Kini dirumah besar itu hanyalah ada Dhyanda dan Casey setelah sepuluh menit yang lalu Aldrick dan Kinara pergi ke bandara mengantar Aaron yang akan melakukan perjalanan bisnisnya ke luar negeri.
"Ayo masuk!! mau sampai kapan berdiri disitu?" ujar Casey melihat Dhyanda yang enggan masuk kembali kedalam rumah, dan lebih memilih berdiri diteras depan. "jarak dari sini ke bandara setengah jam, belum disana mereka menunggu setengah jam, lalu kembali kesini lagi setengah jam, jadi total satu setengah jam. itu tidak termasuk kalau kondisinya macet atau Tanteku minta mampir dulu ke toko kue" ujar Casey panjang lebar, dan Dhyanda masih terdiam. Ia tidak menanggapi ocehan sepupu dari kekasihnya itu.
Casey mendengus kesal karena ucapannya tidak Dhyanda respon. "Oke, kalau Lo mau tetap menunggu diluar. Sebentar lagi pasti turun hujan, gue akan tutup pintunya!" ucapnya lagi lalu beranjak masuk kedalam rumah, membiarkan Dhyanda yang masih berdiri ditempatnya.
Gadis itu mendekap tubuhnya dengan melipat kedua tangan didada. Hembusan angin dingin mulai merasuk ke dalam pori-pori kulitnya. Dhyanda mengangkat kepala, menyaksikan gumpalan awan hitam yang bergerombol diatas sana. Tampak kilatan-kilatan cahaya saling berbalas satu sama lainnya. Sudah dipastikan sebentar lagi akan turun hujan yang bisa dikatakan deras.
Tak lama kemudian terlihat petir yang menyambar begitu dekat dan suara guntur yang menggelegar. Dwuarrrtt!!
"Aaaghh!!" respon Dhyanda reflek berlari menyusul Casey yang sudah lebih dulu masuk ke dalam rumah.
Lelaki itu menyunggingkan senyuman miringnya tatkala melihat ekspresi Dhyanda yang ketakutan dan akhirnya memutuskan untuk masuk kedalam rumah.
Dhyanda kini duduk di sofa ruang tamu menunggu Aldrick kembali. Tatapan terus memandang ke arah pintu yang terbuka lebar, berharap waktu cepat berlalu dan Aldrick segera kembali.
"Nih, minum!" Casey menyodorkan segelas teh hangat yang baru saja ia buat sendiri.
Dhyanda tertegun, ia menatap Casey sekilas lalu beralih ke cangkir teh panas yang masih mengepul diatas meja. Tak disangka gadis itu malah langsung menyeruputnya.
'Huft! Huft!' Dhyanda spontan mengipasi bibirnya dengan tangannya, "ini masih panas. Lo mau bikin bibir dan lidah gue meleleh?" ujar Dhyanda sewot karena bibirnya yang berasa dower setelah menyeruput teh panas tersebut. Ia pikir tehnya tidak sepanas itu.
'Ck!' Casey tidak menanggapi komentar konyol dari Dhyanda, dia menjatuhkan badannya di sofa tepat disebelah Dhyanda. Mengambil ponselnya didalam saku celana dan mulai bermain game disana untuk menyibukkan diri. Sebetulnya dia malas menemani pacar dari sepupunya itu, tapi Kinara tadi berpesan agar selama dirinya dan Aldrick belum kembali, Casey harus menemani Dhyanda agar gadis itu tidak bosan.
'Ada ya cowo batu kaya dia?' batin Dhyanda sambil menaruh kembali gelas tehnya ke atas meja. Ia pun memilih diam. Sesungguhnya Dhyanda juga merasa canggung dengan keberadaan Casey yang diminta Kinara untuk menemaninya. Ia pun lalu iseng membuka-buka akun sosial media pribadinya diponsel.
"Whatt?!" pekik Dhyanda kaget. Kedua matanya masih fokus ke dalam sosial media yang tengah ia buka di ponselnya. "God for sake, Dhy! siapa yang ngupload sih?" gadis itu terlihat kesal dan bermonolog sendiri. "Bakal jadi omongan nih besok disekolah, gue kan jadi malu ini" keluhnya lagi insecure, dan sukses membuat konsentrasi Casey yang sedang bermain game free fire pun menjadi terganggu.
"Geht es dir gut? du bist verruckt!"
(apa kamu baik-baik saja? dasar gila!)
