Bab 16

🌸 Cinta 49 Cm 🌸

Part 16

** Menangis **

Cara Leon memperlakukan Aila, wanita yang sangat dicintainya mungkin terlihat tidak wajar dimata orang lain. Namun tidak dimata Aila.

Entah mengapa gadis itu mengerti dengan cara Leon mencintainya.

Aila tumbuh dengan derita, untuk itulah ia menjadi gadis yang pintar dan peka sehingga tahu bagaimana merawat luka dihati Leon.

Sebelumnya hanya ada warna hitam didalam kanvas kehidupan Aila, dan Leonlah yang memberikan banyak warna di kehidupan Aila sekarang. Aila tidak tau bagaimana warna warna tersebut akan mengisahkan hidupnya, tapi Aila menikmatinya. Setidaknya untuk saat ini.

" Wooii Leon. " Teriak seseorang, sumber suaranya dari belakang.

Leon dan Aila segera menoleh ternyata suara tersebut berasal dari Niko.

" Datang juga Loe." Ucap Niko, setelah jarak mereka dekat.

" Gue sempetin lah. "

" Hem. hem." Niko berdehem sembari menatap Aila.

Leon sadar Niko tengah menggodanya. " Napa Loe, kesangkut paku tenggorokan Loe? "

Niko terkekeh mendengar ucapan Leon.

" Kenalin dong." Ucap Niko menggoda Leon.

" Kenalan aja sendiri." Jawab Leon Acuh.

" Hei manis, aku Niko. " Ucap Niko sembari menahan tawa.

Aila memonyongkan bibirnya sebal.

" Ha ha ha ." Niko terbahak melihat eksperi Aila.

" Ayo turun, udah mo mulai tuh." Ucap Leon.

" Eh, bentar Gue bawa temen. " Ucap Niko sembari menoleh kebelakang.

" Siapa? " Tanya Leon.

" Ada deh, Loe pasti kaget. "

Leon mengerutkan kening. penasaran

" Nah itu dia." Tunjuk Niko kearah pintu masuk.

" Tasya? " Ucap Leon.

Niko menganguk.

" Gue udah ketemu kali. "

" Belakangnya Tasya Leon."

Leon mempertajam penglihatannya, Badanya sedikit tertutup oleh Tasya, yang pasti dia perempuan tapi wajah tidak kelihatan. Sepertinya perempuan tersebut sengaja sembunyi untuk memberi kejutan.

Setelah semakin dekat, barulah Leon sadar siapa yang dimaksud Niko.

" Clara? "

" He he he, lama juga ya gak ketemu? " Ucap Gadis itu sembari memeluk Leon.

Leon membalas pelukan Clara.

Diam diam Aila menatap Clara, Gadis itu sangat cantik, dan juga kalem tidak kalah cantik dari Tasya.

" Hei, kamu juga disini Dek? " Sapa Tasya yang baru menyadari ada Aila dibelakang Leon.

Aila mengangguk sembari tersenyum.

" Siapa? kayaknya cuma gue yang gak kenal? " Ucap Clara kalem.

" Pacar Gue. " Jawab Leon sembari melirik kearah Aila. Clara terlihat kaget sedang Niko dan Tasya saling bertatapan, dan itu membuat Aila bertanya tanya. Ada apa?

Clara menatap Aila intens, kemudian tersenyum.

" Wah, patah hati dong Gue? gue jauh jauh pulang ke indo cuma pengen lihat elo, ee udah punya pacar aja. he he he. " Ucap Clara dengan nada bercanda.

Namun entah kenapa ucapan Clara terdengar serius ditelinga Aila.

" Hai, Aku Clara. " Ucap Clara sembari tersenyum manis.

Aila menyambut uluran tangan Clara. " Aila ." Sambut Aila.

" Hem, kita duduk dulu deh. udah mo mulai tuh. " Ucap Niko.

Mereka akhirnya turun, mencari tempat duduk paling depan. Sedang Aila hanya mengekor dan berjalan paling belakang.

Tasya, clara dan Leon sudah duduk, namun disebelah Leon sudah diduduki dua orang, lelaki dan perempuan sehingga Aila duduk disamping perempuan tersebut, dan sepertinya Leon tidak sadar jika Aila tidak duduk disampingnya. Sedang Niko terlihat sedang angkat telepon di pojokan.

Leon dan Clara sepertinya sangat akrab, beberapa kali Leon bahkan terlihat tertawa. Dari bahasa tubuh Clara jelas terlihat jika gadis itu menyukai Leon. Ketika berbicara dengan Clara pun, Leon terlihat lebih lembut. Berbeda ketika denganya. Ah! entahlah Aila merasa ada sesuatu diantara mereka.

Triiiiiiiiiiiing! triiiiiiiiiiiing!

