Panik

"Udah?" tegur Aldrick melihat Dhyanda yang sudah mencuci tangannya.

"Udah, Kak. Aku udah kenyang" balas Dhyanda tersenyum senang.

Aldrick mengangguk lalu menoleh ke arah kasir dan memberi kode pada pelayannya untuk membawa tagihan mereka. Dalam pandangan Dhyanda, Aldrick tak ubahnya seorang anak sultan yang sedang sibuk membuang-buang uang.

"Semua pesanan berikut tagihan atas nama Aldrick O'Neill totalnya 5.840.000 rupiah" ucap si pelayan sembari menyerahkan bill ditangannya pada Aldrick.

"Hah, segitu doang cuma buat sekali makan?" gumam Dhyanda sangat pelan tapi Aldrick masih bisa mendengarnya.

"Kayak biasanya", ucap lelaki itu lalu mengambil kartu ajaib dari dalam dompetnya, kartu dan bill ditangannya itu lantas diserahkan kembali pada sang pelayan untuk digesek ke mesin EDC.

Dhyanda hanya bisa menganga, tak paham dengan maksud perkataan Aldrick barusan. Bagi Dhyanda uang segitu bisa untuk makan satu bulan atau bahkan lebih kalau menunya gak macem-macem. Dan ini hanya untuk satu kali makan? itu pun masih tersisa banyak malah.

DRRTT! DRRTT!

Ponsel Dhyanda bergetar disaku seragamnya saat berjalan beriringan keluar dari rumah makan itu menuju parkiran mobil.

"Sebentar ya, Kak" ucap Dhyanda ijin mengangkat panggilan telponnya. Aldrick mengangguk dan memilih berjalan lebih dulu menuju mobilnya.

"Ayu?" gumam Dhyanda mengernyitkan dahinya saat membaca nama si penelepon dilayar ponselnya.

-Lo dimana, Dhy? buruan ke rumah sakit pelita kasih sekarang, ya! ucap Ayu diseberang sana-

"Apa? kenapa gue harus kesana, Yu?" jawab Dhyanda curiga.

-Ibu Lo ketabrak mobil. Buruan ya, Dhy!-

"Serius, Yu? jangan main-main Lo ya!"

-Ya kali gue pemain sinetron jago akting. Gue serius ini!-

"Ibuuu..." teriak Dhyanda panik langsung berlari menyusul Aldrick.

***

"Kamu barusan nelpon Dhyanda, Yu?" lirih Arumi masih berbaring diruang UGD. Terdapat beberapa luka lecet yang sudah dibersihkan dan dibalut perban disekitar kaki dan tangannya.

"Iya, Bu. Sebentar lagi dia kemari" sahut Ayu yang sempat panik saat menyaksikan Arumi ditabrak mobil didepan matanya. Untung saja mobil itu tidak melaju begitu kencang, jadi bisa dengan cepat mengerem meski tetap saja Arumi tertabrak hingga tubuhnya ambruk dihantam body depan mobil tersebut.

"Harusnya jangan kamu beritahu, nanti dia panik" ujar Arumi seraya meringis menahan rasa perih yang berasal dari lecet disiku tangannya.

"Terus, ibu mau ngerepotin Ayu dengan nungguin ibu disini? Ayu juga mau pulang, laper Bu" keluh Ayu yang spontan. selama ini Ayu memang sudah dekat dengan Arumi dan Dhyanda. Mereka bukan lagi sekedar tetangga, melainkan seperti keluarga meski tidak ada ikatan darah satu sama lain.

"Ya udah kamu pulang aja sana!! ibu gak apa-apa kok disini sendiri"

"Nggak bisa kaya gitu juga, Bu. Ayu gak bisa ninggalin ibu gitu aja disini. Ayu pulang kalo Dhyanda datang" ujar Ayu.

"Maaf" seseorang datang. Dia adalah Soni, si penabrak yang untungnya mau bertanggung jawab.

Arumi dan Ayu begitu terkesiap dengan kedatangan pria bertubuh tinggi, kekar, dan berwajah lumayan tampan. Setelan baju hitam-hitam jenis safari yang dikenakannya persis seperti para bodyguard atau sopir pribadi orang kaya di film-film itu.

"Biaya rumah sakitnya sudah saya selesaikan. Dan ini ada biaya untuk ganti rugi dan biaya control selanjutnya" ujar lelaki itu menyerahkan amplop cokelat berisi uang pada Ayu. Soni mengira Ayu adalah anaknya korban yang ia tabrak. "Didalamnya ada kartu nama saya. Jika ada apa-apa yang berhubungan dengan kondisi ibu ini, kamu bisa hubungi saya" ucapnya lagi pada Ayu yang masih menganga, terkesima dengan pesona lelaki yang tengah berbicara dengannya saat ini.

