🌸 Cinta 49 Cm 🌸
Part 20
** Rencana Clara **
Aila berangkat sekolah dengan tidak semangat. Pasalnya tadi malam ia benar benar tidak bisa tidur. Ingatan tentang kejadian semalam benar benar membuatnya pusing. Semua begitu tiba tiba dan menjadi sangat rumit.
Semalam Leon tidak mengatakan apapun ketika mengantar dirinya pulang. Aila tau Pria itu terlihat sangat kesal, Entah karena apa.
Mungkinkah hanya karena ciuman mereka yang gagal? Ah! Aila jadi malu jika mengingatnya.
Leon hanya bilang jika dirinya akan syuting di Dubai selama seminggu dan seperti biasa lelaki itu melarang dirinya untuk tidak keluyuran dan tidak nakal tentu saja.
Namun yang membuat Aila terus kepikiran adalah Wajah sedih dan kecewa Hendra ketika ia menolaknya. Wajah sedih Hendra terus berputar di dalam ingatanya.
Aila berharap Hendra bisa dengan cepat melupakanya dan segera membuka hatinya untuk Tasya. Tasya adalah wanita yang baik, kalem dan yang tidak kalah penting dari semua itu mereka sederajat dan orang tua mereka menginginkan mereka untuk bersama.
Aila cukup tau diri untuk tidak masuk kedalam kehidupan mereka dan merusak semuanya. Lagi pula perasaanya memang bukan untuk Hendra.
Ngomong ngomong soal derajat, bukankah dirinya dan Leon juga sangat jauh berbeda? tidak hanya jauh, tapi sudah seperti bumi dan langit.
Lalu kenapa ia tetap nekat dan nelewati batasnnya?
Entahlah, kelak akan menjadi tujuan terakhir atau tidak. Satu yang pasti, Aila ingin sedikit lebih lama bersama Leon. Setidaknya itu yang bisa Aila lakukan untuk saat ini.
***********
Aila memasuki ruang kelas dengan malas. Ia tau hari ini tidak akan berlalu dengan ringan seperti biasanya. Ya, Meli sahabatnya itu pasti akan kesal atau marah padanya. Mau bagaimana lagi? Aila harus menghadapinya, itu sudah menjadi resikonya.
Aila menghampiri Meli yang sedang asik bermain gawai di tempat duduknya.
" Pagi Mel. " Sapa Aila basa basi.
Meli melengos membuang muka. Raut wajahnya terlihat kesal. Gadis itu kermudian berdiri dan keluar dari kelas.
" Tunggu Mel! " Ucap Aila sembari mengejar Meli keluar.
Namun ketika sampai di depan pintu kelas anak anak terlihat sudah pada heboh sembari melihat kearah gawai mereka masing masing.
" Eh, Gue jadi patah hati tau. Kak Leon tega deh. " Ucap Salah seorang murid Cewek.
Mendengar nama Leon disebut Aila segera berhenti. Gadis itu segera menghampiri salah satu temanya yang sedang melihat kearah Hpnya.
" Ada apaan sih? kok pada heboh. " Tanya Aila.
" Serius loe gak tau? "
Aila menggeleng.
Bagaimana mau tau? Aila bahkan tidak punya akun media sosial. Gadis itu punya akun facebook, tapi sudah lama juga gak pernah dibuka. Walaupun dikata jaman sudah milenium, Aila tidak ada waktu buat bermedsos ria seperti layaknya ABG pada umumnya. Boro boro buat beli kuota, buat nyambung hidup aja susah, walaupun ada juga lebih ia manfaatkan untuk mencari informasi seputar sekolahnya.
" Di instagram lagi heboh banget tau, ada yang upload foto foto kak Leon lagi sama cewek. Sayang banget wajah ceweknya gak jelas. "
Deg!
Darah Aila tiba tiba saja berdesir.
" Lihat dong. " Ucap Aila memastikan.
gadis disampingnya segera memberikan gawainya kepada Aila.
Mata Aila terbelalak, namun buru buru ia mengubah sikapnya agar terlihat senormal mungkin.