Gawai Aila berbunyi. Gadis itu segera mengambil Hpnya.

Mama Dika calling, begitu tulisan yang muncul dilayar gawainya.

Ya, hari ini jadwal Aila memberi Dika les. Aila memanggil Leon berkali kali, tapi Pria itu sepertinya tidak dengar entah karena keadaan yang berisik atau karena sedang asik ngobrol dengan Clara, sehingga tidak dengar panggilanya. Entahlah.

Aila kemudian menghampiri Niko yang sedang bermain gawai dipojokan

" Kak, Aila angkat Telepon dulu ya? disini berisik. " Ucap Aila pada Niko.

Niko terlihat mengangguk, kemudian Aila keluar dari ruangan untuk mengangkat telepon.

" Hallo Tan? "

" Hallo Aila, Tante mau bilang hari ini gak usah les dulu gak papa ya? "

" Gak papa Tan, kenapa ya kalo boleh tau? "

" Si Dika merengek minta ikut kerumah Omanya."

" Oh, iya Tan. Gak papa kok."

" Ya udah kalo gitu, Tante tutup dulu ya? "

" Iya Tan, salam buat Dika."

Tuuuut! Tuuuut!

Sambungan telepon terputus. Aila menghela napas Lega. Sebenarnya sejak tadi ia kepikiran, sepertinya hari ini ia tidak bisa kasih les, ee malah Dikanya yang gak bisa. Aila jadi merasa lega.

Setelah selesai dengan teleponya, Aila segera masuk kedalam. Ia tidak mau jika nanti kena semprot Leon karena dirinya tidak ada.

Ketika sudah sampai didalam, Aila melihat Leon sedang mengusap puncak kepala Clara dengan lembut.

Deg!

Melihat Leon melakukan itu pada Clara entah kenapa hatinya terasa sakit.

Dugaan Aila bahwa Mereka ada hubungan mungkin saja benar.

Tiba tiba saja Aila ragu untuk melangkahkan kakinya kearah mereka. Toh Leon juga tidak menyadari jika dirinya tidak ada disampingnya.

Eh. Ada apa dengan hatinya? kenapa dirinya merasa kesal, bukankah bagus jika mereka memang ada hubungan? itu akan membuat dirinya lepas dari lelaki es itu.

Tapi betulkah itu yang diinginkan hatinya?

Bruuuuk!

ketika sedang melamun tiba tiba Aila tertabrak oleh seseorang, sehingga Hp nya terlempar ditengah kerumunan orang yang tiba tiba ramai. Sepertinya pertandingan baru saja dimulai, sehingga mereka berebut masuk.

Aila panik, gadis itu merangkak untuk mengambil Hpnya, namun ketika sudah dekat Hpnya terlempar lagi karena tertendang.

" Aaakh! " Aila terpekik, tangan mungilnya terinjak oleh seseorang.

Kenapa ia benar benar sial hari ini?

Aila tidak menyerah ia terus merangkak untuk mengambil Hpnya namun lagi lagi Hp itu terlempar dan...

Craak!

Hpnya terinjak oleh seseorang. Aila segera mengambilnya, namun sudah sda tangan lain yang mengambilkanya.

" Ini Yang kamu cari? "

Aila mendongakkan kepalanya, terlihat seorang lelaki tengah memegang Hpnya. Gadis itu kemudian berdiri.

" Iya, Hp saya. " Ucap Aila sembari menunduk.

" Sepertinya layarnya pecah." Ucap pria itu sembari memberikanya pada Aila.

Aila kemudian memeriksanya. Ternyata masih aman, hanya layarnya saja yang retak. Aila kemudian memeluk Hpnya itu dengan erat. Itu adalah Hp yang diberikan Leon untuknya, namun sekarang sudah retak. kenapa?

Lelaki didepanya itu terlihat mengerutkan keningnya melihat sikap Aila. Aila memeluk Hpnya seperti memeluk seseorang yang begitu berharga.

Gadis yang aneh.

Aila kembali melangkah keluar dengan perasaan yang sulit dijelaskan. Gadis itu lebih memilih untuk duduk diluar saja, toh Leon juga tidak mencarinya. Hujan mulai turun, namun Aila tidak bergeming. Gadis itu tetap duduk diteras gedung sembari tertunduk.

" Ini buat kakak. "

Aila mendongakkan kepalanya, ia melihat seorang anak kecil sudah berada didepanya dengan sebuah balon.

" Buat kakak? " Tanya Aila.

Anak kecil tadi mengangguk sembari tersenyum.

Aila mengerutkan kening tidak mengerti.

" Kenapa? "

" Karena kakak terlihat sangat sedih." Ucap Anak kecil itu sembari memberikan balonya. Kemudian anak tersebut masuk kedalam gedung.

