Tidur pasangan Bumandhala lebih lelap dari biasanya, bahkan hampir melewatkan waktu subuh. Sehingga Anin pun terburu menyiapkan segala kebutuhan suaminya sebelum dia berangkat kerja.
Ketika tiba di pelataran Museum, Ad berat hati untuk melepas sang istri. Dia tak butuh pernyataan cinta bila sikap Anindya sangat manis seperti semalam.
"Istirahat nanti, aku vcall ya, Dek," pinta Ad, memandang penuh permohonan kala Anin keluar dari mobil.
Anin mengumbar senyum meski dia sangat malu semalam. "Oke," jawabnya, langsung berlari kecil menjauhi mobil ketika motor Giska terlihat masuk halaman Museum.
Adyapi lantas mengeluh. "Langsung lupa sama aku kalau udah liat bestie ... jalan, No," titah sang tuan muda, meminta Arno melajukan mobil pulang ke rumah.
Nyonya muda Ad menyongsong sahabatnya tepat ketika Giska baru menarik kunci dari lubang stang.
Dia menarik ransel Giska menuju loker seraya menepuk-nepuk gemas bahunya. Terlihat sangat tidak sabar, sampai-sampai sang sahabat heran dengan ulah Anin.
"Ngapa, sih? semalam sukses, ya?" sosor Giska cekikikan sambil berbisik saat mereka sudah berdiri di depan loker masing-masing.
"Nah itu, memalukan!" sungut Anin menyebikkan bibir. "Gara-gara Miyabi ini tuh!" Dia lalu duduk di bangku panjang sambil menyandarkan tubuhnya yang seketika melorot.
Giska tertawa. "Miyabi disalahin. Emang kenapa?" tanyanya sembari ikut duduk.
Anindya melirik, dia menarik napas saat mulai menceritakan usaha dalam menyenangkan Adyapi semalam.
Meski tidak detil, tapi kalimat yang muncul dari mulut Anin sontak membuat Giska terbahak.
"Ada-ada aja. Babang Prabu ilfeel nggak?" tanya Giska, masih tertawa sambil menepuk pahanya berkali-kali.
"Tau ah, bisa-bisanya aku kentut. Baru juga buka layar," cebik Anin, dia menjedorkan kepalanya berkali-kali ke tembok.
"Bhahahahahaa!" tawa Giska kembali meledak. "Dia tetep on ya!" sambarnya menahan kaki di perut.
"Dia ngakak, aku malu banget sumpah. Meski suara kentutnya kecil," cicit Anin seraya menempelkan jari telunjuk dan jempol dan menyipitkan matanya.
"Bhahahahahaa!" Giska masih terpingkal-pingkal.
Gadis kuncir kuda itu mengorek hal lain darinya, tapi Anin menutup mulut rapat. Aib baru saja dia bongkar karena tak tahan membendung keki seorang diri.
Hanya istighfar yang keluar dari mulut Anindya, ketika Giska terus menggodanya saat mulai memasuki ke hall utama.
Kedua sahabat itu terpisah ruang, Anin dengan salah satu rekan membersihkan area benda peninggalan sejarah, sementara Giska di ruang naskah.
Mereka bertemu lagi saat jam makan siang, ketika Ad menghubungi Anin dan mengatakan sesuatu yang membuat Anindya berbinar.
"Habis nemenin ayah siap-siap pulang, kita jalan," ujar Ad di seberang sana. Dia mengirimi Anin menu makan siang yang sama dengannya.
"Oke."
Pasangan ini menikmati makanan sembari masih saling memandang layar gawai. Giska memilih membiarkan mereka, tak ingin merusak hubungan yang sedang Anin bangun.
'Katanya nggak cinta, tapi kek orang bucin, Nin.' Giska membatin sembari senyam senyum, ikut bahagia melihat Anin mengalami kemajuan signifikan dalam mengatasi fase emosinya.
Bila pasangan Bumandhala memadu kasih, lain hal dengan Arno. Sang asisten pun ditugaskan oleh Ad untuk mengurus segala administrasi rumah sakit tempat Agung dirawat.
Arno juga mengumpulkan bukti baru yang diperoleh Ayu. Lelaki kepercayaan Ad itu menemui adik tiri Anin diam-diam.
"Mana?" kata Arno, duduk membelakangi Ayu di sebuah cafe.
"Di bawah meja, amplop coklat. Uang jajanku mana?" balas Ayu, menyandarkan punggung ke kursi sembari menyesap icednya.
"Di ekspedisi tak jauh dari sini. Bilang saja, ambil paket atas namamu." Arno bangun dan langsung berlalu pergi.
Adik tiri Anin mengulas senyum, ATM pribadi miliknya mulai rutin beroperasi. Dia pun tak lama meninggalkan tempat itu.
Sayangnya, sejurus menit berlalu Ayu harus menelan kecewa ketika membuka paket yang dimaksud. Hanya ada dua lembaran merah di sana lengkap dengan sebuah alat berisi pesan suara layaknya film barat, yang bakal hancur setelah diputar beberapa detik.
'Stop meminta uang jajan atau kursus privatmu batal. Jaga diri baik-baik karena jika terbongkar, kamu tanggung sendiri akibatnya!' piiipppp.