"Hem?" ucap Ayu masih terpesona. Arumi yang melihat kedua mata Ayu yang belum mengerjap pun akhirnya menyenggol lengannya agar tersadar. "Oh, iya, Kak. Terimakasih" sahut Ayu akhirnya sadar.

"Kalau gitu saya permisi, sekali lagi minta maaf atas kejadian yang tidak mengenakan ini" ucap lelaki bernama Sony itu menangkupkan kedua telapak tangan didepan dadanya lalu berpamitan.

Ayu begitu terkesima, "gentleman banget sih..." ucapnya berdecak kagum selepas Sony pergi. "Bu, ibu tau nama dia siapa?" lirikan matanya kini beralih menatap Arumi.

"Ibu gak tau. Coba cari didalam amplop itu! bukannya tadi bilang ada kartu namanya kan?" kata Arumi jadi ikut penasaran. Reflek Ayu langsung menyerahkan Amplop itu ke hadapan Arumi, "Ibu yang buka!"

"Mana bisa ibu yang buka, Yu! kamu gak liat tangan ibu dibalut perban gini?" protes Arumi melotot. "Kamu aja!"

"Ah, aku gak berani Bu. Kita tunggu Dhyanda ya!" ucap Ayu hanya mampu melihat dan membolak-balikkan amplop cokelat ditangannya. Ayu tidak berani buka karena didalam amplop tersebut ada uang yang menurutnya bukan hak dia untuk membukanya.

*

Dengan tergopoh-gopoh Dhyanda mencari ruang UGD rumah sakit. Aldrick mengikuti langkah cepatnya dari belakang. Dhyanda sangat takut dan mengkhawatirkan keadaan ibu yang mengasuhnya dari kecil. Apa yang akan terjadi bila Arumi tidak ada? Dhyanda tidak akan sanggup menjalani kehidupan selanjutnya tanpa Arumi.

"Ibuuu!!" pekiknya saat menemukan Arumi berada diantara ranjang-ranjang pasien penghuni UGD itu, "Gimana kondisi ibu? ibu baik-baik saja kan? tidak ada yang serius? apa yang ibu rasakan sekarang, pusing, sesak nafas, nyeri dada, atau apa gitu, Bu?" cerca Dhyanda terlihat panik seraya mengamati seluruh tubuh Arumi yang nyatanya tidak ada yang perlu dikhawatirkan menurut Dokter yang tadi memeriksanya. Untungnya Arumi tidak ada cidera kepala, hanya tangan dan kakinya saja yang terluka.

"Ibu nggak apa-apa, Dhy. Kamu lihat sendiri kan? tidak ada yang serius" ujar Arumi tersenyum melihat tingkah berlebihan putri asuhnya. Ini lah yang dikhawatirkan Arumi jika Dhyanda diberitahu.

"Gak serius gimana sih, Bu? tangan dan kaki ibu dibalut perban gini kok. Ibu gak nyembunyiin apapun kan?" kata Dhyanda, lalu ditatapnya Ayu penuh selidik, Ayu yang menyadari tatapan mata elang Dhyanda pun langsung bereaksi.

"Kenapa? Lo nuduh gue sekongkol nyembunyiin sesuatu? emang nyatanya begitu kok. Dokter bilang ibu udah boleh pulang sekarang, gak perlu dirawat. Cukup rawat jalan aja, dan untuk beberapa hari ke depan ibu gak boleh dulu banyak aktivitas sebelum luka ditangan dan kakinya sembuh" ujar Ayu berusaha menjelaskan pada Dhyanda.

"Syukurlah..." gumam Dhyanda kini merasa lega. selama diperjalanan gadis itu terus menangis, membayangkan hal buruk yang menimpa Arumi. Aldrick susah payah menenangkan Dhyanda supaya jangan berlebihan membayangkan hal-hal buruh dalam pikirannya.

"Apa si penabraknya bertanggung jawab?" tanya Aldrick setelah suasana tenang beberapa saat.

"Iya, Nak Al. Dialah yang tadi mengantar ibu ke sini dan mengurus semuanya" kata Arumi pelan.

"Dia juga memberikan ini sama ibu" ucap Ayu lalu memberikan amplop cokelat ditangannya pada Dhyanda.

"Apa ini?" Dhyanda tanpa ragu membuka amplop itu. didalamnya ada uang sebesar 5 juta dan sebuah kartu nama.

"Katanya uang ganti rugi. Kalo ada apa-apa dengan Ibu Arumi, Lo diminta hubungin orang yang ada dikartu nama itu" kata Ayu menjelaskan.

Dhyanda tertegun saat membaca nama disebuah kartu nama itu, Sony Sagara O'NEILL GROUP.

.

.

.

Terpopuler

Comments

denisa

denisa

Siapa itu Sony Sagara, thor?

2020-09-25

2

YuRà ~Tamà💕

YuRà ~Tamà💕

pegawainya Aldrick atau siapa tuhh??

