Bab 9

"Maaf ya mas, tadi bikin kamu gak nyaman" Gista akhirnya memulai obrolan setelah hampir setengah perjalanan.

Dika hanya menghela nafas sembari mengangguk. Dia tidak ingin semakin memperburuk suasana hati Gista yang masih buruk.

"Kalau aku boleh tahu, tadi kenapa nangis?" Dika akhirnya memberanikan diri untuk mengetahui alasan dibalik air mata Gista.

Wanita itu terdiam, dia menarik nafas cukup dalam.

"Tidak usah dijawab kalau kamu tidak ingin menjawabnya Gis" cegah Dika yang melihat gelagat tidak nyaman dari Gista.

"Apa tidak masalah aku membahas mantan suamiku?"

Kali ini Dika yang menghela nafas. Sorot mata tenangnya seketika berubah saat mendengar pertanyaan Gista. Masih ada rasa tidak terima dalam dirinya kalau mengingat bagaimana laki-laki bajingan itu menduakan Gista sebelum akhirnya mereka berpisah.

"Kalau mas tidak nyaman, aku tidak akan..."

"Ceritakan saja Gis" ujarnya cepat.

"Aku tidak masalah" lanjutnya dengan ekspresi yang sebisa mungkin dia kendalikan walaupun dalam hatinya ada gejolak emosi.

"Aku hanya teringat mas Wira. Dulu saat kami masih berpacaran dia juga selalu melakukan hal-hal yang indah. Tetapi ketika menikah 1 tahun semuanya berubah" ucapnya lirih. Dika hanya melirik sekilas, kali ini ekspresi wajah Gista yang berubah.

Dika meraih tangan Gista, membuat wanita itu terhenyak dari lamunannya.

"Bukan salah kamu kok Gis, memang dia..."

"Mas Wira juga gak salah kok mas"

Dika menghela nafas kesal saat Gista memotong kalimatnya dan lebih kesal lagi saat Gista masih membela Wira.

Dua anak manusia itu akhirnya kembali diam hingga sampai di pantai.

Gista menghela nafas dengan senyum yang mengembang sempurna begitu kakinya terkena deburan ombak yang mendekat ke arahnya. Tidak jauh di belakangnya, Dika hanya tersenyum saat melihat senyum wanita yang disayanginya kembali merekah dengan begitu indahnya.

"Gis, mau makan siang gak?" teriak Dika dari tempatnya berdiri yang hanya dijawab dengan acungan jempol oleh Gista.

Dika bergegas ke salah satu tenda penjual seafood yang ada di dekat pantai.

"Segar semua kan bu barangnya?" tanyanya sambil melihat-lihat kepiting, salah satu makanan favorit Gista.

"Iya mas. Masih fresh semua"

"Mau cumi lada hitam 1, Kepiting 4, Lobster 3 ya bu. Sama es kelapa muda 2" ucapnya ramah.

"Masnya pinter pilih istri"

Dika yang sedang membuka dompetnya tiba-tiba terdiam saat mendengar ucapan ibu warung.

Bibirnya tersenyum tipis sembari mengambil beberapa lembar uang 100 ribuan dari dompetnya.

"Belum istri kok bu, masih calon" jelasnya sambil menyerahkan uang.

"Doakan segera jadi istri ya bu" lanjut Dika yang langsung di amini oleh ibu dan bapak penjual seafood.

"Mas..." teriak Gista saat Dika tiba-tiba melompat di sampingnya, membuat air laut membasahi bagian bawah celana Gista yang sudah dia lipat sampai di lutut. Bukannya berhenti, dengan sadar Dika justru tertawa melihat respon terkejut Gista.

"Mas, aku gak bawa ganti!" protesnya.

Gista yang tampak kesal justru membuat Dika semakin ingin menjahilinya. Beberapa kali lelaki itu menendang air laut ke arah Gista yang membuat wanita cantik itu terus menggerutu tetapi diselingi dengan tawa bahagia.

"Awas..." Teriak Dika saat melihat Gista hampir jatuh karena berusaha menghindari cipratan air dari tendangan kaki Dika.

Tangannya dengan cepat menarik tangan Gista, membuat wanita itu sekarang berada tepat di dekapan Dika dengan wajah yang hanya berjarak beberapa centimeter.

Tampak kecanggungan meliputi mereka berdua sebelum akhirnya Gista melepaskan pelukan Dika.

"Makan dulu yuk Gis" ajak Dika dengan ekspresi kikuk yang hanya dijawab dengan anggukan kaku oleh Gista.

Dika berjalan mendahului Gista menuju ke tempat makan, suasana cair yang sebelumnya tercipta di pantai seketika menjadi hening saat mereka di meja makan.

"Sini..." Dika mengambil kepiting yang baru saja di ambil oleh Gista. Dengan telaten lelaki itu membuka cangkang kepiting agar Gista lebih mudah saat makan.

"Mau lobster gak?"

"Aku bisa ambil sendiri mas" tolak Gista dengan lembut.

Seolah tidak perduli dengan jawaban Gista, Dika segera mengambil lobster yang ada di hadapanya. Dengan terampil lelaki itu membuka cangkang lobster lalu meletakkan daging lobster di piring kosong yang ada di depan Gista.

