Bab 6 ** Makan bersama**

Aila segera masuk kedalam kamar kosnya, ia segera mengambil handuk dan baju lalu membawanya kekamar mandi.

Beberapa menit kemudian gadis itu sudah selesai dan terlihat lebih segar setelah membersihkan diri. Aila membaringkan tubuhnya diatas kasur dan menatap langit langit kamarnya, ia mengingat ingat pertemuanya tadi dengan Leon.

" Ternyata kak Leon orangnya baik juga, aku kira sama seperti anak orang kaya lainya. Sombong. Ternyata ramah juga." Gumam Aila.

" E.. tapi kenapa dia mau susah susah nganterin cewek miskin kayak aku?" Tanya Aila pada dirinya sendiri.

" Ah, pasti karna kasihan setelah mendengar cerita aku tadi, emang kamu ngarepin apa Aila?" Gumam Aila bertanya pada diri sendiri.

Kruuyuuuukk!!

Terdengar suara dari perut Aila. Aila lupa jika sejak siang tadi ia belum makan.

Aila segera bangkit lalu membuka laci bawah meja belajarnya. Disana ada satu bungkus mie instan. Aila segera mengambil dan membawanya kedapur untuk dimasak.

________________________🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸 _________________ ___

Leon sampai dirumah mewah Omanya, ia kemudian masuk dan mendapati Omanya sedang duduk bersantai sambil membaca di ruang tengah.

Leon berjalan perlahan mendekati Omanya.

" Oma!" Seru Leon sambil menepuk bahu Omanya.

" Ya Tuhan! Leon. Kau ingin membuat Oma cepat mati hah?!" Ucap Oma kaget.

" Ha ha ha. Oma masih terlalu sehat untuk cepat mati." Jawab Leon santai sambil terkekeh.

" Dasar kau bocah tengik." Ucap Oma kesal. Leon masih terkekeh dan mendudukkan dirinya disamping Omanya.

" Kenapa Bajumu basah? kau sudah cukup tua untuk bermain hujan." Sindir Oma yang melihat Baju Leon yang basah.

" Tapi Leon belum setua Oma kan?" Jawab Leon santai.

" Berhentilah bermain main, cepat menikah atau kau akan jadi perjaka tua." Ucap Oma.

" Oma....umur Leon masih 25 kenapa buru buru, tapi Oma tidak usah khawatir Leon sudah menemukanya." Ucap Leon sambil tersenyum senyum.

" Menemukan apa?" Tanya Oma bingung.

" Calon istri lah Oma. Apa lagi." Jawab Leon santai.

" Kau tidur dengan wanita yang berbeda setiap malam Leon, lalu apa bedanya?" Sindir Oma.

" Omaaa.. itu bukan mau Leon, mereka sendiri yang menyerahkan tubuhnya. Oma kan tau cucu Oma ini tampan dan hebat diatas ranjang." Ucap Leon menyombongkan diri.

Oma menggelengkan kepalanya malas.

" Tapi yang ini beda Oma, Leon yakin jika bertemu denganya Oma akan suka." Lanjut Leon.

" Ya ya ya. Cepat mandi sana, Oma tunggu diruang makan. Oma sudah lapar." Ucap Oma sambil mengusir Leon.

" Siap kanjeng ratu." Jawab Leon sambil berlalu.

Oma melepas kacamatanya. penat.

" Aku yakin paling lama tiga hari." Gumam Oma yang hafal dengan watak cucunya itu.

________________________🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸🌸____________________

Hari ini hari minggu. Biasanya Aila akan membantu pak Mulya untuk berjualan mie ayam di kedainya, namun kedai pak Mulya hari ini tutup karena pak Mulya harus pulang kampung untuk menghadiri pernikahan ponakanya.

Aila mengingat ingat apa yang akan ia kerjakan hari ini. Ia sudah mandi, mencuci baju dan membersihkan area kos. Salah satu hal yang membuat ibu kos menyukai Aila adalah karena Aila selalu rajin membersihkan setiap sudut kosnya, ketimbang kakak kakak kosnya yang mayoritas anak kuliahan itu.

