Mencari Tahu

Semenjak mengetahui kantor Radit di Jakarta, setiap mendapat pesanan dari mereka, Selma selalu mencegah jika kembar ingin ikut. Seperti siang ini, Lia kembali mengantar kue ke kantor Radit. Selma segera meminta Lia untuk berangkat agar kembar tak ikut. Lia pun bergegas masuk ke dalam mobil untuk segera pergi sebelum kembar pulang.

Saat tiba di kantor, Lia disambut satpam dan diantar untuk mengantar kue-kue itu ke ruangan Radit, bukan di ruang rapat.

Sisil mempersilakan Lia untuk masuk ke dalam. Meski dalam hatinya bertanya-tanya. “Perasaan tak ada rapat apa-apa hari ini, kenapa Pak Radit memesan kue ya?”

Betapa terkejutnya Radit ketika Lia mengantar kue itu sendiri, tak bersama kembar, padahal, kembar pasti sudah pulang sekolah.

“Tumben tidak bersama kembar?” tanya Radit ingin tahu.

Lia menunduk. “Mamanya tidak mengizinkan, Pak.”

Radit kemudian meminta waktu Lia untuk berbicara sebentar dengannya. Sisil pun diminta keluar dari ruangannya untuk membagikan kue-kue ini kepada para karyawan. Dengan perasaan penuh tanda tanya, Lia duduk di depan meja Radit.

“Mbak Lia, maaf saya menganggu waktunya sebentar. Ada yang mau saya tanyakan. Mbak Lia sudah berapa lama kerja di toko kue Farah? Lebih lama Mbak Lia atau manager yang sekarang? Dan kalau boleh tahu, sudah berapa lama mamanya kembar menjadi manager di sana?” Radit mulai mengorek informasi tentang hidup Selma selama ini.

“Saya bekerja sekitar 5 tahun ini, Pak. Mbak Tia bekerja sudah sekitar 8 tahun, setelah melahirkan kembar. 2 tahun ini Mbak Tia baru diangkat jadi manager karena kinerjanya bagus dan jujur kata Bu Farah,” jawab Lia jujur.

Radit kemudian membujuk dan meminta izin untuk bertanya sedikit tentang manager Lia itu dan memintanya untuk tidak memberitahukan percakapan mereka kepada Selma.

“Apa kembar dan mamanya tinggal di rumah Bu Winta? Kalau boleh saya tahu, apa boleh Mbak Lia ceritakan sedikit tentang hidup mamanya kembar, termasuk siapa ayah mereka?” Radit melanjutkan pertanyaannya.

Lia tampak berpikir sejenak. Di satu sisi ia takut salah menjawab, dan takut jika Radit memiliki niat tak baik. Namun di sisi lain, kantor Radit sudah menjadi langganan toko kue tempat ia bekerja, ia juga yakin Radit tak terlihat seperti orang jahat.

Melihat wajah Lia yang seakan ragu menjawab, Radit kembali memastikan Lia bahwa ia tak akan menyalahgunakan informasi ini.

Lia kemudian mencoba menjelaskan tentang Selma yang ia tahu, asal tidak terlalu privasi. Ia mulai menceritakan bahwa Selma, yang ia kenal dengan nama Tia, memang tinggal bersama bude Winta, yang juga ia kenal. Lia juga pernah bertanya tentang ayah kembar, dan jawaban Selma sama dengan jawaban kembar saat ditanya tentang ayahnya. Ayah kembar sudah meninggal, sebelum mereka lahir.

Toko kue tempatnya bekerja, adalah milik Bu Farah, teman persit Bu Winta. Kebetulan saat itu, Bu Farah baru membuka cabang di Jakarta dan membutuhkan 1 orang karyawan lagi. Ketika Bu Winta tahu bahwa Selma ingin bekerja, ia langsung menawarkan pekerjaan ini.

Tanpa pikir panjang, Selma langsung menerimanya. Karena Selma ingin bekerja demi memenuhi biaya hidup dan pendidikan kembar. Tak berselang lama setelah Selma melahirkan kembar, ia memulai pekerjaannya di toko kue itu.