2020-09-25

3

lihat semua
Episodes
1 Awal kisah Dhyanda
2 Guru bantu siapa?
3 Dia lagi?
4 Memasak untuk Ibu
5 Mood ku sedang gak baik
6 Tamu tak terduga
7 Rasa yang tak biasa
8 Mengagumi
9 Tentang Aldrick
10 Acara pensi
11 Apa-apaan nih?
12 Pengeroyokan
13 Semakin dekat
14 Mengenal Casey
15 Pergi nonton
16 Sembunyi dulu
17 Can't stop thinking 'bout you
18 Diam dan kecewanya Aldrick
19 Tell me what you see!
20 Panik
21 Apa lagi nih?
22 Aku bisa menghadapinya
23 Who is He??
24 Bener-bener menggemaskan
25 Teruslah selalu ada untukku
26 When love has long been hidden
27 Karena kursi
28 Ini ada apa lagi?
29 Just want you to be safe
30 Tempat tinggal baru
31 Datang untuk pergi
32 Nikmatin aja
33 Suasana Hatinya
34 Merasa dikerjain Aldrick
35 Titik nadir
36 Beasiswa
37 Siapa diluar?
38 Dimana kalian semua?
39 Kepanikan Aldrick
40 Untung ada dia
41 Sebelas dua belas
42 Ketika rindu bertemu
43 But I Miss You
44 Kamu ada untukku
45 Tetap berada disampingku
46 Mulai posesif
47 Ngigau
48 Moody
49 Baikan
50 Kena masalah
51 I'm one call away
52 Salah paham
53 Salah paham II
54 Tak sengaja bertemu
55 Ada aku sekarang
56 Niat membantunya
57 Benar-benar marah
58 Swing mood
59 Kekhawatiran Aldrick
60 Bisa terkendali
61 Untuk alasan bisnis
62 Keseriusan Aldrick
63 Genggam tanganku erat
64 Perdebatan Aldrick dan Aaron
65 Pendapat Aleena
66 Karena masa lalu
67 Memilih pergi
68 Yakin kan aku, Al!
69 Sarapan buatan Dhyanda
70 Siapapun Dhyanda,
71 Hatiku milik kamu, Dhy
72 Yes, I will
73 Pilihan hati
74 Reaksi Arumi
75 Kebimbangan Arumi.
76 Tentang lingerie
77 Wonderful journey is begin
78 Forever with you
79 Penantian panjang
Episodes

Updated 79 Episodes

1
Awal kisah Dhyanda
2
Guru bantu siapa?
3
Dia lagi?
4
Memasak untuk Ibu
5
Mood ku sedang gak baik
6
Tamu tak terduga
7
Rasa yang tak biasa
8
Mengagumi
9
Tentang Aldrick
10
Acara pensi
11
Apa-apaan nih?
12
Pengeroyokan
13
Semakin dekat
14
Mengenal Casey
15
Pergi nonton
16
Sembunyi dulu
17
Can't stop thinking 'bout you
18
Diam dan kecewanya Aldrick
19
Tell me what you see!
20
Panik
21
Apa lagi nih?
22
Aku bisa menghadapinya
23
Who is He??
24
Bener-bener menggemaskan
25
Teruslah selalu ada untukku
26
When love has long been hidden
27
Karena kursi
28
Ini ada apa lagi?
29
Just want you to be safe
30
Tempat tinggal baru
31
Datang untuk pergi
32
Nikmatin aja
33
Suasana Hatinya
34
Merasa dikerjain Aldrick
35
Titik nadir
36
Beasiswa
37
Siapa diluar?
38
Dimana kalian semua?
39
Kepanikan Aldrick
40
Untung ada dia
41
Sebelas dua belas
42
Ketika rindu bertemu
43
But I Miss You
44
Kamu ada untukku
45
Tetap berada disampingku
46
Mulai posesif
47
Ngigau
48
Moody
49
Baikan
50
Kena masalah
51
I'm one call away
52
Salah paham
53
Salah paham II
54
Tak sengaja bertemu
55
Ada aku sekarang
56
Niat membantunya
57
Benar-benar marah
58
Swing mood
59
Kekhawatiran Aldrick
60
Bisa terkendali
61
Untuk alasan bisnis
62
Keseriusan Aldrick
63
Genggam tanganku erat
64
Perdebatan Aldrick dan Aaron
65
Pendapat Aleena
66
Karena masa lalu
67
Memilih pergi
68
Yakin kan aku, Al!
69
Sarapan buatan Dhyanda
70
Siapapun Dhyanda,
71
Hatiku milik kamu, Dhy
72
Yes, I will
73
Pilihan hati
74
Reaksi Arumi
75
Kebimbangan Arumi.
76
Tentang lingerie
77
Wonderful journey is begin
78
Forever with you
79
Penantian panjang

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!