Sepeninggal anak itu, Aila tersenyum masam.

Asem kan? Anak kecil aja tau kalau ia sedang galau.

Aila mengamati balon ditanganya, ada tulisan " Keep smile " disana. Aila tersenyum membacanya. Namun entah kenapa kedua sudut matanya meneteskan air mata.

Entah untuk apa gadis itu menangis, namun yang pasti ada sesuatu yang perih disana, didalam hatinya.

*************

Leon tersadar akan Aila ketika tanganya menyentuh seseorang disampingnya, yang ternyata bukan Aila namun seorang laki laki.

Leon kaget. Pria itu kemudian menoleh kesana kemari tapi tidak mendapati sosok Aila. Ia kemudisn mendekati Niko yang sedang asik dengan gawainya.

" Nik, Aila kemana? "

Niko mendongakkan kepalanya.

" Lah, kan Elo cowoknya. Kok malah tanya gue? " Ucap Niko Heran.

Leon mengacak rambutnya kesal.

" Gue gak tau tuh anak kemana. Gue kira duduk disamping Gue, ternyata yang duduk disamping gue orang Laen." Ucap Leon panik.

" Tapi tadi Gue lihat Aila." Ucap Niko sembari berpikir.

" Eh, Gue inget. Tuh anak tadi pamit keluar tapi gak tau buat apa. " Ucap Niko mengingat sesuatu.

" Ah, *****ir Loe, kenapa gak bilang dari tadi." umpat Leon. Niko menggaruk tengkuknya serba salah. Siapa cwoknya siapa yang disalahin?

" Terus udah lama? " Tanya Leon.

" Ya udah lumayan, dari tadi." Ucap Niko.

Leon mengusap wajahnya kasar.

" Reseh Loe." Ucap Leon kesal, kemudian berlari keluar gedung.

Tasya dan Clara yang melihat Leon berlari keluar gedung, heran.

" Kenapa tuh anak? " Tanya Clara pada Tasya.

Tasya mengangkat bahu tidak mengerti, kemudian Gadis itu mendekati Niko.

" Leon kenapa? " Tanya Tasya.

" Nyari Aila. " Ucap Niko.

" Lho, emang Aila kemana?"

" Gak tau gue, keluar dari tadi gak balik lagi. Gue kira Leon tau.." Ucap Niko.

Tasya mengernyitkan keningnya.

Ah, dari tadi mereka seperti melupakan keberadaan Aila karena asik reuni. Tiba tiba saja perasaanya gak enak sama Aila.

*************

Leon berlari kesana kemari mencari Aila. Terlihat dengan jelas wajah Pria tersebut sangat panik.

Ia yakin sudah menyusuri setiap jengkal gedung ini, tapi Aila tidak ada dimana mana.

Lagi lagi pria itu mengacak rambutnya kesal.

Ah, kan bisa telepon? kenapa gak terpikirkan olehnya?

Leon segera mengambil gawainya mencari kontak Aila, kemudian menekan tombol call disana.

Tuuuut. Tuuut. Tuuuut.

Tidak diangkat. Pria itu mencoba sekali lagi. tidak juga diangkat.

Leon kemudian keluar dari gedung arena basket, ternyata diluar sedang hujan deras.

Matanya menyapu setiap jengkal halaman gedung. Nihil.

Cukup ! ia benar benar panik sekarang.

Leon memutar tubuhnya, Lelaki itu berlari kesamping gedung. disana ada taman kecil dengan sebuah gazebo disana.

Leon menarik napas lega, ketika netranya menangkap sosok Aila, gadis yang membuatnya hampir mati karena khawatir.

Ya, Aila sedang duduk disana, di sebuah gazebo kecil seorang diri.

Gadis itu tengah melamun, menatap kosong kearah derasnya hujan didepannya. Entah Apa yang sedang dipikirkanya. Tatapan gadis itu begitu sendu.

Leon berjalan mendekat, namun kedatanganya sepertinya tidak berhasil mengusik lamunan gadis itu.

Tiba tiba semua bongkahan es dihatinya mencair, ketika menyaksikan keadaan gadisnya itu. Sepatu ketsnya sudah basah hingga separuh roknya, sedang satu tanganya sedang memegang balon berwarna merah muda. Terlihat jelas bibirnya membiru karena kedinginan. Sejak kapan ia disana?

Tetiba saja, satu ruang di hati Leon terasa sakit. Entah karena apa.

" Loe emang **** Leon. " Makinya pada diri sendiri.

Leon berusaha menetralkan perasaanya, kemudian melangkah mendekati Aila. gadis yang sedang duduk didepanya itu menoleh kearahnya. Terlihat diam untuk sesaat ketika netra mereka bertemu. Namun semenit kemudian gadisnya itu tersenyum.