Bener banget, itu foto dirinya dengan leon di pesta Ayahnya Meli tadi malam.
foto foto itu diambil dengan berbagasi pose. Ada pose ketika dirinya sedang digendong, ada juga ketika Leon sedang mencium puncak kepalanya dan banyak lagi.
" Tapi kalo dilihat, tuh cewek pendek banget ya? gak cocok deh. Secara kak Leon itu tinggi kan? " Timpal yang Laen.
" Siapapun dia, sumpah bikin ngiri tau. Kak Leon itu terkenal dingin sama cewek. Sama penggemarnya juga gitu kan? tapi lihat deh, bisa so sweet gitu sama tuh cewek. " Sambung yang lain sembari menunjukkan foto ketika Leon mencium puncak kepala Aila.
" Siapa sih? penasaran gue. "
" Yang pasti dari kalangan artis lah. "
" Iya. Cewek kayak kita mah apa, iya kan? "
Aila mundur pelan pelan sembari melangkah kembali ke dalam kelasnya. Meninggalkan ocehan teman temanya tentang foto dirinya dan Leon.
Meli yang masih berada tidak jauh dari situ bisa dengan jelas melihat wajah Aila yang sedih dan cemas. Tapi ia masih kesal untuk menghibur sahabatnya itu.
Aila duduk dibangkunya dengan diam, Gadis itu terlihat bingung dan juga cemas dengan berita itu. Tapi apa yang bisa di lakukanya? bukankah dari awal dia sudah harus siap untuk hal itu?
Namun Aila tidak menyangka jika akan menjadi seheboh itu.
Aila memijat pelipisnya pelan sembari menunduk, tiba tiba saja kepalanya jadi pusing. Bagaimana jika akhirnya media tau, jika dirinya yang ada didalam foto tersebut? seorang gadis yatim piatu yang miskin menjadi pacar seorang Leon?
Aila memejamkan matanya rapat rapat berharap semua cepat berlalu.
Saat pikiran Aila sedang kacau, Cecil tiba tiba saja sudah didepannya dengan napas ngos ngosan seperti habis marathon.
" Ai, dimana Meli? "
" Gue disini, ada apa? " Ucap Meli yang tiba tiba sudah dibelakang Cecil.
" Loe udah lihat, berita tentang kak Leon kan? "
" Loe kenapa gak datang tadi malam? " Ucap Meli yang malah gak menjawab pertanyaan Cecil.
" He he he, ya maaf. Gue ada kerjaan di luar kota. Baru jam satu malem tadi gue pulang. "
Meli berdecak. Gadis itu kemudian duduk dibangkunya, di depan Aila.
" Mel, loe pasti tau kan siapa cewek yang bersama kak Leon? Secara kak Niko kan sahabat kak Leon. " Ucap Cecil masih penasaran.
" Kenapa sih loe kepo banget? lagian loe juga udah punya pacar kan? " Jawab Meli heran.
" Ya, pengen tau aja Mel. Kaya gimana wajahnya. " Ucap Cecil kikuk.
" Cari tau aja sendiri. " Ucap Meli acuh.
" Ayo dong mel, loe pasti tau kan? iya kan? "
" Gue gak tau. "
" Mel.." Rengek Cecil.
" Apasih. Minggir sana. udah bel tuh. " Usir Meli.
Cecil menggembungkan pipinya sebal. Ia yakin Meli mengetahui sesuatu.
Dan ia tidak akan menyerah untuk mencari tau tentang cewek idolanya tersebut.
Diam diam Aila melihat kearah Meli sembari tersenyum. Ia tau jika sahabatnya itu sedang kesal padanya, tapi Meli masih mau membantunya.
Tiba tiba saja ia merasa bersalah karena sudah membuat kakak sahabatnya itu patah hati.
Namun Aila yakin Meli akan mengerti akan perasaanya suatu saat nanti.
______________🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻_____________
Clara menyesap wine dari gelasnya dengan pelan sembari menikmati pemandangan kota dubai dari atas kamar hotel. Gadis itu sudah tidak sabar menunggu kedatangan Leon.