"Hei! Lo bilang gue gila? Lo kali yang gila!" balas Dhyanda spontan.
"Heuh?!" Casey begitu terkesiap dengan respon Dhyanda yang memang mahir berbahasa Jerman seperti dirinya.
"Kenapa? Lo pikir gue gak bisa bahasa Lo gitu? Ck!" ujar Dhyanda dengan nada menantang.
Pemuda itu mengernyit heran, "asal Lo dari Jerman ya?" terka Casey seraya menutup aplikasi game yang tengah dimainkannya.
"Gue lahir disana tapi besar disini" sahutnya Dhyanda masih fokus ke layar ponselnya.
"Wow!! kalau gitu kita terbalik dong ya... gue lahir disini tapi besar disana" jawab Casey terkekeh, membuat Dhyanda memalingkan wajahnya dari ponsel ke arah pemuda yang sama-sama tampannya dengan Aldrick itu.
"Oya?" Dhyanda memang sudah menduganya sejak awal pertemuan di mall itu dengannya. Dia pun mulai membuka diri untuk berkomunikasi dengan sepupu Aldrick tersebut. Casey memang terlihat mudah mengakrabkan diri meski gaya bicaranya yang ceplas-ceplos. Sikap dinginnya hampir sama dengan Aldrick, tapi Casey lebih terbuka dan apa adanya. Kini keduanya terlihat akrab tanpa ada kecanggungan lagi.
Usia mereka ternyata hanya terpaut beberapa bulan saja. Casey tiga bulan lebih tua dari Dhyanda.
"Kok Lo udah masuk universitas sih, bukannya harusnya masih sama kaya gue?" tanya Dhyanda.
"Itu karena gue jenius" sahut Casey enteng.
"Gak percaya gue" sangkal Dhyanda.
"Gue nggak maksa Lo harus percaya"
"Of course, karena gue yakin Pak Aldrick lebih jenius dari Lo." kata Dhyanda membanggakan Aldrick.
"Eh, kok bawa-bawa dia sih? ini perbandingannya antara gue sama lo. Bukan gue sama Bang Al!" Protes Casey tak terima.
Dhyanda tertawa, sekilas Casey melihat lesung pipit yang muncul begitu saja di kedua pipi Dhyanda saat tertawa. Entah kenapa Casey merasa tertarik dan ingin mengenal lebih jauh lagi dengan gadis penyuka musik itu.
"Oiya, katanya lo suka main musik?" tanya Casey datar.
"Aduuuhh!! jadi keingatan lagi nih" Dhyanda menepuk jidatnya sendiri, lalu kembali membuka menu medsos didalam ponselnya.
"Kenapa?" Casey mengernyit.
Gadis itu pun menunjukkan video dalam ponselnya kepada Casey.
"Wow!!" Casey langsung merebut ponsel Dhyanda. Dia merasa kagum dengan gadis yang kini berada didekatnya itu. Video yang lagi viral di media sosial itu adalah Dhyanda dengan suara merdunya menyanyi sambil memainkan gitar diacara pentas seni disekolah waktu itu. "Ini hebat lho!!" puji Casey.
"No!! ini memalukan"
"Apanya yang memalukan? suara lo lumayan" ujar Casey tersenyum miring, "lumayan ancur maksudnya. Hahaha..." dia pun terbahak.
"Sialan!! Lo muji apa ngejatuhin gue?!" Dhyanda pun akhirnya ikut tertawa.
Mereka asik mengobrol hingga tak sadar Aldrick dan Kinara pun datang. Aldrick mengerutkan dahinya saat melihat sepupu dan kekasihnya itu tengah tertawa bersama seolah diantara mereka sudah kenal dan berteman lama.
"Asik bener tertawanya? lagi bahas hal lucu apa sih kalian?" tegur Kinara penasaran.
"Eh, sudah pulang, Tan?" Casey langsung menghentikan tawanya. Begitu juga dengan Dhyanda langsung memandang Aldrick dan tersenyum bahagia melihat kedatangannya.
Tak banyak kupinta, cukupkan saja hadirmu ada, karena disitu bahagia ku bermula.
.
.
.
Aku kasih visualnya mereka ya 😍
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
YuRà ~Tamà💕
Jadinya nanti Dyandha sm siapa?? Al sm Casey ku bingung pilih yg mana....
2020-08-31
1
Diya Ghanie
oke thor
2020-08-31
1