Terjebak oleh keadaan dengan usianya yang sudah matang, Aldrick pria tampan blesteran, cool, dan sedikit pendiam itu rupanya tidak bisa dikatakan sebagai pria berprestasi yang membanggakan jika sampai saat ini pria itu masih saja melajang.
Wajahnya yang rupawan dengan karirnya yang cukup cemerlang, nyatanya hal itu tidak membuat pria itu menyempatkan diri untuk melirik perempuan-perempuan yang ada disekitarnya. Seolah ada dinding kokoh yang sulit untuk diruntuhkan oleh siapa pun yang sedang berusaha untuk mendekatinya.
Bukan tanpa alasan Aldrick memilih untuk menjauh dari mahluk bernamakan perempuan. Hatinya yang telah terpatri oleh satu nama, Shierly. Seorang perempuan pertama yang singgah di hatinya, nyatanya dia sudah lebih dulu meninggalkan Aldrick untuk selama-lamanya. Bukan untuk pria lain, melainkan karena Tuhan jauh lebih menyayangi Shierly dibandingkan dia.
Sebuah tepukan ringan dari arah belakang seketika membuyarkan lamunannya. Pria itu mengerjapkan matanya berulang ketika wajah sahabatnya Rizki muncul disampingnya dengan tersenyum jahil.
“Ngapain?” tanya Rizki sambil menoleh ke depan, barangkali pria itu sedang melihat jodoh masa depannya.
“Nunggu Lo sampe karatan!!” ucapnya sinis.
Rizki sontak tertawa. “namanya juga Jakarta, Al. maklum kalau macet!” ujar Rizki beralasan.
Sementara Aldrick hanya mendecak. Tidak ingin menanggapi perkataan sahabatnya itu.
“Lagian tumben-tumbenan Lo siang-siang begini ngajakin ngopi? Lo gak lagi kesambet setan kan? Yakin jabatan CFO Lo itu bisa ditinggalin di jam kerja seperti sekarang ini? Lo seorang chief finansial officer, harusnya sekarang Lo sibuk berkutat dengan angka-angka duit, Bro! ” ucap Rizki bermaksud menyindir Aldrick.
“Sialan! bisa kemari berarti gue lagi gak sibuk” desisnya tak terima, dan lagi-lagi Rizki tergelak karenanya.
“Habisnya Lo aneh, Al. nggak ada angin nggak ada badai ngajak nongkrong begini. Untung banget gue lagi gak ada job dadakan.”
“Sejak kapan pengangguran kaya Lo sibuk dengan kerjaan?” ucap Aldrick kemudian.
“Sembarangan! Fotografer itu merupakan pekerjaan yang gak semua orang bisa lakukan. Dan perlu Lo garisbawahi itu. Jadi lo jangan berharap bakalan bisa kayak gue, pengangguran tapi dapat bayaran.” Sahut Rizki tak terima, “sementara Lo, Al, kemarukan banget lo ambil kerjaan. Udah jadi CFO di perusahaan si bokap, masih aja nyari duit yang gak seberapa jadi guru pengganti. Apa gaji Lo di perusahaan si bokap masih kurang?” ujar Rizki meledek.
"Itulah kelebihan gue! lagipula mengajar itu cuma hobby, dan kerjaan dikantor juga masih ada Paman Marshall yang handle" Aldrick berdalih.
Rizki menggeleng-gelengkan kepalanya, "Gila! bebaslah anak sultan mah"
“Gue butuh saran nih” ucap Aldrick lagi tanpa basa basi. “Lo yang udah punya pengalaman soal pacaran, menurut Lo gue harus gimana?”
Rizki mengerutkan keningnya sesaat. “Bau-bau gak enak nih bawa-bawa pacaran segala. Ini apaan sih, Al? Lo bikin gue merinding tau gak”
Sialan!! dikira gue setan.
Aldrick menghela nafas panjang, menyesap secangkir kopinya yang sudah setengah dingin kemudian kembali berucap, “Gue mau coba deketin cewe, Ki!!” ujar Aldrick dengan tenang.
Rizki tercenung sesaat, matanya terbelalak tak percaya dengan apa yang dikatakan Aldrick barusan.
“Gue serius ini, bukannya Lo bilang gue musti move on dari Shierly?” ujar Aldrick lagi, seolah memastikan kepada sahabatnya bahwa dia benar-benar ingin berniat membuka lembaran baru dikehidupannya.
Tawa Rizki seketika pecah menggelegar, sampai-sampai pengunjung yang duduk disekitarnya turut menoleh ke arah mereka. Pun dengan Aldrick yang melotot tajam ke arahnya. “Lo jadi cowo cablak amat sih, Ki!”
