Bab 15

"Gista, Dika..." panggil seorang wanita dengan usia 50an akhir saat melihat Gista dan Dika memasuki area restoran.

Melihat wanita tersebut, Gista segera berbalik ke arah Dika yang berjalan di belakangnya.

"Mas, kamu ajak mama?" tanyanya dengan ekspresi bingung dan terkejut, sedangkan Dika hanya tersenyum sembari mengangguk.

"Nggak cuma mama Yang, ada papa sama Kalila juga" jelasnya santai yang justru membuat Gista tampak panik.

"Kenapa gak bilang sih mas?" protes Gista.

"Ya kenapa sih? Kamu kan juga udah kenal mereka. Masalahnya dimana?" tanyanya bingung. Dika meraih tangan Gista seolah-olah memastikan semua akan baik-baik saja.

"Anak mama..."

Gista mendapat pelukan hangat dari wanita berstatus ibu dari Dika yang dulu akrab dia panggil dengan sebutan mama.

"Kamu apa kabar sayang? Mama kangen sama kamu." jelasnya begitu melepas pelukan.

"Baik. Tante apa kabar?"

Wanita itu seketika menatap Gista dengan tatapan tidak suka saat Gista memanggilnya Tante.

"Kenapa panggilnya Tante lagi sih Gis? Mama!" perintahnya tegas yang membuat Gista melirik sekilas ke arah Dika seolah meminta persetujuan.

Sadar dengan arti tatapan kekasihnya, Dika yang berdiri tidak jauh dari mereka hanya tersenyum sambil mengangguk kecil tanda dia setuju dengan mamanya.

"Papa sama Kalila mana ma?" tanya Dika coba melepas kecanggungan Gista.

Lelaki itu menggandeng Gista mendekat ke arah meja mereka, satu tangannya yang lain menarik kursi sebelum mempersilahkan wanitanya untuk duduk.

"Masih rapat katanya. Kan Kalila mau buka perusahaan baru" jelasnya santai yang dijawab dengan senyuman tipis oleh Dika.

"Selamat malam, mau pesan sekarang?" tanya seorang waiter sembari membawa menu untuk mereka.

"Ditinggal dulu saja kak menunya" pinta Dika sopan yang dijawab dengan senyuman oleh waiter tersebut.

"Kamu mau apa sayang?"

"Aku mau..."

"Bukan kamu Dik. Mama nanya Gista" cegah ibunya. Gista hanya menahan senyumnya sedangkan Dika menunjukkan ekspresi kesal yang dibuat-buat.

"Gista ikut mama aja"

"Jangan dong. Biasakan menentukan pilihan kamu sendiri, karena pilihan orang belum tentu bagus buat kamu. Pilih-pilih aja dulu Gis sambil nunggu papa sama Lia"

"Iya ma"

Tidak berselang lama, Kalila dan papanya datang menyusul. Tentu saja sapaan ramah Gista dapatkan dengan mudah, terutama dari Kalila yang memang sejak dulu sangat dekat dengan Gista.

"Mba Gista kemana aja? Aku kangen tau" rengek Kalila manja sembari memeluk wanita yang sudah dia anggap sebagai kakaknya sendiri tersebut.

Kalila yang dikenal sebagai bos yang dingin, kaku dan tegas seketika berubah menjadi anak bungsu manja kalau sudah ada di keluarga, terutama kalau sudah bertemu Gista.

"Lepasin dek mba Gistanya, biar makan dulu" ujar papanya saat melihat si bungsu terus memeluk Gista.

"Mas Dika bisa duduk di sebelah mama atau papa aja gak? Aku mau duduk sebelah mba Gista"

"Ogah. Kamu aja yang duduk sebelah mama atau papa" jawab Dika yang tidak mau mengalah dari Kalila.

"Udah kamu duduk di sini aja, duduk sebelah mama sini" ujar wanita dengan status dokter spesialis obgyn tersebut.

Kalila akhirnya mendekat ke arah mamanya dengan tatapan sinis kepada Dika yang menunjukkan ekspresi jumawa karena merasa menang.

"Mas udah..." bisik Gista karena Dika terus menggoda adiknya yang terlihat kesal.

Makan malam hari itu sangat jauh dari kesan formal. Gista benar-benar disambut seperti anak yang pernah hilang dan sekarang dia kembali pulang. Tidak ada obrolan apapun yang membahas masa lalu Gista, karena saat Gista menikah dan berpisah pun mereka semua tahu walaupun yang tahu kebenaran tentang trauma Gista sejauh ini hanya Dika.

"Jadi, kapan kalian mau menikah?"

Gista dan Dika tersedak secara bersamaan saat mendengar pertanyaan dadakan dari papanya.

"Pa, gak dalam waktu dekat juga dong" protes Dika sembari membersihkan mulutnya dengan lap.

"Ya mau nunggu apa? Kalian bukan baru kenal 1 atau 2 tahun, tapi sudah hampir 12 tahun. Masa masih kurang lama?"

Dika hanya bisa menghela nafas, sedangkan Gista hanya bisa melirik lelaki yang duduk di sebelahnya itu.