Ya, siapa yang mengira jika dia ditawari menjadi model untuk iklan sebuah merk mobil ternama bersama Leon. Awalnya dia tidak tertarik dengan tawaran itu, karena konsepnya yang mengharuskan syuting di padang pasir. Namun ketika ia tau siapa yang akan menjadi rekan kerjanya, tentu ia tidak bisa menolaknya.
Dengan segera ia menerima tawaran itu, dengan syarat Leon tidak diberi tau siapa yang akan menjadi partnernya. Clara memang merintis karirnya di Milan, jadi namanya lebih banyak dikenal disana ketimbang di Indo.
Leon boleh saja terus menolaknya, namun ia tidak akan bisa menolak takdir yang sudah Tuhan buat. Clara yakin Tuhan punya rencana sendiri kenapa mereka dilibatkan bersama dalam satu pekerjaan.
Dan dia tidak akan menyia - nyiakan kesempatan ini.
Ia bukan Tasya. Sahabatnya yang tetap setia menunggu dan berharap jika suatu saat cintanya akan berbalas.
Clara lelah sudah menunggu begitu lama, namun Leon seperti tidak peduli dengan perasaanya.
Sudah saatnya Clara memperjuangkan cintanya, supaya Leon bisa melihat seberapa besar rasa sayangnya kepada lelaki tersebut.
Clara sengaja pulang ke Indo hanya untuk menemui Leon, tapi pria itu malah dengan santainya mengenalkan pacarnya.
Yang membuat Clara begitu sakit hati adalah, Leon lebih memilih bocah ingusan yang jelek dan kampungan untuk menjadi pacarnya ketimbang dirinya.
Gadis itu sama sekali bukan tipe Leon, Clara tau betul hal itu.
Apa mungkin Leon cuma membuat alasan untuk menolaknya? Clara tidak percaya jika Leon benar benar mencintai gadis pendek itu.
Clara segera meletakkan gelasnya diatas nakas, setelah menghabiskan isinya. Gadis itu kemudian turun ke lobi hotel. Clara sengaja duduk di lobi hotel supaya ia bisa melihat kedatangan Leon. Gadis itu sudah menyusun rencana untuk membuat seolah olah mereka bertemu secara kebetulan menjadi rekan kerja.
Clara mendudukkan dirinya tepat disamping pintu masuk hotel. Sembari menunggu kedatangan Leon, gadis itu meraih gawainya kemudian membuka akun media sosialnya. Matanya terbelalak kaget ketika mengetahui foto foto Leon dengan gadis pendeknya itu menjadi trending topik.
Clara meremas kasar ujung roknya, menahan emosi. Ia tidak akan membiarkan gadis pendek itu merebut Leon darinya.
Tidak berapa lama Leon masuk kedalam lobi hotel, pria itu menuju meja resepsionis untuk melakukan check in.
Clara yang mengetahui hal itu segera mendekat. Ketika Leon berbalik hendak menuju kamarnya Clara pura pura menabrakan dirinya kearah Leon.
" Aakh "
" Oh, i am sorry....Clara? " Ucap Leon kaget.
" Leon? " Clara pura pura kaget juga.
" Ngapain loe disini? "
" Gue ada kerjaan disini, lha loe sendiri ngapain? " Ucap Clara pura pura tidak tau.
" Gue juga ada kerjaan disini. "
" Wah, kebetulan dong kita satu hotel. "
" Hem, gitu lah. "
" Kamar nomor berapa?"
" 263 "
" Waw, kita sebelahan dong. "
" Kebetulan banget. " Ucap Leon heran.
" Ok deh, ayo gue antar. Sekalian mau kekamar juga. "
Leon mengangguk. Pria itu kemudian melangkah kearah lift bersama Clara menuju kamarnya.
Didalam lift, Leon hanya diam. Otaknya masih berusaha mencerna semua kebetulan ini.
" Em, ada proyek apa disini? " Tanya Clara memulai pembicaraan.
" Gue ada syuting buat iklan mobil. "
" Serius ? gue juga mau syuting buat iklan mobil juga lho. " Ucap Clara pura pura antusias.
" Buat ******* mobil. "
" Lha kok samaan? jadi Elo partner gue dong? "
Leon diam, seperti sedang berpikir.