Seharusnya Hari ini jadwal Aila menyetrika pakaian ibu kosnya, tapi pakaian yang Aila cuci kemaren masih banyak yang belum kering. Aila menghela napas lega, sepertinya hari ini ia bisa sedikit santai. Hari sudah semakin siang tapi Aila bahkan belum sarapan.

Aila segera meraih Hp dan dompetnya lalu turun untuk membeli lauk di warung buk Nana digang sebelah. Makanan disana terkenal enak tapi murah. Baru saja hendak membuka pagar, mata Aila menangkap sosok yang tidak asing baginya. Dia adalah Leon. cowok itu sedang bersandar disamping mobil, memakai topi hitam dan terlihat asyik memainkan Hpnya.

Mendengar ada orang yang membuka pagar Leon menoleh.

Manik mata Leon menangkap sosok Aila, gadis yang Ia tunggu tunggu sejak tadi.

Leon bingung bagaimana cara menghubungi Aila, karena ia belum punya nomor telefonya. Akhirnya Ia hanya bisa menunggu gadis itu keluar dari kosnya.

Leon terpana melihat tampilan Aila dengan dress lengan panjang selutut sedang rambut panjanya ia biarkan terurai dan memakai bando dengan hiasan pita diatasnya.

 

"Ha ha ha. Gayanya kaya anak SMP lucu banget. Kalo gue bawa ke KUA gue pasti bakal dilaporin atas kasus pencabulan anak dibawah umur nih." Gumam Leon menertawai kebodohan dirinya.

" Sini." Perintah Leon pada Aila. Aila malah menengok kesamping kanan dan kirinya, tapi setelah tidak mendapati satupun orang disana Aila akhirnya paham yang dimajsud Leon adalah dirinya.

" Aku?" Tunjuk Aila pada dirinya sendiri.

" Ialah kamu. siapa lagi? cepet masuk." Ucap leon sembari melirik pintu mobilnya yang terbuka.

 

Aila yang bingung masih belum bergerak dari tempatnya. Leon gemas dan langsung menghampiri Aila.

" Kemaren kamu belum berterimakasih dengan benar, jadi sebagai gantinya temenin kakak makan." Ucap Leon.

Mata Aila membulat kaget.

" Ma..makan?" Tanya Aila gugup

" Iya makan. Ayo cepet masuk mobil. Temen temen kos kamu udah pada liatin dari atas tuh." Ucap Leon sambil melirik kelantai dua kos Aila. Aila mengikuti arah pandangan mata Leon, benar saja kakak kakak kosnya sedang liatin mereka sambil berbisik bisik.

" Ta.. tapi kak." Jawab Aila menggantung. Leon yang udah gak sabar dengan sikap lemod Aila segera menggendong Aila dengan satu tanganya menuju mobil.

" Eh Ka..apa yang Kakak lakuin?" Ucap Aila gugup dan kaget dengan sikap Leon yang tiba tiba menggendongnya. Leon tetap diam dan mendudukkan Aila dikursi samping kemudi. Memasangkan tali pengaman, lalu menutup pintunya sebelum akhirnya Leon ikut masuk dan menjalankan mobilnya.

Didalam mobil Leon melirik Aila yang terlihat masih kaget, lalu tersenyum.

" Kamu udah makan?" Tanya Leon.

" Belum." Jawab Aila singkat sambil menunduk.

" Ok pas kalo gitu, kita ke restoran sekarang." Jawab Leon santai.

Aila hanya diam.

Tak berapa lama mereka sampai di halam sebuah restoran ala jepang yang cukup terkenal.

" Ayo turun, kita udah sampai." Ucap Leon.

Aila tak bergeming, ia masih sibuk mengamati tempat makan mewah tersebut.

Leon tersenyum, ia tau gadis itu pasti sedang terheran heran sekarang.

" Disini pasti mahal kak, kita cari yang lain aja." Ucap Aila kemudian.

" Gak papa, kakak bayarin kok." Ucap Leon santai.

" Tidak bisakah kita cari tempat yang biasa aja?" Tanya Aila.

Aila tau makan diwarung makan itu bukan pilihan bagi Leon, secara dia adalah seorang atlet yang terkenal dan juga seorang public figure tapi makan ditempat yang menghabiskan ratusan ribu untuk sekali makan itu sangat berlebihan bagi Aila. Aila pikir apapun makananya mau mahal apa tidak jika sudah masuk perut rasanya tetap saja sama. Sama sama bikin kenyang.