“Mbak Tia pernah cerita sama saya kalau dulu setelah melahirkan kembar, Bude Winta ingin menguliahkannya, namun Mbak Tia menolak. Seperti pesan almarhumah ibunya, Mbak Tia tidak boleh merepotkan budenya. Sudah memberikan tempat tinggal saja sudah lebih dari cukup katanya. Mbak Tia tidak mau kalau budenya juga yang menanggung biaya kuliahnya, juga biaya hidup apalagi biaya pendidikan kembar. Karena kembar adalah tanggung jawabnya. Bude Winta juga pernah memberikan baby sitter untuk kembar saat mereka bayi, agar Mbak Tia bisa fokus bekerja, itu pun sudah Mbak Tia lepas sejak kembar mulai bersekolah. Itu semua karena Mbak Tia tidak mau semakin merepotkan budenya. Diberikan pinjaman mobil dan sopir untuk mengantar jemput kembar sekolah saja juga sudah membuat Mbak Tia tak enak hati, meski bude Winta sudah menganggap Mbak Tia dan kembar seperti anak dan cucunya sendiri,” jelas Lia.

Deg.

Radit kembali mengulangi ucapan Lia tentang almarhumah ibunya. “Apa ibu Tia sudah meninggal?”

“Sudah, Pak. Hanya beberapa hari sebelum Mbak Tia melahirkan. Rencananya, beliau akan menemani Mbak Tia lahiran. Ibunya kecelakaan di tol. Setelah dimakamkan, Mbak Tia mengalami kontraksi hebat jadi langsung dibawa ke rumah sakit, begitu yang pernah saya dengar," jawab Lia membuat Radit tak kuasa menahan tangisnya.

Betapa jahatnya ia, hidupnya sungguh berbanding terbalik dengan Selma yang penuh perjuangan, pantas saja Selma menganggap dirinya sudah mati.

Radit juga bertanya siapa yang menjaga kembar saat tak ada baby sitter.

“Ada pembantu di rumah Bude Winta. Kalau pagi sopir mengantar bude Winta ke kantor dan mengantar kembar ke sekolah, kalau siang sopir kembali menjemput kembar. Karena di rumahnya sepi, jadi kembar maunya diantar ke toko setelah pulang sekolah. Sorenya saat Mbak Tia pulang kerja, kembar baru mau ikut pulang. Jadi dari siang sampai sore, kembar tidur dan makan siang di toko, di lantai 2. Bu Farah itu baik sekali, Pak. Beliau juga menyayangi kembar, jadi mengizinkan kembar ikut Mbak Tia kerja. Karena dari dulu kembar juga pintar dan penurut, jadi aman saja kalau mereka sedang di lantai atas dan ditinggal kerja. Bu Farah juga menyiapkan mainan untuk mereka, karena kebetulan anak bungsu beliau hampir seumuran dengan kembar, kadang mereka juga suka bermain bersama kalau Bu Farah sedang mengunjungi toko,” jelas Lia semakin membuat Radit tertegun melihat kerja keras Selma menjaga anak-anaknya sembari bekerja.

Terakhir, Radit menanyakan tentang status pernikahan Selma.

“Setau saya, Mbak Tia belum menikah lagi setelah melahirkan kembar, Pak. Saya pernah bertanya tentang hal itu, katanya ia hanya ingin fokus membesarkan kembar.”

Dirasa cukup, Radit menyudahi wawancaranya dengan Lia. Ia berterima kasih padanya dan meminta sekali lagi agar tak mengatakan percakapan mereka kepada Selma. Lia pun mengangguk dan berpamitan pergi.

Saat keluar dari ruangan Radit, Lia terus memikirkan jawaban yang telah ia ucapkan. “Semoga tidak akan ada apa-apa.”

Saat akan masuk ke dalam lift untuk turun, Radit mengejar dan memanggil Lia.

“Mbak Lia, boleh saya minta tolong lagi?”

...****************...

Terpopuler

Comments

Hotma Gajah

Hotma Gajah

jgn pernah mau berurusan dgn keluarga arogan radit sampah

2023-12-25

5

Esther Lestari

Esther Lestari

apa yg akan kamu lakukan Radit stlh tahu kehidupan Selma

2023-12-24

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!