Raya berlari dan memeluk Radit. Radit sontak sedikit berjongkok agar pelukan Raya bisa menggapainya. Pandangan Selma dan Radit belum usai, mereka masih terus saling bertatapan. Berjuta pertanyaan, pandangan terkejut dan tak percaya menyelimuti mereka.
Selma kemudian memanggil Raya dan memintanya naik kembali ke lantai 2.
“Raya, ke sini, Nak. Kembali ke atas ya,” pinta Selma.
Raya menghampiri mamanya meski tak mau berpisah dengan Radit. “Raya masih mau bermain sama Om Coklat, Ma.”
Selma menundukkan badannya. “Sayang, dengar Mama ya. Om nya sedang ada urusan, harus segera pulang. Raya kembali ke atas temani Rayi. Jangan buat Mama marah ya, Raya ingat ‘kan apa janjinya saat ulang tahun kemarin? Mama sudah turuti Raya untuk undang teman-teman Raya, dan Raya mau selalu nurut sama Mama.”
Raya terdiam kemudian menoleh ke arah Radit, dan berlalu menaiki tangga menuju ke lantai 2.
Sementara Radit, mengembalikan badannya ke posisi berdiri. Jujur, ia kagum pada penampilan Selma sekarang. Mantan kekasihnya itu terlihat dewasa dan elegan.
Tak lama, istri Radit masuk ke dalam toko. “Sayang, sudah pilih kue?”
Mata Selma beralih pada seorang perempuan yang baru saja memanggil mantan kekasihnya itu dengan panggilan sayang. Ia kemudian meminta Sinta, karyawan toko untuk melayani Radit dan perempuan itu. Tanpa kembali memandang Radit, Selma menaiki tangga menuju lantai atas.
Sementara Radit kembali memilih-milih kue bersama sang istri, dan sesekali melihat Selma yang berlalu pergi.
Selesai memilih, Radit meminta istrinya untuk membayar karena dia ingin menuju mobil lebih dahulu.
Radit masih terus memikirkan pertemuannya dengan Selma. Ia tak menyangka bahwa manager toko itu adalah Selma. Ia terus menghubungkan nama Tia yang pernah disebut Lia, dengan nama Selma.
“Tia, Tia. Ah, Tatiana Selma! Bodohnya aku baru menyadarinya.”
###
Sementara itu, saat mobil Radit akan pergi, Raya melihatnya dari balkon atas. Ia melambaikan tangannya sembari memanggil Radit. Suara Raya pun terdengar Radit. Sembari melajukan mobilnya, ia menahan hancur ketika melihat Raya.
Selma kembali menarik tubuh Raya dan memintanya untuk kembali masuk.
Ia kemudian menanyakan mengapa Raya bisa mengenal Radit. “Jadi, Om Coklat yang Raya maksud kemarin itu, om yang tadi?”
Raya mengangguk. Rayi pun menimpali bahwa mereka juga bermain bersama Om Coklat saat acara gathering kala itu. Seketika Selma baru sadar.
Om yang diceritakan kembar ketika bermain bersama mereka dalam acara kala itu adalah Radit. Ayah biologisnya sendiri. Pantas saja mereka seakan mudah dekat. Selma juga baru menyadari bahwa perempuan tadi adalah istri Radit, jika disangkutkan dengan cerita kembar tentang Om Coklat dan istrinya saat acara di taman.
Melihat kenyataan ini, entah mengapa hatinya sakit. Padahal, sudah lama ia berusaha melupakan Radit. Mungkin, usahanya masih belum berhasil sepenuhnya. Luka lamanya kembali basah.
Ia kembali mengingat pertemuan kembar dengan Radit. Itu artinya, mereka sudah 3 kali bertemu sebelumnya. Puncaknya, adalah hari ini. Ketika Raya memeluk Radit di depannya.
Di satu sisi, mereka seharusnya bersama. Namun di sisi lain, ia sudah tak ingin berurusan dengan Radit dan keluarganya. Seketika ia memutuskan harus menjauhkan kembar dari Radit.
“Kamu sudah memiliki hidup sendiri. Tak seharusnya kamu kembali muncul, Dit. Kamu bahkan sekarang sudah menjadi seorang pemimpin, pengusaha muda yang sukses. Cita-cita orang tuamu telah terwujud. Kamu pun juga sudah menikah. Hidupmu sudah jauh lebih bahagia dariku. Seharusnya kamu sudah tak perlu kembar lagi, toh dengan istrimu kamu bisa memiliki anak.”
Air matanya menetes jatuh tak beraturan.
Raya menyeka air mata Selma. “Mama marah sama Raya?”
Selma tersenyum getir, kemudian memeluk Raya. “Tidak, Sayang. Memang anak Mama yang cantik ini salah apa sampai Mama marah?”
###
Hingga beberapa hari berlalu pun, Radit masih terbayang pada kembar. Anak-anak lucu dan cerdas itu ternyata adalah anaknya. Ia tak menyangka anaknya tumbuh dan besar menjadi anak yang menakjubkan.
Pantas saja ketika memeluk Raya saat itu, ia merasakan kenyamanan yang luar biasa. Seolah rindu yang menyesakkan dada terlepas begitu saja. Seketika ia juga mengingat perjuangan Selma melahirkan dan membesarkan kembar seorang diri. Ia kembali merasa bersalah dan telah menjadi ayah yang jahat.
Mengingat soal kecerdasan kembar, bagaimana bisa seorang anak 8 tahun bisa membantu menyelamatkan perusahaannya dari kecurangan beberapa karyawannya.
Hal itu lantaran setelah Rayi membisikkannya saat itu, Radit segera menuju kantornya. Ia mendapati salah seorang karyawannya sedang mengutak atik komputer milik Kepala Bagian Keuangan. Syukurnya, 1 orang tersebut dapat segera diamankan, sedang 1 lainnya kabur. Hingga saat ini, belum diketahui pasti siapa karyawan yang terlibat itu, karena karyawan yang tertangkap enggan untuk mengatakannya.
Air matanya tiba-tiba menetes kala mengingat kembar. “Raya, Rayi, yang Papa rindukan.”
Segera diusap air matanya itu, lalu mengambil ponselnya untuk menelepon seseorang.
“Halo, Sil.”
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Lies Atikah
mulai kesel ni thor beri pelajaran lah untuk si radit enak aja tinggal ngaku buat gimana biar mereka ngerasain sakit nya
2024-01-19
4
Viaryani Hamid
knp radit hrs nikah si....mungkun klo blm nikah msh mending spa tau bsa balikan lgi sma selma lah skrg udah nikah
2024-01-14
1
Hotma Gajah
jgn di akui sama anaknya
penyesalan sampai usai usia radit pecundang
2023-12-25
1