Aku Harus Tegas

Saat tengah bersantai di rumah, Bu Winta mengajak kembar menonton televisi sembari mengajak mereka mengobrol. Karena kesibukan kerja, ia sudah lama tak bermain dan bercanda bersama cucu kembarnya itu. Sementara Selma menyiapkan camilan untuk mereka.

“Coklatnya sama seperti yang dari Om Coklat ya,” ucap Rayi pada Raya saat mengunyah coklat pemberian omanya.

Raya pun mengangguk setuju.

Bu Winta tampak berfikir siapa om Coklat yang dimaksud kembar, kemudian menanyakannya pada mereka.

Rayi dengan jelas menjelaskan siapa Om Coklat. Ia juga menceritakan bahwa beberapa kali mereka bermain bersama. Yang terakhir, ia bercerita bahwa Om Coklat pernah menjemput mereka di sekolah dan mengajak makan siang bersama.

Melihat ekspresi budenya yang sepertinya masih bingung, Selma ingin menjelaskannya nanti ketika kembar sudah tidur.

Saat waktu sudah menunjukkan pukul 9 malam, Selma meminta kembar untuk sikat gigi lalu tidur, karena besok mereka harus sekolah. Selma sudah membiasakan hal ini hingga kembar juga sudah terbiasa melakukannya. Setelah memastikan kembar berada di kasurnya masing-masing, Selma kembali ke ruang tengah untuk berbicara pada budenya.

Ia mulai menjelaskan siapa Om Coklat yang kembar maksud. Termasuk tentang pertemuan kembar dengannya. Selma juga menceritakan kedekatan kembar yang baru beberapa kali bertemu saja, seolah ingin selalu bertemu.

“Wajar, Ti, namanya juga sama ayahnya. Pasti ada ikatan batin, apalagi antara ayah dan anak perempuannya,” jawab Bu Winta santai.

Ia juga menanyakan kabar Radit dan kehidupannya sekarang.

Selma lalu menjelaskan tentang kabar perceraian Radit dan dugaan sementara alasan penyebab perceraian mereka.

“Tia bingung harus bagaimana, Bude. Tia tak siap kalau Radit mau mengambil kembar. Sedangkan ia sudah hampir setiap hari mencari kembar, bahkan sudah berani membayari sekolah kembar, juga mengantar jemputnya,” curhat Selma yang tengah galau.

Budenya hanya tersenyum. “Kamu sendiri maunya bagaimana, Ti? Mau kembali bersama Radit agar kembar juga bisa terus dengan ayahnya, atau kamu ingin begini saja terus? Mau tidak mau, cepat atau lambat, kembar pasti tahu siapa ayahnya. Semakin hari mereka semakin cerdas, bisa jadi suatu saat mereka meminta kehadiran seorang ayah.”

Selma mengungkapkan bahwa ia belum terpikirkan untuk kembali bersama Radit. Seseorang yang sudah membuat hidupnya menderita. Apalagi, mama Radit juga tidak akan mau menerima Selma menjadi menantunya, mengingat apa yang dulu pernah diucapkannya bahwa mama Radit tak menginginkan Selma menjadi menantunya.

Yang paling membuat Selma kesal adalah bagaimana mungkin ia yang sudah disakiti oleh Radit, masih baik padanya dengan mengizinkan kembar bertemu dengannya sampai sejauh ini.

“Apa Tia tidak tegas, Bude?” tanya Selma meragukan sikapnya.

Bu Winta membelai kepala keponakan tersayangnya itu. “Tidak perlu keras jika hatimu masih sangat menginginkannya. Bude tahu kok, Tia masih ada rasa ‘kan sama ayahnya kembar? Seburuk dan sepahit apa pun masa lalu kalian, perasaan tak bisa dibohongi. Jangan campuri urusan hatimu dengan logika karena seringnya tak sejalan.”

Selma seolah paham apa maksud dari perkataan budenya itu.

Sungguh budenya itu bak orang tua pengganti bagi Selma. Beliau bahkan tak marah dan mengecam saat nama Radit disebut, seolah bisa memaafkannya begitu saja. Sama seperti dahulu ketika tahu Selma hamil di luar nikah, tak sekali pun budenya itu mencemooh atau menghinanya. Baginya, setiap manusia pasti akan melakukan kesalahan, karena tak jarang kesalahan membuat seseorang semakin paham tentang arti kehidupan dan tanggung jawab.

“Kapan-kapan ajak Radit kemari, Bude ingin bertemu dan mengobrol dengannya.”

