BAB 17. MISSION IMPOSSIBLE

Dia merapikan rambutnya lalu menegakkan duduk. "Enghh, nggak apa-apa. Lagi gemes," ujar Anindya seraya tersenyum memamerkan gigi.

Ad memandang aneh pada istrinya itu, apalagi tadi Anin langsung menyembunyikan gawai canggih yang tadi sedang dipegang.

Dia tak ingin merecoki hiburan Anindya, Ad langsung menuju walk in closet untuk berganti baju lalu tidur.

Saat sarapan, Anin meminta izin pergi dengan Giska sehingga Ad tak perlu menjemputnya. Ketika Adyapi bertanya tujuan mereka, Anindya tak menjawab gamblang.

"ErHaEs alias rahasia," ucapnya riang sambil menggoyang-goyangkan kepala. "Nanti pulang dianterin sama Giska," imbuh Anin.

"Padahal kalaupun jemput kamu di tempat rahasia itu juga nggak apa. Gimana?" desak Ad, sambil menaik-turunkan alisnya.

Anin menggeleng. "Ogah, aku mau pulang sama Giska. Dah lama nggak motoran, 'kan," elaknya lagi.

Karena terlalu semangat, roti Anin yang teroles selai itu jatuh. Nyonya Ad langsung memungutnya lagi dan mengundang komentar sang suami.

"Bikin lagi, Dek. Kotor," ucapnya.

"Nggak boleh buang makanan. Yang kotornya doang dibuang lalu boleh dimakan lagi, kata Rasulullah disampaikan oleh At Tirmidzi," sahut Anin, sambil menukil sisi roti yang jatuh menghadap ke lantai.

"Karena termasuk dalam pemborosan, kecuali pas jatuh langsung kotor semua, timbul keraguan atau terkena najis," sambung Ad.

"Nah, itu Abang paham. Biar nggak faqr," imbuh Anindya melanjutkan sarapan.

Sejak berjanji mengikuti semua keinginan Anindya dan bekerja dari rumah, Ad mengundang guru ngaji khusus untuknya, terutama tentang kewajiban sebagai suami dan ayah.

Tidak memiliki rekam bahagia dalam keluarga membuat dia langsung belajar dari sumbernya saja.

"Ehm, jangan menganggap remeh jatuhnya makanan." Ad masih ingat apa-apa aja yang dapat menyebabkan kefaqiran.

Tepat pukul tujuh, Adyapi mengantar nyonya muda menuju Museum. Tak lupa menyemangati Anin lalu menyerahkan satu kartu platinum untuk sang istri. Setelah itu, dia kembali pulang dan siap berkutat dengan dunianya.

Masa ujian sekolah, Museum mendadak sepi. Di saat inilah Anin dan Giska biasanya santai. Mereka kerap ditugaskan untuk membantu merawat benda purbakala yang ada di sana.

Seperti saat ini, mereka saling curhat di ruang diorama.

"Nin, aku putus dari Tino. Selama ini aku oon banget ya ... dia ternyata Mustakim," keluh Giska, duduk menyandar pada patung tokoh reklamasi.

"Tino atau Mustakim?" Anin menoleh bingung.

"Mustakim, muka sedih tapi kriminal ... faktanya dia jagung bakar juga, hih!" kesal Giska, menoyor patung disampingnya.

"Ppffftttt." Anin menahan tawa lalu menggaruk kepala, sahabatnya ini gemar sekali main plesetan. "Suka makan jagung bakar? emang bahaya, ya?"

"Jablay nanggung baru mekar, alias newbie Ternate ... ternyata suka tante-tante!!" Giska tertawa kecil sambil menggeleng-gelengkan kepalanya.

Anin ikut tergelak, apalagi melihat Giska yang melampiaskan kekesalan dengan menepuki patung tokoh disampingnya itu.

Terjebak hubungan red flag membuat Giska akhirnya sadar dan melepaskan diri setelah enam bulan menjalin hubungan dengan kekasihnya itu.

Kebetulan yang sangat disyukuri, niatan Anin mengajak Giska menemaninya ke salon sore nanti, bakal berjalan mulus. Seperti yang dia rencanakan tadi malam.

Jam kerja pun berakhir, Anin lantas menyeret Giska yang sedang tidak mood ke tujuan utama. Meski menolak, tapi ujungnya mau juga sebab ditraktir Anindya.

"Aku full treatment ya, Mbak," kata Anin mantap, memilih paket lengkap bagai calon pengantin. "Kamu apa?" tanyanya

"Eh, buset. Aku nungguin kamu tiga jam dong!" ujar Giska, baru sadar diperdaya Anindya.

"Sekali doang, ah. Mamah Gigis jangan protes. Gih, perawatan." Anin menyeringai sambil menunjukkan sebuah benda. "Pakai card dari Abang."

Keduanya terkekeh persis bocah setengah waras. "Heh, mau itu, ya?" bisik Giska genit.

"Bisa nggak, ya?" desah Anin, mulai cemas saat mereka di tuntun terapis menuju bilik spa.