Rizki mengibaskan tangannya ke udara sambil mencoba untuk menghentikan tawanya, “Sorry, sorry! Abisnya omongan Lo bikin gue ketawa, Lo seriusan nih, Al?”
Aldrick mengangguk ragu. “sebenarnya belum begitu yakin, sih” ucap Aldrick sambil kembali mengesap kopinya. “Cuma kata Lo, kalau ada cewek yang bisa bikin gue penasaran, Lo suruh gue ngejar dia, kan?” katanya lagi.
“Ya emang. Cuma gue gak yakin aja sih kalau Lo beneran udah move on. Makanya gue mau mastiin lagi kalau lo bener-bener udah ada niatan buat ngelupain Shierly dari kehidupan lo. I mean, Shierly was passed away, bahkan udah bertahun-tahun yang lalu, Al. jadi kalau seandainya ada cewe yang bisa gantiin Shierly dihati lo, kenapa gak?” ujar Rizki panjang lebar.
Aldrick mengangguk sekali lagi. “Ada satu cewe, murid gue yang entah kenapa tingkah dia tuh lucu dan menggemaskan,” kata Aldrick.
Mulut Rizki menganga lebar. “lo kesambet apa, Al?”
Aldrick mengernyit, “emang kenapa?”
Rizki menepuk jidatnya dengan telapak tangannya. “Lo suka anak SMA? Lagian dimana-mana orang jatuh cinta itu ya, karena dia perhatian, cantik, pinter, baik, dan lo barusan bilang doi lucu nan menggemaskan? Lo kata dia badut?”
Aldrick tersenyum tipis. Satu hal yang sangat jarang ditunjukkan kepada Rizki selama ini. “I’m serious, Ki. Dia bener-bener cewe lucu yang pernah gue temuin selama ini,” ucap Aldrick mencoba meyakinkan sahabatnya.
Rizki mengedikkan bahunya dengan santai. “sejak kapan lo tertarik sama dia?”
Aldrick tertawa. Benar-benar tertawa. “Gue juga gak tau, Ki. Perasaan itu muncul begitu saja setelah berkali-kali tanpa sengaja bertemu dengannya. Bahkan saat mengajar dikelasnya”
“Terus, apa tuh cewe suka juga sama Om-om kaya lo?”
“Sialan!! Gue gak tua-tua amat kali, Ki. Selisih umur cuma 5 tahun doang. Lagian gak ada terus-terus, gue yakin kalau dia juga tertarik sama gue,” sahut Aldrick kemudian.
“Ck! Pede banget lo, Al. tapi masalahnya lo sama dia gimana? Bukan soal dia tertarik sama lo doang kali! Lo kenapa jadi oon begini sih?” sembur Rizki.
Aldrick mengedikkan bahunya dengan santai, “gue musti gimana?”
“Makanya punya tampang tuh dimanfaatkan dengan baik-baik. Lo gak cocok jadi cowo polos begini, Al! coba aja lo bisa gue jual, gue jual lo dengan harga paling tinggi”
Aldrick terbelalak, “Sialan! Mau alih profesi jadi mucikari?”
Rizki tertawa. “pengangguran mah bebas kali, Al. apa aja bisa gue lakuin buat dapetin duit” ucap Rizki masih terkekeh.
“Sejauh apa lo penasaran sama tuh bocah?”tanya Rizki kemudian.
Kali ini Aldrick menggeleng, “entahlah” ujarnya ragu.
Rizki menghela nafas panjang dan menepuk jidatnya dengan gemas. “sumpah ya, Al! lo tuh ganteng, mapan, tajir melintir, menawan pula, tapi kenapa bisa-bisanya suka sama bocah SMA? Lo bisa dapetin yang lebih daripada gadis itu, misalnya yang lebih dewasa dan seksi, mungkin? Lo ingat si Paula? Dia model papan atas, ngerjar-ngejar lo tapi lo nya malah kagak mau. Heran gue!"
"Ini masalah hati, Ki. gue bukan tipe badboy kaya Lo" ujar Aldrick lalu mengesap kembali kopinya.
"Kampret, Lo!!!" Rizki mendengus kecil.
Karena pada dasarnya, jatuh cinta diam-diam pada seseorang bukan perasaan yang bisa dipinta.
.
.
.
Selamat hari raya idul adha 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 79 Episodes
Comments
Fitriani
cinta itu tak berwujud datang seperti angin hangat seperti mentari ....btl enda thor 😊😊
2021-03-29
1
Muhammad Ari
keren thor...ijin promo, jgn lupa mampir di novel dg judul "sudden kiss" ya 😇😇😇
2020-08-07
1
Diya Ghanie
seruu
2020-08-01
2