Pagi di hari berikutnya.
SWOOSH!
Di hutan berkabut, Ethan bergegas ke depan lalu menebas dengan cepat. Dia membuat langkah maju, mundur, bahkan berguling. Bocah itu terus mencoba menebas dengan teknik baru dari berbagai posisi.
Tempat itu tidak jauh dari ‘garden’. Karena memerlukan privasi, Ethan mencari tempat ini sendiri.
Tempatnya tidak hanya cukup luas bagi dirinya sendiri, tetapi juga dikelilingi oleh pepohonan tinggi dan semak. Dia perlu membersihkannya beberapa hari sampai akhirnya sekarang bisa digunakan dengan layak.
Sekarang, jika ada orang yang melihat Ethan berlatih, mereka pasti merasa agak aneh karena gerakannya sangat berantakan. Dia menebas, berguling, maju, mundur, seolah sedang bertarung dengan seseorang.
Sebenarnya itu tidak sepenuhnya salah, karena di mata Ethan sekarang dirinya memang sedang melawan seseorang. Lebih tepatnya, melawan bayangannya sendiri yang diciptakan dari ilusi buatan AIDA.
Sama seperti bagaimana matanya bisa melihat data suatu benda dengan kemampuan Scan (Observe), AIDA juga bisa menunjukkan ilusi optik yang hanya bisa dia lihat. Ditambah pengaturan dimana lawan itu memiliki kemampuan sama dengannya, Ethan menjadikannya sebagai rekan latihan.
Bisa dibilang, sedikit mirip dengan shadow boxing di kehidupannya sebelumnya. Namun musuh imajinasi tersebut tampak lebih nyata dan bergerak lebih fleksibel berkat bantuan AIDA.
‘AIDA, hentikan simulasi.’
Ethan memberi perintah, dan ilusi di depannya langsung menghilang.
“Benar-benar masih kurang jika melawan musuh pada level sama.” Bocah itu tersenyum masam. “AIDA, tunjukkan panel skill milikku.”
[ DING! ]
[ Silver Raven Swordsmanship: competent. Shadow hand: competent. Fire ball: novice. ]
Untuk mempermudah melihat kemajuan keterampilan, Ethan memutuskan untuk membuat sistem tentang konsep penguasaan keterampilan dan itu dibagi menjadi 5 tahap. Dimulai dari novice (pemula), competent (cakap), proficient (lebih cakap), expert (ahli), dan master.
Ilmu pedang Black Raven ditingkatkan menjadi Silver Raven. Meski mengulang dari awal, karena dasarnya masih sama, Ethan masih bisa menguasainya lebih cepat. Tentu saja, tingkat competent saja masih kurang. Namun, setidaknya itu masih masuk kategori ‘layak diperhitungkan’.
Untuk sihir sendiri lebih sulit dikuasai. Meski berlatih setiap malam. Cadangan energi sihir kurang banyak, dan masih perlu banyak hal yang harus diperbaiki.
Sedangkan untuk kemampuan meditasi dan latihan fisik umum, itu tidak dihitung karena dianggap kemampuan dasar. Bisa dibilang, seperti senam yang menambah kebugaran. Gerakannya lebih mudah dan hanya perlu diulang untuk akumulasi.
Ethan sendiri juga mempelajari keterampilan dasar seperti memukul, menangkis, dan menendang. Hanya saja, keterampilan tersebut tidak bisa dikembangkan karena bukan bentuk tinju atau seni bela diri sesungguhnya.
Sesuatu yang membuat bocah itu berpikir untuk melatih keterampilan bela diri sebagai kartu cadangan.
Jika bisa dilakukan dengan sihir instan, maka lakukan. Jika kehabisan energi sihir, bertarung dengan jarak dekat menggunakan pedang. Jika pedang disingkirkan (dibuang lawan) atau tidak sengaja rusak, maka langsung maju dengan sepasang tinju.
‘Delapan minggu tampak panjang, tetapi masih terlalu singkat untuk mencapai tujuan dasar. Belum lagi menambah latihan lain.’
Ethan merasa kalau banyak hal harus dilakukan, tetapi benar-benar kekurangan waktui!
Setelah menyelesaikan latihan, Ethan tidak langsung kembali ke kamarnya. Dia pergi menemui Amber, resepsionis cantik di lantai pertama menara untuk membeli sesuatu.
“Apakah kamu ingin menebus (membeli) sesuatu, Ethan?” tanya Amber.
“Satu ramuan penguat mana (dasar), tolong,” jawab bocah itu dengan ekspresi serius.
“Oh?” Amber tampak sedikit terkejut, tetapi senyum profesional segera kembali menutupi wajahnya. “Tunggu sebentar.”
