Rumit

Di pagi hari menjelang siang, tiba-tiba, ada seorang wanita yang Selma kira pembeli, memasuki toko.

Gita, istri Radit.

Mereka saling bertatapan. Sungguh Selma sudah tak ingin terlibat apa pun dengan keluarga Radit. Gita lalu menghampirinya dengan tatapan sinis.

“Mau apa lagi?” sambut Selma dengan ketus.

Tanpa bicara apa pun, Gita menampar Selma.

Lia dan 1 karyawan lainnya langsung menolong Selma dan mengusir Gita keluar dari toko, namun Selma mencegahnya.

“Kamu dan anak kembarmu sengaja masuk ke dalam hidup Radit. Kalian ingin apa?” tanya Gita dengan halus namun menyakitkan.

Selma segera menjelaskan bahwa ia sama sekali tak ingin bertemu Radit, apalagi sampai sengaja masuk ke dalam kehidupannya. Karena sejujurnya, ia juga sudah melupakan masa lalunya dan tak ingin jika anak kembarnya bertemu dengan sang ayah biologis. Setelah kejadian keluarga Radit yang menyakitkan saat itu, ia bahkan menganggap Radit sudah mati, seperti yang ia katakan pada kembar.

“Hanya saja, di luar kendali saya, kembar bertemu Radit tanpa saya tahu, itu pun mereka mengenalnya dengan nama Om Coklat. Mereka tak tahu siapa Radit. Lagi pula, saya tahu kalau Radit sudah menikah, jadi tak mungkin kalau saya mau mengganggu rumah tangganya. Terbukti, setelah saya tahu siapa yang kembar maksud Om Coklat, saya melarang kembar bertemu dia,” tegas Selma tak ingin dituduh macam-macam.

Gita tersenyum mengejek mendengar penjelasan Selma. “Perempuan seperti kamu, rasanya tak peduli bagaimana dulu dicampakkan keluarga Radit. Tapi setelah tahu Radit memimpin anak perusahaan ayahnya, kamu pasti seakan melupakan semuanya agar  anak-anakmu mendapat bagian dari hartanya ‘kan?”

Selma membalas Gita dengan senyuman getirnya. “Nyatanya saya bisa membesarkan mereka selama 8 tahun ini, tanpa bantuannya. Lalu, kenapa sekarang saya harus meminta bagian? Aneh rasanya, tuduhanmu sama sekali tidak beralasan. Seperti bentuk insecure dan ketakutan tersendiri kalau Radit ingin kembali dengan kami. Ups, saya bercanda. Lebih baik, kamu pergi sekarang, karena saya harus kembali bekerja.” Selma kemudian pergi ke ruangan.

Lia dan temannya segera mengusir Gita pergi dari toko dan mengancam akan melaporkan ke polisi karena tindakannya.

###

“Dasar perempuan ja**ng! Dicerai bukannya menyesal malah pergi dengan lelaki lain,” ucap Radit saat mengikuti Gita yang tengah makan malam bersama kekasihnya.

“Jadi benar ‘kan keputusanku! Begini kelakuan kamu selama ini. Sayangnya papa kamu yang seorang pengusaha handal itu tak tahu kebejatan anak perempuannya. Dasar murahan!” Radit tiba-tiba muncul dari belakang meja Gita dan mengejutkannya.

Kekasih Gita kemudian berdiri dan ingin berbicara pada Radit, ia tak terima Radit menjelekkan Gita di depannya.

“Cocok kalian, sama-sama sampah,” lanjut Radit dengan santainya.

Tiba-tiba pukulan kekasih Gita itu pun mendarat di wajah Radit. Radit dengan cekatan membalas menghantam perutnya. Mereka pun saling hajar satu sama lain hingga lebam, tak peduli dengan tatapan banyak pasang mata.

Gita yang sedari tadi berteriak berusaha melerai pun tak diindahkan.

Hingga satpam datang dan melerai mereka. Radit mengambil pukulan sekali lagi lalu pergi meninggalkan restoran. Kekasih Gita yang ingin membalasnya pun sudah tak sempat karena tangannya ditarik oleh Gita, juga tubuhnya yang masih ditahan oleh satpam.

Sementara Radit kembali ke mobilnya dengan amarah yang masih meluap. Harga dirinya hancur. Bisa-bisanya ia tak bisa membongkar perselingkuhan istrinya selama 2 tahun ini. Sungguh karma itu nyata. Mungkin, ini lah balasan Tuhan untuknya atas apa yang dulu pernah diperbuatnya pada Selma.

Radit tak henti menangis. Bukan karena perasaannya dikhianati, karena memang ia juga belum sepenuhnya mencintai Gita. Namun, ia merasa menjadi lelaki paling bodoh. Bodohnya ia tak mencari tahu tentang Gita sejak awal mereka dijodohkan. Bodohnya ia bisa dikelabui istrinya selama itu.

Dengan menyeka darah yang sedikit mengucur, ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang.

“Halo, Pak Rudi, tolong bantu saya mengurus perceraian saya.”

###

Esok paginya, salah seorang kuasa hukum langganan Radit mendatangi rumahnya. Hari ini, berkas akan segera didaftarkan. Radit ingin proses perceraiannya berjalan cepat. Setelah memberikan berkas yang dibutuhkan, pak Rudi berpamitan. Namun, tak disangka ia berpapasan dengan Bu Yuri, mama Radit.

Mereka saling menyapa kemudian Pak Rudi segera izin pergi.

“Dit, ada masalah apa, kok Pak Rudi ke rumah? Loh, loh, ini kenapa muka kamu lebam-lebam, kamu bertengkar?” tanya mama Radit panik.

“Radit akan bercerai, Ma,” jawab Radit lesu.

Radit kemudian menjelaskan pada mamanya apa yang terjadi. Bahwa selama ini, perempuan yang mamanya banggakan itu adalah perempuan gila yang suka bergonta-ganti pasangan. Entah berapa kali Radit diselingkuhi.

Mama Radit seakan tak percaya dengan keterangan anaknya. Ia tak menyangka Gita bisa berbuat seperti itu. Bahkan, Bu Yuri mengira Radit hanya salah paham. Kemudian Radit membeberkan beberapa bukti untuk meyakinkan sang mama.

“Beberapa hari lalu, Gita ke rumah Mama untuk menanyakan Selma, dia mau menerima masa lalu kamu, Mama pikir dia perempuan yang tulus. Makanya Mama shock kamu bicara seperti itu tadi,” ungkap Bu Yuri.

“Gita menanyakan Selma? Untuk apa?” tanya Radit yang mulai berpikir bahwa apakah ini ada hubungannya dengan ajakan Gita mengajak kembar makan siang waktu itu.

Mamanya hanya mengangkat bahu.

Radit merasa mamanya perlu tahu tentang siapa ibunya kembar, dan dia memberanikan diri untuk mengatakan pada mamanya. “Ma, Mama ingat anak kembar yang ikut di acara gathering waktu itu?”

“Ah, iya, Mama ingat, Dit. Apa kabar mereka sekarang? Mereka tidak ikut mengantar kue ke kantor lagi?” tanya mamanya antusias.

“Ma, sebenarnya Raya dan Rayi itu anak Radit. Selma lah manager di toko kue langganan kantor Radit.”

...****************...

***Karya ini telah kontrak dengan NovelToon, dilarang membajak karya seperti mencetak ulang tanpa izin.***

***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***