Hingar bingar suara musik diatas panggung itu pun semakin ramai, belum lagi acara bazar, dan pagelaran lainnya yang diadakan sekolah membuat semuanya enjoy dalam memeriahkan pentas seni yang bertemakan Tribute to The Beatles tersebut.
Sekolah Dhyanda memang terkenal dengan musiknya, sehingga untuk tema pentas seni kali ini berfokus pada salah satu tema musik yang justru akan menambah kesan tersendiri. Tribute to Beatles pun menjadi ide menarik sebagai tema Pentas Seni taun ini. Band yang terkenal dengan lagu ‘I want to hold your hand’ ini, sangat terkenal di eranya. Bahkan hingga saat ini, fansnya pun tersebar di seluruh dunia.
Ditambah demonstrasi pertunjukkan seni budaya akan membuat suasana festival semakin lengkap. Misalnya teater budaya dan tarian tradisional dipertunjukkan secara lengkap.
Hari ini Dhyanda sangat sibuk sebagai panitia pensi disekolahnya. Hingga akhirnya gadis itu dipanggil oleh MC untuk naik ke panggung menyanyikan sebuah lagu.
"Lho, bukannya bagian gue nanti malam ya? kok sekarang sih?" Protes Dhyanda karena merasa ada yang salah disusunan acaranya.
"Gue gak tau, Dhy. udah buruan naik!!" perintah Gio tanpa mau menjelaskan alasannya.
Kenapa susunan acaranya jadi gini sih? gue kan belum prepare! gerutu Dhyanda dalam hati.
Setelah mengatur napasnya yang tiba-tiba saja tak beraturan serta gemuruh jantungnya yang berdegup kencang, akhirnya gadis itu mampu menguasai dirinya saat sudah berdiri di atas stage pensi disekolahnya tersebut.
Dhyanda meraih sebuah gitar berwarna coklat yang bertengger disana, kemudian duduk di bangku berbahan besi yang memang sudah tersedia. Menurunkan gagang mic agar sejajar dan pas dengan bibirnya. Dhyanda sudah mengambil aba-aba untuk memulai aksinya diatas panggung.
Hampir seluruh pasang mata dibawah sana kini menatapnya, tak sabar ingin mendengar senandung dari gadis berwajah bule tapi fasih berbahasa Indonesia itu.
"Ehem" Dhyanda menjernihkan tenggorokan sebelum mengeluarkan suara merdunya.
"Lagu ini aku persembahkan buat kalian semuanya, specially to My Daddy", ucapnya terdengar tegas sambil mengeluarkan senyuman manis yang membuat semua orang semakin penasaran.
Terdengar suara gitar yang dia petikan dengan jari jemarinya,
Dia memang hanya dia
Ku selalu memikirkannya
Tak pernah ada habisnya
Benar dia, benar hanya dia
Ku selalu menginginkannya
Belaian dari tangannya
Mungkin hanya dia
Harta yang paling terindah
Di perjalanan hidupku
Sejak derap denyut nadiku
Mungkin hanya dia
Indahnya sangat berbeda
Ku haus merindukannya
Ku ingin kau tahu isi hatiku
Kaulah yang terakhir dalam hidupku
Tak ada yang lain hanya kamu
Tak pernah ada
Takkan pernah ada
Benar dia, benar hanya dia
Ku selalu menginginkannya
Belaian dari tangannya
Mungkin hanya dia
Indahnya sangat berbeda
Ku haus merindukannya
Ku ingin kau tahu isi hatiku
Kaulah yang terakhir dalam hidupku
Tak ada yang lain hanya kamu
Tak pernah ada
Takkan pernah ada
Kuingin kau selalu di pikiranku
Kau yang selalu larut dalam darahku
Tak ada yang lain
Hanya kamu
Tak pernah ada
Takkan pernah ada
Lagu 'Tak Kan Pernah Ada' dari Geisha dengan mendekati sempurna sukses dinyanyikan Dhyanda dengan iringan gitar akustiknya.
Teriakan serta tepuk tangan penonton makin memeriahkan acara pentas seni disekolah tersebut.
"Keren Lo, Dhy. suara Lo bener-bener bikin penonton baper tuh" ujar Imel menepuk-nepuk bahu Dhyanda yang baru saja turun dari stage.
"Biasa aja kali, gue masih jauh dari penyanyi aslinya" sahut Dhyanda terkekeh sambil berlalu pergi.
"Eh, Dhy, tapi emang suara Lo bagus kok" pekik Imel seraya menyusul langkah sahabatnya itu.
*
Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam. Guest star pilihan adalah kunci dari kemeriahan acara ini sekaligus ditandai berakhirnya acara pentas seni sekolah.
"Dhy, Lo pulang bareng siapa? bareng gue aja yuk, kakak gue jemput pake motor" ajak Imel saat sekolah sudah mulai kosong.
"Emm... gue naik angkutan aja, Mel" tolak Dhyanda.
"ini udah malem lho, Dhy. Ayo! gak apa-apa kali naik motor bertiga, cukup kok", Imel meyakinkan Dhyanda agar ikut dengannya. ia merasa kasihan dengan sahabatnya itu jika harus naik angkutan umum dimalam hari seperti ini. Apalagi rawannya kejahatan dijaman sekarang yang sudah kelewat nekat.
"hhmm, baiklah" akhirnya gadis itu menyetujuinya.
Imel pun tersenyum lega, lalu meminta kakak yang menjemputnya itu untuk terlebih dulu mengantarkan Dhyanda. Namun saat hendak naik motor, seseorang menahan tangan Dhyanda.
