Sore hari, Radit baru akan pulang dari toko setelah bermain bersama kembar. Tak lupa ia mengucapkan terima kasih pada Selma yang telah mengizinkannya bertemu kembar. Sebelum pulang, Radit sengaja meminta waktu Selma untuk berbicara sebentar.
“Selma, izinkan aku menebus kesalahanku selama ini yang tidak pernah bertanggung jawab pada kembar. Biarkan aku yang membayar biaya sekolah mereka ya. Aku mohon,” pinta Radit memelas.
Selma meminta Radit untuk tak melampaui batas. Ia mengizinkan Radit bertemu kembar bukan berarti Radit boleh mencampuri urusan hidup kembar. “Aku masih sanggup membiayai mereka.”
Radit terus memohon. Ia menjelaskan berkali-kali bahwa tak ada maksud apa pun selain ingin ikut menanggung biaya kembar. Bagaimana pun, kembar adalah anak mereka berdua, terlepas dari konflik masa lalu.
Saat sedang mengobrol, tiba-tiba Gita datang dan langsung memborbardir mereka dengan tuduhan tak jelas. “Apa aku bilang, kamu sengaja mencari masalah agar kita bisa bercerai. Ternyata, ini alasannya. Bilang saja karena kamu ingin kembali dengan mantan kekasihmu yang hanya karyawan toko ini!”
“Diam kamu, Gita! Jangan memutarbalikkan fakta! Tak perlu kamu memfitnahku. Sudah cukup kamu mempermalukanku dan membodohiku. Apa perlu aku beri tahu papa dan mamamu biar mereka tahu bagaimana kelakuan kamu di luar sana!” bentak Radit.
Benar apa yang ditakutkan Selma, Gita dengan liciknya menjadikan dirinya kambing hitam. Selma kemudian meminta Radit keluar membawa istrinya. Ia tak mau ada keributan di dalam toko.
“Maaf, Selma. Sekali lagi aku ucapkan terima kasih sudah mengizinkan aku bertemu kembar. Aku harap kamu bisa mempertimbangkan keinginanku demi hidup mereka,” ucap Radit sembari menarik paksa tangan Gita keluar toko.
Semenjak Radit datang kembali, hidupnya seakan kembali rumit.
Lia menghampiri Selma untuk memastikan ia baik-baik saja.
Sementara itu, di luar toko, Radit kembali memarahi Gita. Bahkan, Radit tak segan-segan akan melaporkan pada orang tua Gita hal menjijikkan yang telah dilakukan anaknya. Meskipun, dalam pengajuan berkas perceraiannya juga telah melampirkan alasan ia menceraikan Gita. Hanya saja, Radit memang belum mengatakan secara rinci kecurangan yang dilakukan Gita, karena masih ingin menjaga aib mantan istrinya itu.
“Tak perlu datang saat ada panggilan mediasi. Percuma! Aku tidak akan mau berumah tangga dengan wanita murahan sepertimu yang hanya bisa membawa penyakit! Dan segera ambil barang-barangmu dari rumahku” ujar Radit meninggalkan Gita menuju mobilnya.
Gita memanggil Radit dan setengah memohon. “Apa tidak bisa dibicarakan baik-baik?”
Gita bagai manusia yang memiliki 2 wajah. Terkadang ia sangat arogan dan sangat berani hingga selalu memutar balikkan fakta seolah ia tak pernah mau disalahkan, sedangkan di sisi lain, ia tampak seperti wanita kalem dan sopan, juga hangat.
Radit dengan keras menampik tangan Gita dan melajukan mobilnya.
###
Esok harinya, sopir Bu Winta seperti biasa menjemput kembar di sekolah dan mengantarkannya ke toko. Namun, siang ini, sopir ke toko tak membawa kembar. Sopir segera menghadap Selma untuk membicarakan sesuatu.
“Maaf, Mbak Tia, tadi saya sudah siap menjemput kembar, tapi, Mas Radit meminta dia saja yang akan mengantar kembar ke toko dan meminta saya pulang. Awalnya saya ragu, tapi kembar sendiri juga meminta agar mereka pulang bersama Pak Radit. Pak Radit juga berpesan agar saya menyampaikan pada Mbak Tia kalau mereka akan mampir makan siang sebentar.”
Selma menghela nafas panjang. Entah apa yang harus ia lakukan. Radit benar-benar sudah tak bisa dilarang. Ia lalu meminta sopir untuk kembali ke rumah budenya.
Karena Selma tak menyimpan nomor Radit, ia meminta tolong pada Lia agar bisa meminta nomor Radit pada sekretarisnya.
Setelah beberapa menit kemudian, ia mendapatkan nomor Radit dan bersiap menghubunginya. Namun, mobil Radit baru saja tiba dan parkir di depan toko. Selma segera keluar menghampiri mereka.
Selma meminta kembar untuk berganti baju di atas, karena ia ingin bicara pada Radit.
