Setelah kembali ke kamarnya, Ethan langsung duduk di depan meja belajar.
“Apakah ada yang salah?” gumam bocah itu.
Dia mengingat bagaimana senior yang bertugas menjadi resepsionis memandangnya dengan ekspresi tidak wajar. Tampaknya misi yang diambil olehnya agak buruk. Namun bocah itu cukup yakin dengan penilaiannya.
“Misi tidak terbatas waktu, jangka panjang, dan poin yang didapatkan minim. Bukankah ini misi standar pemula? Jelas tidak ada yang aneh,” ucapnya dengan ekspresi bingung.
Ethan kemudian menggelengkan kepalanya. Dia langsung mengalihkan perhatiannya pada sesuatu yang lebih penting, yaitu dua buku yang dia bawa.
Waktu berlalu begitu saja. Setelah membaca kedua buku tersebut, Ethan tidak bisa tidak menghela napas panjang.
“Pantas saja para apprentice tidak langsung itu iri. Lagipula, konten di dalamnya benar-benar jauh berbeda. Jika buku panduan biasa masih memerlukan banyak trial dan error, maka buku panduan dari Master langsung menunjukkan bagaimana harus melakukannya,” gumam bocah itu dengan ekspresi tak berdaya.
Meski begitu, Ethan menjadi semakin besyukur karena sekarang dia termasuk dalam kelompok bocah beruntung dengan garis awal lebih baik. Namun dia tetap membuat pengingat pada dirinya sendiri agar tidak sombong dan jatuh sebelum berkembang.
Bocah itu tahu kalau semua yang dimiliki olehnya sekarang adalah pemberian dari sang Master. Dia masih belum memiliki kemampuan untuk menghasilkan sesuatu dengan kedua tangannya sendiri. Itu berarti, Ethan harus bekerja lebih keras. Bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk sang Master.
Sama seperti seorang guru sekolah, seorang Master pasti ingin muridnya berprestasi. Jadi dalam benaknya, Ethan tahu kalau dirinya harus berhasil memenuhi harapan sang guru. Jangan sampai gagal dalam tugas karena itu akan mempengaruhi perkembangannya sendiri.
‘Jangan sampai aku menjadi benalu yang membuat jijik dan akhirnya dimusnahkan. Bahkan jika menempel pada pohon besar, cobalah untuk menjadi anggrek yang indah. Meski tidak membantu pohon besar itu sendiri, setidaknya sedikit mempercantik.’
Ethan sama sekali tidak memiliki semangat juang berlebihan. Tidak seperti para protagonis yang begitu percaya diri dan menentang langit, bersumpah menghancurkan langit jika menghentikannya atau semacamnya. Dia lebih sadar diri. Ini bukanlah cerita yang sesekali dia baca di waktu senggang pada kehidupan sebelumnya.
Menghadapi kejamnya dunia dan kenyataan, Ethan lebih memilih untuk membumi. Tidak berniat untuk tampil mencolok, atau setidaknya berusaha untuk tidak terlalu mencolok.
[ DING! ]
Mendengar itu, Ethan tertegun sejenak di tempatnya. bocah itu menarik napas dalam-dalam. Sangat terkejut ketika mendengar suara tidak asing dalam benaknya. Memejamkan mata, dia melihat beberapa baris kalimat dalam benaknya.
[ Pemindaian selesai ]
Nama : Ethan Waldstein
Info : Kondisi tubuh buruk, kekurangan nutrisi, dan tubuh melemah.
Melihat informasi yang begitu singkat, Ethan kembali menunjukkan senyum masam. Memang benar, chip yang ditanam sebelumnya seperti super komputer. Namun, seperti komputer, harus ada data yang dimasukkan agar bisa diproses lebih lanjut.
‘Alangkah baiknya jika aku benar-benar memiliki sistem atau hal semacam itu.’
Ethan tidak bisa tidak merasa cemburu. Tidak seperti sistem yang tiba-tiba memberi skill, uang, kekayaan, dan semacamnya secara tiba-tiba tanpa asal-usul yang jelas, chip yang dia bawa ke dunia ini lebih hambar. Tentu saja, hambar lebih baik daripada tidak sama sekali.
Ada tiga kemampuan dasar yang bisa dikembangkan oleh chip itu sendiri yaitu Scan, Library, dan Calc.
Scan. Seperti namanya, kemampuan itu digunakan untuk memindai. Bisa memindai tubuhnya sendiri, juga bisa memindai barang lewat matanya. Namun, informasi yang dia pindai harus ada dalam otaknya. Itulah fungsi dari Library.
