Bab 11

Malam itu, Dika yang baru saja turun dari mobilnya di area restoran yang menjadi tujuan makan malam tim hanya bisa menghela nafas. Dia tidak tahu harus meletakkan mukanya dimana saat nanti menemui Gista.

"Selamat malam..." sapanya begitu dia masuk ke ruangan yang memang sudah disiapkan untuk mereka.

"Malam dokter" jawab dr.Arga kompak bersama bu Kalina, begitu juga dengan beberapa perawat dan juga dokter intern yang memang berjaga di bangsal anak.

"Maaf kalau saya terlambat"

"Tenang saja, belum semuanya datang kok dok" ujar dr.Arga santai yang hanya dijawab dengan senyuman oleh Dika.

Lelaki itu menarik satu kursi kosong yang ada. Obrolannya dengan perawat dan dokter di meja itu sedikit cair dengan semakin lengkapnya personil yang datang.

Matanya terus menatap ke arah pintu, berharap Gista akan datang, tetapi sepertinya mustahil karena sekarang sudah hampir jam 8 malam.

"Maaf saya terlambat"

Dika seperti mematung saat mendengar suara seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan itu.

Wanita yang tadi sore menangis di mobilnya dengan semua luka yang dia tahan sendiri selama ini, sekarang dia kembali menjadi Gista yang ceria dimana seolah-olah tidak terjadi apa-apa saat sore tadi.

"Darimana aja sih dek?" protes Karen sambil menarik satu kursi kosong di sisinya agar Gista duduk di sampingnya.

"Maaf mba, tadi masih ada tamu di rumah" jawabnya ramah. Dika yang posisi duduknya tepat di depan Gista tanpa sengaja saling bertukar tatap yang tentu saja Gista langsung mengalihkan perhatiannya.

"Tamu?" tanya Dika dalam hatinya. Ada rasa ingin bertanya siapa orang yang bertamu setelah kepergiannya tadi, tapi niat itu segera dis urungkan karena mereka tidak hanya sedang berdua sekarang.

"Pacarnya apel ya mba Gista?"

Gista terhenyak dengan pertanyaan Dika yang tiba-tiba. Entah apa maksud pertanyaan Dika tapi Gista hanya bisa menjawabnya dengan senyuman.

"Dia ini sulit banget dok di dekati. Padahal yang dekati dia itu juga 90% orang baik, ganteng, punya jabatan pula" ujar Alana yang seketika langsung mendapat tatapan maut dari Gista.

"Al kayanya kamu mending diem deh daripada kamu yang dimakan sama Gista" goda Karen saat melihat tatapan tajam Gista yang dia arahkan lurus ke arah Alana.

"Sudah-sudah, ayo makan" ujar Bu Kalina lembut layaknya seorang ibu sedang melerai dua putrinya yang bertengkar di meja makan.

Malam itu, mereka menikmati makan malam penyambutan Dika dengan suasana sangat cair tanpa ada yang tahu beberapa jam sebelumnya Gista baru saja mengungkap masa lalu yang selama ini dia sembunyikan.

"Bawa mobil Gis?" tanya Karen begitu mereka sampai di luar restoran.

"Iya mba. Habisnya tadi udah telat, kalau naik bis takutnya tambah telat mba" jelasnya.

Setelah mereka semua berpamitan, Gista langsung bergegas masuk ke mobil sebelum sebuah tangan menahan pintu mobilnya.

"Dokter ada perlu dengan saya?" ucapnya dingin saat Dika berdiri menahan pintu mobilnya.

"Aku mau bicara berdua. Bisa?"

Gista menghela nafas. Pandangannya dia arahkan ke seluruh area basement untuk memastikan tidak ada yang melihat mereka.

"Jangan disini"

"Terserah dimana. Sekalian aku mau numpang pulang"

Gista menatap Dika dengan ekspresi terkejut saat lelaki itu tiba-tiba sudah berpindah ke sisi kursi penumpang yang ada di sampingnya.

"Bilang aja kalau mau numpang pulang" ujar Gista dingin yang tidak dijawab oleh Dika.

"Ngobrol di depan rumah kamu aja Gis"

"Kenapa gak di depan rumah mas?"

"Nanti saya pulang jalan kaki aja dari rumah kamu" ucap Dika yang sudah duduk manis di kursi penumpang.

Gista hanya menghela nafas lalu memacu mobilnya. Kali ini Gista tidak tahu dan tidak mau tahu tentang apa yang ingin Dika katakan.

"Udah, sekarang mau ngomong apa?" Ucapnya begitu menarik rem tangan di mobilnya yang sudah berhenti di halaman rumahnya.

"Aku mau minta maaf masalah tadi siang"

Gista kembali menghela nafasnya dengan ekspresi malas.

"Anggap aja mas gak pernah dengar pengakuanku tadi" ucapnya dingin.

Ya, ini adalah Gista yang biasanya. Dia yang selalu berusaha terlihat kuat dan baik-baik saja menghadapi semua karena tidak ingin dikasihani oleh siapapun.

"Kamu masih marah ya?"