"Eh!" Dhyanda kaget saat Aldrick memegang tangannya. begitu juga dengan Imel yang sudah lebih dulu naik ke atas motor pun langsung menoleh.
"Naik motor bertiga itu berbahaya, apalagi tidak semuanya memakai helm!" ujar Aldrick.
Imel dan Kakaknya itu memang memakai helm, tapi tidak dengan Dhyanda. karena tujuan kakaknya Imel kan hanya untuk menjemput adiknya, tidak tau kalau Dhyanda akan menumpang.
"Ini sudah malam soalnya, Pak. malah lebih bahaya kalau Dhyanda nyari angkutan umum" ujar Imel mencari pembelaan.
"Ya sudah, kamu pulang saja. Dhyanda biar saya yang antar." ucap Aldrick tegas.
"Heuh?" Dhyanda langsung terkesiap, begitu juga dengan Imel yang langsung menaikkan alisnya.
"Rumah Dhyanda jauh lho, Pak. Masuk gang sempit pula. Jadi biar saya saja yang mengantarnya" ujar Imel.
"Saya tau itu. Memangnya saya belum pernah ke sana? saya sudah tiga kali ke rumahnya" sahut Aldrick tidak mau dibantah tapi malah keceplosan.
"Oya, Pak?" bola mata Imel terbelalak.
Wah, beneran ada apa-apanya nih orang berdua, batin Imel curiga seraya memandang Dhyanda dan Aldrick secara bergantian.
Dhyanda yang melihat ekspresi Imel menjadi kikuk, Aduuh...kenapa Pak Aldrick malah terang-terangan gitu sih? gimana kalau Imel jadi berpikiran macam-macam? gawat.
"Kalau gitu Lo balik sama Pak Aldrick aja ya, Dhy! lebih aman bareng pacar dari pada naik angkutan" ucap Imel seraya memajukan kepalanya ke arah telinga Dhyanda seolah sedang berbisik.
"Eh, sialan Lo..." balas Dhyanda reflek mencubit lengan Imel yang sudah berbicara ngawur menurutnya.
*
Malam itu Dhyanda akhirnya diantar pulang oleh Aldrick. Sesampainya didepan gang menuju rumahnya Aldrick memarkirkan mobilnya menunggu Dhyanda untuk turun.
"Terima kasih pak Aldrick", pamit gadis itu kemudian membuka pintu.
Aldrick masih bingung antara mengantarnya sampai disini atau depan rumahnya.
Ini kan masih jauh dari rumahnya, bagaimana kalau di gang itu ada orang jahat yang tiba-tiba menghadangnya? Dhyanda kan perempuan. Tapi ini sudah malam, bagaimana reaksi orang-orang disana bila ada yang melihat Dhyanda pulang malam lalu diantar dengan seorang pria? apa mereka akan menggunjingnya? Aaaghh... batin Aldrick dilema.
"Dhy tunggu!" suara baritone sexy itu menghentikan langkah Dhyanda. Dengan kaki panjangnya Aldrick sudah tiba sepersekian detik didepan Dhyanda.
"Ada apa pak?" tanya Dhyanda dengan mengerutkan dahinya. Apa ia melupakan sesuatu? atau akan mengatakan sesuatu? batin Dhyanda entah kenapa sepertinya mengharapkan sesuatu dari gurunya itu yang sudah beberapa hari ini mengganggu pikirannya.
"Aku akan mengantarmu sampai depan rumah" ucapan Aldrick mampu menjawab semua pertanyaan dalam pikiran Dhyanda.
Wajah cantik dan polos itu tersenyum. Hatinya berbunga-bunga serta wajah menghangat.
"Bener tidak apa-apa nih? ini sudah malam lho, Pak. Nanti bapak pulangnya kemalaman"
"Gak apa apa", jawab Aldrick datar tanpa ekspresi.
Keduanya pun berjalan berdampingan, Aldrick memasukkan tangannya kedalam saku celana. Bola mata jernih milik pria itu memindai keadaan sepanjang gang itu. Sambil berpikir mungkin ia harus terbiasa dengan keadaan lingkungan seperti ini. Demi gadis itu, gadis yang saat ini selalu menyita pikirannya.
Tanpa terasa kini keduanya sudah dekat dengan pos ronda. Suatu tempat yang paling Dhyanda hindari jika sudah malam begini. Karena jika malam hari tempat itu merupakan tempat nongkrong anak-anak gang yang sedikit rese. Dan beberapa meter didepan mereka sudah berdiri Davit menghadang jalan. Entah apa yang ada dipikiran pemuda putus sekolah itu hingga dengan percaya diri tingkat dewanya berani menghadang jalan.
.
.
.
Maaf kalau slow Up 🙏 soalnya ini masih merampungkan novel yang lainnya dulu biar lebih fokus. Sambil nunggu UP bisa mampir ke novel-novel karya ku yang lainnya 😁
* IN A BROKEN HEART TO FIND YOU (sudah tamat)
* IN YOUR LOVE (sudah tamat)
* LOVELY ATREYA (sudah tamat)
* ALEEYA sejak menikahi x ipar (masih on going)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
ARSY ALFAZZA
full boomlike 10 episode 😇+ rate bintang ⭐⭐⭐⭐⭐🤗 saling mendukung ya Thor 😇👌
2020-10-29
0
Diya Ghanie
semangat up ya thor
2020-08-14
2
Ika Dewi
smangatt thor,
slalu ditunggu🥰🥰
2020-08-13
3