Suara angin melolong, berembus menerbangkan dedaunan di hutan yang gelap dan suram.
Seorang bocah tampak sedikit mencolok di barisan anak-anak yang digiring menuju ke hutan. Rambut hitam seperti tinta dan tampak acak-acakan layaknya sarang ayam bergoyang ditiup angin. Wajahnya tampak tampan, tetapi ekspresi tenang di wajahnya benar-benar berbeda dengan rekan-rekannya yang panik.
Kulit putih pucat bocah itu penuh dengan debu dan kotoran. Dia jelas anak yang sangat tampan, tetapi sayangnya penampilannya jauh berkurang karena tubuhnya sangat kurus dan kotor.
Bocah itu, tidak, Ethan memiliki penampilan yang luar biasa karena diwarisi dari kedua orang tuanya. Hanya saja, dia sama sekali tidak terlihat senang.
Pertama, bocah itu bahkan tidak mengetahui penampilannya yang sekarang. Namun dari tubuh kurus dan lemah itu saja, dia merasakan banyak sekali kekurangan.
Kedua, bahkan jika Ethan tahu kalau dirinya tampan, itu sama sekali tidak berguna. Berbeda dengan dunia sebelumnya dimana paras bisa dijual, di sini, hanya ada hukum rimba. Manusia yang lemah sama sekali tidak berbeda dengan semut, yang bisa mati karena diinjak tanpa sengaja.
Ethan terus berjalan dalam antrian sambil menatap ke tangan yang diikat. Bocah itu kemudian melirik ke arah salah satu pedagang gelap yang sebelumnya berbicara kepadanya.
‘Aku tidak tahu apakah itu adalah secercah harapan, atau sebuah kepalsuan yang datang sebelum keputusasaan. Namun, setidaknya ada sedikit kemungkinan untuk lolos dari situasi buruk ini.’
Ethan menarik napas dalam-dalam, mencoba membuat dirinya tetap tenang. Tidak ingin terlalu berharap, karena semakin besar harapan, semakin besar juga keputusasaan yang akan ditanggung ketika gagal.
Sembari berjalan, Ethan mengamati jalan setapak dengan serius. Di jalan setapak penuh lumpur setelah hujan tersebut, terlihat banyak sekali bekas jejak kaki.
‘Aku jelas berada di barisan tengah. Termasuk kereta kuda lain, jumlah anak yang dibawa adalah 50. Langkah 25 anak tidak mungkin menyisakan bekas seperti ini. Berarti-‘ Mata Ethan menyipit. ‘Ada batch lain yang datang sebelum kami?’
Ethan merasa otaknya berantakan. Dia sama sekali tidak menyangka kalau yang disebut penyihir itu membeli banyak anak-anak seperti memasok kebutuhan pokok. Bocah itu tidak bisa membayangkan betapa bengkok pikiran para penyihir tersebut, yang bahkan memperlakukan anak-anak sebagai kelinci percobaan.
Tidak tahu berapa lama berjalan, akhirnya pemandangan di depannya berubah.
Ethan tampak sedikit bingung. Di depannya, ada sebuah cekungan besar. Tidak bisa dikatakan sebagai lembah, karena di tengah cekungan raksasa seperti mangkuk tersebut terdapat sebuah bukit. Di atas bukit tersebut terlihat sebuah bangunan megah. Sebuah menara hitam yang tampak sangat kuno dan misterius.
Fokus Ethan berubah dari menara hitam tersebut ke arah cekungan di bawahnya. Di sana tampak hutan. Bukan hutan biasa karena dia melihat banyak hal yang tidak dikenalnya di sana.
Ethan kembali mengalihkan pandangannya. Kali ini, dia melihat ke arah jalan setapak, atau lebih tepatnya anak tangga dari batu yang mengarah ke dasar lembah. Namun, terdapat orang yang menunggu di depan jalan tersebut.
‘Ada 50 anak, dari penampilannya saja sudah dipastikan kalau mereka juga dijual. Sedangkan belasan anak itu-‘
Ethan menatap ke arah belasan anak berusia 10-12 tahun yang terlihat cantik dan tampan. Bukan hanya memiliki penampilan mengesankan, mereka juga memakai pakaian indah layaknya seorang bangsawan. Di dekat mereka, tampak beberapa ksatria, jelas mereka memiliki alasan lain datang ke tampat ini.
“Karena semuanya telah berada di sini, mari kita mulai saja.”
Suara wanita melayang di udara. Saat itu, Ethan menoleh ke arah sumber suara. Tubuhnya tiba-tiba gemetar tak terkendali.
Di sana terlihat sosok yang memakai jubah penyihir berwarna hitam legam. Bahannya tidak diketahui, tetapi tampak jauh lebih halus daripada pakaian para bangsawan. Desainnya yang polos tidak terlihat buruk, tetapi menambah kesan misterius.