Setelah menunggu sebentar, Amber membawa kembali satu botol kecil ramuan. Ramuan tersebut berwarna biru kehijauan, terlihat jernih dan cukup indah.
Wanita itu meletakkannya di depan Ethan lalu berkata, “Ingat. Ramuan ini hanya bisa digunakan satu bulan sekali. Itu adalah jarak yang paling dekat. Lebih baik meminum satu setengah atau dua bulan sekali. Jika tidak, kerusakan yang ditimbulkan lebih parah dibandingkan keuntungannya. Mengerti?”
Ethan menerima ramuan tersebut dengan dua tangan sambil mengangguk ke arah Amber. “Terima kasih atas bimbingannya, Senior.”
“Sama-sama.” Amber mengangguk ringan.
Usai berpamitan, Ethan pun kembali ke kamarnya. Sesampainya di sana, dia langsung melepas sepatu, menggantung jubahnya, lalu duduk di lantai yang cukup luas. Bocah itu tidak terburu-buru meminum ramuan tersebut. Dia memilih untuk mengistirahatkan tubuhnya sambil memperhatikan sebotol ramuan di tangannya.
“Aku tidak tahu seberapa banyak MP yang ditambahkan dengan meminum ramuan ini,” gumamnya dengan penuh antisipasi.
Ethan duduk tenang sambil mengistirahatkan tubuhnya. Setelah rasa lelah terhapuskan, dia akhirnya memutuskan untuk langsung meminum ramuan tersebut. Meneguk ramuan itu, dia merasa cairan dingin yang manis dan agak harum mengalir melewati tenggorokannnya.
Pada awalnya, tidak ada yang terjadi. Namun beberapa saat kemudian, Ethan langsung berkeringat. Bocah itu menggertakkan gigi lalu mulai menggunakan metode meditasi seperti yang dijelaskan.
Berbeda dengan meditasi ketika menyerap energi sihir dari luar sedikit demi sedikit dan terasa lembut, sekarang Ethan merasa kalau cukup banyak energi sihir masuk dalam tubuhnya. Bukan hanya masuk, tetapi juga bergejolak seperti gelombang yang melewati seluruh otot-ototnya, membuatnya merasa sedang dicabik-cabik dari dalam.
Ethan terus menggertakkan gigi. Dia tahu kalau sesuatu yang berbahaya akan terjadi jika dia kehilangan kesadarannya, jadi bocah itu terus menanggung rasa sakit sambil menggunakan metode pernapasan untuk menenangkan gelombang yang mengamuk dalam tubuhnya. Menyerap dan mencernanya sedikit demi sedikit.
Waktu mengalir begitu saja. Akhirnya ekspresi Ethan berubah, tidak lagi kesakitan seperti sebelumnya, Bocah itu membuka matanya, lalu mengembuskan udara keruh dari mulutnya. Tubuhnya dipenuhi keringat, tetapi tatapannya tampak lebih tajam dibandingkan sebelumnya.
‘Pantas saja hanya bisa dikonsumsi satu bulan sekali. Bahkan jika menambah MP, rasa sakit yang perlu dilewati juga luar biasa. Benar-benar membuat tubuh merasa tidak nyaman.’
Ethan menggelengkan kepalanya.
‘AIDA, tunjukkan statistikku sekarang.’
[ DING! ]
[ Ethan Waldstein. STR: 0,9 AGI: 0,9 VIT: 0,8 MP: 3 Kondisi: Kelelahan, luka dalam (ringan). ]
Melihat data tersebut, mata Ethan langsung menyempit. Dia bahkan merasa tidak percaya.
‘AIDA, tolong periksa beraba banyak MP yang ditambahkan setelah mengonsumsi ramuan.’
[ Jawaban: 0,73 MP telah ditambahkan setelah penyerapan optimal dengan teknik meditasi yang ditingkatkan. ]
Ethan mengangguk ringan. Dia langsung mengerti. Tampaknya itu juga dipengaruhi dengan efek meditasi. Meski begitu, satu ramuan menambah 0,5-0,7 MP memang sangat luar biasa bagi pemula. Bisa dibilang, sensasi bertambahnya kekuatan bisa membawa efek ketagihan.
Hanya saja, Ethan tidak memikirkan itu. Fokusnya malah pada hal lain.
‘Aku sudah menembus level apprentice-rendah, tetapi tidak ada perasaan khusus. Sepertinya dugaanku selama ini benar.’
Ekspresi Ethan menjadi semakin serius.
“Level apprentice itu sendiri tidak bisa dianggap sebagai level nyata, hanya dengan menembus level Black-Arcanist 1 star barulah akan ada perubahan nyata!”
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
Luthfi Afifzaidan
lanjut
2023-12-18
1
viola deam
Aida dan Amber
2023-12-17
0