" Ya, baguslah. Kita gak perlu susah susah membangun cemistry, karena udah kenal." Ucap Leon santai.
Ting.
Pintu lift terbuka, Leon bergegas menuju kamarnya. Kelamaan di pesawat membuat badanya lelah. Ia ingin segera mandi dan merebahkan dirin untuk istirahat.
Clara menyeringai ketika Leon sudah masuk kedalam kamarnya. Pria itu tidak mengucapkan sepatah kata pun. Leon masih tetap dingin seperti biasanya.
Setelah selesai membersihkan diri, Leon membuka gawainya. Banyak notifikasi pesan masuk, namun Tidak ada nama gadisnya disana.
Leon mendesah pelan, baru semalam ia berpisah tapi rasanya udah kangen aja.
" Sedang apa si pendek itu? apa dia juga kangen sama gue? " Gumam Leon.
Leon bukan orang yang suka mengetik pesan atau chatingan, kalaupun penting dan jaraknya jauh ia akan langsung telfon saja. Tapi jika dekat ia lebih memilih untuk bertemu secara langsung.
Tapi menghubungi Aila lebih dulu, Leon merasa gengsi. Walaupun sebenarnya ia sangat ingin mendengar suara serak gadis itu.
Ini juga salah satu cara untuk mengetahui bagaimana perasaan Aila terhadapnya.
*********
Leon merasa sangat lapar, ia harus segera memesan makanan.
Seandainya saja Deni ikut, ia pasti hanya tinggal menyuruh menejernya itu.
Namun Leon sengaja untuk tidak mengajaknya, karena ada hal lain yang harus ia selesaikan setekah syuting selesai.
Leon memperkirakan syuting akan rampung dalam 4 hari, setelah itu ia akan terbang ke shanghai untuk rapat para pemegang saham. Karena itu ia sengaja tidak mengajak Deni, iya tidak mau jika Deni mengetahui bahwa dia juga seorang CEO sebuah perusahaan. Ia harus tetap merahasiakan identitasnya, supaya semua rencana yang sudah ia susun sejak lama untuk melawan ayahnya sendiri tidak diketahui orang Lain.
________________🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻🌻_____________
Aila merebahkan badanya di atas kasur, kemudian tangan kananya meraih gawainya yang seharian ini belum tersentuh karena kesibukanya. Sepulang sekolah tadi ia harus memberi les untuk Dika, setelah memberi Les ia juga harus menyetrika baju ibu kosnya yang menggunung.
Walaupun Leon sudah mengingatkan agar ia tidak bekerja, namun Aila masih belum bisa menurutinya. Kartu yang Leon beri juga belum ia gunakan sama sekali, Gadis itu bahkan tidak berpikir untuk menggunakanya.
Selama ia masih mampu bekerja, ia tidak ingin mengandalkan orang lain. Apalagi orang yang baru saja di kenalnya.
Ting.
Satu notifikasi pesan masuk, Aila bergegas membukanya. Gadis itu terlihat menghela napasnya sesaat, setelah membacanya. Terrlihat raut kecewa diwajahnya. Ternyata bukan pesan dari Leon.
Ah, kenapa ia begitu mengharapkan pesan dari Leon? apa ia merindukanya?
Aila segera menggelengkan kepala untuk menyadarkan dirinya.
" Jangan terlalu berharap lebih Aila, kau sudah diijinkan untuk mencintainya saja itu sudah cukup. " Gumam Aila.
Ya, Aila memang beruntung sudah diperbolehkan mencintai Leon, disaat banyak wanita hanya bisa mengaguminya.
Kemudian gadis itu melemparkan asal gawainya. Pikiranya kembali melayang, mengingat kejadian disekolahnya tadi, teman temanya begitu heboh karena fotonya dan Leon. Berita tentang Foto mereka bahkan menjadi trending topik di twitter.
Apakah Leon juga sudah mengetahui itu? kira kira apa komentarnya?
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 98 Episodes
Comments
Aisyah Ajamu
mana videonya
2023-11-24
2
Har Tini
semoga rencana clara gagal total
2022-12-27
0
Julio Stevaning
biasanya yang mungil2 selera pak le
2022-10-08
0