Sosok wanita itu mengenakan topi penyihir yang besar sehingga hampir seluruh wajahnya tertutup. Namun Ethan masih bisa melihat rambut putih panjang, dan sepasang mata merah bagai rubi di bawah topi besar tersebut.
Hanya saja, bukan penampilannya yang membuat Ethan gemetar. Keberadaan wanita itu sendiri terlihat cukup mencolok, tetapi sebelumnya benar-benar datang dengan langkah tanpa suara. Bahkan aura keberadaannya tidak bisa dirasakan.
Baru ketika wanita itu berbicara, keberadaannya terungkap. Benar-benar seperti hantu yang muncul begitu saja.
“Maaf membuat anda kerepotan, Lady Catherine,” ucap seorang ksatria yang maju dan membungkuk hormat pada wanita tersebut.
“Tidak perlu berbasa-basi. Uji saja. Jika memiliki bakat, biarkan saja tinggal. Jika tidak, bawa saja kembali.” Lady Catherine berkata dingin, lalu mengeluarkan sebuah bola kristal seukuran kepalan tangan.
Ksatria tersebut kemudian menerima bola kristal sambil berlutut dengan satu kaki, tampak begitu rendah hati. Dia kemudian membawanya menuju ke belasan anak bangsawan dan menyuruh mereka berbaris.
Anak bangsawan di barisan depan memegang bola kristal tersebut. Melihat tidak ada reaksi apa-apa, dia dengan enggan berkata, “Biarkan saya mencobanya lagi, mungkin-“
“Berikutnya,” ucap Lady Catherine dingin.
Ksatria itu tidak berani membuat wanita tersebut marah, jadi langsung meminta bocah itu berbaris ke sisi lain. Beberapa anak berikutnya mencoba, tetapi sama sekali tidak ada yang terjadi. Namun, sebuah perubahan tiba-tiba terjadi pada peserta ke tujuh.
Seorang gadis kecil berambut pirang dan memiliki mata bagai zamrud memegang bola kristal. Saat itu, bola kristal di tangan gadis kecil itu menyala. Dalam bola kristal, terlihat warna merah cukup terang dan hijau muda yang sedikit pucat.
“Oh? Bakat tingkat menengah, hampir mencapai tingkat tinggi. Sayang sekali, padahal sedikit lagi. Namun jauh lebih baik daripada anak-anak sebelumnya.” Lady Catherine tampak sedikit terkejut. “Siapa namamu, Gadis kecil?”
“N-Nama saya Veronica, Lady Catherine,” ucap gadis itu sambil gemetar.
“Kamu berdiri di belakangku,” ucap Lady Catherine sambil mengisyaratkan ksatria itu melanjutkan penilaian. Dia kemudian menoleh ke arah anak-anak yang dijual sambil mengeluarkan kristal yang sama.
Di bawah tatapan bingung seratus anak, wanita itu kembali berkata, “Aku akan memberi kalian kesempatan untuk mencoba. Jika kalian memiliki bakat sihir, maka kalian akan diterima sebagai murid. Naik dari neraka ke surga. Bukankah para penyihir itu sangat baik?”
Mendengar ucapan Lady Catherine, anak-anak yang sebelumnya putus asa menjadi sangat bersemangat.
Sementara itu, Ethan gemetar tak karuan. Belum lagi ketika dia mendengar kata-kata terakhir pihak lain. Nada main-main itu membuatnya yakin kalau pikiran wanita itu agak bengkok. Dengan kata lain-
Dia sudah gila!
‘Hehehe. Baik? Aku bahkan curiga apakah mereka yang disebut penyihir lebih baik daripada iblis?’
Ethan mencibir dalam hati. Di permukaan, tampaknya mereka memberi kesempatan dan harapan. Namun jika diperhatikan baik-baik, para anak bangsawan yang sudah dipersiapkan dan dipilih oleh keluarga pun memiliki kemungkinan sangat rendah, apalagi mereka yang dipungut secara acak.
Jelas pihak lain memberi harapan agar mereka semua jatuh ke dalam jurang keputusasaan.
Rasanya seperti iblis yang memaksa berjudi. Dengan satu lemparan dadu, ganjil atau genap, neraka dan surga dunia begitu mudah ditentukan.
>> Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 197 Episodes
Comments
MataKatra
belajar dari penulis rekomendasi NOVELTOON... 😁
2024-11-19
1
Lonely One
bagus juga alurnya
2024-12-03
0
Arim 2
Dulu hapus nt karena gw pikir author udah ga buat novel lagi karena lama banget ga up. Coba download lagi ternyata udah buat 2 novel baru
2024-07-24
1