"Ku lihat tadi kamu akrab banget sama si pengacau itu" ujar Aldrick setelah mereka memutuskan untuk mengobrol diruang tamu saja karena hujan masih saja belum mereda.
"Si pengacau?" Dhyanda mengernyit bingung, "siapa?"
"Siapa lagi, Casey" sahut Aldrick malas.
Dhyanda mengerutkan keningnya, "kok sama sodara sendiri gitu sih, Pak? menurut ku Casey baik kok, dia bukan pengacau seperti yang Pak Aldrick katakan, dan----"
Aldrick tiba-tiba membungkam bibir Dhyanda dengan jemarinya, "SSSTT!! jangan dilanjutin, cari obrolan lainnya!" ujarnya.
Gadis itu pun langsung diam, dia tau kalau Aldrick dan Casey tidak pernah akur dari mereka kecil. Mereka sering berantem untuk masalah sekecil apa pun. Itu yang pernah Dhyanda dengar dari Kinara beberapa waktu lalu.
"Bagaimana kalau kita nonton, kamu mau?" Aldrick memberikan tawaran.
"Nonton? TV?" Dhyanda mengernyit.
Aldrick mendengus halus, lalu memencet hidung Dhyanda dengan gemas, "kamu suka sinetron?" ledeknya.
"Iihh... sakit ini lho, Pak" keluh Dyanda seraya memegangi hidungnya yang nampak memerah karena ulah Aldrick barusan. "Memangnya ibu Arumi yang tidak pernah melewatkan sinetron favoritnya!" ujarnya lagi tertawa kecil.
Aldrick pun ikut tertawa, "So... mau gak nih? kalau mau aku pesan tiketnya sekarang"
"Tapi ini masih hujan lho, Pak"
"Emang kamu ke sananya mau naik ojek ya? oke kalau mau hujan-hujanan. Sekalian aku pesankan ojol buat kamu ya" Aldrick semakin gencar menggoda Dhyanda, ia merasa gemas dengan sikap polos Dhyanda, kekasihnya itu.
"Eh, enggak-enggak!! Mama tidak akan mengijinkan kalian pergi naik motor dalam keadaan hujan begini" seru Kinara yang tiba-tiba datang sambil membawa toples makanan ringan.
"Tuh kan, kamu denger? Mama gak akan ngijinin" sahut Aldrick tidak mau disalahkan, dan sukses membuat kening Dhyanda mengerut. "Ini lho, Ma. kita mau nonton. Mama mau ikut?" ajak Aldrick Kemudian.
"Heuh?" Kinara terkejut dengan ajakan putranya itu, "Mama gak mau! kamu ajak Casey aja biar seru"
"Iya, kita ajak Casey aja biar rame, Pak" seru Dhyanda semangat.
Aldrick mendadak cemberut, rasanya malas sekali mengajak Casey. Tapi dia juga tidak mungkin menolak seruan sang Mama.
Kinara pun memanggil Casey yang sedang asik bermain game dikamarnya, ia mengajak keponakannya itu ikut bergabung dengan rencana Aldrick dan Dhyanda yang mau menonton di bioskop.
Namun sayangnya Casey menolak untuk ikut dengan alasan malas dan mengantuk. Kinara tidak memaksanya.
Ah, syukur deh, batin Aldrick girang.
***
Dengan aplikasi diponselnya, Aldrick langsung membeli tiket untuk nonton.
Setelah sampai ditempat tujuan, keduanya langsung menuju lantai paling atas.
"Kamu mau minum apa", Aldrick bertanya saat keduanya sudah didepan kasir penjual popcorn.
"Air mineral aja" sahut gadis itu.
"Ice green tea blended dua, popcorn ukuran besar satu, nachos satu" ujar Aldrick terlihat dingin kepada kasir yang tampak genit karena sedari tadi mengerling kepadanya.
Dhyanda hanya tersenyum geli dalam hati melihat kekecewaan kasir itu karena Aldrick sama sekali tidak tertarik dan nampak tidak menanggapinya sama sekali.
Aldrick memberikan satu green tea blended dan nachos kepada Dhyanda, karena kedua tangannya membawa satu green tea blended dan popcorn ukuran besar.
"Pak, aku kan pesannya air mineral. Kok ini--" ucap Dhyanda sambil memandangi minuman ditangannya, "bukan air mineral"
"Bawel, udah itu aja! lebih enak dari air mineral kok rasanya" sahut Aldrick, "Dan satu lagi, panggil aku Al, jangan Pak!" ujar Aldrick sedikit menekan kalimatnya.
"AL?" Dhyanda mengerutkan keningnya. Ekspresi wajahnya memperlihatkan keraguan.
"Ya, itu lebih baik daripada bapak" sahut Aldrick kembali berjalan lebih dulu, meninggalkan Dhyanda yang masih bergeming ditempatnya.
"Eh, tunggu Kak Al!!" Dhyanda pun segera tersadar saat Aldrick sudah meninggalkannya.