" Maaf. Aila ingin kembali, tapi hujan ini begitu deras. " Ucapnya sembari menunduk.

Leon tau ada yang sedang Aila sembunyikan dibalik senyumnya itu. Pria itu kemudian berjongkok menatap lekat gadis didepanya itu.

" Mau pulang, hem ? " Ucap Leon lembut.

" Apa sudah selesai? "

" Itu tidak penting sekarang, bajumu basah. Kau bisa sakit. "

Aila diam.

Please jangan lagi, jangan peduli dengan keadaanku !

" Ayo pulang. "

Aila mengangguk, gadis itu meraih gawainya kemudian berdiri.

Leon meraih tangan Aila, menggenggamnya erat.

" Aaakh ! " Gadis itu terpekik pelan, sembari menarik tanganya.

Leon kaget dan mengerutkan dahinya.

" Kenapa? "

Aila menggeleng, sembari menyembunyikan tanganya kebelakang.

" Tidak papa. "

Leon memicingkan matanya, tidak percaya. Pria itu kemudian meraih paksa tangan Aila. Matanya membulat melihat jari jari Aila membiru penuh luka. Ada darah disalah satu sudut kukunya.

" Kenapa?! " Tanya Leon dengan nada bariton.

Aila tergagap.

" Hanya terjatuh. "

Leon Diam, tanganya terkepal menahan emosi.

Aaaaaaakhh! cukup! Leon paling benci dengan gadis yang suka berpura pura.

" Kamu ngilang gitu aja, gak kembali dan sekarang jarimu jadi kayak gini terus kamu bilang hanya terjatuh? mana ada terjatuh cuma jarinya doang yang terluka. Kenapa hem?! " Tanya Leon marah.

Aila menundukkan wajahnya diam.

Kenapa begitu peduli aku terluka atau tidak? jika dia tau Hp pemberianya retak, pasti akan lebih marah. Sebenarnya apa artinya aku baginya?

" Kenapa?! " Bentak Leon.

Aila tergagap kaget. Buru buru gadis itu menunduk.

Terlihat buliran bening menetes dari kedua sudut matanya, Namun dengan cepat gadis itu mengusap kasar pipinya dengan punggung tangan.

Ah, sial. Kenapa malah nangis?

Leon kaget, Lelaki itu bingung harus berbuat apa. Ia mengacak rambutnya kesal, kemudian mengendong paksa Aila menuju mobil. Gadis itu diam tidak berontak.

Aila menyembunyikan wajahnya di antara ceruk leher Leon, gadis itu terisak disana.

Ketika hendak menuju mobil, mereka bertemu dengan Tasya, Clara dan Niko. Sepertinya mereka sengaja menyusul karena khawatir.

Melihat Leon menggendong Aila dengan wajah merah padam membuat mereka heran.

" Kenapa Dia? " Tanya Niko melihat kearah Aila.

" Lagi gak enak badan. Gue pulang dulu. " Jawab Leon sembari melangkah meninggalkan wajah keheranan ketiga temanya.

" So sweet banget ya mereka? " Ucap Clara.

" Ya, Sepertinya Leon serius kali ini. " Ucap Tasya.

Clara tersenyum masam.

" Gue jadi penasaran sama tuh cewek, udah bisa ambil hati Leon. Gue aja yang sejak kecil ada didepan matanya gak dilirik sama sekali. " Ucap Clara mencoba tersenyum.

Tasya dan Niko diam. Mereka tau Clara menyukai Leon sejak mereka remaja. Tapi entah kenapa, Leon seperti pura pura tidak tau. Pria itu

bahkan sering membawa wanita malamnya didepan Clara ketika mereka nongkrong. Seperti ingin menegaskan tentang perasaannya.

Mereka kemudian terdiam. Tidak ada pembicaraan sama sekali diantara ketiganya hingga hujan reda.

Ah! mengapa memahami cinta terasa begitu sulit bagi mereka?

Bersambung.....

Maaaaaakk, jangan minta lebih panjang dari ini ya? ini sudah 2000 kata lebih maaak, hiks hiks hiks...

Sedang kalian koment cuma naxt next, yang panjanf napa? we janji deh yang koment paling panjang bakal we jadiin nama tokoh baru selanjutnya.

Ok happy reading semua🌹🌹🌹

Terpopuler

Comments

mama De

mama De

athor cerita mu bagus bget tp lion jgn galak galak bgt kasihan aila. ♥️♥️♥️♥️♥️

2023-03-01

1

Arini Setiarini

Arini Setiarini

keren Thor...panjang banget di tiap.partnya...puas bacanya

2023-01-24

0

Parwati amiin Parwati

Parwati amiin Parwati

💞👍👍👍

2022-11-06

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 98 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!