Leon mengerutkan keningnya sesaat. Berfikir.

Leon tau apa yang sedang Aila fikirkan. Gadis yang harus bekerja keras hanya untuk menyambung hidup jelas tau bagaimana susahnya mencari uang, walaupun Leon yang akan membayarnya tapi leon tak akan memaksanya.

" Ok kita cari tempat lain. kakak tau tempat yang enak dan murah." Ucap Leon. Aila kaget, ternyata Leon dengan mudah setuju akan idenya dan lagi Leon tak bertanya alasanya apa.

Melihat Aila bengong, Leon malah tertawa.

Setelah melewati beberapa belokan sampailah mereka di sebuah warung makan sederhana yang kanan kirinya adalah sawah.

" Ayo turun." Perintah Leon sembari membuka pintu mobilnya.

Aila masih bengong, ia tak percaya Leon mau makan diwarung makan yang sederhana ini.

" Mau digendong lagi?" Tanya Leon yang melihat Aila masih bengong.

Dengan cepat Aila menggelengkan kepalanya dan langsung turun dari mobilnya.

Melihat sikap Aila, Leon malah terkekeh.

Leon masuk duluan diikuti Aila dari belakang. Terlihat tempat makan diwarung ini adalah lesehan dan sepertinya pengunjungnya belum begitu ramai.

Leon memilih tempat yang Paling pojok. Aila hanya mengikuti.

Datanglah dua pelayan wanita yang masih muda.

 

" Selamat datang mas, mbak mau pesan apa?" Tanya pelayan wanita dengan ramah sambil menyodorkan buku menunya.

 

Leon melihat lihat sebentar, sebelum akhirnya menunjuk ini itu pada buku menu. Sedang Aila sibuk melihat keluar area sawah yang asri.

Dua pelayan tadi pergi setelah mencatat semua pesanan Leon. Tinggalah mereka berdua sekarang.

Leon menatap Aila intens, Aila yang sadar ditatap seperti itu jadi gugup.

" Ke..kenapa kakak ajak Aila makan?" Tanya Aila gugup memecah keheningan.

" Menurut kamu?" Ucap Leon santai.

Aila terlihat berfikir sejenak.

" Karena kakak kasihan sama Aila." Jawan Aila singkat.

Leon membulatkan matanya. Heran.

"Dari sekian banyak alasan kenapa yang terfikir di otak ni cewek cuman kasihan sih?" Gumam Leon kesal.

" Kakak gak kasihan tuh sama kamu." Ucap Leon santai.

" Terus kenapa?" Tanya Aila polos.

" Karena kakak suka sama kamu." Ucap Leon sambil menatap Aila lembut.

" Hah?" Aila melongo.

"Apa tadi. suka? nih kuping pasti bermasalah." Gumam Aila sambil menggosok telinganya. melihat tingkah Aila Leon malah tertawa.

" Kamu gak budek Ai, kakak suka sama kamu." Leon mengulangi ucapanya gemas.

" Kenapa?" Ucap Aila spontan.

" Ha ha ha. karena kamu imut." Jawab leon sambil terkekeh.

Mata Aila membulat tak percaya.

 

" Nih cowok salah minun obat kali yak? tiba tiba nganterin pulang, ngajakin makan dan sekarang bilang suka?" Gumam Aila gak percaya.

 

Aila kembali mengingat ucapan ibu panti, beliau pernah bilang jika ada lelaki tampan dan kaya, bilang suka sama perempuan jelek itu hanya ada tiga kemungkinan. Yang pertama itu bohong, yang kedua lelaki itu gila dan yang ketiga dia bodoh.

Menurut Aila, Leon termasuk kategori yang pertama. Setidaknya itulah yang ada di kepala Aila saat ini.

" Kakak Bohong." Ucap Aila pelan, namun Leon masih bisa mendengarnya dengan jelas.

Leon tersenyum menanggapi ucapan Aila. Leon tau gadis keras kepala seperti Aila tak akan mudah percaya hanya dengan kata suka. Leon menggeser tubuhnya mendekat kearah Aila.