Aldrick menoleh kembali, ia menyunggingkan senyumnya saat Dhyanda tidak lagi memanggilnya Bapak. Kak Al lebih baik daripada Pak Al, pikirnya.
Didalam bioskop cukup ramai, semua kursi terisi bahkan hingga baris paling depan, beruntung Aldrick bisa mendapat tiket dikursi yang strategis, berada ditengah tengah, tidak terlalu atas juga tidak terlalu bawah. Berhubung film yang mereka tonton bergenre romantis, kebanyakan dari mereka adalah remaja hingga dewasa yang sudah memiliki pasangan. Sebelah kanan Aldrick dan sebelah kiri Dhyanda merupakan pasangan keksih, mereka saling mengaitkan lengan dan menautkan jemari. Bahkan seorang penonton yang berada didepan Aldrick dan Dhyanda sudah menyandarkan kepalanya kepundak sang kekasih, membuat Aldrick dan Dhyanda salah tingkah. Meski nyatanya mereka juga memang sepasang kekasih yang baru jalan beberapa hari belakangan ini.
Masih didalam bioskop,
Aldrick menyimpan popcorn tepat ditengah, diatas tangan kursi agar memudahkan Dhyanda untuk mengambil popcorn tersebut. Lain halnya dengan Dhyanda yang menyimpan nachos dipangkuannya. Gadis itu terlihat menikmati film, kedua mata cantiknya tidak lepas dari layar lebar sedangkan tangan dan mulutnya tidak berhenti beraktifitas. Sesekali tangan Dhyanda mengambil popcorn setelah makan nachos, kening Aldrick berkerut melihatnya.
Aldrick memesan nachos sebetulnya untuk dirinya sendiri, tapi nachos itu malah Dhyanda kuasai. jadi saat dhyanda akan mengambil popcorn, Aldrick menjauhkannya, sontak gadis itu menoleh dan kesempatan untuk Aldrick protes karena nachos miliknya berada dalam kekuasaan Dhyanda.
Cukup dengan kode mata dari Aldrick, kali ini Dhyanda sudah mengerti, "Ooh... Kak Al mau ini? bilang dong" ucapnya seraya memberikan nachos kepada Aldrick untuk ditukar dengan popcorn. Sayangnya nachos itu tinggal sedikit, tidak membutuhkan waktu lama sisa nachos itu pun habis dimakan Aldrick. Setelah itu Aldrick menarik kembali popcorn dipangkuan Dhyanda dan menyimpannya ditengah.
Dhyanda dan Aldrick bergantian mengambil popcorn hingga saat keduanya mengambil popcorn secara bersamaan, Aldrick malah mengapit jari Dhyanda ke dalam cup popcorn tersebut. Dhyanda menoleh lalu tersenyum, dan senyuman itu membuat jantung Aldrick berdebar 2x lebih cepat.
Dhyanda menarik tangannya dari dalam cup popcorn kemudian mengeluarkan tissue basah dari dalam tas lalu mengelap jemarinya, tanda bahwa dia telah selesai dengan ngemilnya.
Film tersebut mulai memasuki part erotis dimana pemeran utamanya saling berciuman. Dhyanda sontak menghadapkan wajahnya pada Aldrick sambil menutup mata, membuat fokus Aldrick teralihkan dari film yang sedang ditontonnya, dan susah payah lelaki itu menelan salivanya saat melihat wajah Dhyanda begitu dekatnya.
Sekilas Dhyanda mendengar suara decapan, kemudian membuka mata lalu memicingkan mata untuk memperjelas apa yang ia lihat karena minimnya penerangan didalam sana. Bahkan melewatkan Aldrick yang sedang menatapnya begitu dalam. Dhyanda sedikit mendongak tapi Aldrick menahan kepalanya, tangan kekar itu menangkul sisi wajah Dhyanda agar bersandar kembali disandaran kursi.
"Jangan dilihat! mereka masih ciuman" Aldrick berbisik tepat didepan wajah Dhyanda hingga gadis itu bisa mencium harum nafasnya Aldrick.
Wajah mereka hanya berjarak lima senti meter saja, diikuti dengan jantung Dhyanda yang kini seakan memukul rongga dadanya, bibirnya sedikit terbuka dan mengedip beberapa kali mengibas bulu mata lentiknya. Aldrick kembali menelan salivanya menatap bibir Dhyanda, membayangkan mengecup bibir yang seolah sedang menantangnya itu.
Setelah tersadar, keduanya langsung menghadap layar bioskop kembali. Dan tidak terjadi hal romastis apapun hingga film tersebut selesai.
Para penonton keluar gedung bioskop secara bebarengan, begitu pula dengan Aldrick dan Dhyanda yang keluar dari ruangan itu dengan wajah yang menghangat dan berseri.
Ada sebuah waktu, di mana aku jatuh cinta kepadamu di titik paling dalam. Ialah di antara tengah malam dan senyummu.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Diya Ghanie
seruuuu... up lagi dong
2020-09-03
2
YuRà ~Tamà💕
jangan di cium dulu,pak Al.. msh kecil...hehehe
2020-09-02
2