Bertemu Ayah Biologis

Radit yang saat itu tengah memberikan briefing untuk sekretarisnya di depan ruangan, tak berkedip sedetik pun menatap kehadiran kembar yang ikut mengantar kue bersama Lia, si karyawan toko dan sopirnya.

Ia teringat akan anak kembarnya yang entah kemana saat ini. Bagaimana keadaannya, juga apakah mereka kembar perempuan, laki-laki, atau kembar perempuan dan laki-laki seperti yang ia lihat saat ini. Ia pun tak tahu. Radit kemudian tersenyum getir mengingat masa lalunya.

“Selamat siang, Pak, Bu, kuenya langsung dimasukkan ke ruang rapat sekarang atau nanti saja?” tanya satpam kepada Radit dan sekretarisnya.

“Dimasukkan sekarang saja, Pak,” jawab Sisil, sekretaris Radit mempersilakan satpam dan sopir toko kue untuk memasukan kotak-kota kue tersebut ke dalam ruang rapat.

Tak enak melihat tatapan Radit pada kembar, Lia segera menjelaskan alasan mereka ikut ke kantor, takutnya pihak kantor tak membolehkan anak kecil masuk.

“Maaf, Pak, mereka merajuk ingin ikut tadi ketika kami mau berangkat. Mereka tidak nakal kok, Pak, ada saya dan sopir yang menjaga. Karena biasanya mereka juga mau ikut mengantar kue ke tempat lain. Kebetulan, mereka anak manager toko kami,” ucap Lia merasa tak enak hati.

Karena takut jika bosnya itu merasa terganggu dengan anak kecil yang masuk kantor, Sekretaris Radit juga menimpali penjelasan Lia bahwa dirinya sengaja memesan kue di Farah Bakery karena bakery langganan mereka sudah tak beroperasi lagi. Karena mendapat rekomendasi dari teman-temannya, ia berani memesan kue di toko itu untuk menggantikan toko kue sebelumnya. Ia juga meminta maaf pada Radit karena sudah melakukan penggantian toko tanpa konfirmasi terlebih dahulu.

Radit menggeleng. Tatapannya masih terus pada si kembar. Ia kembali tersenyum dan setengah berjongkok agar setara dengan tinggi si kembar.

“Namanya siapa? Baru pulang sekolah ya, sudah kelas berapa?” tanya Radit seakan begitu mengagumi kembar yang menggemaskan.

Tanpa malu dan dengan berani, Raya dan Rayi memperkenalkan nama mereka, juga mengatakan bahwa mereka baru saja masuk kelas 2 SD.

Radit kemudian meminta Sisil untuk mengambilkan coklat di meja kerjanya.

Sembari menunggu Sisil kembali, Radit kembali mengobrol dengan kembar. “Raya dan Rayi rumahnya di mana?”

“Di jalan Anggrek, Om, dekat lapangan bola,” jawab Rayi.

Tak lama, Sisil kembali dan memberikan 2 batang coklat kepada Radit.

“Nanti minta izin mama dulu ya, boleh makan coklat atau tidak,” ujar Radit sembari memberikan coklat tersebut pada kembar.

“Makasih ya, Om,” ucap kembar bersamaan.

Radit mengangguk dan tersenyum sumringah.

Karena mendapat pesan dari Selma agar mereka segera pulang, Lia segera berpamitan pada Radit dan sekretarisnya, lalu mengajak kembar pulang.

Sebelum pulang, Radit meminta Lia untuk kembali mengantarkan kue saat rapat lanjutan besok lusa. “Nanti biar Sisil hubungi toko lagi ya untuk memesan kuenya. Saya tidak keberatan kok kalau si kembar ini ikut.”

Lia mengangguk dan mereka kembali berpamitan. “Kami permisi ya, Pak, Bu.”

“Terima kasih ya, Om Coklat,” ucap Raya dengan mimik muka yang menggemaskan.

Radit terus memandangi kepergian kembar, dengan senyum yang merekah seakan merasa terpuaskan setelah berinteraksi dengan mereka.

###

Hari ini, Lia kembali akan mengantarkan kue ke kantor Radit sesuai pesanannya 2 hari lalu.

“Mbak Liaaa ikuuut,” teriak Raya yang baru saja sampai toko sepulang sekolah.

“Eh eh ganti baju dulu, makan, terus tidur siang,” ucap Selma mencegah kembar yang ingin ikut lagi mengantar kue.

“Nanti ya, Ma. Sebentar saja kok, Ma. Mau dapat coklat lagi dari Om Coklat,” sahut Rayi menolak ajakan mamanya.

Lagi-lagi, Selma dibuat tak kuasa menolak permintaan anak-anak yang menggemaskan itu.

Lia meminta izin agar kembar diizinkan ikut saja, lagi pula hanya sebentar seperti kala itu. Ia juga mengatakan bahwa pimpinan di kantor tersebut tak keberatan jika kembar ikut masuk kantor. Ia janji akan segera membawa kembar pulang setelah mengantar kue.

Akhirnya, Selma pun mengizinkan mereka ikut masuk ke dalam mobil.

Setelah 15 menit perjalanan, mobil mereka sampai di parkiran kantor dan langsung dipersilakan satpam untuk naik ke lantai 3.

Raya dan Rayi pun dengan riang gembira memasuki kantor karena ingin mendapat coklat lagi dari Radit.

Saat melihat Radit, kembar pun berlari menghampiri dan memanggilnya dengan sebutan Om Coklat.

“Halo, kalian ikut lagi ya, apa kabar?” sapa Radit yang juga bahagia ketika bertemu kembar.

“Baik, Om,” ucap mereka bersamaan sembari celingukan hingga mengundang tanya Radit.

Kembar saling berbisik mengenai Radit yang tak kunjung memberikan coklat.

Radit yang mendengarnya pun hanya bisa tersenyum gemas. “Maaf ya Raya, Rayi, coklat Om habis. Bagaimana kalau Om kasih coklatnya nanti saat kita bertemu lagi?”

Kembar hanya mengangguk dengan mimik muka sedikit kecewa.

Selesai meletakkan kue di ruang rapat, Lia bergegas berpamitan pada Radit dan sekretarisnya.

Sebelum mereka pergi, Radit kembali memesan kue pada Lia untuk acara family gathering kantornya di hari Sabtu nanti dan seperti biasa, untuk jumlah pesanan dan jenis kue akan diinformasikan sekretaris Radit lebih lanjut. Tentunya, Lia diperbolehkan mengantar kue dengan mengajak si kembar agar dapat bermain dengan anak-anak dari para karyawan kantor. Acaranya juga hanya di taman yang tak jauh dari toko kue mereka. Radit juga menjanjikan akan memberi coklat pada kembar saat hari Sabtu nanti dan membujuk merek agar mau datang karena akan banyak permainan di sana.

“Nanti saya izin dulu sama Bu Tia ya, Pak, boleh atau tidak mengajak kembar ke acara tersebut,” ucap Lia sopan.

Mereka pun kembali berpamitan dan pergi. Raya menoleh ke belakang saat tengah berjalan menjauh hanya untuk melihat Radit. Begitu pun dengan Radit yang terus memandangi punggung kembar hingga tak terlihat lagi.

Saat berada di lift, Lia dan sopir asyik mengbrol, sedangkan kembar tak sengaja mendengar 2 orang karyawan laki-laki yang sedang berbicara lirih membicarakan sesuatu.

“Saat acara gathering, kantor kosong, paling cuma ada 1 satpam jaga, si Timi. Langsung eksekusi saja.”

...****************...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!