Library. Itu adalah sebuah tempat penyimpanan data tak terbatas dimana bisa dimunculkan kapan saja tanpa takut lupa. Ini adalah kemampuan yang dulu paling Ethan inginkan, dia membuat chip karena alasan ini.
Melihat beberapa orang spesial di dunia diberkahi memori fotografi dimana bisa mengingat semua hal dalam sekali lihat, Ethan yang marah akhirnya menggertakkan gigi dan berusaha membuat chip agar bisa melampaui para jenius alami tersebut.
Tidak memilikinya? Maka buat saja sendiri!
Calc. Sebagai super komputer, tentu saja ada kemampuan cerdas untuk menghitung. Ini bisa digunakan untuk melakukan simulasi dalam pikiran untuk melakukan berbagai percobaan. Hitung seberapa banyak bahan yang dibutuhkan untuk melakukan eksperimen. Bisa dibilang, kemampuan luar biasa untuk menghemat bahan dan uang.
Setidaknya, itulah yang Ethan pikirkan.
“Sekarang, ada satu masalah.”
Bocah itu tidak tahu harus menangis atau tertawa.
“Aku benar-benar miskin informasi, bahkan tidak tahu satuan kekuatan orang biasa.”
Menurut ingatan Ethan, chip seharusnya bisa memindai kekuatan dalam tubuh lebih terperinci. Namun karena kurangnya informasi, panel yang ditunjukkan hanya kondisi buruk tubuh, itupun tidak lengkap!
‘Menurut perkataan Senior Liz, perpustakaan tidak bisa diakses begitu saja karena sumber informasi sangatlah mahal. Jadi sekarang aku harus memikirkan bagaimana cara mendapatkan beberapa informasi berguna, setidaknya sebuah buku yang bisa membuatku mendapatkan dasar-dasarnya.’
Ethan menghela napas panjang. Sadar kalau terburu-buru tidak akan menghasilkan apa-apa, dia memutuskan untuk melakukan satu langkah pada satu waktu. Membiarkan dirinya untuk berkembang secara bertahap, perlahan tapi pasti.
Untuk sekarang, dia berencana fokus pada meditasi terlebih dahulu!
Mengikuti penjelasan dari dalam buku, Ethan duduk di atas tepat tidurnya. Dia memejamkan mata dan memulai berkonsentrasi. Bocah itu mengikuti ritme pernapasan yang diajarkan dalam buku.
Tidak ada perasaan aneh, tidak ada sesuatu ajaib yang terjadi, tetapi dia tetap fokus karena sudah dijelaskan hal semacam itu tidak mudah dilakukan.
Ethan terus fokus bernapas dengan ritme yang dipelajarinya. Perlahan tapi pasti, tubuhnya menjadi semakin rileks. Dia menjadi semakin tenang, dan berbagai pikiran lain tiba-tiba terbuang begitu saja.
Pada saat itu, Ethan mulai merasakan suatu perbedaan. Dia merasa kalau seluruh panca indera menjadi semakin sensitif. Selain itu, bocah itu juga merasakan sesuatu yang aneh masuk ke dalam tubuhnya.
Itu adalah energi sihir yang dijelaskan sebelumnya. Namun jumlah energi itu sangat sedikit, lebih tipisi daripada benang dan sangat sedikit, bahkan terputus-putus. Meski begitu, dia terus melanjutkannya dan membiarkan semuanya mengalir begitu saja.
Waktu berlalu begitu saja. Ethan tiba-tiba merasa tubuhnya sangat berat dan dadanya semakin sesak. Tidak tahan dengan tekanan tersebut, dia langsung membuka matanya, lalu batuk keras.
Uhuk! Uhuk!
Merasakan sensasi sakit di sekujur tubuhnya, Ethan sedikit terkejut. Meski sakit, tetapi dia merasa kalau kekuatannya sendiri sedikit bertambah. Meski hampir tidak berasa, tetapi bocah itu masih yakin dengan perbedaannya.
Saat itu, Ethan melihat ke sekitar dan menyadari kalau ruangannya sudah gelap. Melihat langit berbintang di luar jendela, dia akhirnya sadar kalau berjam-jam berlalu begitu saja.
Tidak bisa menahan rasa terkejut, Ethan pun bergumam pelan.
“Yang benar saja.”
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
John Singgih
MC barusan tubuhnya hampir meledak lho...
2024-01-03
3
Ogeg iraeinn
pemindaian, penyimpanan data, penghitungan.
2023-12-29
1
Ogeg iraeinn
"Host telah ditemukan ..."
2023-12-29
0