Aila kaget dan segera bergeser kesamping, namun sayang disamping Aila sudah ada dinding kayu. Aila terpojok.

Leon tersenyum nakal dan terus mendekat kearah Aila.

" A...apa yang kakak lakukan?! " Tanya Aila gugup sambil menyilangkan kedua tangan didadanya.

" Bukanya kamu gak percaya? kak pengen buktiin dengan cium kamu." Jawab Leon santai.

 

" Hah! fix nih cowok udah gila, sejak kapan coba pembuktian dari suka itu dengan mencium?" Batin Aila gak paham dengan jalan pikiran cowok disampingnya ini.

" Maaf mas, ini pesananya." Suara mbak pelayan mengagetkan mereka berdua. Leon segera membenahi posisinya. Aila menghela napas lega seperti terselamatkan.

" Iya mbak, makasih ya." Jawab leon singkat

" Iya mas, sama sama." ucap mbak pelayan sembari tersenyum cerah, secerah mentari pagi.

 

Leon segera memberikan makanan yang sdah disajikan untuk Aila. Sampai Aila dan Keon siap untuk makan mbak pelayan masih aja berdiri disitu. Aila dan Leon saling bertatapan tidak mengerti.

" Ada apa ya mbak? " Tanya Leon.

" Eh....mas ini, mas Leon bukan?" Tanya si mbak dengan malu malu.

" Leon siapa ya mbk? nama saya Ali mbk." Jawab Leon bohong.

" Itu lho mas, atlet basket ganteng yang terkenal itu...Dia juga sering muncul di TV mas." Ucap si mbak semangat.

" Artis ya mbak?" Tanya Leon pura pura tak tau.

" Iya mas, masnya mirip banget lho." Ucap si mba malu malu.

" Kalo artis ya gak mau makan disini mbak. Biasanya mereka kan makanya di resto mahal. Mereka gak doyan makan ginian mbak." Ucap Leon panjang lebar.

" Iya juga ya mas." Si mbak membenarkan.

" Kalo gitu silahkan dinikmati mas, saya permisi." Pamit si mbak.

Leon menghela napas lega. Aila hanya tersenyum sambil menguyah nasi dan gurame bakarnya.

" Jangan mengejek. Nanti kakak cium lho." Ucap Leon.

Aila langsung menunduk dan fokus mengunyah makananya. Leon tersenyum puas.

Sejak tadi Leon belum makan dan malah memperhatikan Aila yang sedang makan dengan intens. Aila yang sadar ditatap terus menerus jadi kikuk sendiri.

Sesekali rambut Aila jatuh kedepan dan menganggu Aila makan. Leon yang melihat hal itu jadi gemas.

Leon merapikan rambut Aila yang jatuh kebelakang telinga Aila. Aila yang kaget reflek mundur. Leon hanya memasang muka datar dan terus manatap Aila.

" Mana Hp kamu?" Tanya Leon.

Aila tak bergeming.

" Sini Hp kamu, kakak pinjem." Ucap Leon mengulang.

Aila ragu ragu memberikan Hp nya.

" Pinjem tapi nadanya kok maksa." Gumam Aila.

" Ni Hp tahun berapa sih, jadul banget." Ejek Leon.

Aila hanya menunduk tidak menanggapi.

Aila makan dengan gugup dan tidak fokus dengan makananya, sehingga beberapa butir nasi menempel di sudut bibirnya. Leon jadi gemas.

Cupp!!

Leon mengambil nasi disudut bibir Aila dengan mulutnya. Aila yang kaget dengan serangan Leon yang tiba tiba itu langsung menutup bibirnya dengan kedua tanganya.

Bersambung...

Hai kakak semua, terimakasih banyak sudah baca cerita ini. Semoga kalian suka dengan ceritanya, please tinggalin jejak ya 💞

Terpopuler

Comments

Har Tini

Har Tini

waduhhh leon main nyosor aja🤣

2022-12-27

1

Parwati amiin Parwati

Parwati amiin Parwati

aku suka dengan critanya 👍

2022-11-06

0

Julio Stevaning

Julio Stevaning

eh kok langsung nyosor ,,,pintar cari kesempatan leonnya

2022-10-08

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 98 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!