Entah apa yang akan diobrolkan Bu Winta pada Radit nanti.

Saat tengah melamun, ponsel Selma berdering tanda ada pesan masuk.

081557xxxxxx

Hai Selma, ini aku, Radit. Maaf mengganggu waktumu. Katamu, aku tak boleh menemui kembar sampai proses perceraianku selesai. Bolehkah aku meminta kamu mengirimkan video juga foto-foto kembar saat kecil hingga sekarang? Untuk mengobati rinduku. Aku harap kamu masih mau baik padaku. Terima kasih.

###

Semenjak pesan Radit saat itu, mereka lebih intens berkirim pesan. Meski hanya untuk sekedar mengirimkan foto dan video kembar yang menggemaskan. Sesekali, Radit juga menanyakan tentang Selma, bukan hanya tentang si kembar.

Jantungnya juga sering kali berdegup kencang setiap Radit menghubunginya. Padahal hanya berkirim pesan. Apalagi, tak dipungkiri Radit begitu terlihat semakin tampan sekarang. Penampilannya dewasa dan berkelas.

“Ah tidak tidak, apa-apaan ini, Selma!” gumamnya dengan memukul kepala.

Selma begitu kesal karena ia merasa Radit semakin berani menjajahnya. Bukannya membenci dan menjauh, ia justru menurut begitu saja akan permintaan Radit. Setelah dipikir-pikir, tanpa sadar semua permintaan Radit selalu ia turuti. Mulai dari mengizinkannya mengajak kembar makan siang, bermain di lantai atas toko, sampai diminta mengirimkan video dan foto kembar pun ia lakukan.

“Bodoh!”

“Sadar, Selma. Ingat! Dia sudah pernah membuatmu hancur!”

“Apa sudah lupa bagaimana sakitnya ditinggalkan dalam keadaan hamil dan berjuang sendiri membesarkan anak-anakmu?”

Suara iblis itu seolah berdengung di bagian kiri kepalanya.

Di satu sisi, ada bisikan malaikat yang bergumam lembut di bagian kanan kepalanya.

“Jangan membencinya, Selma. Ia juga hancur saat berpisah denganmu. Bukan kah dulunya ia juga ingin menikahimu, tapi karena tekanan orang tuanya, ia tak bisa berbuat apa-apa.”

“Apa kamu tak kasihan melihat Radit? Sudah dipaksa berpisah denganmu, dijodohkan dengan wanita yang tak dicintainya, hingga sekarang musibah perceraian melandanya. Belum lagi ia hanya dikenal sebagai Om Coklat oleh kembar, padahal ia adalah ayah biologis dari kembar.”

“Arrrrgggghhh!!!” teriak Selma. Otaknya ribut. Ia bingung harus mendengarkan ucapan siapa.

Selma kembali melamun. Jika mengingat ucapan Radit kala itu bahwa ia tak pernah mencintai siapa pun setelah berpisah dengannya, membuat Selma tersentuh. Apa benar demikian? Karena dirinya juga tak bisa mencintai lelaki manapun setelah Radit. Seketika ia merasa bersalah karena sering marah-marah pada Radit bahkan membentaknya saat mantan kekasihnya itu meminta izin bertemu kembar.

“Sial! Aku yang mudah tak enak hati jadi kena imbasnya! Tidak tidak, ini tidak boleh terjadi! Kalau begitu, setiap tak tega melihat muka Radit yang memelas, aku akan mengingat kesalahannya. Dengan begitu, aku bisa marah-marah dan tega padanya! Aku harus lebih tegas! Ya, kamu harus tegas, Selma!”

Saat sedang galau akan sikapnya pada Radit, sebuah nomor tak dikenal mengiriminya pesan.

081877xxxxxx

"Berhenti menggangu Radit. Kalau kamu mau anak kembarmu mendapatkan kasih sayang ayahnya, relakan mereka diasuh oleh ayahnya, tanpa kamu!"

...****************...

Terpopuler

Comments

Siti Nur Janah

Siti Nur Janah

pasti itu no mamanya Radit dulu aja kalau sudah lahir suruh kasih orang lain sekarang mau diminta uh dasar

2025-02-04

2

Yunerty Blessa

Yunerty Blessa

kurang ajar punya mama nya Radit... mau Radit yang asuh dulu di suruh gugurkan..

2024-01-28

1

Chece Wullan

Chece Wullan

tuh kan. dasar modus si radit

2024-01-21

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!