"Lah, sia-lan. Dua ratus rebbuuu?" keluh Ayu, memutar bola mata malas. "Gue ngerayu bartender setengah mati cuma dapat segini!" umpatnya sebelum membuang benda itu dan pergi secepat kilat dengan motor matic kebanggaan.
Arno melihat gadis itu pergi dari kejauhan, dia segera mengirim email ke Adyapi setelah membuka hasil jepretan Ayu, yang memperlihatkan mereka tengah bertransaksi.
Setelah itu, sang asisten meluncur ke kediaman tuan mudanya untuk bersiap menjemput Anindya.
Agenda sore ini padat, Ad mengajak Anin ke rumah sakit melihat Agung sejenak. Meski tak Adyapi sampaikan, tampaknya sang mertua paham asal muasal suplemen, obat dan alat kesehatan yang dia bawa saat akan pulang.
"Ad, makasih banyak. Ayah tahu kamu yang bayarin semuanya," ucap Agung melirik Bertha yang sedang sibuk packing.
Ad hanya mengangguk, dia sudah cukup bahagia ketika Anindya mengusap lembut bahunya beberapa kali. Bahasa cinta mereka, saling diam tapi tetap peduli.
Anindya mengatakan akan menginap di rumah sang ayah ketika libur akhir pekan nanti. Agung pun berbinar-binar mengangguki ucapan Anin. Keduanya lantas mengantar keluarga sang ayah sampai mobil Agung pergi menjauhi basement rumah sakit.
"Ke Mall, No!" titah Ad kala telah masuk ke kabin mobilnya.
"Siap, Bos."
"Ngapain?" tanya Anin, menoleh ke arah kanannya.
"Nonton, makan, belanja," jawab Ad cepat, sambil menunjukkan judul film trending pekan ini dari layar ponselnya.
"Oh, oke," balas Anin, sumringah tak lagi banyak kata.
Sejurus menit berlalu, mereka tiba di tujuan dan langsung menyusuri banyak pertokoan di sana. Ad menarik jemari Anin kala melintasi salah satu toko dan mengajak untuk memasukinya.
"Couple, lucu," kata Ad, ketika melihat deretan piyama di sana. Anin hanya tersenyum dan mengangguk mengikuti keinginan sang suami.
Enam stel piyama couple telah ditenteng Arno, kini Ad masuk ke gerai sandal rumah. Lagi-lagi dia meminta dua pasang alas kaki dengan model dan warna serupa, untuknya dan Anin.
Anindya tertawa renyah. "Semuanya couple?"
"Iya, lucu 'kan." Ad, lantas berkeliling. Napsu belanjanya mendadak muncul, tapi kali ini ingin semua yang dikenakan berpasangan dengan Anin.
"Iya, cute. Abang nggak malu pake kembaran?" tanya Anin, mendorong kursi roda suaminya berkeliling. "Rame banget pula di sini."
"Ngapain mesti malu, 'kan dipake bareng sama kamu doang di kamar." Ad menengadah. "Ya emang rame, terus kenapa? biarin aja orang-orang liatin aku begini ... mereka sirik sebab istriku cantik dan sudah balikin pedenya aku semalam," bisik Adyapi, terkekeh.
Blush. Anindya menepuk bahu Adyapi berkali-kali. Dia teringat kekonyolan semalam. Bahkan segala tingkahnya yang membuat Ad melayang-layang.
Adyapi tertawa renyah, ternyata dia masih pria normal. Dan yang paling penting, Anindya sudah tak sungkan lagi padanya.
Arno yang mendengar sang CEO temperamental itu cengengesan sejak tadi, tiba-tiba merasa mual.
Bagi Arno, segala sikap Adyapi hari ini sungguh aneh. Ad bagai anak alay dalam raga CEO Bumiland yang dikenal emosian semenjak duduk di kursi roda.
Tuan muda Ad, mengajak Anin masuk ke sebuah resto sebelum naik ke lantai lima untuk nonton film.
Sembari menunggu pesanan datang, Ad membuka email yang dikirimkan Arno sore tadi. Dia mencermati semua informasi dari Ayu.
'Sudah transaksi, ya.'
Ad menutup gawainya saat hidangan datang. Dia lantas mengutarakan satu niatan pada Anin manakala sang istri menarik pinggan agar mudah dijangkau olehnya.
"Dek," sebut Ad.
"Ya?"
"Senin besok, aku mau balik masuk kantor lagi. Menurutmu gimana?" tanya Ad, memandang wajah ayu di hadapan.
Anindya mengerjap beberapa kali, dia lalu meraih tangan kanan Ad di atas meja dan menggenggamnya. "Ehm ...."
.
.
...________________________...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 40 Episodes
Comments
reniw
🤣🤣🤣🤣🤣🤣 oalaaahhh
2024-03-09
0
@Ani Nur Meilan
Nah gitu dong semangaaatt Ad tunjukkan kemampuan mu..Dan terus kumpulkan bukti 2 tentang semua kejahatan saudara tirimu
2023-12-26
0
𝐀⃝🥀ℝ𝔸 ¢нαιяα
mangats bang ad .... anin pasti dukung kok.... 💪💪👍👍
2023-12-26
1