar dengan kursi, dan dua buah lemari berukuran sedang. Mungkin untuk menyimpan pakaian dan peralatan.
Setiap peralatan dibuat dari kayu dan didesain cukup sederhana tapi tetap terlihat elegan. Melihat kasur empuk, Ethan langsung menjatuhkan diri ke sana. Rasa lelah fisik dan mental yang sebelumnya dia tanggul langsung datang, membuatnya langsung tertidur lelap begitu saja.
...***
...
Tok! Tok! Tok!
Suara ketukan pintu membuat Ethan bangun dari tidurnya. Karena tidak ada jam dinding, dia tidak tahu berapa lama waktu telah berlalu.
Bocah itu bangkit lalu pergi membuka pintu. Ketika pintu dibuka, dia langsung melihat seorang gadis yang usianya tidak jauh darinya.
Gadis itu berusia sekitar 12-13 tahun, memiliki rambut pirang agak gelap dan mata seperti zamrud. Dia tersenyum ramah sambil membawa beberapa barang dalam pelukannya.
“Halo! Namaku Elizabeth dan biasa dipanggil Liz. Master memintaku datang untuk membawakanmu peralatan yang diperlukan dan memberikan informasi tentang Tower of Oblivion,” ucapnya riang.
Ethan tertegun di tempatnya. bukan karena terkesima akan kecantikan gadis tersebut, tetapi karena merasa bingung ada sosok yang tampak begitu cerah di tempat suram seperti ini.
“Um. Namaku Ethan, salam kenal.” Ethan mengangguk ringan, lalu menerima barang yang dibawa oleh Liz. “Silahkan masuk.”
Setelah mengatakan itu, Ethan mengajak Liz masuk ke kamarnya. Ketika masuk ke kamar, gadis itu melihat sekeliling dengan penasaran. Dia menatap Ethan dari atas ke bawah, lalu mengangguk ringan.
“Benar-benar membuat iri. Aku tidak cukup beruntung untuk mendapatkan kamar dengan jendela,” ucap Liz.
Sebagai tanggapan, Ethan memiringkan kepalanya. Tampak sedikit bingung.
“Sama sepertimu, aku juga tinggal di lantai 7. Namun, seperti yang kamu lihat sebelumnya, sebagian besar kamar tidak berada di dinding menara. Jadi meski memiliki jendela kecil, tidak ada pemandangan luar yang layak dilihat.” Liz menjelaskan dengan santai.
“Jika tidak keberatan, kamu bisa duduk di kursi itu.” Ethan menunjuk ke kursi dekat meja belajar.
“Terima kasih.” Liz duduk santai di sana lalu menunjuk ke arah Ethan, lebih tepatnya ke arah barang-barang yang dibawanya. “Ada tiga set jubah apprentice, sebuah sabuk kulit, dan token dari master.”
Tiga set jubah, bisa dibilang itu adalah seragam sekolah berwarna hitam. Sama seperti seragam sekolah sihir tertentu dalam film klasik di kehidupan Ethan sebelumnya. Melawan monster tanpa hidung sambil mengayunkan tongkat sihir kecil (wand) di tangan mereka. Hanya saja, entah jubah atau pakaian berwarna hitam polos.
Sedangkan untuk sabuk kulit, tampaknya digunakan untuk menggantung tas kecil atau beberapa peralatan.
Terakhir ada sebuah token berwarna perak. Di token tersebut, tampak ukiran ular perak dengan mata rubi melingkari sebuah mawar merah terbuat dari rubi. Satu kata, indah. Kata lain, boros. Setidaknya jika itu ada di kehidupan sebelumnya.
“Omong-omong aku, tidak memiliki banyak waktu. Jadi aku akan menjelaskan tentang Tower of Oblivion.”
Suara Liz membuat Ethan tersadar dari lamunannya. Dia segera menatap ke arah gadis itu dengan ekspresi serius. Saat itu, Liz pun mulai menjelaskan.
“Tower of Oblivion terbagi menjadi empat area. Ada area menara, area bawah tanah, shadow valley, dan gua Black Trunk.”
“Menara sendiri terdiri dari 13 lantai. Seperti yang kamu lihat, lantai pertama adalah lobi besar. Di sana juga tempat untuk untuk menerima misi. Misi sendiri ada di papan buletin dan bisa dipilih. Sedangkan lantai 2-4 adalah tempat bagi magang tidak resmi, lantai 5 ada berbagai ruang kelas, lantai 6 ada ruang lab, lantai 7-9 adalah kamar magang langsung, lantai 10 adalah perpustakaan, dan lantai 11-13 adalah milik para master (guru).”
“Ruang bawah tanah adalah tempat yang sangat luas di bawah menar. Di sana bisa dianggap sebagai tempat pertukaran para apprentice. Ada banyak apprentice yang mendirikan lapak mereka sendiri lalu menjual berbagai bahan khusus, ramuan, bahkan beberapa hal menarik seperti peta harta karun.”
“Shadow valley adalah lembah yang kamu lewati sebelum sampai ke menara. Selain dreadwoods, sebenarnya ada beberapa tempat di shadow valley yang dianggap kebun dari Tower of Oblivion. Ada tempat menanam bahan ramuan khusus, kolam, dan tempat untuk memelihara berbagai magical beast.”
“Sedangkan Black Trunk Cave, meski disebut gua, itu sebenarnya adalah penjara. Sedangkan yang dipenjara di sana, mereka adalah lawan atau-“
Liz menatap Ethan dengan senyum ramah seperti biasa.
“Ada juga anak-anak yang ditangkap untuk melakukan eksperimen.”
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Yorfinn
penggambaran cerita, narasi dan emosi mantap thor
2024-04-30
0
John Singgih
waduh itu ya rahasia kelamnya
2024-01-02
3
viola deam
Jejak tower
2023-12-17
1