“Apa? Selma mantan kamu dulu itu? Kok bisa, Dit?” Bu Yuri seakan tak percaya dengan kenyataan yang seperti kebetulan ini.
Radit kemudian menjelaskan kronologi ia mengetahui informasi tentang kembar. Ia juga meceritakan bahwa bisa jadi ini adalah pertanda yang baik. Ia mengakui masih memiliki perasaan pada Selma dan tidak pernah melupakannya, meski saat ini Selma sudah sangat membenci Radit.
“Radit ingin bersama anak-anak Radit, Ma. Radit tidak tega Selma membesarkan mereka sendiri juga membiayai mereka. Radit harus bertanggung jawab, Ma. Kembar adalah anak-anak Radit,” curhatnya.
Bu Yuri tampak tak suka Radit membahas tentang Selma. Sejujurnya, ia juga ingin sekali bertemu kembar, namun tidak dengan mamanya. Baginya, Selma bukan perempuan yang setara dengan keluarga mereka.
“Dit, bagaimana kalau kembar sama kita, biar Mama yang bantu mengurus mereka, nanti Mama akan cari baby sitter untuk mereka, bagaimana?” usul sang mama.
"Atau kalau tidak ya kamu cari istri baru atau mama baru untuk kembar. Kamu masih ingat Shireen anaknya Bu Tina, teman arisan Mama? Kabarnya, dia juga baru bercerai karena suaminya ketahuan korupsi di kantor tempat dia bekerja, akhirnya ditangkap KPK dan sudah masuk sel sekarang. Maksud Mama, kenapa kamu tidak mencoba dekat dengannya, 'kan sama-sama berpengalaman. Dia juga belum punya anak tapi suka dengan anak-anak. Mama yakin dia bisa menjadi mama barunya kembar," lanjut mamanya.
Radit dengan tegas menolak usulan mamanya. Ia menolak jika harus mengambil kembar dari Selma. Apalagi, untuk diasuhnya bersama wanita lain. Selain Selma tak akan mau, kembar juga tak akan mau berpisah dengan mamanya dan digantikan dengan mama baru, termasuk dirinya yang juga tak akan mau menikah dengan wanita lain.
Bukannya mau mengerti penegasan Radit, mamanya malah kembali mengusulkan agar mereka meminta tolong Pak Rudi untuk mengurus masalah hak asuh. Dengan begitu, Selma tak akan dapat berbuat apa-apa jika hukum sudah berbicara. Meski tanpa ada pernikahan yang sah, mama Radit menganggap akan lebih mudah jika meminta bantuan pengacara.
Dengan mudahnya Bu Yuri berbicara seperti itu, seakan ia lupa, bahwa dirinya juga seorang ibu yang melahirkan dan membesarkan seorang anak.
Radit berdiri dan tetap menyatakan penolakannya. Cara ini hanya akan semakin menyakiti Selma. Kesalahan yang terdahulu saja belum sanggup ia tebus, tak mungkin ia akan memberikan luka baru untuk orang yang masih ada di hatinya.
"Mama benar-benar keterlaluan!" tegas Radit meninggalkan mamanya.
###
Radit sengaja mendatangi toko Selma untuk menemui kembar siang ini. Hari ini Radit memang sengaja tak pergi ke kantor, karena tak mungkin ia bekerja dengan muka lebam seperti ini. Di saat terpuruknya saat ini, Radit hanya ingin bertemu kembar yang dapat menyembuhkan luka hatinya.
Kebetulan, Lia dan Sinta sedang makan siang di luar, sehingga membuat Selma berjaga si toko sendirian. Saat sedang mengecek persediaan kue, fokusnya terpecah saat Radit kembali menginjakkan kakinya di toko itu. Melihat memar dan lebam di tubuh Radit, membuat Selma tak tega untuk memaki bahkan mengusirnya.
“Bolehkan aku bertemu kembar, aku sedang butuh mereka,” ucap Radit lirih.
“Mau apa lagi kamu?” tegas Selma.
Radit menghampiri Selma dan meminta maaf atas keterlambatannya memulangkan kembar saat itu.
Meski merasa iba dengan kondisi Radit, Selma meneguhkan hatinya untuk meminta Radit tak mencari kembar lagi.