"Mas aku bisa sendiri" protes Giska yang merasa tidak didengarkan oleh Dika.

"Udah kamu fokus makan aja Gis, jangan berisik. Itu minum kamu habis, mau pesan sendiri apa aku pesanin" ujarnya sambil tetap mengupas satu per satu cangkang kepiting dan lobster.

"Aku pesan sendiri aja"

Fokus Dika teralihkan saat ponselnya berdering. Dika menatap layar ponselnya bingung saat tertulis Rawat Inap anak disana.

"Aku kan gak jaga?" gumamnya pada diri sendiri sebelum dia melepas sarung tangan plastiknya agar bisa mengangkat telefon. Tangan kanannya mengusap tanda menerima panggilan lalu menyalakan loudspeaker di ponselnya.

"Halo, selamat siang"

"Selamat siang dokter. Maaf mengganggu, ini dari ruang rawat inap dok. Ini dr.Arga menanyakan, nanti malam kalau seumpama makan bersama apakah bisa? Kan dokter sudah hampir 3 minggu disini tetapi kami belum ada penyambutan"

"Maaf ini dengan siapa?"

"Saya Alana dokter"

"Hmm, nanti malam ya? Rencana mau ada acara dimana?"

"Mas kamu minum juga gak?" Panggil Gista yang sedikit mengeraskan suaranya karena jarak mereka berdua.

"Air mineral aja Gis" jawabnya santai.

"Maaf, gimana dok?"

"Maaf mba Alana, saya tadi lagi jawab teman saya. Ya boleh mba, nanti saya minta tolong dikabari aja lokasinya mba" jawab Dika sopan.

"Halo? Mba Alana?" panggil Dika saat merasa tidak ada respon dari Alana.

"Dokter maaf, anda tadi memanggil Gista?"

Dika yang merasa keceplosan langsung memukul mulutnya sendiri karena memanggil Gista disaat sambungan telefonnya masih menyala.

"Nggak mba Alana. Kebetulan saya sedang diluar dengan beberapa teman dan ada yang namanya Dista." jelasnya coba mencari alasan walaupun dia ragu kalau alasannya akan diterima.

"Ya sudah mba, nanti saya minta tolong dikabari jadinya dimana ya mba" Dika coba mengalihkan perhatian Alana saat Gista kembali duduk di depannya.

"Dari siapa?" tanya Gista begitu Dika mematikan sambungan telefonnya.

"Mba Alana."

Gista menatap curiga ke arah Dika yang kembali berkutat dengan kepiting dan lobster yang ada di depannya.

"Ngapain Alana telefon kamu?"

"Emangnya gak boleh?" Dika melirik sekilas, tampak ekspresi tidak nyaman tergambar jelas di wajah Gista saat Dika tidak menanggapi pertanyaannya dengan serius.

"Ya boleh. Tapi maksudnya dia ngapain nelfon kamu? Mas bilang hari ini libur kan?"

Dika tersenyum tipis melihat Gista yang tiba-tiba menggebu-gebu saat tidak mendapat jawaban yang diharapkannya. Sejenak, dia merasa ada angin segar yang tiba-tiba menghampirinya.

"Ngajak makan malam" jawabnya tenang sembari mulai membersihkan beberapa pecahan cangkang yang terjatuh di meja makan mereka.

"Berdua?"

Lagi pertanyaan Gista berhasil membuat Dika harus menahan senyumannya. Dia tidak tahu pasti maksud pertanyaan Gista, tetapi mendengarnya mengejar jawaban dari Dika membuat lelaki itu merasa tenang untuk sesaat.

"Memangnya kenapa? Kamu mau ikut?"

Gista yang ditatap dengan ekspresi tengil justru membuatnya sedikit salah tingkah. Wanita itu hanya menghela nafas sembari menggeleng.

"Nggak mas. Kamu kan dari dulu emang biasa keluar sama perempuan-perempuan cantik. Apalagi dia masih single juga"

Dika mengerutkan dahinya, lelaki itu menggunakan tangan kanannya untuk menjadi sandaran kepala. Matanya menatap lembut ke arah wanita yang sedang makan di hadapannya dengan ekspresi dingin dan seperti marah.

"Kamu marah?"

Gista menatap protes ke arah Dika seolah-olah mempertanyakan kenapa dia harus marah dengan pertemuan Dika dan Alana.

"Nggak" jawabnya dingin.

"Ya sudah." Kali ini Dika benar-benar ingin tahu sejauh apa respon Gista saat mendengarnya akan pergi dengan perempuan lain. Dia sudah terbiasa patah hati dengan semua keputusan Gista, jadi kalaupun sekarang dia baik-baik saja setelah mendengar Dika akan pergi dengan Alana, itu sudah bukan hal baru lagi baginya.

Terpopuler

Comments

nuri mustika

nuri mustika

smaa aku juga baca di tiga akun/Smile/

2024-01-07

1

Linda Dwi Saputri

Linda Dwi Saputri

lanjut kak...yg di tiktok hari ini belum up ya

2024-01-07

1

Siti Fitria

Siti Fitria

selalu suka sama cerita yang dibuat kaka author ini hehe aku baca di 3 apk lho wp noveltoon dan tiktok, semangat terus ya kak

2024-01-06

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!