"Nanti kami pikirkan dulu pa" jawab Dika berusaha mengakhiri obrolan yang tiba-tiba berubah menjadi sangat serius tersebut.

"Mau nunggu apa sih Dik? Restu juga kamu sudah dapat dari kami, calon juga udah ada. Kamu itu sudah mau 34 lho Dik tahun ini" ujar mamanya yang mendadak ikut memberikan pressure pada dua anak manusia yang sedang duduk berdampingan itu.

"Kamunya gimana Gis?"

Gista langsung menatap bingung ke arah Dika saat lelaki itu tiba-tiba melemparkan jawaban akhir padanya.

"Nanti kami bicarakan dulu ma, pa" jawab Gista lembut yang anehnya langsung diterima oleh kedua orang tua Dika.

                                          { }

Dika memarkir mobilnya tepat di depan rumah Gista.

"Mas" panggilnya yang membuat Dika melemparkan pandangan ke wanita cantik yang lebih banyak diam setelah makan malam mereka.

"Gimana kalau papa sama mama dikasih tahu aja tentang traumaku? Aku takutnya mereka terus maksa kamu buat nikahin aku kalau gak tau kondisi aku" ucapnya dengan ekspresi bingung.

Dika hanya tersenyum, diraihnya tangan wanita cantik itu.

"Kamu mau punya trauma atau nggak, aku akan tetap nikahin kamu Gis. Jadi aku rasa kita gak perlu kasih tau mereka. Aku tahu kamu gak suka dipandang dengan tatapan kasihan, jadi cukup aku aja yang tahu, oke?"

Kali ini Gista seperti tersihir saat mendengar ucapan Dika. Wanita itu mengangguk dengan yakin yang membuat Dika tersenyum puas saat melihatnya.

Dika melepaskan genggaman tangannya, tangan kanannya membuka dasboard mobilnya, mengambil sesuatu yang begitu Gista melihatnya dia yakin apa isi di balik kotak kecil itu.

"Aku yakin kamu pasti udah tahu ini isinya apa..."

"Mas.."

Dika memberi kode dengan meletakkan jari telunjuk di depan bibirnya sebagai tanda agar Gista tidak melanjutkan kalimatnya.

"Biar aku selesaikan dulu" lanjutnya yang akhirnya hanya direspon dengan diam oleh Gista.

"Aku yakin kamu pasti tahu apa isinya kotak ini. Kotak ini sudah aku simpan dari 6 tahun yang lalu. Kamu ingat waktu kamu ambil sumpah profesi?"

Kali ini Gista mengangguk karena dia masih mengingat dengan jelas hari dimana dia mengenalkan Wira sebagai calon suaminya kepada Dika, sahabatnya.

"Hari itu sebenarnya aku mau ngelamar kamu. Tapi ya ternyata sudah ada Wira saat itu, jadi aku simpan lagi cincinnya" ujarnya dengan tawa kecil seolah-olah menertawakan dirinya 6 tahun yang lalu.

"Kali ini, aku tidak mau gagal lagi.." Dika menjeda kalimatnya. Kembali diraihnya tangan kanan Gista, dengan menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan pelan, lelaki itu meletakkan kotak cincin itu di tangan Gista tanpa membukanya.

"Aku mau kamu jadi cinta terakhir aku. Aku mau kamu jadi orang pertama yang aku lihat saat bangun dan orang terakhir yang aku lihat saat mau tidur. Ya walaupun gak setiap hari sih, kan jam kerja kita gak kaya orang normal" kelakarnya yang membuat wajah seriusnya kembali terlihat menggemaskan di mata Gista.

"Intinya, hari ini aku ngelamar kamu. Tapi silahkan kamu pakai cincin ini ketika sudah siap. Berapa lamapun itu, aku gak perduli, aku akan tunggu kamu. Ngerti?"

Gista menghela nafasnya lalu tersenyum,

"Terimakasih ya mas. Tapi untuk sementara aku simpan dulu gak papa ya cincinnya?"

"Iya gak papa" jawab Dika lembut dengan senyum sumringah di wajahnya.

"Ya udah aku turun dulu dan gak usah dibukain pintunya, aku bisa buka sendiri" cegah Gista saat Dika sudah bersiap turun dari mobil.

"Terimakasih ya makan malamnya, kamu hati-hati pulangnya"

"Oke."

Dika hanya memperhatikan pujaan hatinya turun dari mobilnya hingga berjalan ke arah pagar rumahnya yang berada di sisi kanan mobilnya.

"Bye sayang"

"Hati-hati mas" jawabnya lembut mengiringi mobil Dika yang mulai berjalan menjauh dari area rumahnya.

Terpopuler

Comments

Winarsih

Winarsih

aduh,,ngalamat gagal move on ini dri cerita yang begini🤦🤦,,enak banget alurnya bikin meleleh dan sedih juga🤭

2024-02-17

0

Gerna Safitri

Gerna Safitri

yuk kak di update lagi

2024-01-16

0

Vhika Pendong Limbat

Vhika Pendong Limbat

yuk bisa yuk lanjut lagi 🤣🤣

2024-01-16

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!