Sebelum Selma memarahi mantan kekasihnya itu, Radit lebih dulu membuka mulutnya. “Selma, aku minta maaf sudah menjemput kembar dan mengajak mereka makan tanpa bicara dulu denganmu. Tapi hanya sebentar saja ‘kan, tak lama seperti waktu itu, karena aku tahu kembar perlu tidur siang. Apa kamu sudah mempertimbangkan apa yang kemarin aku katakan, untuk membiayai sekolah mereka?”
“Apa sebenarnya tujuan kamu, Dit? Tiba-tiba kamu datang dan seolah ingin mengambil alih pengasuhan mereka. Kamu mau berbuat apa lagi?" tuduh Selma.
Radit kembali menjelaskan bahwa ia sama sekali tak ingin mencurangi Selma atau memiliki niat buruk dengan mengambil kembar darinya. Ia hanya ingin membagi tugas saja dengan Selma dalam mengasuh mereka. Kembar juga tetap hidup bersama mamanya. Hanya saja, Radit ingin bertanggung jawab dengan membiayai keperluan kembar. Radit juga menawarkan agar kembar diantar jemput olehnya saja.
Selma terdiam sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya. “Kembar bukan tanggung jawab kamu, karena kita tidak pernah menikah. Nasab mereka juga tidak ikut kamu. Bukan kewajiban kamu untuk menafkahi mereka.”
“Aku tahu. Tapi hanya ini yang bisa aku lakukan untuk menebus kesalahanku. Biarpun kita tidak pernah menikah, tapi mereka darah dagingku. Plis, Selma aku mohon,” mohon Radit.
“Terserah kamu,” ujar Selma berlalu pergi masuk ke dalam toko meninggalkan Radit yang masih berada di luar.
Tak lama, ia kembali menemui Radit. “Dan satu lagi, jauhi kami sampai proses perceraian kamu benar-benar selesai. Aku tidak ingin dituduh lagi oleh istrimu dan keluarganya juga keluargamu.
###
Mama Radit kembali menanyakan proses perceraian anaknya, juga membahas tentang keluarga Gita, karena bagaimana pun, Radit harus tetap bertanggung jawab mengembalikan Gita pada orang tuanya secara baik-baik.
“Radit sudah bicara dengan Pak Rudi untuk mempercepat prosesnya. Soal keluarga Gita, nanti Radit akan menemui mereka, meskipun Radit sudah sangat malas membahas perselingkuhannya,” jelas Radit.
“Bagaimana respon papa, Ma?” lanjut Radit.
“Awalnya papamu cukup shock, tapi setelah Mama ajak bicara baik-baik, dia bisa menerimanya. Mama juga bisa malu punya menantu seperti itu, apa kata orang nanti kalau ada teman-teman Mama yang tak sengaja bertemu dia sedang bersama pria lain. Apa tak menjadi bulan-bulanan mereka nanti saat arisan? Yah, meskipun bagi Mama, Gita itu sudah memenuhi kriteria wanita sempurna dan menantu idaman,” terang Bu Yuri.
Mama Radit kemudian menanyakan tentang kembar dan usulannya saat itu. "Jadi bagaimana, Dit? Mama sudah kirim nomornya Shireen ke kamu semalam, sudah coba kamu hubungi?"
Radit kembali mengingatkan sang mama agar tak berniat curang pada Selma, karena mereka sudah menyakiti Selma selama ini. Radit tak akan lagi mau mempertemukan mamanya dengan kembar jika mamanya masih ingin membawa kembar dan memisahkannya dari Selma. Karena sampai kapan pun, kembar tak akan mau dipisahkan dengan ibu kandungnya.
“Andai Mama tahu perjuangan Selma selama ini seperti apa, kalau Mama masih memiliki hati nurani, pasti Mama akan iba. Tapi berbeda cerita kalau hati Mama sudah mati. Yang jelas untuk kali ini, Radit mohon pada Mama untuk tidak ikut campur lagi dalam hidup Radit. Sudah cukup ikut campur Mama menjodohkan Radit dengan Gita. Akhirnya, seperti ini 'kan nasib rumah tangga Radit sekarang. Jadi, jangan Mama jodohkan lagi Radit dengan siapa pun,” Radit memperingatkan sang mama.
“Radit memang sangat ingin hidup bersama kembar, tapi bukan berarti Radit mau memisahkan mereka dengan mamanya. Karena itu hanya akan saling menyakiti mereka!” ujar Radit berlalu meninggalkan mamanya.
...****************...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Yunerty Blessa
bagus Radit bersikap tegas terhadap ibu mu
2024-01-28
1
Alya Yuni
Jdi prmpuan jngn lmah mau di bodoh in ckp skli jngn brkali kli ap lgi mamanya gk setuju
2024-01-11
3
Uthie
dilihat nanti bisa bersatu pa gak yaa Dit... 😌
2023-12-21
1