"Aku gak punya alasan buat marah sama kamu mas. Sekarang kalau udah gak ada yang mau di omongin, mending mas pulang"

Dika hanya bisa menatap malas Gista yang sudah turun dari mobilnya. Melihat Gista yang berjalan ke arah pintu rumahnya, Dika bergegas turun dari mobil Gista.

"Gis tunggu..."

Tangannya menggenggam erat pergelangan tangan Gista, membuat wanita itu dengan terpaksa menghentikan langkah kakinya.

"Aku sayang sama kamu Gis.." ucapnya lembut yang tentu saja membuat Gista terkejut.

Dika menarik nafasnya lalu menghelanya dengan pelan.

"Aku gak peduli masa lalu kamu, aku juga gak perduli omongan orang. Bahkan kalau kamu punya trauma sekalipun aku akan temani dan tunggu sampai kamu sembuh. Tapi tolong, tolong jangan pergi lagi Gis. Aku tahu ini gak mudah buat kamu, tapi aku mau jadi rumah buat kamu. Aku mau kamu berbagi semua hal sama aku bahkan untuk hal terkecil sekalipun.." Kali ini Dika menjeda kalimatnya, tangan kirinya terulur meraih tangan kanan Gista,

"Please let me be yours. Kamu mau kita backstreet dari orang rumah sakit pun aku gak masalah Gis. Tapi asal kamu tahu, aku, papa, mama dan Kalila akan selalu menerima kamu apapun keadaan kamu. Jadi kalau memang kamu gak punya rasa yang sama, sekarang lihat mata aku dan bilang kalau memang kita gak bersama. Setelah itu aku akan pergi"

"Mas aku mohon..."

"Gista!" ucapnya tegas saat Gista mencoba melepaskan genggaman tangan Dika.

"Kamu cukup bilang kalau kamu gak ada rasa ke aku, setelah itu aku akan pergi."

"Gak bisa mas!" bentak Gista dengan nada frustasi yang berhasil membuat Dika terdiam.

"Kamu gila ya maksa aku buat bilang gak suka sama kamu?"

Dika hanya bisa diam menatap Gista yang terlihat marah, frustasi tetapi juga kalut.

"Dari awal aku pindah ke sekolah dan kursi kosongnya cuma di samping kamu. Dari pertama kali kamu gendong aku ke UKS pas aku nyeri mens sampai mau pingsan sampai kamu yang setiap hari akhirnya bawa bekal dengan lauk yang lebih banyak karena lauk yang aku bawa cuma itu-itu aja, aku udah suka mas sama kamu"

"Ya terus kenapa kamu nikah sama orang lain Gis?"

"Aku ngerasa gak pantas buat kamu mas!" Teriak Gista sambil mengusap kasar wajahnya dengan frustasi.

Gista menghela nafasnya beberapa kali, matanya tertutup, bibir bawahnya tergigit tanda dia coba mengendalikan emosinya.

"Ingat waktu SMA aku pulang penuh dengan tepung dan telur?" tanyanya lirih tanpa memandang ke arah Dika.

"Itu bukan kado ulang tahun. Aku berbohong saat itu. Aku di bully habis-habisan oleh kakak kelas yang suka ke kamu mas"

"Gis.."

Gista memberi tanda dengan tangannya agar Dika tidak mendekat.

"Bahkan saat menjadi mahasiswa, banyak yang bergosip kalau aku merayu mas. Tidak, lebih tepatnya bahkan ada gosip yang lebih kejam kalau aku hanua menjadi budak..."

Belum sampai Gista melanjutkan kalimatnya, Dika sudah lebih cepat menarik tangan wanita itu yang membuatnya dengan mudah menyatukan bibir mereka dalam sebuah ciuman.

Tidak ada perlawanan, tidak ada penolakan tetapi tidak ada juga balasan. Dika yang masih menautkan bibirnya hanya merasa kalau bibirnya mulai basah tanda wanita yang sedang diciumnya sedang menangis.

Kali ini Dika benar-benar tidak perduli, dia hanya ingin Gista diam karena dia tahu kalimat selanjutnya yang akan diucapkan Gista adalah alasannya pernah murka kepada beberapa temannya yang menuduh Gista menjual tubuhnya kepada Dika demi bisa dekat dengan Dika, dan untuk hal itu Gista memang tidak pernah tahu.

Pelan tapi pasti, Dika melepaskan ciumannya. Wanita di hadapannya hanya menunduk dengan nafas yang masih coba dia atur sedemikian rupa.

Tangannya mengusap lembut pipi Gista yang mulai basah karena air mata sebelum membawa wanita itu ke dekapannya.

"Jangan dilanjutkan, aku tahu semua tentang kejadian itu" ucapnya pelan yang justru membuat Gista menangis terisak di pelukan Dika.

Terpopuler

Comments

"ariani's eomoni"

"ariani's eomoni"

pen nangis

2024-03-07

0

Lia

Lia

kuu menangiiiisssss

2024-02-10

1

Mita Sari

Mita Sari

ayu dik bantu Gista sembuh 😭

2024-01-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!