"Bisa lah, anggap aja kamu nemu mainan baru," kata Giska, kembali cengengesan saat Anin menepuk lengannya malu-malu.

Keduanya melakukan perawatan hingga waktu Maghrib hampir habis. Anin bergegas menuju Musala salon sebelum mereka pulang.

Keluar dari sana, mereka melintas di jalan yang terkenal dengan pusat jajanan enak dan murah meriah.

"MIYABI!" serunya bersamaan sambil tertawa saat mulai berbelok parkir di kedai Mi ayam bakso ikan.

Panggilan telepon dari Adyapi mulai mengganggu saat mereka baru saja selesai makan. Giska pun tak enak hati, dan bersegera mengantar Anin pulang.

Jam 8 malam, Giska tiba di kediaman Anindya. Cluster dengan fasad sederhana meski kesan mewah tetap kentara. Ad pun sumringah melihat istrinya pulang.

"Makasih ya, Mbak Giska dah anterin istriku pulang," sapa Ad pada sahabat Anin yang berdiri di carport. Ini kali pertama mereka bertatap muka.

"Sama-sama, Babang Prabu." Giska menunduk ke arah Adyapi. "Aku pulang, Nin. Sukses kampanyenya, ya! jangan lupa cerita besok." Tawa Giska lagi-lagi terdengar.

Ad mengernyit, istilah atau isyarat apalagi ini, pikirnya.

Anindya melambaikan tangan lalu masuk mendahului Adyapi. Dia malu takut ketahuan olehnya.

Harum semerbak memenuhi udara ruang tamu kala Ad ikut masuk ke dalam. Dia tau kemana istrinya pergi.

Mulut boleh tidak menyatakan cinta, tapi semua sikap manis Anindya juga kunjungan ke salon hari ini, membuat Ad berbunga-bunga.

"Wangi amat, Dek."

"Parfum tumpah!" jawab Anin sambil terus berjalan ke kamar sementara Ad hanya senyam senyum di belakangnya. "Abang udah makan?" tanya sang nyonya.

"Makan kamu, belum." Ad mengunci pintu dan langsung naik ke ranjang menunggu istrinya keluar kamar mandi.

Meski Anin sudah mandi air hangat lagi, tetap saja jejak wewangian spa masih kentara tercium oleh Adyapi. Lelaki itu lantas mematikan lampu ketika istrinya mulai menaiki peraduan.

"Abang!"

"Ehm."

"Enghh, itu?"

"Apa?" tanya Ad, memiringkan tubuhnya menghadap Anin.

Anindya beringsut, menempel ke dada suaminya seperti biasa.

"Wangi banget, sih. Sengaja, ya?" bisik Ad lirih, tak mendapat respon Anin ketika dia memberi sentuhan sensual. "Cobain, yuk."

"Aku nggak nger-ngerti" jawab Anin, napasnya mulai memburu akibat tangan Ad yang bergerilya.

"Kemarin kamu searching hasilnya kek mana, Dek? pratekin, lah."

Anin terkesiap seiring lolosnya suara manja yang membuat Ad kian terbakar. Suasana kamar Bumandhala mulai menghangat tapi sejurus kemudian tawa Adyapi terdengar.

"Deeekkk!"

"Abang sih, ah!" Anin tak kalah tertawa keki, dia kini menelungkup di atas tubuh suaminya karena malu. "Gimana ini jadinya?" lirih Anin, sedikit meringis menahan nyeri.

"Bebas deh, kamu maunya gimana. Jangan sampai kamu capek sendirian," bisik Ad. Dia memulai lagi dengan mengusap lembut punggung Anin seraya melepas semua yang tersisa.

Anin hilang percaya diri, dia terpaksa menuntaskan tugas utama malam ini dengan caranya, memanjakan Adyapi sebisa isi otak nyonya Ad.

"Syukran, Sayang." Ad memeluk erat Anin yang kelelahan. Merapikan rambut sang istri lalu melabuhkan cinta di dahinya.

"Mission impossible, failed!" kekeh Anin diikuti Ad.

"Enggak, kok. Kamu pinter nyenengin aku," puji Adyapi, masih menahan punggung mulus yang terbuka dalam dekapannya sebelum membersihkan diri.

Malam istimewa bagi Ad, tapi kegagalan untuk Anin dilewati mereka dengan sisa kehangatan yang baru saja dibagi.

'Lekas sehat, Ad. Bahagiakan istrimu.'

Sebelum terlampau mengantuk, Adyapi mengirim pesan untuk Arno agar mulai menyediakan satu asisten pribadi untuk Anin sebagai wujud penghargaan karena Anindya mulai memuliakannya.

.

.

...________________________...

Terpopuler

Comments

@Ani Nur Meilan

@Ani Nur Meilan

Semoga Ad lekas sembuh..Biar kebahagiaan itu bertambah..

2023-12-23

0

@Ani Nur Meilan

@Ani Nur Meilan

Klau di aku MIYABI itu Mie Ayam Bu Iim 😄😄😄😉😉

2023-12-23

0

Siti Chotijah

Siti Chotijah

ikut senyum2 sndri🤭🤭🤭🤭

2023-12-23

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!