“Dit, kamu sudah berkeluarga. Apa istrimu tak marah kalau kamu terus bertemu kembar? Bagaimana pun, kembar memang anak kamu, tapi mereka lahir dari masa lalumu. Cukup lah, Dit. Selama 8 tahun ini kamu bisa hidup tanpa mereka, seharusnya kamu tetap bisa seperti itu. Anggap kalian tak pernah bertemu. Kembar juga hanya mengenalmu sebagai Om Coklat, bukan sebagai ayah mereka. Kamu bisa memiliki anak dari istrimu. Selama ini juga hanya aku yang membesarkan mereka, jadi kami tak butuh kamu.”
Radit terdiam. Tak ada yang dapat dibantah dari ucapan Selma, karena memang begitu adanya. Ada atau tidak adanya Radit, Selma dan anak-anaknya akan tetap hidup.
“Tidak perlu memperjuangkan apa yang tak pernah kamu perjuangkan. Kembalilah ke kehidupanmu yang sudah bahagia. Jangan tengok lagi ke belakang,” lanjut Selma membuat hati Radit semakin teriris.
“Aku minta maaf karena tidak pernah memperjuangkan kamu dan kembar. Tapi bukan berarti aku tidak tersiksa dengan keadaan saat itu. Apa yang kamu rasakan juga sama sesaknya dengan yang aku rasakan,” bela Radit.
“Tersiksa? Kamu bahkan memiliki kehidupan yang sempurna. Orang tua kamu kaya raya, kamu sekolah di tempat yang bagus. Kamu bahkan sudah memiliki tempat yang sudah papa kamu siapkan. Dan sekarang, kamu telah menikah dengan seorang yang setara denganmu. Apa yang membuatmu tersiksa? Coba lihat aku selama ini. Aku hamil dan melahirkan tanpa suami, ibuku meninggal, bahkan belum ada 40 hari paska melahirkan, aku sudah harus bekerja di sini demi anak-anakku. Setiap hari aku tenangkan pikiranku agar ASIku lancar demi kembar tak kelaparan. Di saat lelah pun dari sebelum berangkat kerja hingga sudah di rumah, aku masih harus berjuang menyusui 2 bayiku, aku juga masih harus memompa untuk stok mereka selama aku bekerja. Karena kebahagiaanku hanya mereka, tidak ada yang lain. Aku bahkan tak pernah memikirkan diriku sendiri seperti apa sekarang. Semua uang gajiku hanya untuk mereka, untuk membahagiakan mereka.” Selma tak dapat membendung kekecewaannya selama ini.
“Kamu bahkan bisa dengan mudahnya menikmati hidupmu, hingga memilih dan mencintai orang lain lalu menikah dengannya. Sedangkan aku, tak pernah sekalipun memikirkan tentang cinta. Hidupku penuh dengan perjuangan demi masa depan kembar!” lanjut Selma semakin tak kuasa menahan air mata kehancurannya selama ini.
“Aku juga tidak pernah melupakan kamu, Selma. Menikah dengan Gita bukan lah keinginanku, tapi karena kami dijodohkan. Apa kamu pikir selama kita berpisah aku bisa tidur nyenyak? Tidak! Aku selalu meminta Lulu untuk menanyakan keadaanmu. Aku memikirkanmu. Aku juga sesak harus berjauhan tanpa kabar darimu, tapi aku tidak bisa apa-apa. Aku bahkan tidak pernah mencintai siapa pun selama ini, bahkan Gita sekalipun. Yang aku lakukan hanya mencoba mencintainya demi rumah tanggaku,” tegas Radit mengutarakan apa yang dirasakannya selama ini.
“Tapi apa pernah kamu mencariku?” tanya Selma lirih.
Pertanyaan ini bak ultimatum bagi Radit. Ia bukannya tak pernah mencari Selma, tapi keadaan yang memaksanya untuk memiliki kehidupan baru. Namun percuma, sepahit apa pun kehidupan Radit saat itu, Selma lah yang paling banyak merasakan getahnya.
Saking serunya mereka mengutarakan kekecewaan masing-masing, tanpa sadar, ada seorang anak kecil yang mendengarkan perdebatan mereka sembari menangis terisak.
“Mama dan Om Coklat kenapa bertengkar?”
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Once Maredni
dasar nenek tua,tidak tahu malu kame enak sekali 🤜
2024-01-23
1
pipi gemoy
pretttt.....
menderita kata loe
embah mu Dit😡🤬😤
2024-01-15
2
Suyatno Galih
nahhhh ide, modelan sprt ibu Yuri ini yg perlu di bina thor, di BI NA SA KAN wkwkwkwkkw sadis ya mf
2024-01-06
3